Dari kenyataan tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah praktek dari berbagai Undang-Undang tersebut dapat
menumbuhkan pola hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan hubungan antara propinsi dengan
Pemerintah KabupatenKota dalam konteks spirit Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesemuanya itu tergantung bagaimana
Pemerintah Pusat mempraktekkan hubungan pusat–daerah. Untuk tingkat hubungan propinsi dan kabupatenkota, tergantung letak
otonomi, seperti Undang-Undang 22 Tahun 1999 dan Undang- Undang No. 32 Tahun 2004, otonomi pada kabupatenkota,
sedangkan propinsi mengurus kewenangan lintas kabupatenkota. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan interdisipliner, yaitu penelitian hukum yang didukung dengan penelitian non hukum. Mengkaji hukum yang didukung
oleh ilmu non hukum, seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya dalam rangka menemukan prinsip, makna, hakekat dan pola
hubungan pusat-daerah, hubungan propinsi dan kabupatenkota.
1.5 Ruang Lingkup Kegiatan
1 Pengumpulan data pendahuluan dan peninjauan aspek
hukum terkait dengan penelitian yang dilakukan.
6
2 Observasi lapangan dan mengadakan audensi dengan pihak
manajemen PT. Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Bali sesuai dengan sasaran penelitian yang telah ditetapkan.
3 Mengindentifikasi, menginvetarisir dan menganalisis data
yang diperoleh. 4
Melakukan Focus Discussion Group dengan pemangku kebijakan stakeholders, yaitu anggota Dewan Perwakilan
Daerah yang berasal dari Bali, Pemerintah Daerah Bali, anggota DPRD Bali, Pemerintah Daerah Kabupaten Badung,
anggota DPRD Kabupaten Badung, dan pihak PT. Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai.
5 Menyelesaikan seluruh laporan yang harus disusun dan
diserahkan. 6
Melakukan seminar hasil penelitian.
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Laporan Pendahuluan terdiri dari lima Bab meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, lingkup kegiatan, serta sistematika
penyajian.
7
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Menguraikan gambaran umum wilayah penelitian yang terdiri dari letak geografis dan batas wilayah, kependudukan,
kawasan pariwisata dan objek serta daya tarik wisata khusus, sektor pariwisata dan pemerataan hasil pembangunan, dan ketimpangan
kapasitas fiskal antar kabupatenkota.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dibahas mengenai konsep letak titik berat otonomi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan
Pasal 18 Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia 1945, implikasi titik berat otonomi iiletakkan pada propinsi, konsep
bentuk hukumkebijakan agar Pemerintah Daerah Bali mendapat bagian sumber penerimaan pembangunan dari Bandara Ngurah Rai
Bali, serta aspek ekonomi dan keuangan.
BAB IV PENUTUP
Pada Bab ini diuraikan mengenai simpulan berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, disertai dengan saran dan rekomendasi
untuk kebijakan.
8
BAB II GAMBARAN UMUM PROPINSI BALI
2.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah
Provinsi Bali dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 64, Tahun 1958. Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau, yaitu Pulau
Bali sebagai pulau terbesar dan beberapa pulau kecil, seperti Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, Pulau
Serangan, dan Pulau Menjangan. Secara geografis Provinsi Bali terletak pada posisi 08
o
--03
’
40
”---
08
o
50
’
48
”
Lintang Selatan dan 114
o
25’23”–- 15
o
42
’
40
”
Bujur Timur. Batas-batas wilayah Provinsi Bali Gambar 2.1 adalah:
• Sebelah utara Laut Bali,
• Sebelah timur Selat Lombok,
• Sebelah selatan Samudra Indonesia
• Sebelah barat Selat Bali
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km
2
atau 0,29 luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Propinsi Bali
terbagi atas 9 kabupatenkota, 59 kecamatan, dan 714 desakelurahan. Adapun nama kabupatenkota dan luas wilayah
tiap-tiap kabupaten disajikan pada Tabel 2.1.
9
Gambar 2.1
P. Nusa Penida P. Lembongan
P. Ceningan P. Menjangan
P. Serangan
S A M U D E R A I N D O N E S I A S
E L
A T
B A
L I
L A U T B
A L I
S E
L A
T L
O M
B O
K
S E L A T B
A D U N G
KABUPATEN BULELENG
KABUPAT EN T ABANAN KABUPATEN JEMBRANA
KABUPAT EN KARANGASEM KABUPAT EN
BAN GLI
KABUPAT EN BADUN G
KABUPAT EN GIANYAR
KABUPATEN KLUNGKUNG KOTA
DENPASAR
N E
W S
10 10 KM
BAL I
Peta dan Letak Geografis Propinsi Bali Tabel 2.1.
Luas Wilayah Menurut KabupatenKota, Jumlah Kecamatan, Jumlah DesaKelurahan di Propinsi Bali, Tahun 2009
No KabupatenKota Luas Wilayah
km
2
Jumlah Kecamatan
Jumlah Desa
1 Jembrana 841,80
5 51
2 Tabanan 839,33
10 131
3 Badung 418,52
6 62
4 Gianyar 368,00
7 70
5 Klungkung 315,00
4 59
6 Bangli 520,81
4 72
7 Karangasem 839,54
8 78
8 Buleleng 1.365,88
9 148
9 Denpasar 127,78
4 43
Jumlah 5.636,66
57 714
Sumber: Bali Dalam Angka 2009
10
2.2 Kependudukan