Grafik Penggunaan Obat Keluar Dari Bagian Farmasi RSDM Periode Bulan Januari Grafik Hasil Pemeriksaan Resistensi Kuman Dengan Spesimen Sputum Bulan Grafik Hasil Pemeriksaan Resistensi Kuman Dengan Spesimen urine Bulan Tinjauan Pustaka

commit to user ix DAFTAR GRAFIK

1. Grafik Penggunaan Obat Keluar Dari Bagian Farmasi RSDM Periode Bulan Januari

– Juni 2010 2. Grafik Hasil Pemeriksaan Resistensi Kuman Dengan Spesimen darah Bulan Januari – Juni 2010

3. Grafik Hasil Pemeriksaan Resistensi Kuman Dengan Spesimen Sputum Bulan

Januari – Juni 2010 4. Grafik Hasil Pemeriksaan Resistensi Kuman Dengan Spesimen Sekret Bulan Januari – Juni 2010

5. Grafik Hasil Pemeriksaan Resistensi Kuman Dengan Spesimen urine Bulan

Januari – Juni 2010 6. Grafik Hasil Pemeriksaan Resistensi Kuman Dengan Spesimen faeces Bulan Januari – Juni 2010

7. Grafik Hasil Pemeriksaan Resistensi Kuman Dengan Spesimen pus Bulan Januari

– Juni 2010 8. Grafik Hasil Pemeriksaan Resistensi Kuman Dengan Spesimen cairan ispirasi Bulan Januari – Juni 2010 commit to user

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi,yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain.Bagian Farmakologi,1995 ,Penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada beberapa kasus dapat menyebabkan kekebalan bakteri terhadap agen antimikroba,yaitu munculnya bakteri – bakteri yang resisten terhadap suatu jenis agen mikroba atau peningkatan biaya pengobatan ditambah lagi biaya terapi efek samping dari beberapa obat Juwono dan Prayitno,2003.Cara kerja terpenting dari antibiotik adalah perintangan sintesis protein,sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi seperti antibiotik bekerja terhadap dinding sel penisilin,sefalosporin ataupun aminoglikosida.antibiotik tidak aktif teradap kebanyakan virus kecil,mungkin karena virus tidak memiliki proses metabolisme sesungguhnya,melainkan tergantung seluruhnya dari proses hospes Pemakaian antibiotik yang tidak rasional akan menyebabkan timbulnya strain kuman resisten di unit perawatan intensif Djoko , 1999. Kondisi ini mungkin disebabkan karena penggunaan antibiotika yang semakin meluas, sehingga sering diberikan tidak proporsional dan rasional baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit Priyambodo, 1996. Bukti dari sejumlah studi mengatakan bahwa proporsi bakteri yang resisten pada antibiotik yang diberikan bertambah sejalan peningkatan penggunaan commit to user antibiotik, sebaliknya menurun apabila ada penurunan pemakaian atau penghentian obat Eickhoff and Theodore C , 1992. Resistensi terjadi ketika organisme yang dulu peka menjadi tidak dapat dihambat oleh antibiotika Giliespie dan Bamford,2003. Kuman akan bermutasi atau mengubah gen ,sehingga melahirkan spesies baru yang mampu menembus pengepungan antibiotika sejenis. Untuk menumpasnya maka membutuhkan obat yang lebih canggih Azwar,2005.Jika sebuah bakteri membawa beberapa gen resisten.itu disebut multiresisten atau sering disebut juga “superbug”Wikipedia,2006 Saat ini aminoglikosida mempunyai tempat dalam penanggulangan infeksi berat oleh kuman gram negatif yang efektif dilihat dari berbagai aspek termasuk aspek materi.dibandingkan dengan golongan antibiotik lainnya seperti cephalosporin ataupun beberapa antibiotik penisilin sintetik lainnya yang tidak terjangkau harganya oleh pasien.Bagian Farmakologi,1993.Antibiotika golongan aminoglikosida banyak dipakai khususnya untuk infeksi berat,Namun ternyata resistensi bakteri terhadapnya cenderung meningkat dan polanya mungkin berupa resistensi ganda.karena itu pengetahuan tentang resistensi terhadapnya sangat penting agar pemerkiraan aminoglikosida menjadi lebih tepat guna Agus Sjahrurachman commit to user

II. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah pola kuman dan hasil resistensi dengan penggunaan antibiotik golongan Aminoglikosidadi RSUD dr Moewardi?”

