PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT DANLIRIS SUKOHARJO

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT DANLIRIS SUKOHARJO

Penulisan Hukum (Skripsi)

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : Putri Ardiningtyas NIM. E0008208 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

commit to user

PERNYATAAN

Nama

: Putri Ardiningtyas

NIM

: E0008208

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:

“PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT DANLIRIS

SUKOHARJO” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 16 Juli 2012 Yang membuat pernyataan,

Putri Ardiningtyas NIM. E0008208

commit to user

ABSTRAK

Putri Ardiningtyas, E 0008208, 2008, PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT DANLIRIS SUKOHARJO, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan PT Danliris Sukoharjo dalam melindungi tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta upaya-upaya yang dilakukan PT Danliris Sukoharjo untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang ditimbulkan akibat resiko bahaya yang berada di divisi garmen PT Danliris Sukoharjo.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif bersifat preskriptif untuk menemukan ada atau tidaknya perlindungan hukum bagi tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Sumber bahan hukum primer dalam penelitian ini terdiri dari peraturan perundang-undangan terkait pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan untuk bahan hukum sekunder berasal dari buku, jurnal, penelitian lain yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan, wawancara dan observasi yang dilakukan penulis guna memeriksa kembali bahan hukum primer terhadap fakta lapangan. Analisis data yang digunakan adalah dengan metode deduksi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan yakni PT Danliris Sukoharjo telah menerapkan kebijakan dalam perlindungan tenaga kerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja berupa Perjanjian Kerja Bersama yang memberikan perlindungan berupa pengaturan waktu kerja, jaminan sosial tenaga kerja dan mengatur mengenai alat-alat keselamatan kerja. Upaya pengendalian potensi bahaya yang dilakukan PT Danliris Sukoharjo divisi garmen yakni dengan melakukan identifikasi potensi bahaya, pengawasan, penyediaan alat pelindung diri dan sarana. Akantetapi masih terdapat kekurangan dalam pemeriksaan kesehatan sebelum tenaga kerja bekerja dan pada sarana penerangan. Berdasar simpulan tersebut, penulis memberikan saran bahwa perlu dilakukan peningkatan dalam pelaksanaan norma-norma perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Perjanjian Kerja Bersama PT Danliris Sukoharjo. Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum tenaga kerja mulai bekerja dan secara bertahap dilakukan penambahan sarana penerangan yang memadai pada bagian menjahit (sewing).

Kata Kunci: Perlindungan tenaga kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

commit to user

Putri Ardiningtyas, E 0008208, 2008, IMPLEMENTATION of LABOR PROTECTION In SAFETY and HEALTH at WORK PT DANLIRIS SUKOHARJO, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

This research was meant to find out the policy of PT Danliris Sukoharjo in protecting labor in the health and safety of work as well as renewed efforts by PT Danliris Sukoharjo to prevent accidents and the illness caused by work inflicted due to the risk of potential danger that being in each work unit division garment PT Danliris Sukoharjo.

This research is a normative legal research to discover there is prescriptive or whether legal protection for workers in occupational safety and Health. The primary source of law in the study material consists of legislation related to the implementation of occupational safety and Health and for secondary legal materials derived from books, journals, other relevant research. Data collection is carried out by technical studies library, interviews and observations conducted to re-examine the author of law materials of primary fact field. Data analysis that is used is by the method of deduction

Based on the research results and conclusions generated discussion i.e. PT Danliris Sukoharjo in Policies provide protection safety and Health Division of Labor which is set out in the agreement the garment Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ensures protection of PT Danliris Sukoharjo in labor safety and health Work. Although efforts to control the risk of potential dangers in PT Danliris Sukoharjo has been implemented in prevent accidents and the illness caused by work but there are still deficient in examination before labor work, and still not enough means of illumination addition to the production process sewing.

Keywords: protecting labor, occupational health and safety.

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

1. Sesungguhnya dibalik mimpi itu terselip doa dan harapan akan jalan yang terbaik untuk hidup kita. Allah Maha Pemurah dan Penyayang (Penulis).

2. Rasakan apapun yang anda lalui, karena hidup ini cuma perjalanan saja, dan bagaimana kita memilih cara kita memandang hidup ini, adalah hak kita sendiri. Cobalah menikmati kesederhanaan keindahan itu dan menjalani dengan penuh rasa (Tanadi Santosa).

3. Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia (Alessandro Manzoni).

Persembahkan kepada: v Babe dan Mama tercinta. v Kakak-Kakakku dan Keluarga. v Sahabat dan almamaterku.

v Seseorang yang dipersiapkanNya.

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan jalan kemudahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT DANLIRIS SUKOHARJO”.

Dalam masa penulisan skripsi ini Penulis banyak sekali menerima bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Pius Triwahyudi, S.H., M.Si., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara dan selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan hukum ini.

3. Ibu Sri Lestari Rahayu, S.H, M.Hum, selaku Pembimbing Akademik.

4. Bapak Fajar Nugroho, S.H. selaku sekretaris P2K3 atau Ahli Keselamatan Kerja Divisi garmen dan pembimbing lapangan di PT Danliris Sukoharjo.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

6. Bapak Mulyadi dan Ibu Sri Arundati, terima kasih telah menjadi orangtua sekaligus sahabat terbaik penulis.

7. Kakak-kakakku, Mas Agung, Mbak Mella, Mas Ardi, Mbak Ifa, Mas Yan, Mbak Ima yang rela menjadi tumpuhan hidup dan akhirnya penulis akan menyusul kesuksesan kalian. Terima kasih juga untuk ponakan-ponakan penulis yang telah menjadi penghibur lara.

8. Sahabat-sahabat terbaikku Agustin Dyan, Prasetyo Adi, Dwi Arif, Ria Nuril, Randu Kiningsih, Arin, Adnan.

9. Teman-teman FH UNS 2008 Mei, Vina, Ratih, Adit, Rosi, Tiara, Endah, Icha, Nitta

commit to user

berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi Penulis sendiri maupun bagi para pembaca yang budiman.

Surakarta, 16 Juli 2012 Putri Ardiningtyas

commit to user

A. Deskripsi PT Danliris Sukoharjo .............................................. 32

B. Hasil Penelitian ............................................................................

34

C. Pembahasan

1. Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Danliris Sukoharjo........................ 39

2. Upaya Pengendalian Resiko Bahaya................................. 44

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan........................................................................................

78

B. Saran ..............................................................................................

78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

79 LAMPIRAN-LAMPIRAN

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kegiatan P2K3 Divisi Garmen PT Danliris Sukoharjo.......................29 Tabel 2 Standar Intensitas Penchayaan di ruang kerja....................................74

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berfikir..............................................................................30 Gambar 2. Susunan P2K3 Divisi Garmen PT Danliris Sukoharjo......................48

Gambar 3. Kotak P3K.........................................................................................55 Gambar 4. Dokumentasi Pelatihan P3K..............................................................55 Gambar 5. Tanda Tempat APAR yang dipasang di Dinding..............................61 Gambar 6. APAR PT Danliris Sukoharjo............................................................62 Gambar 7. Jalur Evakuasi (Passaway)................................................................63 Gambar 8. Alarm Kebakaran..............................................................................75 Gambar 9. Panel Listrik......................................................................................76

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri membawa pengaruh yang cukup besar dalam sektor usaha. Perusahaan semakin banyak didirikan dalam mengimbangi pemenuhan kebutuhan manusia dan juga memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Dampak positif yang sangat dirasakan adalah terbukanya lowongan pekerjaan, sehingga pemenuhan terhadap pekerjaan dan penghidupan yang diidamkan oleh tenaga kerja akan tercapai. Sebagaimana diamanatkan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Telah jelas disebutkan bahwa pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja berada dalam keadaan yang terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat kerja. Peran pemerintah dalam memberikan jaminan kepastian hak dan kewajiban para pihak sangat diperlukan untuk menjamin hak-hak normatif pekerja dan meningkatkan dan mendidik pengusaha dan pekerja untuk menaati peraturan yang berlaku yang diatur dalam Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jaminan kepastian hak dan kewajiban tenaga kerja secara tegas diatur dalam Pasal 86 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu: “Setiap pekerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moril dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.”

