BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penambahan self cure activator dengan sistem adhesif untuk pemasangan pasak customized pita polyethylene fiber
reinforced terhadap celah mikro. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan p0.05 yaitu pada bagian coronal, middle dan apical di antara pasak pita
polyethylene fiber reinforced dengan sistem adhesif total etsa ditambah self cure activator, pasak pita polyethylene fiber reinforced dengan sistem adhesif total etsa,
dan pasak pita polyethylene fiber reinforced tanpa sistem adhesif terhadap celah mikro. Sedangkan antara kelompok pasak pita polyethylene fiber reinforced dengan
sistem adhesif total etsa ditambah dengan self cure activator dan kelompok pasak pita polyethylene fiber reinforced dengan sistem adhesif total etsa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan, antara kelompok pasak pita polyethylene fiber reinforced dengan sistem adhesif total etsa ditambah dengan self cure activator dan kelompok
pasak pita polyethylene fiber reinforced tanpa sistem adhesif terdapat perbedaan yang signifikan dan antara kelompok pasak pita polyethylene fiber reinforced dengan
sistem adhesif total etsa dan kelompok pasak pita polyethylene fiber reinforced tanpa sistem adhesif juga terdapat perbedaan yang signifikan.
7.2 Saran
1. Untuk mendapatkan adhesi yang lebih merata pada setiap sampel maka perlu dikendalikan lebih banyak variabel yang tidak terkendali pada seluruh sampel.
2. Diharapkan penelitian selanjutnya mengenai celah mikro menggunakan metode atau alat pengukuran yang lebih akurat untuk melihat jumlah penetrasi dari
dye yang sebenarnya ke dalam tubulus dentin misalnya dengan pemeriksaan Scanning electron microscop SEM.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Gigi pasca perawatan endodonti akan menjadi lemah diakibatkan oleh berkurangnya kandungan air dan hilangnya struktur dentin. Proses karies yang luas
pada gigi akan melemahkan struktur gigi dan meningkatkan kerapuhan pada gigi oleh karena itu struktur gigi yang tertinggal membutuhkan dukungan tambahan berupa
pasak yang dapat memberikan retensi dan stabilitas bagi restorasi direct maupun indirect.
16
Di dunia kedokteran gigi sekarang ini, telah dikenal beberapa tipe pasak dari bahan fiber sebagai alternatif dari penggunaan pasak metal tuang pada perawatan
pasca endodonti. Hal ini dikarenakan pasak fiber memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pasak metal, yakni memiliki modulus elastisitas yang
menyerupai dentin dan lebih estetis. Pasak fiber berkembang sesuai dengan perkembangan sistem adhesif modern dari resin komposit serta adanya keinginan dari
pasien terhadap restorasi estetis serta kebutuhan akan adanya kunjungan perawatan yang lebih singkat.
1,2
Pada restorasi yang menggunakan pasak fiber, retensi dapat diperoleh dari sistem adhesif dari semen luting resin komposit. Kelemahan semen luting resin dapat
berupa terjadinya pengerutan selama polimerisasi, sehingga menyebabkan timbulnya celah mikro pada restorasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan perlekatan resin
komposit dengan dentin saluran akar adalah dengan menggunakan teknik etsa asam dan bahan bonding adhesive. Aplikasi bonding bertujuan untuk mengimbangi
kontraksi resin komposit pada saat polimerisasi.
3,5
2.1 Perkembangan Pasak Fiber
Beberapa dekade sebelumnya pasak yang digunakan adalah pasak dengan bahan dasar metal berupa custom cast post dan prefabricated post. Pasak custom cast
dapat dibentuk sendiri menyerupai morfologi saluran akar yang telah dipreparasi. Keuntungannya adalah kontrol yang baik dalam dimensi dan bentuk pasak. Namun
Universitas Sumatera Utara
prosedur pembuatan pasak menggunakan proses laboratorium sehingga waktu perawatan lebih lama dan biaya lebih mahal. Proses laboratorium yang lama juga
memungkinkan risiko kontaminasi pada saluran akar semakin meningkat. Pasak metal prefabricated terbuat dari stainless steel, nickel chromium alloy atau titanium
alloy. Pasak prefabricated tidak memerlukan tahapan laboratorium karena dimensi dan bentuk pasak telah ditentukan oleh pabrik. Namun kekurangannya adaptasi pasak
ke dalam saluran akar membutuhkan pembuangan dentin yang cukup banyak sehingga risiko fraktur pada gigi tetap tinggi. Selain itu, pasak berbahan metal juga
mengakibatkan korosi sehingga sering kali menyebabkan terjadinya bayangan abu- abu grey zone pada daerah servikal gingiva.
1
Oleh karena kekurangan pasak metal ini maka para peneliti mengupayakan untuk mengembangkan pasak dengan bahan
dasar non-metal yang dikenal dengan pasak Fiber Reinforced Composite FRC.
2.2 Fiber Reinforced Composite FRC Pasak FRC dikenalkan pada pertengahan tahun 1990an dan memiliki