Mihrab TRANSFORMASI FUNGSI MIHRAB DALAM ARSITEKTUR MASJID STUDI KASUS : MASJID-MASJID JAMI’ DI SURAKARTA

JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 18, No. 01, April 2007 : 49 - 56 50 Arah kiblat sholat Gambar 1. Rekonstruksi Bentuk Masjid Nabawi sumber : Abdullah Eben Saleh,1999 Tengah masjid untuk muamalah Rumah Rasulullah SAW dan para istrinya dengan masjid-masjid lama. Dan muncul istilah ‘masjid moderen’ atau ‘masjid kontemporer’. Bentuk masjid berbeda namun tetap menampilkan komponen atau bagian masjid yang sama. Bagian-bagian masjid tersebut adalah : ruang sholatmasjid utama, mihrab, mimbar, dan tempat wudlu.

2. Mihrab

Dalam sejarah kebudayaan Islam diketahui bahwa Masjid Nabawi semasa Rasulullah SAW tidak memiliki mihrab dan tidak pernah dicontohkan keberadaannya gambar 1. Demikian juga pada masa Khulafaur-Rasyidin. Tidak ada sunnah qauliah ucapan, sunnah amaliah perbuatan dan sunnah taqririyah persetujuan dari Rasulullah SAW tentang mihrab Al Qaradhawi,2000,h.83. Mihrab adalah sebuah inovasi awal Arsitektur Islam khususnya Arsitektur Masjid. Mihrab pertama kali masuk ke dalam khasanah Arsitektur Masjid pada tahun 88 Hijriyah atau 708 Masehi. Orang yang pertamakali meletakkan mihrab di dalam Masjid Nabawi adalah Umar bin Abdul Aziz, saat menjabat Gubernur Madinah Munawarrah, pada masa kekhalifahan Walid bin Abdul Malik. Pada masa jabatannya itu, Umar bin Abdul Aziz 708-711 M memerintahkan untuk merobohkan Masjid Nabawi untuk kemudian memperbaharui dan memperluasnya. Proyek ini melibatkan para pekerja Kristen Coptic yang membawa bentuk mihrab dari gereja mereka untuk diterapkan di Masjid Nabawi. Proyek selesai tahun 91 Hijriyah atau 711 Masehi. Saat itu mihrab dibuat berbentuk ceruk pada dinding dan berfungsi sebagai qibla’axis atau petanda arah kiblat Sumalyo,2000,h.30. Bentuk ceruk yang dimaksud pada masa itu sesungguhnya memiliki istilah thooq. 2 Mihrab dianggap memiliki dimensi sosial budaya, yang paling bisa ditonjolkan secara visual. Wujud fisik mihrab memiliki peran sebagai media pengungkapan nilai- nilai atau budaya dari individu pelaku atau perancangnya atau merupakan refleksi masyarakat sekitarnya. Mihrab pula yang umumnya menjadi bagian masjid yang paling bisa memperlihatkan ketinggian derajat suatu kaum, sehingga dihiasi dengan berbagai hiasan dan ornamen kaligrafi yang istimewa, baik bentuk maupun materialnya. KEASLIAN PENELITIAN Masjid adalah objek penelitian yang menarik. Beberapa penelitian masjid umumnya membahas komponen masjid, yang kemudian dikaitkan dengan keberadaan masjid secara keseluruhan, seperti langgam masjid, ornamentasi bagian-bagian masjid, kenyamanan ruang dalam masjid dan sebagainya. Triyuli 2005 meneliti masjid tradisional Ki Muara Ogan Palembang pada elemen dan langgam arsitektur ruang dalam masjid. Ditemukan bahwa langgam dan ornamentasi masjid banyak dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat 2 Thooq berarti juga lubang pendek dibagian tengah dinding Abu Ibrahim, 1993 Nur Rahmawati Syamsiyah, Transformasi Fungsi Mihrab Dalam Arsitektur Masjid 51 Konsep Awal Fenomena dan Identifikasi dan Landasan Kategorisasi Masjid Terpilih Kriteria Penilaian Kategorisasi Mihrab Mihrab tidak ada sesuai tidak ada Masjid Assodiq syariat dalam syariat Islam Mihrab ada dan Fungsi tidak digunakan 1.Fungsional Terjadi transfor Masjid Al Wustho 2.Tujuan kepada masi fungsi, ka keseimbangan bentuk rena kebutuhan Mihrab ada dan 3.Fungsi utama Mihrab sosial, religius, digunakan untuk tempat imam Yang selama budaya Masjid Agung, 4.Fungsi lain : tempat ini dipahami Tegalsari, Al Fatih buku, mimbar, dll sebenarnya Mujahidin, Solihin, beristilah kurang sesuai Assagaf Teknis thooq syariat 1.Bentuk dasar bujur Islam sangkar dengan pe ngembangan 2.Struktur diafan untuk Sutrah menguatkan fungsi Berjarak 3 3.Bentuk masif atau hasta dari rangka tempat imam berdiri Estetis 1.Bermakna abstrak simbolis,monumental 2.Gaya eklektik tidak sesuai 3.Ornamentasi syariat geometrik-kaligrafi Islam setempat dan para pedagang Cina di Palembang. Aryanti 2006 meneliti masjid-masjid tradisional di Jawa Tengah. Ditemukan adanya pemberlakuan gender dalam Islam, ditunjukkan dengan pemisahan yang sangat jelas antara ruang utama masjid sebagai tempat sholat laki-laki dan ruang tambahan masjid sebagai ruang sholat wanita. Ruang sholat wanita merupakan bagian yang tidak utama dari keseluruhan masjid. Mulai sekitar tahun 1970 masjid- masjid membuat balcony untuk tempat sholat wanita. Penelitian masjid terkait mihrab dan pergeseran bentuknya, hingga saat ini penulis belum menemukan. Apalagi pergeseran tersebut dikaitkan dengan syariat Islam, yang tercantum dalam beberapa hadits. Sehingga menjadi sangat penting penelitian ini dilakukan untuk pengembangan ilmu Arsitektur Islam dan terutama untuk pemurnian ajaran Islam.