Perlindungan tenaga kerja merupakan perlindungan yang menyangkut mengenai aspek jaminan sosial, jam kerja, upah minimum, hak berserikat dan berkumpul, dan perlindungan keselamatan tenaga kerja (Soehatman Ramli, 2010:14). Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan sarana penting menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat,

commit to user

yang akan memberikan keuntungan dan peningkatan kesejahteraan baik pengusaha maupun pekerja. Bahaya-bahaya yang timbul dari lingkungan

tempat kerja bersumber dari faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi dan psikologi. Dalam industri manufaktur resiko bahaya akibat kurangnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat ditemui pada peralatan kerja, bahan kimia berbahaya seperti asam dan kaustik soda dan mesin-mesin produksi. Jenis kecelakaan kerja yang bisa terjadi pada sektor manufaktur yakni terjepit, terlindas, teriris, terpotong, jatuh terpeleset, tindakan yang tidak benar, tertabrak, berkontak dengan bahan yang berbahaya, terjatuh, terguling, kejatuhan barang dari atas, terkena benturan keras, terkena barang yang runtuh, dan roboh. Suatu proses produksi, peralatan dan mesin di tempat kerja apabila tidak mendapat perhatian secara khusus akan menimbulkan potensi kecelakaan kerja.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mengatur dan memberikan perlindungan tenaga kerja untuk mendapat jaminan atas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di tempat kerja dalam kelancaran proses produksi perusahaan. Dijelaskan pula bahwa dengan majunya industrialisasi, maka akan berlangsung pula peningkatan intensitas kerja operasioanal para pekerja, mesin-mesin, alat-alat, yang semakin canggih dipergunakan saat ini. Bahan-bahan tehnis baru banyak di olah dan dipergunakan, bahan-bahan yang mengandung racun, serta cara-cara kerja yang buruk, kekurangan ketrampilan dan latihan kerja, tidak adanya pengetahuan tentang sumber bahaya yang baru, senantiasa merupakan sumber-sumber bahaya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Perlu adanya pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja yang maju dan tepat.

Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja, sehingga tenaga kerja sebagai pelaku pembangunan dapat merasakan dan menikamati hasil pembangunan. Upaya pelayanan kesehatan kerja dalam suatu bidang usaha memegang peranan penting, dalam hal sumber daya manusia, produktivitas, dan kesejahteraan. Keberhasilan dalam

commit to user

meningkatkan produktivitas perusahaan dan pendapatan serta kesejahteraan tenaga kerja. Usaha ini hanya dapat berhasil jika semua pihak dapat ikut

terlibat dalam kesadaran yang penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan kesehatan kerja dapat diperhitungkan secara cermat, demi meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.

Bertambahnya jumlah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja dan kasus-kasus kecelakaan kerja tiap tahunnya terus meningkat. Angka kecelakaan kerja dalam laporan PT JAMSOSTEK tahun 2011 lalu mencapai 99.491 kasus. Jumlah tersebut kian meningkat dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 sebanyak 83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 94.736 kasus, tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang belum menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik serta kurangnya disiplin dan kesadaran tenaga kerja dan pengusaha mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (Wahyu Praditya Pratomo. www.inilah.com Diakses pada 19 Mei 2012 pukul 19.00). Setiap kecelakaan kerja harus selalu dianalisis untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut, akibat, dan langkah apa yang perlu diambil dalam rangka pencegahan. Maksud dari analisis tersebut adalah untuk memberikan jawaban mengapa kecelakaan atau kematian akibat kerja terjadi, sehingga dapat ditentukan bagaimana mencegah agar kecelakaan sejenis tidak terjadi lagi. Perusahaan harus merencanakan pengelolaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Pengendalian kecelakaan kerja dapat dilaksanakan dengan metode eliminasi, subtitusi, rekayasa teknik atau engineering control, upaya administrasi dan penyediaan

(Rofa Husna, http://cuterofa.blogspot.com/2008pengendalian-kecelakaan-kerja.html,diakses

28 April 2012 Pukul 15.00). Upaya pengendalian resiko bahaya dalam mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja menjadi parameter dasar pemenuhuhan perlindungan tenaga kerja terkait Keselamatan dan

commit to user

dilaksanakan sebagai perwujudan tindakan yang diperlukan dalam upaya pengendalian resiko bahaya tersebut.

