Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilakau konsumen terhadap keputusan pembelian mobil kijang : studi kasus pembelian mobil kijang di Karawang

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN MOBIL KIJANG

(

Studi Kasus Pembelian Mobil Kijang di Karawang)

Oleh :

Cece Abdurrohman

102081026136

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL KIJANG

(Studi Kasus Pembelian Mobil Kijang di Karawang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Cece Abdurrohman

NIM: 102081026136

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Heryanto SE, M.Si

NIP. 131 474 891 NIP. 131 569 931

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

ABSTRACT

By Cece Abdurrohman

The main purpose of this research is to analysis to what factors that influence consumer behavior decision on side purchase car of Kijang in Karawang area. The data used is primary. Although the object has been given in 80 respondent. The amount of variable is 30 variable. The data that had been taken, will be analysis in SPSS 13.0 Programming For Windows.

The research of result showed from 30 variable had been reduce to 27 variable to spread into 8 faktor. 3 variable will be residue from model because can not fill criteria of MSA > 0.5 that is social status variable (X7) with value (MSA 0.422), trend repeatedly variable (X18) with value (MSA 0.483), and car of trade variable (X24), with value (MSA 0.408). the result from factor analysis that 27 variabel that hold out in the models and taken in 8 factor category that's factor that influence consumer behavior on side purchase car of kijang. The factors are group of reference factor with eigen value 6.022, econonic faktor with eigen value 2.504, social factor with eigen value 2.305, promotion factor with eigen value 1.748, price factor with eigen value 1.621, distribution factor with eigen value 1.429, product factor with eigen value 1.256, cultural factor with eigen value 1029. the 8 factor can be taken based on the value in eigen value with in > 1. domination factor is group of reference with eigen value 6.022 and varian percentage 22.305%.


(4)

ABSTRAK

Oleh Cece Abdurrohman

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian mobil Kijang di daerah Karawang. Data yang digunakan adalah data primer. Sampel yang diteliti sebanyak 80 responden. Jumlah variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 30 variabel. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis faktor pada program SPSS 13.0 For Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ke-30 variabel yang direduksi menjadi 27 variabel. Sisanya 3 variabel dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0.5 yaitu variabel status sosial (X7) dengan nilai

MSA (0.422) variabel mengikuti trend (X18) dengan nilai MSA (0.483) dan

variabel mobil niaga (X24) dengan nilai MSA (0.408). Dari uji analisis faktor

diperoleh hasil bahwa dari 27 variabel yang ditahan dalam model dan mengelompokkannya kedalam 8 faktor, merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian mobil Kijang. Faktor-faktor tesebut adalah faktor kelompok referensi dengan nilai eigen values 6.022, faktor ekonomi dengan eigen values 2.504, faktor sosial dengan nilai eigen values 2.305, faktor promosi dengan nilai eigen values 1.748, faktor harga dengan nilai eigen values

1.621, faktor distribusi dengan nilai eigen values 1.492, faktor produk dengan nilai eigen values 1.258 dan faktor budaya dengan nilai eigen values 1.029. Ke-8 faktor diperoleh berdasarkan pada nilai eigen values yang lebih besar dari satu. Faktor yang mendominasi adalah faktor kelompok referensi yang mempunyai nilai eigen values sebesar 6.022 dengan persentase varians 22.305%.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil 'Aalamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas segala limpahan taufik dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rosulullah SAW, keluarga dan sahabatnya yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang benar.

Skripsi ini berjudul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN MOBIL KIJANG" (Studi Kasus Pembelian Mobil Kijang di Karawang). Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman penulis miliki. Namun demikian, penulis berusaha dengan kemampuan tersebut, dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis menemui berbagai hambatan dan kesulitan. Tidak terkecuali, penulis juga mendapat berbagai dorongan dan bimbingan dari semua pihak. Akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan menyusun skripsi ini, diantaranya:

1. Kedua orang tuaku tercinta dan juga keluarga besarku yang telah memberikan limpahan kasih sayangnya, mendidik, membesarkan serta memberikan semangat yang luar biasa di saat-saat aku butuhkan serta bantuan secara materil sehingga aku mampu menyelesaikan skripsi ini

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan juga selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberi arahan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.


