Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

xvi

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi dan Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan dua hal yang mempunyai arti yang berbeda, tetapi mempunyai suatu tujuan yang sama yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang selamat dan sehat. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja dan bahan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara mel akukan pekerjaaan Suma’mur,1996. Sedangkan yang dimaksud kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatankedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerjamasyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setingi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun social dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit ataupun ganguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaaan dan lingkungan kerja, serta terhad ap penyakit umum Suma’mur, 2009. Namun, ada salah seorang pakar mengatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dalam satu kesatuan pengartian, meskipun dari berbagai dari sudut pandang yang berbeda yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 secara filosofi didefinisikan sebagai upaya pemikiran untuk 5 xvii menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah diri manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya beserta hasil karnyanya dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Secara keilmuan, K3 didefinisikan sebagai ilmu dan penerapannya secara teknis dan teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Dan dari sudut pandang ilmu hukum, K3 didefinisikan sebagai suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam keadaan sehat dan selamat serta sumber – sumber porses produksi dapat dijalankan secara aman, efisien, dan produktif Tarwaka, 2008. Gambaran ringkas sejarah perkembangan K3 mulai dari kemunculan sampai dengan masuk dan digunakan di negara kita menurut Tarwaka 2008 adalah sebagai berikut : 1 Sekitar tahun 1700 sebelum masehi, Raja Hamurabi dari kerajaan Babylonia dalam kitab undang – undangnya, salah satu pasalnya menyatakan bahwa “Bila seorang ahli bangunan membuat rumah untuk seseorang dan pembuatan tilaksanakan dengan baik, sehingga rumah itu roboh dan menimpa pemilik rumah hingga mati, maka ahli bangunan tersebut dibunuh”. 2 Pada zaman Mozai lebih kurang 5 abad setelah Raja Hamurabi, dalam undang-undangnya dinyataka n bahwa “Ahli bangunan bertanggung xviii jawab atas keselamatan para pelaksana dan pekerjanya, dengan menetapkan pagar pengaman pada setiap sisi luar dari atap rumah”. 3 Sekitar tahun 80 sesudah masehi, Plinius mensyaratkan pekerja tambang harus memakai tutup hidung karena banyaknya debu di lokasi tambang. 4 Pada tahun 1450 Masehi, Dominico Fontana yang saat itu diserahi tugas penting membangun obelisk selalu mensyaratkan pegawainya memakai topi baja untuk melindungi kepalanya. 5 Sejak revolusi industri di negara Inggris Raya, banyak terjadi kasus kecelakaan, para pengusaha pada waktu itu berpendapat hal tersebut merupakan bagian risiko pekerjaan yang harus ditanggung tenaga kerja. Namun, kemudian tindakan tersebut dianggap tidak manusiawi, sehingga diambillah langkah mengatasi masalah tersebut dnegan cara memberikan perawatan kepada para korban dengan motif perikemanusiaan semata. 6 Pada tahun 1931, Heinrich H.W mempelopori dan memperkenalkan prinsip-prinsip mendasar bagi program keselamatan kerja melalui bukunya “Industrial Accident Prevention”. 7 Pada tahun 1970, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 8 Pada tahun 1991, Amerika Serikat memberlakukan undang-undang Work’s Compensation Law yang menandai permulaan usaha pencegahan kecelakaan kerja yang lebih terarah. Sementara itu, pemerintah Indonesia pada tahun 1992 mengeluarkan undang-undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja akibat xix peristiwa yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan kejadian meninggal dunia Tarwaka, 2008. 2. Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional BK3N Pelaksanaan K3 tidak hanya merupakan tanggung jawab Pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak, khususnya masyarakat industri. Dengan demikian semua pihak terkait berkewajiban untuk berperan aktif sesuai fungsi dan kewenangannya untuk melakukan berbagai upaya dibidang K3 secara terus menerus dan berkesinambungan serta menjadikan K3 sebagai bagian dari budaya kerja disetiap kegiatan, sehingga dapat mencegah kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja PAK. Agar pelaksanaan K3 dapat mencapai hasil yang optimal harus didukung oleh sumber daya manusia dibidang K3 yang berkualitas. Guna mendukung terlaksananya K3 di Indonesia secara seragam dan serentak dalam rangka menjamin keselamatan tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja, pengoperasian peralatan produksi secara aman dan efisien serta memperlancar proses produksi, maka sangatlah strategis bilamana dalam bulan K3 ini seluruh masyarakat untuk diberdayakan. Sejak tahun 1984 dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep. 13MEN1984 tentang Pola Kampanye Nasional K3 hingga tahun 1992, pemerintah bersama-sama pemangku kepentingan telah melakukan upaya yang intensif untuk memasyarakatkan K3 melalui Kampanye Nasional K3 selama 1 satu bulan dimulai tanggal 12 Januari sampai dengan 12 Februari yang selanjutnya dikenal dengan Bulan K3 xx Nasional. Sejak tahun 1993 hingga tahun 2008 Kampanye Nasional K3 diubah menjadi Gerakan Nasional Membudayakan K3 dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 463MEN1993 dikenal dengan Bulan K3 Nasional. Pada tahun 2009, Gerakan Nasional Membudayakan K3 diubah strateginya yang diwujudkan dalam “Gerakan Efektif Masyarakat Membudayakan K3 GEMA DAYA K3” dan dicanangkan pada mulainya pelaksanaan Bulan K3 Nasional tanggal 12 Januari 2009. GEMA DAYA K3 ini merupakan gerakan berkelanjutan yang dilaksanakan secara terus menerus sepanjang tahun seiring dengan berlangsungnya proses produksi di tempat kerja perusahaan. Tahun 2010 adalah momentum yang tepat untuk lebih meningkatkan K3 menjadi budaya di tempat kerja dan menjadikan masyarakat Indonesia berbudaya K3, karena bertepatan 100 tahun diterapkan Peraturan Keselamatan Kerja di Indonesia oleh pemerintahan Belanda dengan memberlakukan Veiligheidsdreglement 1910 dan bertepatan 40 tahun Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, maka melalui GEMA DAYA K3 diharapkan seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat umum maupun industri, para cendikiawan, organisasi profesi, asosiasi dan lain-lain dapat termotivasi untuk berperan aktif dalam peningkatan pemasyarakatan K3 sehingga tercipta pelaksanaan K3 secara mandiri dan dapat mendukung pencapaian”Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2015”. Dengan demikian tujuan K3 dalam menciptakan tempat kerja yang xxi aman, nyaman, sehat menuju nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna peningkatan produksi dan produktivitas nasional dapat segera terwujud. GEMA DAYA K3 merupakan strategi dalam menyukseskan Gerakan Nasional Pembudayaan K3 yang ditujukan pada peningkatan peran aktif dan potensi masyarakat untuk mewujudkan budaya K3 di setiap tempat kerja. Dalam hal ini Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah KabupatenKota sebagai motivator GEMA DAYA K3, maka kegiatan GEMA DAYA K3 sebagai gerakan bersama-sama, menyeluruh, dan terpadu harus dilaksanakan dengan rasa tanggungjawab secara berjenjang sesuai dengan tata cara sistim pemerintahan saat ini. Untuk melaksanakan GEMA DAYA K3, Pemerintah KabupatenKota melalui kewenangannya agar mengatur dan mengurus pelaksanaan di wilayahnya. Sedangkan Pemerintah Provinsi mempunyai kewenangan melakukan koordinasi kegiatan dan mendistribusikan