Salah satu upaya dalam melakukan perlindungan hukum dan menciptakan suatu kehidupan yang layak bagi tenaga kerja antara lain dengan pelaksanaan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Perjanjian kerja bersama tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 166. Perjanjian kerja bersama mempunyai hubungan erat dengan gerakan buruh, oleh karena dalam mengadakan perjanjian kerja, Serikat Pekerja memegang peranan yang penting, karena jika buruh tidak mempunyai serikat pekerja maka buruh tidak mempunyai suara. Dengan demikian tumbuhnya Perjanjian Kerja Bersama selalu atas desakan dari pada Serikat Pekerja untuk memperjuangkan kepentingan anggota-anggotanya yankni tenaga kerja. Adanya Perjanjian Kerja Bersama yang dibuat antara serikat pekerja dengan pengusaha akan terjadi hubungan serasi antara pihak buruh dan pihak pengusaha sehingga perusahaan tersebut dapat dikembangkan. Keuntungan yang lain adalah terciptanya suatu hubungan kerja yang selaras, serasi dan seimbang, serta dapat bertujuan untuk perbaikan tingkat kesejahteraan pekerja yang kesemuanya diharapkan akan bermuara pada suksesnya pembangunan nasional.

PT Danliris Sukoharjo merupakan perusahaan internasional yang bergerak dalam sektor garmen dan tekstile. PT Danliris Sukoharjo yang mempekerjakan hampir 8.000 tenaga kerja wajib memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja. Bukan hanya tenaga kerja yang akan diuntungkan dengan terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerjanya, akantetapi kelangsungan PT Danliris sebagai perusahaan yang memiliki buyer dari luar negeri tetap terjaga. Divisi garmen PT Danliris Sukoharjo menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan melakukan upaya-upaya untuk mengendalikan potensi bahaya yang dapat timbul ditempat kerja. Kebijakan-kebijakan aturan yang tertuang dalam Perjanjian

commit to user

Sukoharjo berupaya menunjukan konsistensinya dalam memberikan perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Akantetapi berdasarkan laporan kecelakaan kerja yang dilaporkan PT Danliris Sukoharjo kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa PT Danliris Sukoharjo belum mampu menjadi perusahaan tanpa mengalami kecelakaan kerja (zero accident). Kecelakaan kerja paling banyak terjadi pada divisi garmen seperti tenaga kerja yang terkena jarum maupun patahan jarum jahit yang terlepas dari mesin, tenaga kerja yang pada saat proses pemotongan kain (cutting) terkena alat pemotong, hingga kecelakaan non-teknis atau kecelakaan yang tidak terjadi di tempat kerja yakni kecelakaan lalu lintas pada saat perjalanan menuju mapun setelah dari perusahaan. Dalam mencegah dan mengurangi angka kecelakaan kerja tersebut, PT Danliris Sukoharjo berupaya melakukan pengendalian resiko bahaya yang dapat mengancam Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan dibentuknya Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) divisi garmen PT Danliris Sukoharjo.

Berdasarkan uraian di atas, maksud penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui penerapan kebijakan peraturan yang diterapkan di PT Danliris dalam perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan upaya-upaya pengendalian resiko bahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sehingga penulis hendak mengkaji dan meneliti dengan judul: “Pelaksanaan Perlindungan Tenaga

Kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Danliris Sukoharjo.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan rumusan masalah penelitian, sehingga memudahkan dan memfokuskan arah tujuan yang ingin dicapai

commit to user

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kebijakan yang diterapkan PT Danliris Sukoharjo dalam mengatur perlindungan tenaga kerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan

Kerja?

2. Bagaimana upaya pengendalian resiko bahaya yang dilakukan untuk mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi tenaga kerja di PT Danliris Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini yang dilakukan di PT Danliris Sukoharjo mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan untuk diperoleh data yang akurat, sasaran yang jelas dan fakta-fakta yang ada. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan untuk memberikan perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

b. Untuk mengetahui upaya-upaya pengendalian resiko bahaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di PT Danliris Sukoharjo.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk menambah pengetahuan peneliti di bidang Hukum Administrasi Negara dalam hal Keselamatan dan Kesehataan Kerja.

b. Untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar akademik sarjana dalam bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dengan kegiatan penelitian dalam penulisan hukum ini akan bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain. Adapun manfaat

yang dapat diperoleh dari penulisan hukum ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya serta dapat dipakai sebagai acuan terhadap penulisan maupun penelitian di tahap berikutnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur kepustakaan tentang Pelaksanaan Perlindungan Tenaga Kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT Danliris Sukoharjo.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.

b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir yang dinamis.

c. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman, memberikan masukan dan pengetahuan kepada pihak-pihak terkait dengan masalah yang sedang diteliti dan juga kepada berbagai pihak yang berminat pada permasalahan yang sama.

d. Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung dalam Pelaksanaan Perlindungan Tenaga Kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT Danliris Sukoharjo.