III. Tujuan Penelitian

a Tujuan Umum : Mengetahui pola resistensi kuman dan penggunaan obat golongan aminoglikosid b Tujuan Khusus : 1 Mendiskripsikan pola kuman di RSUDM Dr. Moewardi Surakarta 2 Mendiskripsikan uji resistensi terhadap antibiotik aminoglikosid dengan berbagai specimen darah,urin,sekret,sputum,cairan aspirasi,feses,pus 3 Hubungan antara pola kuman dan hasil resistensi antibiotik aminoglikosid commit to user

IV. Manfaat Penelitian

A. Manfaat Teoritis Sebagai informasi bagi RSUD mengenai pola resistensi kuman terhadap antibiotik aminoglikosida. B. Manfaat Terapan 1. Dapat memberikan informasi tentang sumber infeksi nosokomial yang mungkin disebabkan adanya pemberian antibiotika yang tidak rasional di RSUD. 2. Dengan memperoleh data mengenai pola resistensi kuman terhadap aminoglikosida, maka dapat diketahui keempirisan penggunaan aminoglikosida di RSUD. 3. Dapat membuat pilihan antibiotik yang efektif dan efisien, sehingga dapat menekan biaya perawatan tanpa mengesampingkan kesembuhan pasien di RSUD. commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Pustaka

A. Penggunaan antibiotika empirik

Hasil akhir kejadian infeksi pada pasien sangat dipengaruhi oleh kecepatan mengenal organisme penyebab infeksi , kepekaan organisme penyebab infeksi tersebut terhadap antimikroba serta kecepatan kita bertindak , Pemilihan antimikroba yang tepat di era resistensi obat akan sangat mempengaruhi prognosis penderita Pada saat seorang praktisi dihadapkan pada pemilihan berbagai jenis antimikroba ,diharapkan dapat memilih obat yang tepat sasaran dan diberikan pada dosis yang tepat pula serta waspada efek samping yang terjadi pada pasien .tetapi terdapat kesulitan bila terdapat gambaran klinis mirip sepsis tetapi tidak ada infeksi yang sering disebut dengan SIRS systemic inflammatory response syndrome. Gillespie et all , 2003 Perubahan farmakodinamik juga sring terjadi pada orang sakit berat,sehingga pemberian obat antibiotika harus disesuaikan .Karena itu seringkali orang terpaksa harus member terapi pada dugaan infeksi secara empiris yaitu dengan pemberian antibiotika spectrum luas atau kombinasi Mohr dan Deitch 2002 commit to user Pengobatan empiris dikerjakan secepatnya berdasar atas organ bagian tubuh tempat infeksi serta pathogen yang potensial.dalam memilih terapi empiris , maka sangat penting memilih antibiotika sesuai dengan pola sensitivitas dan resisitensi bacterial setempat Para praktisi dalam penanggulangan infeksi akan dihadapkan pada berbagai jenis antibiotik yang membanjiri pasaran, terutama golongan antibiotik generasi baru . Pemilihan yang tepat didasarkan oleh informasi umumspesifik produk tersebut

B. Pemilihan antimikroba pada infeksi nosokomial

Berbagai hal penting diperhatikan dalam pemilihan antibiotika antara lain menyangkut Cunha , 2002 1. Spektrum antibiotik 2. Penetrasi kejaringan 3. Resistensi antibiotik 4. Safety profile 5. Cost Dalam pemberian obat antimikrobakterial perlu diperhatikan efek potensial yang ada pada antibiotik tersebut holistic antimicrobial therapy Gilespie et all , 2003 : 1. Spectrum actifity 2. Immunomodulatory powers 3. Intracellular killing commit to user 4. Antimicrobial tissue directed killing activity 5. PAE post effect , PALE post anti-leucocytes enhancement, PASME post antimicrobial sub-inhibitory macrophage enhancement 6. Antimicrobial tissue level high at infection site 7. Rapid killing activity 8. No negative effect on host defences 9. Bacterial death with toxicity to host Resistensi yang terjadi di berbagai jenis antibiotika menyangkut obat beta laktam ,sebagai contoh : resistensi Streptococcus Pneumonia terhadap penicillin telah didokumentasikan in vivo maupun in vitro . Yang paling sensitif terhadap penicillin , 6 resisten terhadap makrolides misalnya eritromisin yang resistensi terhadap penicillin ternyata resisten terhadap mikrolide 63