(6)

3. Bapak Heryanto SE, MSi. Selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan yang begitu sabar meluangkan waktunya sehingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Bapak Indoyama Nasarudin MAB selaku Ketua Jurusan Manajemen,

para staf dosen dan seluruh sivitas akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah.

5. Bapak Ahmad Taufik S.Ag selaku guruku yang selalu bersedia membantu setiap kali aku mendapat kesulitan.

6. Keluarga besar Bp. Muhammad Ali (Alm), Umi, Pok Isah & Bang Umar, Bang Hasan & Ka Ela, Pok Ubay & Mas Ali, Bang Zaenal & Tita, Bang Jamil & Mba Santi, Sofyan & Yuli serta warga RT 003/07 yang telah banyak membantu saya selama kuliah di UIN Jakarta.

7. Terima kasih untuk teman-temanku: Fajar, Muhrim, Arif, Daniel, Eka, Farhan, Adoel, Ika, Bajay, Eet, Hamdi, Fandi, Acit, Husnul, Iyos, Leli, Ridwan, Bambang, Amel, Rita, Oyot, anak-anak KKN 19, serta semua anak Manajemen B angkatan 2002.

8. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jakarta, Juni 2009


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Riwayat Hidup ... i

Abstract ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel... viii

Daftar Gambar……….. x

Daftar Lampiran……… xi

BAB I Pendahuluan……….. 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II Tinjauan Pustaka……… 8

A. Tinjauan Pustaka... 8

1. Landasan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 8

2. Landasan Teori ... 8

a. Definisi Pemasaran... 8

b. Manajemen Pemasaran... 10

c. Definisi Perilaku Konsumen ... 11

d. Model Perilaku Pembelian... 18

e. Keputusan Pembelian ... 18

3. Kerangka Pemikiran... 23

B. Hipotesis………. 24

BAB III Metode Penelitian... 25

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 25


(8)

C. Metode Pengumpulan Data……….. 26

D. Metode Analisis……….. 28

1. Uji Validitas... 29

2. Uji Reliabilitas ... 30

3. Analisis Faktor ... 31

E. Operasional Variabel ... 39

BAB IV Penemuan Dan Pembahasan……….. 40

A. Sekias Gambaran Umum Objek Penelitian ... 40

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………. 42

C. Penemuan dan Pembahasan………. 44

1. Analisis Kuesioner………. 44

2. Hasil Analisis Faktor………. 61

BAB V Kesimpulan Dan Implikasi……… 79

A. Kesimpulan... 79

B. Implikasi... 81

Daftar pustaka ..……….. 84


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 87

2 Tabel Jawaban Responden ... 91

3 Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 94


(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Cece Abdurrohman

Tempat, Tanggal lahir : Karawang, 11 Agustus 1981 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kampung Sawah RT 02/01 Jayakerta Karawang 41352 No. Telepon : 08569966629

Pendidikan :

• SDN Kampung Sawah I Karawang (1989-1995)

• MTs Mursyidul Falah Karawang (1995-1998)

• MAN Rengasdengklok Karawang (1999-2002)

• UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2002-2009)

Organisasi :

• Anggota PMR MAN Rengasdengklok (1999-2002)

• Bendahara OSIS MAN Rengasdengklok (2000-2001)


(11)

... DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Data Penjualan Mobil Kijang ... 6