E. Metode Penelitian

Kata metode berasal dari bahasa Yunani yakni methodos yang berarti cara, upaya, atau jalan sehingga metode penelitian adalah cara, upaya atau jalan untuk menemukan kebenaran dengan suatu teknik atau prosedur

commit to user

adalah merupakan suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian, suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan cara tertentu

untuk melaksanakan suatu prosedur. Penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dan sistematis, dengan menggunakan metode- metode yang bersifat ilmiah dan sesuai dengan pedoman atau aturan yang berlaku dalam penulisan kegiatan ilmiah. Sedangkan penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2009:35). Di dalam penelitian ilmiah sangat diperlukan metode penelitian yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian yang diharapkan dengan pemilihan metode penelitian yang tepat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum doktrinal atau normatif, dimana penelitian ini menempatkan sistem norma sebagai obyek kajiannya. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder.

2. Sifat Penelitian Penelitian hukum ini, penulis menggunakan penelitian yang bersifat preskriptif dan terapan. Ilmu hukum mempunyai sifat sebagai ilmu yang preskriptif, artinya ilmu hukum yang mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum. Sifat terapan menggambarkan bahwa penelitian ini menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu- rambu dalam melaksanakan suatu aturan hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2005:22).

commit to user

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum antara lain pendekatan perundang-undangan (Statue Approach), pendekatan historis

(Historical Approach), pendekatan kasus (Case Approach) dan pendekatan konseptual (Conceptual Approach) (Peter Mahmud Marzuki, 2005:93). Dalam pelaksanaan penelitian hukum ini penulis menggunakan pendekatan perundang-undangan (Statue Approach) yaitu dengan menelaah undang-undang dan regulasi yang bersangkutan dengan kebijakan PT Danliris Sukoharjo dalam memberikan perlindungan tenaga kerja berupa Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta upaya pengendalian resiko bahaya PT Danliris Sukoharjo untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja terhadap tenaga kerja divisi garmen yang dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan.

4. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di PT Danliris Sukoharjo khususnya divisi garmen. Lokasi penelitian yang telah ditetapkan penulis bertujuan agar ruang lingkup permasalahan yang hendak diteliti agar lebih terarah.

5. Sumber Bahan Hukum Penelitian ini menggunakan penelitian normatif atau doctrinal, maka bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Bahan Hukum Primer

1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan;

4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja;

commit to user

Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;

7) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

8) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.01/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 261/MENKES/SK/1998 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder berupa bahan hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi (Peter Mahmud Marzuki, 2005:14). Bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku, pendapat para ahli hukum, pandangan ahli hukum, hasil penelitian hukum, kamus hukum, ensiklopedi hukum, artikel, internet, dan sumber lainnya yang mempunyai korelasi untuk mendukung penelitian ini. Bahan hukum sekunder memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yang memberikan petunjuk kearah penulis dalam penelitian ini.

c. Bahan Non Hukum Bahan hon hukum penelitian ini terdiri atas buku teks, artikel, jurnal, internat dan sumber lainnya yang memiliki korelasi dengan penelitian.

6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berkut:

commit to user

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan mengkaji dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan

perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

b. Wawancara Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab secara lisan, sehingga penulis dapat mengadakan komunikasi dengan menggunakan daftar pertanyaan. Wawancara bertujuan untuk memperoleh data secara langsung mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jalan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur untuk digunakan tanya jawab secara langsung dengan divisi garmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo. Sehingga akan diperoleh upaya yang dilaksanakan dalam mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

c. Pengamatan dan Observasi Pengamatan dan observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengamati secara langsung objek yang ada di lapangan tentang segala sesuatu mengenai objek penelitian yakni perlindungan tenaga kerja mengenai keselamatan dan kesehatan kerja di PT Danliris mengenai potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja khususnya pada divisi garmen.

7. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah menggunakan metode deduktif, yaitu berpangkal dari prinsip-prinsip dasar. Melalui konstruksi penalaran ini penulis menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum terhadap hal yang bersifat khusus. Penggunaan metode deduksi ini berpangkal dari pengajuan premis mayor, kemudian diajukan premis minor. Lalu, dari kedua premis tersebut ditarik suatu kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2005:47). Premis mayor adalah aturan hukum sedangkan premis minor adalah fakta hukum.

commit to user

peraturan perundang-undangan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai premis mayornya sedangkan fakta hukum atau premis minor

adalah resiko bahaya yang terdapat di tempat kerja, kebijakan dalam menjalankan perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan di PT Danliris Sukoharjo.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan dalam penelitian hukum ini yang diselenggarakan di PT Danliris Sukoharjo terdiri dari 4 (empat) bab yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, pembahasan dan penutup. Adapun rincian sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I

: PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti memaparkan dan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti menjelaskan landasan teori dari para ahli dan doktrin hukum yang dipergunakan penulis dalam penyusunan penulisan hukum ini. Teori-teori hukum yang dipergunakan diambil berdasarkan literatur yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang diangkat. Adapun

rincian

tinjauan

pustaka yang

dipergunakan antara lain:

1. Tinjauan

Umum

tentang Hukum

Ketenagakerjaan

2. Tinjauan Umum tentang Hubungan Kerja

3. Tinjauan Umum tentang Keselamatan Kerja

commit to user

BAB III : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis menganalisa, mengkaji dan mengolah hasil data penelitian. Pembahasan

menguraikan dan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah.

BAB VI

: PENUTUP

Pada bab akhir dalam penelitian, peneliti meringkas dari awal bab hingga bab akhir dalam penelitian menjadi suatu simpulan. Penulis memberikan masukan saran yang relevan terhadap realita atau kenyataan yang ada. Sehingga diharapkan penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta koreksi terhadap pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Danliris Sukoharjo divisi garmen.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Hukum Ketenagakerjaan

Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, “tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.” Sebelumnya peraturan perundang-undangan Hukum Ketenagakerjaan mengalami perombakan dari istilah Hukum Perburuhan menjadi Hukum Ketenagakerjaan. Seperti telah dijelaskan dalam Pasal 1 angka 1 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud dengan “Ketenagakerjaan adalah hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.” Sehingga pengertian hukum ketenagakerjaan lebih luas dari hukum peburuhan yang dirumuskan sebagai hubungan hukum antara buruh dengan majikan dalam hubungan kerja saja (Lalu Husni, 2005:24). Akantetapi seiring perkembangan jaman hubungan kerja tidak hanya berlaku pada saat kerja saja melainkan pada waktu sebelum dan sesudah pekerjaan dilakukan. Perbedaan istilah tersebut terkesan bahwa buruh merupakan pihak yang terintimidasi oleh majikan dan seolah-olah sebutan bagi pekerja kasar. Adanya perubahan istilah ini dpat merubah persepsi yang bertujuan adanya kesetaraan atau posisi yang seimbang antara pengusaha dan buruh dalam memperoleh hak dan kewajibannya karena selama ini tenaga kerja berada di posisi yang jauh di bawah pengusaha.

Menurut Soepomo bahwa perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

a. Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja diluar kehendaknya.

commit to user

jaminan kesehatan kerja, kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi.

c. Perlindungan teknis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja (Dikutip dari Dian Octaviani Saraswati, 2007:34).

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa pekerja/buruh adalah “Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Sehingga dari pengertian ini dapat diketahui adanya pihak yang memberikan upah atau imbalan terhadap pekerja yakni pengusaha atau pemberi kerja. Dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menjelaskan pengertian “pengusaha, yaitu:

1) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.

2) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara

berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.

3) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud huruf (1) dan (2) yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.”

