17 perbandingan hukum hukum pidana, semestinya kita menjelaskan tentang apa
persamaan dan perbedaan antaranya. Dari uraian tersebut di atas, maka obyek penelitian ini adalah ketentuan hukum
pidana yang berkaitan dengan perlindungan saksi dan korban yang akan dipelajari dengan menggunakan metode perbandingan yang bersifat campuran mixed comparison antara
macrocomparison dan microcomparison untuk mengetahui jiwa spirit dari sistem hukum yang berbeda yang menjadi landasan kebijakan policy, mengapa dalam sistem
hukum pidana Indonesia misalnya, perlindungan saksi dan korban diperlukan, serta pengaturannya dan cara penyelesaiannya bila timbul konflik. Demikian pula dalam
sistem hukum pidana negara lain yang hendak dibandingkan tersebut, dilengkapi dengan landasan landasan filosofis, politis, ekonomis dsb. dari kedua sistem hukum pidana yang
hendak diperbandingkan tersebut.
C. Perumusan Masalah Kerlinger sebagaimana dikutip dikutip F. Sugeng Istanto
12
menyatakan bahwa permasalahan adalah suatu pernyataan yang menyatakan adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih. Permasalahan dirumuskan lebih jelas dalam susunan kalimat tanya. Variabel I dalam penelitian ini adalah “ketentuan hukum tentang LPSK”
dan variabel II adalah “tinjauan perbandingan hukum terhadap LPSK”. Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: “Bagaimana hubungan antara ketentuan hukum tentang LPSK dalam hukum pidana positif Indonesia dengan undang-undang sejenis di negara-negara lain dari
perspektif perbandingan hukum?”
12
F. Sugeng Istanto, 1999. “Teknik dan Metode Penelitian Hukum”, Makalah disampaikan pada Pelatihan Penelitian Intensif Terfokus, Lembaga Penelitian UAJY, Yogyakarta, 10 Juni, hlm 1.
18
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui ketentuan-ketentuan hukum pidana berkaitan dengan perlindungan saksi dan korban dalam hukum pidana positif Indonesia.
2. Mengetahui jiwa spirit yang mendasari kebijakan perlindungan saksi dan korban dalam hukum pidana positif Indonesia dan hukum pidana negara lain yang akan
diperbandingkan, selain landasan filosofis, . 3. Mengetahui persamaan dan perbedaan pengaturan hukum tentang perlindungan
saksi dan korban dalam hukum pidana positif Indonesia dengan hukum pidana negara lain yang hendak diperbandingkan.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat karena dapat memberikan sumbangan baru bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan negara yang dapat dilihat dari tiga aspek sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi pengembangan ilmu
hukum, khususnya hukum pidana yang berkaitan dengan perlindungan saksi dan korban.
2. Masalah perlindungan saksi dan korban dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara
lain adalah aspek perbandingan hukum, khususnya perbandingan hukum pidana. Melalui penelitian ini diharapkan ditemukan hal-hal yang spesifik, terutama
berkaitan dengan hubungan antara persamaan dan perbedaan pengaturan hukum tentang perlindungan saksi dan korban dalam hukum pidana positif Indonesia
dengan pengaturan hukum tentang perlindungan saksi dan korban di dalam KUHP
19 negara lain yang diteliti, bagaimana jiwa spirit yang melandasinya serta latar
belakang filosofis, ekonomis, dan politis dsb. 3.
Diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi pembangunan hukum di Indonesia, khususnya dalam hal proses pembuatan perundang-undangan pidana
di masa yang akan akan datang ius constituendum, khususnya yang berkaitan dengan perlindungan saksi dan korban.
F. Metode Penelitian 1. Obyek Penelitian