1
Dian Fitriyanti, 2014 PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak pernah bisa lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan. Karena pendidikan berfungsi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahapan
perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai
dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Phil
ip H. Phenix 1964 menegaskan “
since education is means of helping human beings to become what they can and should become, the educator
needs to understand human nature. He needs to understand people in their actualilies, in their possibilities, and in their idealities. He must also know
how to fo
ster desirable changes in them.” Rasyidin, et al, 2010
Seperti apa yang dikatakan oleh Philip H. Phenix bahwa pengetahuan siswa sangat bergantung kepada bagaimana cara seorang guru mengajar.
Pengetahuan siswa dapat dibangun ketika seorang guru mampu mengajarkan siswanya dengan baik, dengan menggunakan inovasi-inovasi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut vygotsky siswa akan mengkontruksi pengetahuan melalui
interaksi pengajaran dan sosial dengan orang dewasa pendidik, dengan catatan orang dewasa itu menjembatani arti dengan bahasa dan tanda atau
simbol untuk kemudian siswa akan tumbuh dengan pemikiran yang verbal. Samatowa, 2010.
Dengan kata lain guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk membantu
siswa menemukan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman siswa itu sendiri. Oleh karena itu, pendidik sepatutnya memahami dunia siswa, agar
suasana pembelajaran bermakna bagi siswa, proses pembalajaran dikelas sangat penting untuk menunjang motivasi dan potensi siswa dalam kelas.
Dian Fitriyanti, 2014 PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
IPA sebagai salah satu mata pelajaraan yang diwajibkan di sekolah dasar SD, memiliki peranan yang cukup penting dalam rangka mempersiapkan
siswa untuk memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap. Menurut Semiawan 2008, hlm. 103 pembelajaran IPA harus mencangkup semua aspek
pengetahuan yang dihasilkan oleh aplikasi metode saintifik, bukan saja fakta dan konsep tetapi juga sebagai variasi aplikasi pengetahuan dan prosesnya.
Sebagaimana dengan tujuan IPA di SD menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP dalam Djojomardiro, 2006, hlm. 2 diantaranya :
a Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran tuhan yang maha esa berdasarkan keberadaan keindahan dan keteraturan alam ciptaanya, b
mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapar diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, c mengembangkan rasa ingintahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat, d melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan keterampilan berfikir bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, e
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam f meningkatkan
pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan kejenjeang selanjutnya
Memperhatikan tujuan yang terkandung dalam pembelajaran IPA maka pencapaiannya perlu didukung oleh suatu bentuk pelaksanaan pembelajaran
yang memungkinkan siswa berkegiatan secara menyenangkan, menantang dan bermakna melalui aktivitas bertanya jawab dengan guru atau siswa lainnya,
pengamatan atau penyelidikan, pembuktian melalui percobaan serta menyelesaikan masalah melalui kerja kelompok, sehingga peserta didik
memiliki keterampilan yang diharapkan dalam tujuan tersebut. Tetapi kenyataan berbeda dari yang seharusnya, penulis mengadakan
observasi menggunakan metode wawancara guru kelas IV dan melihat proses pembelajaran di dalam kelas mengenai masalah-masalah dalam proses
pembelajaran di kelas khususnya pembelajaran IPA. Menurut hasil observasi yang saya lakukan tidak adanya inovasi dalam proses pembelajaran dikelas
membuat pembelajaran dikelas monoton, siswa juga terlihat tidak bersemangat di dalam kelas. pusat perhatian didalam kelas masih terpusat pada guru, dan
Dian Fitriyanti, 2014 PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sumber materi masih terpusat di buku mata pelajaran. Pembelajaran yang berlasung masih menggunakan pembelajaran tipe konvensional pembelajaran
satu arah. Guru kurang memberikan inovasi dalam pembelajaran IPA dikelas, sehingga siswa tidak memiliki motivasi belajar dikelas dan siswa cindrung
lebih pasif. Proses pembelajaran dikelas tidak membuat siswa antusias untuk menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, motivasi siswa untuk