C. Antibiotik Antibakteri

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat jenis mikroba lain. Namun dalam praktek sehari-hari antimikroba sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba misalnya sulfonamide dan kuinolon juga sering digolongkan sebagai antibiotik Setiabudy dkk , 2004. Antibiotika merupakan obat yang sebagian besar tidak mempunyai efek intrinsik terhadap organ tubuh sendiri Iwan D, 2006 . commit to user Mekanisme kerja antibiotik untuk mudahnya dapat dibagi menjadi 4 cara Jawetz et al, 1996 : 1. Penghambatan sintesis dinding sel 2. Penghambatan fungsi selaput sel 3. Penghambatan sintesis protein translasi dan transkripsi bahan genetik 4. Penghambatan sintesis asam nukleat Aktifitas antimikroba diukur in vitro untuk menentukan Jawetz et al, 1996 : 1. Potensi zat antimikroba dalam larutan 2. Konsentrasinya dalam cairan tubuh dan jaringan 3. Kepekaan mikroorganisme terhadap obat pada konsentrasi tertentu Masalah aktifitas antimikroba in vivo lebih rumit daripada in vitro, sebab masalah tersebut tidak saja meliputi obat dan parasit tetapi ada pula faktor ketiga yaitu inang. Seleksi rasional obat antimikroba tergantung diagnosis dan tes kepekaan. Tebakan terbaik mengenai bakteri penyebab didasarkan pada pertimbangan berikut Jawetz et al, 1996 : 1. Tempat infeksi 2. Umur penderita 3. Temoat infeksi diperoleh commit to user 4. Faktor mekanis yang mempermudah 5. Faktor inang yang mempermudah Menurut Tadjudin, ilmu biomedik di abad ke-21 akan mengalami banyak kemajuan. Di bidang farmasi akan terjadi revolusi dalam pembuatan obat dengan cara kimia kombinasi combinatorial chemistry. Perkembangan antibiotik terus dilakukan sebagai upaya mengatasi masalah resistensi yang timbul oleh kuman tertentu Iwan D, 1996. Obat baru yang beredar seringkali tidak memiliki informasi memadai mengenai manfaat dan keamanan obat serta tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat Hartawan dkk , 2003. Di samping itu juga terdapat penemuan antibiotik yang relatif tidak begitu penting, yaitu penemuan rumus baru yang efektifitasnya hanya sedikit berbeda dengan antibiotik yang sudah dikenal Iwan D, 1996. Untuk mendapatkan ijin pemasaran produk obat, perusahaan farmasi harus membuktikan segala klaim efektifitasnya Setiabudy dkk , 1996. Dan setiap obat yang sudah dipasarkan juga senantiasa dinilai kembali di lapangan bila ternyata menimbulkan masalah atau bila ternyata risikonya lebih besar daripada manfaatnya, maka obat tersebut akan ditarik kembali dari pasar Pfizer , 2004.

D. Antibiotik aminoglikosid

1. Pendahuluan

Dokumen yang terkait

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI Pola Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Saluran Nafas Bawah Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 3 13

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYA PADA PASIEN SEPSIS DEWASA TERHADAP ANTIBIOTIK Pola Kuman Dan Resistensinya Pada Pasien Sepsis Dewasa Terhadap Antibiotik Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 4 17

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYA PADA PASIEN SEPSIS DEWASA TERHADAP ANTIBIOTIK Pola Kuman Dan Resistensinya Pada Pasien Sepsis Dewasa Terhadap Antibiotik Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 2 13

PENDAHULUAN Pola Kuman Dan Resistensinya Pada Pasien Sepsis Dewasa Terhadap Antibiotik Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 1 10

Daftar Pustaka Pola Kuman Dan Resistensinya Pada Pasien Sepsis Dewasa Terhadap Antibiotik Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 2 5

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYATERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI PASCA BEDAH ORTHOPEDI Pola Kuman Dan Resistensinyaterhadap Antibiotik Pada Pasien Infeksi Pasca Bedah Orthopedi Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

1 4 16

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYATERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI PASCA BEDAH ORTHOPEDI Pola Kuman Dan Resistensinyaterhadap Antibiotik Pada Pasien Infeksi Pasca Bedah Orthopedi Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 2 12

PENDAHULUAN Pola Kuman Dan Resistensinyaterhadap Antibiotik Pada Pasien Infeksi Pasca Bedah Orthopedi Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 3 7

ANGKA DAN POLA KUMAN PADA DINDING, LANTAI DAN UDARA DI RUANG ICU RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Angka dan Pola Kuman Pada Dinding, Lantai dan Udara di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 13

ANGKA DAN POLA KUMAN PADA DINDING, LANTAI DAN UDARA DI RUANG ICU RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Angka dan Pola Kuman Pada Dinding, Lantai dan Udara di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 13