PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENULISAN BATASAN MASALAH METODE PENYELESAIAN MASALAH

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Karakteristik aerodinamis aliran suatu benda sangat dipengaruhi oleh kondisi streamline body. Body yang tidak streamline akan menghasilkan gaya drag yang sangat besar sehingga dapat mengurangi efisiensi kerja. Sedangkan body-body yang streamline maka menjadikan karakteristik aerodinamis yang lebih baik yaitu dengan berkurangnya nilai drag. Berangkat dari sini maka sudut kemiringan suatu body sangat mempengaruhi pola aliran pada bentuk suatu mobil. Diperkirakan dengan memodifikasi bentuk kemiringan kaca belakang mobil akan diperoleh karakteristik aerodinamis yang lebih baik. Untuk mengetahui seberapa besar dampak kemiringan kaca belakang suatu mobil terhadap kompleksitas aliran maka dilakukan suatu penelitian.

1.3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Menentukan nilai koefisien tahanan dari model kendaraan jenis sedan. 2. Mengetahui pengaruh kemiringan sudut kaca belakang mobil dengan koefisien tahanan kendaraan.

1.4. BATASAN MASALAH

Analisa numerik dalam tugas akhir menggunakan software FLUENT 6.3.26. sebagai validasi dari data yang diperoleh adalah dari literatur. Sebagai batasan dalam pembahasan tugas akhir ini adalah: 1. Jenis mobil sedan yang dipilih sebagai model dasar geometri adalah BMW seri 320i produksi tahun 2010. 2. Simulasi dilakukan pada model BMW seri 320i tanpa roda, kaca spion dan wiper. 3. Simulasi dilakukan dengan variasi sudut kaca belakang mobil. 4. Simulasi dilakukan pada jenis aliran steady.

1.5. METODE PENYELESAIAN MASALAH

Pada tugas akhir ini untuk menghitung koefisien tahanan dari kendaraan jenis sedan menggunakan solusi numerik. Proses simulasi dengan menggunakan software FLUENT 6.3.26. Permodelan geometry dan input meshing dengan menggunakan Gambit 2.3.1.6. Model viskos viscous model yang digunakan adalah k-ω SST. Nilai koefisien tahanan yang diperoleh dibandingkan dengan koefisien tahanan dari pengujian pabrikan sendiri. Variasi dari sudut kaca belakang mobil juga menjadi pembanding terhadap nilai koefisien tahanan yang diperoleh.

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN