50
1. Belanja Pegawai:
Membatasi pengeluaran honorariumUpah dalam melaksanakan program dan kegiatan Pemerintah Daerah dengan diterapkannya standar analisis belanja
tahunan.
2. Belanja Barang dan Jasa:
Melakukan pengetatan belanja untuk belanja yang digunakan untuk pengeluaranpembelianpangadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari
12 bulan.
3. Belanja Modal.
Memberikan prioritas
kepada kegiatan
pembelianpengadaan atau
pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan, untuk kemudian dicatat dalam neraca daerah.
Sehubungan dengan gambaran umum tentang pola-pola belanja dimaksud, maka dalam rangka penyusunan R-APBD tahun anggaran 2010
–2015, Pemerintah Kabupaten Maros mengambil kebijakan sebagai berikut:
a. Mendorong terciptanya APBD yang semakin sehat. Ini harus diwujudkan melalui
penyehatan ratio alokasi antara Belanja Langsung dengan Belanja Tidak Langsung, terutama untuk menyehatkan ratio antara gaji dan upah dengan
belanja barang, jasa dan modal. Besaran belanja honor dan upah bagi tiap-tiap SKPD diupayakan agar berada dalam keseimbangan yang rasional dengan belanja
modal, barang dan jasa serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. b.
Menjamin dipertahankannya kesinambungan anggaran. Dalam rangka menjamin kesinambungan anggaran, setiap SKPD didorong untuk merumuskan perencanaan
program dengan penganggaran yang realistis dan wajar serta mengacu pada standar analisis belanja, dengan syarat sebagai berikut:
1 Sesuai dengan batas kewenangan dan urusan Pemda Kabupaten Maros,
sehingga dapat mencegah tumpang-tindih program dengan Provinsi dan Pusat;
2 Sesuai dengan batas tugas pokok dan fungsi setiap SKPD, sehingga dapat
mencegah tumpang-tindih program antar SKPD; 3
Setiap SKPD diharapkan dapat menentukan jenis dan lokasi pelaksanaan kegiatan serta kelompok sasaran, dengan mengutamakan pelayanan umum
bagi kelompok sasaran yang paling membutuhkan program pemerintah
51
daerah. c.
Memberikan prioritas yang lebih tinggi bagi program yang menunjang upaya pencapaian Visi dan Misi Daerah, seperti antara lain:
1 Penataan ruang wilayah, dalam rangka penentukan fungsi-fungsi sub-bagian
wilayah Kabupaten sesuai dengan peruntukan dan keunikan lokasi geografisnya;
2 Penyusunan rencana Umum Sistem Transportasi Kabupaten, yang mencakup
gambaran umum tentang sistem jaringan jalan, model transportasi, lokasi dan jenis terminal yang diperlukan serta pengetatan persyaratan penciptaan
trayek baru dalam rangka keseimbangan pelayanan umum bidang transportasi;
3 Pembangunan baru serta perbaikan, penunjangan dan pemeliharaan berkala
dan rutin setiap ruas jalan, jembatan dan gorong sesuai dengan usia pakai yang layak;
4 Revitalisasi bagian wilayah Kabupaten, terutama perkampungan dan
pemukiman kumuh dalam rangka penciptaan estetika lingkungan Kabupaten; 5
Pelayanan umum bidang kesehatan, terutama untuk meningkatkan layanan dan akses kesehatan kepada masyarakat kurang mampu;
6 Pelayanan umum bidang pendidikan, terutama bagi kelompok masyarakat
kurang mampu, siswa dan guru berprestasi; 7
Menggalakkan kembali Program KB dalam rangka menyehatkan kehidupan keluarga dengan pola keluarga kecil sehat dan bahagia;
8 Meningkatkan peran kaum perempuan melalui berbagai jenis kegiatan
pemberdayaan, penyuluhan dan pembentukan Komisi Perlindungan Perempuan;
9 Pemberdayaan koperasi sebagai sokoguru perekonomian Kabupaten,
terutama dengan memberikan prioritas pada jenis kegiatan yang dapat menghubungkan koperasi dengan sumber permodalan dan pasar alternatif;
10 Peningkatan Pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan, dalam rangka
mendorong tumbuhnya sektor pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan dan perkebunan yang spesifik daerah;
11 Mengurangi kecenderungan dan tradisi pemberian sumbangan atau bantuan
yang tidak bermanfaat. Pemberian bantuan yang tidak tepat sasaran akan segera ditinjau ulang.
52
Untuk mendukung keabsahan dari kebijakan penyehatan belanja, terlampir data tentang proyeksi Pendapatan Daerah, sehingga setiap SKPD dan masyarakat
dapat memahami kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Maros dalam pengalokasian anggaran tahunan.
3.5. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN PEMBIAYAAN