Deskripsi Kondisi Awal. Deskripsi Siklus I

44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.

1. Deskripsi Kondisi Awal.

Dari hasil pengamatanobservasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa Kelas DIII C di SLB Negeri Sragen Tahun Pelajaran 20092010 belum dapat membaca, hal ini terbukti pada nilai ulangan harian Bahasa Indonesia Semester II sebagai berikut: Tabel 5 Nilai awal sebelum pelaksanaan siklus I Nilai Ulangan Membaca Permulaan Sebelum Tindakan No Nama Nilai KKM Kriteria Nilai Tuntas Tidak Tuntas 1 TF 50 60 - X 2 ENY 40 60 - X 3 DS 50 60 - X 4 W 50 60 - X 5 QNA 60 60 V - Keterangan : V : Tuntas X : Tidak Tuntas Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan pada kondisi awal adalah yang mendapat nilai 40 satu siswa, nilai 50 tiga siswa dan yang mendapat nilai 60 hanya satu siswa. . Hasil ini menunjukkan bahwa siswa belum siap menerima pelajaran membaca permulaan, karena nilai ulangan masih ada yang mendapat kurang dari 60. Dari mata pelajaran Bahasa Indonesia KKM Kriteria Ketuntusan Minimal yang ditetapkan di SLB Negeri Sragen adalah 60. Dari keadaan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan perbaikan prestasi belajar membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata. Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan pula dalam bentuk grafik seperti di bawah ini : 10 20 30 40 50 60 TF ENY DS W QNA Nilai KKM Grafik 1 : Nilai Awal Sebelum Pelaksanaan Siklus I