hasil kegiatan sebagai laporan kepada pemerintah. Pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI bersama dengan pemangku kepentingan menetapkan kebijakan dan program sebagai acuan, pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta menindaklanjuti untuk melaksanakan pembinaan secara nasional. Penyelenggaraan GEMA DAYA K3 pada pemerintah sektor tertentu, Menteri yang membidangi sektor yang bersangkutan dapat mengeluarkan petunjuk pelaksanaan yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh para pihak dilingkungan sektornya dari tingkat pusat sampai daerah. xxii 3. Petunjuk Pelaksanaan Peringatan BK3N a. Tujuan dan Sasaran 1 Tujuan a Meningkatkan kesadaran dan ketaatan pemenuhan norma K3. b Meningkatkan partisipasi semua pihak untuk optimalisasi pelaksanaan budaya K3 disetiap kegiatan usaha; c Terwujudnya budaya K3 masyarakat Indonesia. 2 Sasaran a Tingginya tingkat pemenuhan norma K3; b Meningkatnya jumlah perusahaan yang mendapatkan kecelakaan nihil; c Terwujudnya masyarakat yang berperilaku K3. b. Tema 1 Tema Pokok Tahunan a Tema Pokok Bulan K3 Nasional Tahun 2010 adalah : “ GELORAKAN GEMA DAYA K3 DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT” b Tema Pokok Bulan K3 Nasional Tahun 2011 “TINGKATKAN PELAKSANAAN GEMA DAYA K3 UNTUK MENDUKUNG DAYA SAING USAHA DALAM GLOBALISASI “ xxiii c Tema Pokok Bulan K3 Nasional Tahun 2012 “OPTIMALISASI PENERAPAN SMK3 UNTUK PEN INGKATAN MUTU KERJA DAN PRODUKTIVITAS” d Tema Pokok Bulan K3 Nasional Tahun 2013 “ BUDAYAKAN K3 DISETIAP KEGIATAN USAHA MENUJU MASYARAKAT INDUSTRI YANG SELAMAT, SEHAT DAN PRODUKTIF”. e Tema Pokok Bulan K3 Nasional Tahun 2014 “ WUJUDKAN BUDAYA K3 UNTUK MENJAMIN STABILITAS USAHA DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL” 2 Sub Tema Gubernur, Bupati dan Walikota dapat menetapkan Sub Tema Pelaksanaan Bulan K3 Nasional di daerahnya masing-masing sesuai issu, permasalahan dan kondisi K3 serta kebutuhan di wilayahnya. c. Organisasi Pelaksana Untuk melaksanakan Bulan K3 Nasional dengan berbagai kegiatannya yang akan menggerakkan masyarakat secara luas, maka perlu dibentuk Panitia Pelaksana dengan melibatkan berbagai unsur terkait sebagai berikut : 1 Panitia Pelaksana Nasional. Dibentuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dengan keanggotaan instansi lintas sektor, organisasi pengusaha, organisasi xxiv serikat pekerjaburuh, dan lembaga lembaga terkait lainnya pada tingkat nasional. 2 Panitia Pelaksana Pusat Dibentuk oleh Menteri yang bersangkutan atau KetuaKepala Lembaga Pemerintah Non Departemen LPND atau Direksi Badan Usaha Milik Negara BUMN dengan unsur terkait di lingkungan instansi masing-masing. 3 Panitia Pelaksana di Provinsi. Dibentuk oleh Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk dengan keanggotaan instansi lintas sektor, organisasi pengusaha, organisasi serikat pekerja buruh, lembaga-lembaga terkait pada tingkat provinsi. 4 Panitia Pelaksana di KabupatenKota. Dibentuk oleh BupatiWalikota atau Pejabat yang ditunjuk dengan keanggotaan instansi lintas sektor, organisasi pengusaha, organisasi serikat pekerjaburuh, lembaga-lembaga terkait pada tingkat kabupatenkota. 5 Panitia pelaksana di tingkat perusahaan Dibentuk oleh masing masing perusahaan dengan keanggotaan Satgas K3P2K3 sebagai motor penggerak pelaksanaan K3 di perusahaannya danatau perusahaan sekitarnya. xxv d. Pelaksanaan 1 Pelaksanaan dimulai tanggal 12 Januari sampai dengan 12 Februari pada setiap tahun dari Tahun 2010 - 2014. 