Ketenagakerjaan sangat erat dengan unsur campur tangan pemerintah dalam memberikan hak-hak dan kewajiban bagi pekerja dalam perlindungi keselamatan, kesehatan, upah yang layak dan sebagainya. Tercapainya keadilan dalam hubungan ketenagakerjaan akan sulit tercapai, karena telah kita ketahui bahwa pihak yang kuat akan selalu ingin menguasai pihak yang lemah Tanpa melupakan kewajiban dan hak pengusaha dalam kelangsungan perusahaan. Penjelasan tersebut memberikan pengertian bahwa hukum ketenagakerjaan bersifat privat dan publik. Adanya campur tangan pemerintah dalam perundang-undangan yang mengatur tentang ketenagakerjaan dan adanya pemberian sanksi tegas bagi pelanggar. Sedangkan bersifat privat karena diperbolehkannya

commit to user

antara orang perorangan (Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama) yang tetap memperhatikan aturan-aturan yang

berlaku.

2. Tinjauan Umum tentang Hubungan Kerja

Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud dengan, “Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.” Sehingga hubungan kerja itu terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja atau buruh (Pasal 50 Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Substansi perjanjian kerja yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan perjanjuan perburuhan atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)/Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang ada, demikian halnya dengan peraturan perusahaan, substansinya tidak boleh bertentangan dengan KKB/PKB (Lalu Husni, 2005:53). Perjanjian kerja sebagai bagian dari suatu perjanjian, maka perjanjian kerja harus memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan telah diatur pula dalam Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa syarat sahnya perjanjian kerja harus memenuhi:

a. Kesepakatan kedua belah pihak;

b. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;

c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan;

d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

commit to user

perjanjian kerja sebagai substansi pokok hubungan kerja antara lain adalah:

a. Unsur pekerjaan

Dalam suatu perjanjian kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan (obyek perjanjian), pekerjaan tersebut harus dilakukan sendiri oleh pekerja, hanya dengan seizin majikan dapat menyuruh orang lain (tanpa melanggar peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan kesusilaan). Sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja itu sangat pribadi karena bersangkutan dengan ketrampilan atau keahliannya, karena itu menurut hukum jika pekerja meninggal dunia, maka perjanjian kerja tersebut putus demi hukum.

b. Unsur Perintah

Manifestasi dari pekerjaan yang diberikan kepada pekerja oleh pengusaha adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada perintah pengusaha untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan. Disinilah perbedaan hubungan kerja dengan hubungan lainnya, misalnya hubungan antara dokter dengan pasien, pengacara dengan klien. Hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja karena dokter dan pengacara tidak tunduk pada perintah pasien dan klien.

c. Unsur Upah

Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja (perjanjian kerja), bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja bekerja pada pengusaha adalah untuk memperoleh upah. Sehingga jika tidak ada unsur upah, maka suatu hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja.

commit to user

3. Tinjauan Umum tentang Keselamatan Kerja

a. Pengertian dan Landasan Hukum Keselamatan Kerja

Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses

pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi (Tarwaka, 2008:4). Keselamatan kerja merupakan dari, oleh dan untuk tenaga kerja, setiap orang dan masyarakat yang mungkin akan terkena dampak dari suatu proses produksi industri. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian berupa luka/cidera, cacat, kematian maupun kerugian harta benda dan kerusakan peralatan dan mesin dan kerusakan lingkungan yang secara luas.

Telah jelas diatur dalam Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa “Setiap pekerja/buruh berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moril dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.” Pengertian maksud dari pasal ini untuk memberikan jaminan perlindungan tenaga kerja dalam memperoleh rasa aman dalam melakukan pekerjaannya guna meningkatkan hasil kerja dan produktivitas kerja.

b. Syarat Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja dalam suatu tempat kerja mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan kondisi dan keselamatan sarana produksi, manusia dan cara kerja (Soehatman Ramli, 2010:28). Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja secara tegas dan jelas menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh setiap orang atau badan yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal, dimanapun berada dalam upaya memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan semua orang

commit to user

keselamatan kerja menurut Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut.

a. mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

e. memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,

lingkungan, cara dan proses kerjanya; n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,

binatang, tanaman atau barang; o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan; p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

perlakuan dan penyimpanan barang; q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

commit to user

ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja di atas, juga dilengkapi syarat keselamatan kerja dalam

perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan, dan pembuatan, perlengkapan alat perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan, pemberian label guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum. Syarat inilah yang tercantum dan diatur dalam Pasal 4 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

c. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja dan Pengusaha

Pengusaha sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja di tempat kerja. Kewajiban pengusaha dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut adalah (Lalu Husni, 2005:134):

1) Terhadap tenaga kerja yang baru bekerja, pengusaha berkewajiban menunjukkan dan menjelaskan tentang:

a) Kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja;

b) Semua alat pengamanan dan pelindung yang diharuskan.

c) Cara dan sikap dalam melakukan pekerjaan.

d) Memeriksakan kesehatan baik fisik maupun mental tenaga kerja yang bersangkutan.