2. Deskripsi Siklus I

1. Perencanaan Tindakan Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan sesuai program guru, maka rencana perbaikan berupa prosedur kerja dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas sebagai berikut : a. Peneliti menjelaskan materi pelajaran tentang membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata. Peneliti mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu kata. Kartu kata dalam Karya Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas ini yang dimaksud adalah kartu yang menggambarkan beberapa kata bahasa Indonesia yang dituangkan dalam kertas tebal yang berukuran panjang 6 cm dan lebar 6 cm. Kertas tebal berukuran panjang 10 cm x 10 cm berisi gambar . Panjang 10 cm dan lebar 5 cm berisi kartu kata. Jumlah keseluruhan kartu gambar 30 buah. Ini bukanlah ketentuan angka yang mutlak, tetapi hanya membantu keterbatasan siswa Tunagrahita Ringan dalam mengingat. Hal ini didasarkan pada kemampuan memori atau ingatan anak Tunagrahita Ringan yang terbatas. Sebagai contoh satu tema materi membaca permulaan bahasa Indonesia divisualisasikan dalam kartu kata sebagai berikut: Gambar: 1 Contoh “ Kartu Kata “ 10 cm 5 cm 1 Cara Menggunakan Kartu Kata a Pada kartu yang panjang ditempeli sebuah gambar sederhana. Di samping gambar ditulis suatu pilihan tiga kata, satu yang sesuai dengan gambar dan dua yang mirip dengan gambar. Pada punggung kartu warnai suatu ruang untuk menyatakan kata yang benar. Kemudian disediakan jepit kertas. b Dua orang siswa memutuskan kata mana yang sepadan dengan gambar, kemudian menaruh jepit di samping kartu kata itu. Untuk mengecek baliklah kartu. c Siswa yang berhasil mengambil kartu kata dan gambar yang sesuai kemudian membaca secara benar dialah yang berhasil. 2 Kelebihan dan Kelemahan Kartu Kata Media kartu kata yang penulis rancang mempunyai kelebihan dan kekurangan. a Kelebihan alat peraga kartu kata adalah sebagai berikut: 1 Siswa aktif, sehingga perhatian terfokus. 2 Dapat memotifasi belajar siswa. 3 Dapat menambah pengayaan belajar siswa. bo-la 4 Dapat menambah pengalaman guru. 5 Dapat membantu belajar secara individu. 6 Dapat membuat konsep abstrak menjadi kongrit. 7 Dapat mengatasi ruang dan waktu. 8 Dapat mengantikan obyek yang berbahaya yang diamati secara langsung. 9 Proses belajar mengajar lebih menarik. 10 Bahan pelajaran lebih jelas sehingga mudah dipahami. 11 Metode belajar lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan. 12 Media kartu kata menolong siswa untuk mengembangkan makna-makna kata. 13 Media kartu kata mengembangkan strategi siswa untuk menguasai kosakata baru secara mandiri. 14 Media kartu kata menciptakan suasana baru dalam belajar. 15 Media kartu kata dapat meningkatkan sosialisasi pada anak. 16 Mudah dan murah pembuatannya. 17 Dapat diperbanyak dengan cepat. b Kelemahan alat peraga kartu kartu kata adalah sebagai berikut: 1 Tidak tahan air karena kartu terbuat dari kertas, mudah kumal dan sobek. 2 Gambar dan kata yang kurang jelas membuat siswa bingung membedakan nama obyek satu dengan yang lain. 3 Dapat mengaburkan konsep tentang besar kecilnya obyek yang sebenarnya. 4 Kartu kata yang tidak bermakna dapat mengaburkan konsep warna yang ada pada obyek sebenarnya. b. Peneliti membuat lembar pengamatanobservasi berupa keaktifan, kreativitas, konsentrasi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Kegiatan awal 10 menit 1. Mengkondisikan siswa agar siap belajar 2. Presensi, berdo’a 3. Appersepsimenjelaskan pembelajaran yang akan dilakukan b. Kegiatan inti 40 menit 1. Peneliti menjelaskan materi tentang membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata. 2. Peneliti meminta siswa untuk mengamati kartu kata , kemudian siswa disuruh membaca sesuai dengan kartu kata yang dilihat. 3. Peneliti meminta siswa untuk menyusun suku kata menjadi kata. 4. Peneliti memberi tugas kepada semua siswa untuk membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata. c. Kegiatan akhir 10 menit 1. Peneliti menyimpulkan hasilnya. 2. Peneliti memberikan saran-saran dan menutup pelajaran. 3. Hasil Pengamatan Dalam melaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir dengan menggunakan format observasi yang disiapkan. Menurut pengamatan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan bertanya belum banyak, mereka hanya menjawab pertanyaan walaupun jawabannya belum tentu benar. Anak banyak yang tidak berkonsentrasi. Hanya satu anak yang aktif, rupanya mereka belum tahu maksud dan tujuan dilaksanakan penerapan media permainan kartu kata. Adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada lembar pengamatan di bawah ini: Tabel: 6 Hasil Data Siklus ke 1 No Aspek Pengamat Jumlah siswa yang melakukan dengan 70 benar Jumlah siswa prosentase Keterangan 1 Keaktifan KBM 1 66,67 2 Penggunaan media kartu kata 3 50 3 Hasil Belajar Membaca Permulaan. 2 50 Dari table tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut: 10 20 30 40 50 60 70 Jumlah siswa Keaktifan KBM penggunaan media kartu kata Hasil Belajar membaca permulaan Grafik 2 : Grafik Hasil Data Siklus ke 1 Tabel 7 Nilai Hasil Tes siklus I Hasil Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas DIII C SLB Negeri Sragen Tentang Membaca Permulaan No Nama Nilai KKM Kriteria Nilai Tuntas Tidak Tuntas 1 TF 60 60 V - 2 ENY 50 60 - X 3 DS 50 60 - X 4 W 50 60 - X 5 QNA 60 60 V - Keterangan : V : Tuntas X : Tidak Tuntas Dari table tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut: 44 46 48 50 52 54 56 58 60 TF ENY DS W QNA Nilai KKM Grafik 3 : Grafik Nilai Hasil Test Siklus ke 1 4. Refleksi Hasil dari proses pembelajaran mulai dari penyusunan rencana pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi. Kelemahan yang penulis temui adalah anak banyak yang tidak berkonsentrasi. Hanya satu anak yang aktif, rupanya mereka belum tahu maksud dan tujuan dilaksanakan penerapan media permainan kartu kata. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk peningkatan hasil selanjutnya seperti kemahiran guru mengkondisikan anak dalam mengikuti pembelajaran, variasi guru dalam penggunaan media kartu kata. Adapun hasil dari tindakan kelas siklus I dilihat dari banyaknya soal yang diberikan maka siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 anak, kondisi ini .mengalami peningkatan jika dilihat nilai hasil belajar sebelum ada tindakan, namun peneliti ingin memperbaiki pembelajaran lagi pada siklus II

3. Deskripsi Siklus II

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KATA UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS II SLB NEGERI KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 4 97

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SEBAGAI PERSIAPAN MENULIS PERMULAAN MELALUI KETERAMPILAN KOLASE PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 DI SLB NEGERI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

3 39 115

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS 1 SDN JAJAR I NO. 73 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 5 96

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Pembelajaran Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok B Di TK Aisyiyah BA Masaran 1 Masaran Sragen Tahun Pelajaran

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Pembelajaran Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok B Di TK Aisyiyah BA Masaran 1 Masaran Sragen Tahun Pelajaran

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas I di SD Negeri 02 Kedung Jeruk Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 1 14

Penggunaan Media Kartu Kata Timbul untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan dengan Metode Abjad pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Dasar III SLB Negeri Pemalang.

0 0 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MEDIA TALKING BOOK PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS II SEMESTER I SLB NEGERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 16

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS D3-C SLB NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185