2 Implementasi kegiatan K3 dalam Bulan K3 Nasional dapat dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan. 3 Bulan K3 Nasional diselenggarakan di tingkat pusat, provinsi, kabupatenkota sesuai dengan kondisi setempat dan diprioritaskan pada perusahaantempat kerja sector tertentu, maupun pada tempat tempat usaha masyarakat yang potensi bahayanya cukup tinggi. e. Program Program-program kegiatan Bulan K3 Nasional baik di tingkat pusat, provinsi, dan kabupatenkota, maupun perusahaan, meliputi : 1 Kegiatan yang bersifat strategis antara lain : a Pencanangan Bulan K3 Nasional. b Apel bendera Bulan K3 Nasional dilaksanakan pada setiap tahun dari tahun 2010 – 2014 pelaksanaannya dalam bulan Januari, tanggalnya disesuaikan dengan kondisi masingmasing. c Pemberian penghargaan K3. d Konvensi seminar lokakarya semiloka. e Pembentukan komitte investigasi kecelakaan kerja. f Dan lain-lain. 2 Kegiatan yang bersifat promotif antara lain : a Pemasangan bendera, spanduk, umbul-umbul, dan baliho K3. xxvi b Pameran K3. c Sosialisasi dan publikasi K3. d Aksi Sosial K3. e Cerdas cermat K3. f Dan lain-lain. 3 Kegiatan yang bersifat implementatif antara lain : a Penilaian penghargaan K3. b Audit SMK3. c Pembinaan dan pengujian lisensi K3 d Pemeriksaan danatau pengujian objek K3. e Penanganan kasus-kasus kecelakaan kerja. f Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja. g Pengukuran dan pengujian lingkungan kerja h Operasi tertib di bidang K3 pada sektor tertentu i Dan lain-lain. Kegiatan tersebut pada nomor 1 s.d. 3 dapat dilakukan seluruhnya atau sebagian atau dikembangkan sesuai dengan kondisi wilayah masing – masing. 4. Bentuk – Bentuk Pelaksanaan Peringatan BK3N Peringatan Bulan K3 Nasional merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab untuk mewujudkan budaya K3. Berbagai bentuk kegiatan dilangsungkan untuk memperingati bulan xxvii tersebut, mulai dari kegiatan yang bersifat strategis, promotif, maupun implementatif. Beberapa bentuk peringatan Bulan K3 Nasional dicontohkan oleh beberapa perusahaan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan menggelar berbagai kegiatan menarik bagi karyawan dan komunitas perusahaan, antara lain Safety Goes to School and Campus, Fire Fighting for Housewives and Maids, Cerdas Cermat K3 untuk Ibu-ibu PWT, Lomba Menulis Essai, Lomba Poster dan Fotografi, Donor Darah, Lomba Ketangkasan Mengoperasikan Forklift dan kendaraan kecil, Inspeksi Barak dan Ridgecamp, Inspeksi Limbah B3 serta kampanye penggunaan sabuk pengaman pada kendaraan kecil. Dalam kesempatan tersebut, panitia juga menyelenggarakan Bersih Kota dengan mengundang secara khusus Puteri Indonesia Lingkungan Hidup 2009 Zukhriatul Hafizah; Grand Final Pemilihan King Queen Safety; Pameran Alat Berat; Pameran K3, Bazaar Makanan Daerah dan Penandatanganan Deklarasi K3 oleh masyarakat umum. Sementara itu, di perusahaan lainnya, dilaksanakan serangkaian kegiatan dalam memperingati Bulan K3 Nasional, yaitu : 1 Penanaman Pohon 2 Konvensi Mutu 3 Presentasi Pakar The Campions Pada presentasi ini ditampilkan presentasi dari : Tim K3LH Teladan, UKM Binaan, presentasi tentang CDM Clean Development Mechanism xxviii yang berbicara tentang WHRG Waste Heat Recovery Power Generator dan presentasi dari motivator. 4 Sosialisasi K3. Sosialisasi K3 dilaksanakan untuk siswa SMP, SMUSMK dengan tema Tertib Berlalu Lintas, Home Safety. 5 Pemilihan Tim K3LH, Tempat Kerja dan Kontraktor Teladan. Pemilihan Tim K3LH dilakukan dengan melakukan penilaian dengan kriteria : Identifikasi bahaya, Penetapan dan Pengendalian Resiko, pelaksanaan Inspeksi berkala, rencana dan realisasi programtemuan inspeksi, tingkat kehadiran dalam safety meeting, konstribusi atasan terkait. Penilaian tempat kerja Teladan K3 dibagi kedalam 2 Kelompok penilaian yaitu : Area Operasional dan Area Non Operasional yang difokuskan kepada House Keeping Rate. Pemilihan kontraktor teladan K3, diikuti kontraktor dengan fokus penilaian meliputi: kepatuhan para kontraktor terhadap norma-norma K3 dan keikutsertaan dalam program Jamsostek bagi karyawannya. 6 Lomba Penanggulangan Kebakaran Lomba Penanggulangan Bahaya Kebakaran antar karyawan terdiri dari 2 Jenis cara Pemadaman api yaitu dengan APAR dan Hydrant. 7 Lomba Cerdas Cermat dan Lomba Poster K3LH xxix

B. Kerangka Pemikiran