50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sebagaimana telah diuraikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan dan
kesadaran membayar pajak terhadap tunggakan PKB di Kota Medan. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada bagian sebelumnya dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu: 1a. Umur X1 bernilai signifikan sebesar 0,557 0,05, menunjukan bahwa
secara parsial variabel umur tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor.
1b. Tingkat pendidikan X2 bernilai signifikan 0,012 0,05, menunjukan bahwa secara parsial variabel pendidikan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor. 1c. Pendapatan wajib pajak X3 bernilai signifikan 0,049 0,05, menunjukan
bahwa secara parsial variabel pendapatan mempunyai pengaruh terhadap tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor.
1d. Kesadaran membayar pajak X4 bernilai signifikansi 0,00 0,05, menunjukan bahwa secara parsial variabel kesadaran berpengaruh terhadap
tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor. 2. Variabel yang paling berpengaruh terhadap tunggakan PKB di kota Medan
adalah variabel kesadaran membayar pajak, semakin rendah kesadaran wajib pajak membayar PKB maka kesempatan untuk melakukan tunggakan PKB
Universitas Sumatera Utara
51 akan semakin besar.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai yaitu kepada pemerinta kota medan perlu mensosialisasikan Peraturan Daerah yang
mengatur tentang Pajak Daerah, terutama bagi wajib pajak yang berpendidikan dan memiliki pendapatan agar dapat mewujudkan masyarakat yang taat Pajak
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TIJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pajak
Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1 pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan
bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
Sesuai falsafah undang-undang
perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari
setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
Pajak merupakan suatu pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk berbagai tujuan, misalnya untuk membiayai penyediaan barang dan jasa publik,
untuk mengatur perekonomian, dapat juga mengatur konsumsi masyarakat. Karena sifatnya yang dipaksakan tersebut maka pajak akan mempengaruhi
perilaku ekonomi masyarakat atau seseorang. Pajak merupakan suatu pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk berbagai tujuan, misalnya untuk
membiayai penyediaan barang dan jasa publik, untuk mengatur perekonomian, dapat juga mengatur konsumsi masyarakat. Karena sifatnya yang dipaksakan
Universitas Sumatera Utara
7 tersebut maka pajak akan mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat atau
seseorang. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam
menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri. Besar- kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara, baik untuk
pembiayaan pembangunan maupun anggaran rutin. Pajak sebagai instrumen fiskal yang merupakan penerimaan negara kemudian menjadi suatu investasi pemerintah
dan digunakan untuk memenuhi kemakmuran rakyat. Dalam implementasinya, pemungutan pajak dapat berjalan baik bila
prinsip-prinsip kebijakan perpajakan dapat diterapkan. Smith dan Jones mengemukakan tentang prinsip kebijakan perpajakan yang dikenal dengan istilah
Smiths Canons. Prinsip-prinsip itu meliputi asas kesamaan equality and equity, asas kepastian hukum certainty, asas tepat waktu convenice, dan asas ekonomi
atau efisiensi economy or efficiency. Jika prinsip itu diterapkan secara menyeluruh, sistem perpajakan berjalan ideal.
Dalam menjalankan kebijakan perpajakan, pemerintah di setiap negara memiliki hak yuridis secara eksklusif untuk memungut dari wajib pajak.
Yurisdiksi itu tentunya berlandaskan undang-undang yang dibuat bersama dengan legislatif. Hal itu dilakukan dengan memberi batasan-batasan dari pengenaan dan
besarnya pajak yang dibebankan pada subjek dan objek pajak. Atas dasar uraian itu, jelas dapat dikatakan bahwa upaya perpajakan tax effort melalui yurisdiksi
yang jelas merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
8 Sejalan dengan adanya yurisdiksi dan kepastian hukum, kebijakan
perpajakan bertujuan mendorong kemajuan ekonomi sebagai upaya peningkatan hasrat konsumsi masyarakat, meningkatkan investasi pemerintah, serta
mentransmisikan sumber-sumber ekonomi masyarakat menjadi penerimaan pemerintah.
Kesejahteraan merupakan perwujudan dari cita-cita pembangunan ekonomi suatu negara dan salah satu tujuan dari pemungutan pajak. Bagi bangsa
Indonesia, kesejahteraan sudah sangat jelas diatur tersendiri dalam UUD 1945 Pasal 33. Pembangunan merupakan bentuk kristalisasi ide dan kreativitas negara
dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup masyarakat. Ide dan kreativitas tersebut meliputi segala konsep dan program
pembangunan yang merupakan reprensentasi kehendak masyarakat dalam rangka mencapai kemakmuran. Pengurangan kemiskinan, pemerataan pembangunan,
peningkatan gizi, kesempatan kerja yang luas, dan peningkatan kualitas pendidikan merupakan beberapa bentuk kesejahteraan yang diinginkan
masyarakat. Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan
kewajiban kenegaran di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem
self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Pemerintah
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaanpenyuluhan, pelayanan,
dan pengawasan. Dalam
melaksanakan fungsinya tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik
Universitas Sumatera Utara
9 mungkin
memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan
pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan
uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan,
jembatan, sekolah,
rumah sakitpuskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat
dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri.
Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan modal. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi
suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Disamping fungsi budgeter fungsi
penerimaan di atas, pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada
masyarakat yang kemampuannya lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
10 Tingkat
kepatuhan Wajib
Pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk tercapainya
fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.
Dari pemaparan tersebut, system dan struktur pajak yang diatur dan ditetapkan bertujuan untuk negara yang pelaksanaannya menuntut semua pihak
untuk berpartisipasi, bukan hanya pejabat negara tetapi juga warga negara sendiri.
