KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN PENDAPATAN

48

3.3. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN PENDAPATAN

Proyeksi penerimaan pendapatan selama 5 tahun kedepan diperkirakan untuk tiap tahunnya akan mengalami peningkatan sekitar 10-15 persen. Untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan daerah dilakukan melalui penerapan kebijakan pendapatan, antara lain sebagai berikut: 1. Intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pajak dan retribusi daerah, dengan tetap berpedoman pada prinsip keadilan dan menghindarkan pemungutan pajak berganda. Ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Pemutakhiran data tentang potensi dan data pendukung sebagai dasar penghitungan Bagi Hasil Dana Perimbangan; b. Koordinasi pemutakhiran data tentang kepemilikan dan mutasi kendaraan bermotor dalam rangka peningkatan bagian perolehan pajak kendaraan bermotor; c. Koordinasi pemutakhiran data tentang tata guna lahan dan bangunan dalam rangka peningkatan bagian Kabupaten dari PBB; d. Intensifikasi dan optimalisasi penagihan pajak dan retribusi daerah. 2. Mengoptimalkan pengelolaan Badan-badan Usaha Milik Daerah agar menghasilkan penerimaan yang terus meningkat; 3. Menciptakan kegiatan yang berorientasi pada terciptanya peningkatan sumber-sumber penerimaan baru; 4. Memberikan bimbingan teknis pengelolaan sumber-sumber pendapatan kepada aparatur penerimaan; 5. Meningkatkan pelaksanaan pengawasan yang berkesinambungan terhadap sumber-sumber pendapatan; 6. Perbaikan atau pengelolaan sistem dan prosedur pengelolaan pelayanan umum. 7. Menerapkan norma dan prinsip anggaran yang berbasis kinerja, dengan memberikan penekanan pada aspek-aspek: a. Transparansi dan akuntabilitas, yang merupakan persyaratan utama untuk menciptakan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggungjawab, sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 49 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Untuk dapat menilai kinerja dan tanggungjawab pemerintah daerah dalam mensejahterakan masyarakat, maka APBD harus menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari pelaksanaan setiap program dan kegiatan yang ditampung dalam APBD tahunan; b. Disiplin anggaran, di mana struktur dan penekanan alokasi anggaran harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat tanpa meninggalkan kesinambungan penyelenggaran pemerintahan era sebelumnya, pembangunan dan pelayanan umum. Karena itu, anggaran harus disusun berdasarkan azas efisiensi, tepat guna, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan; c. Keadilan anggaran, yakni norma yang mewajibkan APBD disusun demi kepentingan pelayanan umum tanpa diskriminasi; d. Efesiensi dan efektivitas anggaran, yakni norma yang mewajibkan anggaran dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghasilkan kesejahteraan dan meningkatkan laju pertumbuhan.

3.4. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN BELANJA.