membangun pengetahuan mereka sendiri, memahami makna materi pelajaran dan mengkaitkan pengetahuan mereka dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Dalam pembelajaran IPA, materi atau konsep IPA yang diberikan berdasarkan satu sumber belajar yaitu buku paket, hal itu yang dilakukan guru
untuk memenuhi aspek kognitif siswa dan setelah itu siswa hanya diminta untu merangkum materi yang ada dibuku sumber. Menurut pendapat guru yang
bersangkutan, hal ini dirasa efektif karena buku-buku yang siswa dapatkan dari Bantuan Oprasional Sekolah BOS tidak dapat dibawa pulang oleh siswa,
untuk itu guru menyuruh siswa merangkum apa yang ada di dalam buku, kemudian siswa dapat menghapal konsep yang telah siswa rangkum di rumah
untuk menunjang pembelajaran berikutnya. Tidak hanya itu waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan tugas, mendengarkan
ceramah dan mengisi latihan-latihan yang ada di dalam buku paket. Berdasarkan metode yang digunakan guru dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses sains siswa sangat lemah. Guru hanya mementingkan hasil yang siswa peroleh tanpa melihat prosesnya. Terbukti data yang peneliti
dapatkan adalah hasil belajar siswa berupa kognitif saja, sedangkan didalam pembelajaran IPA tidak hanya hasil belajar melainkan keterampilan proses
sains juga diperhitungkan. Dengan demikian menggunakan pembelajaran konvensional, tidak efektif
untuk mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV di SDN 3 Cikidang. Dengan melihat banyaknya permasalahan yang ada di SDN 3 Cikidang pada siswa
kelas IV, peneliti berencana mengambil permasalah yang berkaitan dengan keterampilan proses sains siswa.
Dian Fitriyanti, 2014 PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Keterampilan proses ini berbeda dengan konvensional, didalam strategi belajar konvensional, guru hanya memberikan materi pelajaran yang
berfokus kepada pemberian konsep-konsep informasi, dan fakta sebanyak- banyaknya kepada siswa, hanya terpatok dengan satu sumber belajar,
sedangkan keterampilan proses pada hakekatnya adalah pengelolaan pembelajaran yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif
dalam proses memperoleh hasil belajar Nyimas Aisyah, 2012, hlm. 3.
Dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA, dari pada siswa
hanya disuruh untuk merangkum buku paket, dan guru hanya memberikan materi pelajaran sehingga siswa jadi sulit bertanya karena fokusya terdapat
pada buku pelajaran, apalagi pada materi energi, materi energi tidak akan tersampaikan dengan baik apabila hanya dengan ceramah dari guru kelas atau
hanya dengan merangkum. Siswa dapat mengerti materi yang diajarkan jika adanya keterampilan proses yang siswa lakukan seperti mengamati kegiatan
yang berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan. Banyak cara untuk meningkatkan keterampilan proses sains, tetapi peneliti
mengambil model
collaborative teamwork learning
berdasarkan penelitian darmayanti pada jurnal pengaruh model
collaborative teamwork learning
terhadap keterampilan proses sains dan pemahaman konsep ditinjau dari gaya
kognitif. Dalam jurnal tersebut keterampilan proses dapat ditingkatkan melalui
model
collaborative teamwork learning
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran ini bertujuan agar siswa bekerja dalam satu
tim bersama-sama belajar dan memecahkan suatu permasalahan di mana semua siswa saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap
pencapaian hasil belajar secara tim. Dengan model
collaborative teamwork learning
siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya dan terdorong untuk menentukan konsep-konsep baru, dapat melatih siswa
untuk berfikir lebih kritis, dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran tidak hanya itu membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan tidak membosankan
karena siswa berperan aktif dalam pembelajaran, dapat menumbuhkan kerjasama antar siswa didalam kelas, siswa menjadi bergairah dalam belajar
Dian Fitriyanti, 2014 PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
didalam kelas, pembelajaran pun terintegrasi, pengetahuan tidak hanya di dapat dari buku paket.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Penerapan model
collaborative teamwork learning
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran IPA materi Energi
”.
B. Rumusan Masalah Penelitian