2.1.2 Fungsi Pajak
Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi pajak yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi penerimaan Budgeter
Pajak berfungsi
sebagai sumber
dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh: dimasukkannya pajak
dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. 2.
Fungsi mengatur Reguler Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh: dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras, dapat ditekankan. Demikian pula terhadap barang
mewah Waluyo, 2010 : 6.
2.1.3 Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
Universitas Sumatera Utara
11 digunakan
untuk membiayai
penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan
Pembangunan Daerah Mardiasmo, 2009 : 12. Dengan demikian, Pajak Daerah merupakan Pajak yang ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah dengan Peraturan Daerah Perda, yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan
untuk membiayai
pengeluaran pemerintah daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan didaerah.
Pajak Daerah di Indonesia berdasarkan Undang-undang nomor 28 tahun 2009 terbagi menjadi dua, yaitu Pajak Propinsi dan Pajak KabupatenKota.
Pembagian ini
dilakukan sesuai dengan
kewenangan pengenaan dan pemungutan masing-masing jenis pajak daerah pada wilayah administrasi propinsi
atau kabupatenkota yang bersangkutan. Berdasarkan Undang-undang nomor 28 tahun 2009, ditetapkan enam belas jenis Pajak Daerah, yaitu lima jenis Pajak
Propinsi dan sebelas jenis Pajak KabupatenKota. a. Jenis-jenis Pajak Daerah.
Menurut undang-undang nomor 28 tahun 2009: a. Pajak Daerah Tingkat I Propinsi
1. Pajak Kendaraan Bermotor; 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
3. Pajak Bahan Bakar Kendraan Bermotor; 4. Pajak Air Permukaan;
5. Pajak Rokok.
Universitas Sumatera Utara
12 b. Pajak Daerah Tingkat II Kabupaten
1. Pajak Hotel; 2. Pajak Restoran;
3. Pajak Hiburan; 4. Pajak Reklame;
5. Pajak Penerangan Jalan; 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
7. Pajak Parkir; 8. Pajak Air Tanah;
9. Sarang Burung Walet; 10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
2.1.4 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor
Menurut Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 13 Tahun 2002:
a. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih
beserta gandengannya yang digunakan
di semua jenis jalan darat, dan
digerakkan oleh peralatan
teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya
energi tertentu menjadi
tenaga gerak kendaraan bermotor
yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak;
b. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang
dipergunakan untuk pelayanan angkutan umum penumpang maupun
Universitas Sumatera Utara
13 barang yang dipungut bayaran dengan menggunakan Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor plat dasar kuning serta huruf dan angka hitam; c.
Kendaraan Bermotor alat-alat berat atau alat-alat besar adalah alat-alat yang dapat
bergerakberpindah tempat
dan tidak melekat secara
permanen; d.
Kepemilikan adalah hubungan hukum antara orang pribadi atau badan dengan kendaraan bermotor yang namanya tercantum di dalam bukti
kepemilikan atau dokumen yang sah termasuk Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor BPKB;
e. Penguasaan adalah
penggunaan dan atau penguasaan fisik kendaraan bermotor oleh orang pribadi atau badan dengan bukti penguasaan yang sah
menurut ketentuan perundangan yang berlaku.
2.1.5 Pengertian Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak terutang oleh wajib pajak harus dibayar atau dilunasi tepat pada waktunya, pembayaran harus dilakukan di Kas Negara atau kantor yang ditunjuk
oleh pemerintah. Untuk memperingankan wajib pajak maka pembayaran pajak dapat diangsur selama satu tahun berjalan. Setelah jumlah pajak yang
sesungguhnya terutang diketahui, maka kekurangannya setelah tahun pajak tersebut belum dilunasi maka timbul tunggakan pajak.
Tanggung jawab atas
kewajiban pembayaran pajak,
sebagai pencerminan kewajiban kenegaran di bidang perpajakan berada pada anggota
masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
14 Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan fungsinya
berkewajiban melakukan pembinaanpenyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berusaha
sebaik mungkin memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan
pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan.
Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum
seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakitpuskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Uang pajak
juga digunakan untuk
pembiayaan dalam
rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara
mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal
dari pajak. Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak
juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan modal.
Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan
Universitas Sumatera Utara
15 dan pembiayaan pembangunan. Disamping fungsi budgeter fungsi penerimaan
di atas, pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat
yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar
merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam
masyarakat dapat dikurangi secara maksimal. Tunggakan Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi
administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan
Pajak atau
surat sejenisnya
berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
1. Sedangkan pengertian tunggakan di
dalam Kamus
Bahasa Indonesia Hoetomo, 2005 : 563 yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan, Tunggakan adalah angsuran yang belum dibayar atau utang yang masih belum dilunasi pada atau
setelah tanggal pengenaan denda. 2. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa tunggakan pajak timbul
apabila wajib pajak tidak melunasi pajaknya saat tanggal jatuh tempo, telah ditegur dan ditagih.
Tunggakan Pajak kendaraan bermotor adalah pajak kendaraan bermotor yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau
kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak atau surat sejenisnya
Universitas Sumatera Utara
16 berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan kendaraan
bermotor.
2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor
Penarikan atau pemungutan pajak adalah suatu fungsi yang harus dilaksanakan oleh Negara sebagai suatu fungsi esensial. Tetapi masih ada kendala
dalam pemungutan pajak tersebut, yaitu masih banyaknya tunggakan dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor PKB. Menurut De Langen yang dikutip
oleh Bohari, 2010 : 40, ini dipengaruhi oleh:
a. Kesadaran Membayar Pajak