BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Investasi
Investasi adalah kegiatan penundaan konsumsi dimasa sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu Hartono,
2008:5. Menurut Tandeilin 2010:2, investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa mendatang. Hampir serupa dengan Tandelilin, Gumanti 2011: 3 mengemukakan bahwa investasi adalah penempatan sejumlah
dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh manfaat di masa yang akan datang. Tujuan dari kegiatan investasi adalah untuk memperoleh penghasilan
selama suatu jangka waktu tertentu, menambah nilai modal yang ditempatkan dan menjaga aset terhadap inflasi.
Halim 2005 dalam Gumanti 2011 mengklasifikasikan investasi dalam dua bentuk, yaitu investasi pada aset-aset riil real assets dan investasi pada aset-
aset finansial financial assets. Investasi pada aset-aset riil dapat berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
perkebunan, dan lain-lain. Sedangkan investasi dalam bentuk financial assets dapat dilakukan antara lain dalam bentuk investasi di pasar uang, seperti: sertifikat
deposito, comercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dilakukan di pasar modal, misalnya pembelian obligasi, waran, reksadana, opsi,
futures, saham, dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa investasi pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara menempatkan dana pada
satu atau beberapa aktiva baik itu real assets maupun financial assets pada periode waktu tertentu dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang.
2.2 Saham 2.2.1 Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan Syahyunan, 2013:200. Artinya, jika
seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.
Manfaat yang diperoleh dalam kepemilikan saham antara lain: 1.
Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham emiten atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2. Capital Gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual saham tersebut.
2.2.2 Harga Saham
Harga saham merupakan nilai saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut Fahmi, 2015:38 . Perubahan
harga saham dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak investor yang ingin membeli saham suatu
perusahaan maka harga saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya jika semakin banyak investor menjual atau melepaskan suatu saham,
maka akan berdampak pada turunnya harga saham.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penilaian harga saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang
dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham emiten. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar.
Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi Tandelilin, 2010:301.Dalam hal
penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan yaitu : 1.
Apabila harga saham melampaui nilai intrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued harganya terlalu mahal. Dalam situasi seperti ini, investor
tersebut bisa mengambil keputusan untuk menjual sahamnya tersebut. 2.
Apabila harga saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam berada kondisi keseimbangan. Dalam
situasi seperti ini sebaiknya investor tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham.
3. Apabila harga saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut
dikatakan undervalued harganya terlalu rendah. Bagi para investor, saham yang undervalued ini sebaiknya dibeli atau dipertahankan apabila saham
tersebut telah dimilikinya, karena kemungkinan besar akan terjadi lonjakan saham di masa yang akan datang.
2.3 Risiko Sistematik
Risiko adalah perbedaan antara pengembalian aktual dengan pengembalian yang diharapkan Van Horne dan Wachowicz,
Universitas Sumatera Utara
2008:145.Sedangkan, risiko sistematis Systematic Risk adalah faktor-faktor risiko yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti perubahan ekonomi
suatu negara, perubahan pajak oleh dewan, atau perubahan situasi energi dunia. Semua itu adalah risiko yang mempengaruhi sekuritas secara keseluruhan,
sehingga tidak dapat didiversifikasi Van Horne dan Wachowicz, 2008:155. Menurut Syahyunan 2013:171, risiko yang relevan dipertimbangkan oleh
investor dalam pengambilan keputusan investasi adalah risiko sistematis, karena investor bisa mengeliminasi risiko tidak sistematik melalui pembentukan
portofolio investasi. Sedangkan risiko sistematik tidak bisa dihindari karena memiliki sifat dimana pengaruhnya relatif sama terhadap semua saham di pasar,
sehingga risiko ini disebut juga risiko pasar market risk. Dalam literatur keuangan,risiko sistematik sering dinyatakan dengan
Beta.Semakin besarBeta suatu sekuritas semakin besar kepekaan return sekuritas tersebutterhadap perubahan return pasar Syahyunan, 2013:171.Langkah-langkah
untuk mencari risiko sistematis adalah sebagai berikut : -
Dalam menghitung Beta, sebelumnya dilakukan penghitungan return saham R
i
dan return pasar R
m
. Harga saham penutupan perusahaan digunakan sebagai indikator untuk mengukur return saham individual dengan rumus
sebagai berikut Fahmi, 2015:89 :
�
�
= �
�
− �
�−1
�
�−1
Keterangan: P
t
= harga saham perusahaan pada periode t P
t-1
= harga saham perusahaan pada satu periode sebelum periode t
Universitas Sumatera Utara
- Return pasar R
m
merupakan perubahan indeks pasar yaitu indeks pasar sekarang yang dibandingkan dengan indeks pasar hari sebelumnya Fahmi,
2015:89. �
�
= ����
�
− ����
�−1
����
�−1
Keterangan : IHSG.
t
= indeks harga saham gabungan periode t IHSG
t-1
= indeks harga saham gabungan periode t-1 -
Kemudian, menghitung Beta β dimana Beta merupakan pengukur volatilitas return sekuritas atau return portofolio terhadap pasar Hartono, 2008:265.
Rumus untuk menghitung beta adalah sebagai berikut Fahmi, 2015:90 :
� = ∑�
�
�
�
− ���
�
∑��
�
∑�
�
2
− ���
� 2
Keterangan : ��
i
= rata-rata return saham individual ��
m
= rata-rata return pasar n
= jumlah data
2.4 Analisis Fundamental 2.4.1 Pengertian Analisis Fundamental