2) Terhadap tenaga kerja yang telah atau sedang dipekerjakan

pengusaha berkewajiban untuk:

a) Melakukan pembinaan dalam hal pencegahan kecelakaan, penanggulangan kebakaran, pemberian pertolongan pertama

commit to user

dan Kesehatan Kerja pada umumnya.

b) Memeriksakan kesehatan baik fisik maupun mental secara

berkala.

c) Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan untuk tempat kerja yang bersangkutan bagi seluruh tenaga kerja.

d) Memasang gambar dan peraturan perundnag-undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta bahan pembinaan lainnya di tempat kerja sesuai dengan petunjuk pegawai pengawas atau ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

e) Melaporkan setiap peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi termasuk peledakan, kebakaran dan penyakit akibat kerja yang terjadi di tempat kerja tersebut kepada Departemen Tenaga Kerja setempat.

f) Membayar biaya pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ke Kantor Perbendaharaan Negara setempat setelah mendapat penetapan besarnya biaya oleh Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat.

g) Menaati semua persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik yang diatur dalam peraturan perundang- undangan maupun yang ditetapkan oleh pegawai pengawas.

Sedangkan tenaga kerja memiliki kewajiban dalam tercapainya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diatur dalam Pasal

12 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah:

1) Memberikan keterangan yang benar apabila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2) Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.

commit to user

Kerja yang berlaku di tempat kerja. Sedangkan hak-hak yang diperoleh tenaga kerja adalah:

1) Meminta kepada pimpinan atau pengurus perusahaan tersebut agar dilaksanakan semua syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diwajibkan di tempat kerja.

2) Menyatakan keberatan apabila syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta APD (alat perlindungan diri) yang diwajibkan tidak memenuhi persyaratan, kecuali dalam hal khusus ditetapkan lain oleh pegawai pengawas dalam batas- batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

d. Potensi Bahaya yang Menyebabkan Kecelakaan Kerja

Keselamatan kerja erat kaitannya dengan kecelakaan kerja, yakni suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan sering tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengan hal tersebut. Unsur-unsur kecelakaan kerja adalah sebagai berikut.

1) Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan kerja tidak terdapat unsur kesengajaan atau perencanaan.

2) Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan kerja akan selalu disertai kerugian baik fisik maupun mental.

3) Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang- kurangnya menyebabkan gangguan proses kerja. (Tarwaka,

2008:5)

Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses produksi. Dari beberapa penelitian para ahli memberikan indikasi bahwa suatu kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan

commit to user

penyebab kecelakaan sekaligus dalam satu kejadian. Berikut penyebab kecelakaan kerja secara umum:

1) Sebab dasar atau asal mula

Terjadinya kecelakaan kerja pastilah terlihat dari sebab dasar yang menjadikan terjadinya peristiwa kecelakaan kerja yang dapat dilihat dari faktor:

a) Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan dalam upaya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaannya;

b) Manusia atau para pekerjanya sendiri, dan

c) Kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja.

2) Sebab Utama

Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang belum dilaksanakan secara benar (Substandards). Sebab utama kecelakaan kerja meliputi faktor:

a) Faktor manusia atau adanya tindakan tidak aman (unsafe

action ). Dilatar belakangi oleh adanya tindakan berbahaya dari tenaga kerja bisa terjadi karena:

(1) Kurang pengetahuan dan ketrampilan kerja (lack of

knowledge and skill ) (2) Ketidakmampuan bekerja secara normal (inadequate

capability ) (3) Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak

Nampak (bodily defect) (4) Kelelahan dan kejenuhan (fatique and boredom) (5) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (unsafe

attitude and habits )

commit to user

baru dan belum dapat dipahami (confuse and stress) (7) Belum menguasai atau belum trampil dengan

peralatan atau mesin baru (lack of skill) (8) Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan (difficulty in concentrating) (9) Sikap masa bodoh dari tenaga kerja (ignorance) (10) Kurangnya motivasi kerja dari tenaga kerja (improper