3.1 Operasional Variabel Penelitian... 39

4.1 Item-Total Statistics ... 43

4.2 Reliability Statistics... 44

4.3 Hasil Jawaban Responden Yang Memilih Mobil Kijang ... 45

4.4 Distribusi jawaban responden terhadap Sudah Dikenal Masyarakat ... 46

4.5 Distribusi jawaban responden terhadap Mobil Ideal Untuk Keluarga.... 46

4.6 Distribusi jawaban responden terhadap Lebih Mendominasi ... 47

4.7 Distribusi jawaban responden terhadap Kemudahan Suku Cadang ... 47

4.8 Distribusi jawaban responden terhadap Kendaraan Kelas Menengah .... 48

4.9 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh keluarga... 48

4.10 Distribusi jawaban responden terhadap Menaikkan Status Sosial... 49

4.11 Distribusi jawaban responden terhadap Kesepakatan Keluarga... 49

4.12 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Teman ... 50

4.13 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Tetangga... 50

4.14 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Teknologi ... 51

4.15 Distribusi jawaban responden terhadap Keadaan Politik... 51

4.16 Distribusi jawaban responden terhadap Dapat Dibeli Showroom Mobil Biasa ... 52

4.17 Distribusi jawaban responden terhadap Desain Pas Untuk Kaluarga ... 52

4.18 Distribusi jawaban responden terhadap Kemapanan Ekonomi... 53

4.20 Distribusi jawaban responden terhadap Hemat BBM... 53

4.21 Distribusi jawaban responden terhadap Keadaan Ekonomi... 54

4.22 Distribusi jawaban responden terhadap Mengikuti Trend ... 54

4.23 Distribusi jawaban responden terhadap Harga Jual Kembali Tinggi... 55


(12)

4.25 Distribusi jawaban responden terhadap Kepuasan Berkendara... 56

4.26 Distribusi jawaban responden terhadap Pameran Otomotif... 56

4.27 Distribusi jawaban responden terhadap Dapat Mengangkut Banyak penumpang... 57

4.28 Distribusi jawaban responden terhadap Mobil Niaga... 57

4.29 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Iklan TV ... 58

4.30 Distribusi jawaban responden terhadap dapat Menunjukkan Kelas Sosial ... 58

4.31 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh tuntutan kerja... 59

4.31 Distribusi jawaban responden terhadap Mempunyai Banyak Tipe... 59

4.32 Distribusi jawaban responden terhadap Mobil Yang Tangguh ... 60

4.33 Distribusi jawaban responden terhadap Mudah Perawatannya ... 60

4.34 KMO Barlett's Test 1 ... 61

4.35 KMO Barlett's Test 2 ... 63

4.36 Communalities ... 65

4.37 Total Variance Explained ... 68

4.37 Component Matrix (a)... 69

4.37 Rotated Component Matrix (a) ... 71


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1.1.1 Perkembangan industri otomotif dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, mulai dari motor sampai mobil. Perusahaan otomotif dunia saling berlomba-lomba untuk mendapatkan respon positif dari para konsumen. Berbagai cara mereka lakukan untuk menarik konsumen dengan cara menawarkan kecanggihan teknologi yang dipakai, sampai desain interior dan eksterior yang digunakan di mobil tersebut.

1.1.2 Produsen mobil yang ada di Indonesia jumlahnya lebih dari satu. Salah satu perusahaan otomotif yang ada di Indonesia yaitu perusahaan Toyota. Perusahaan otomotif Jepang ini masuk ke Indonesia sudah puluhan tahun yang lalu. Toyota memproduksi mobil tidak hanya satu jenis saja melainkan beberapa jenis. Mulai dari sedan sampai truk.

1.1.3 Perusahaan ini dari tahun mengalami kemajuan yang sangat pesat, tak terkecuali di Indonesia. Hampir setengah dari jumlah mobil yang ada di Indonesia merupakan produk Toyota, dari jenis sedan, jip, pickup dan lain-lain. Yang paling tampak jelas kita lihat adalah mobil Kijang. Untuk saat ini kijang tidak hanya diproduksi untuk konsumsi


(14)

dalam negeri saja, tapi juga diekspor ke berbagai negara yang ada di dunia khususnya Asia Tenggara.

1.1.4 Sampai saat ini, dari segi penjualan Kijang masih memimpin di kelas mobil keluarga. Hal ini mungkin karena konsumen menganggap bahwa kijang memang mobil yang cocok untuk keluarga. Mengenai perkembangannya, mobil kijang telah mengalami 5 lima kali perubahan, dari pertama diluncurkan sampai sekarang.

1.1.5 Generasi I (1977-1980)

Kijang pertama kali muncul pada tahun 1977. Saat diluncurkan, ada keraguan dari perancangnya sendiri apakah Kijang bisa diterima pasar, karena saat itu Mitsubishi Colt masih dominan. Kijang ternyata menjadi populer. Generasi I merupakan kendaraan pickup dan berbentuk kotak. Model ini sering dijuluki "Kijang Buaya" karena kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping. Kijang pada awalnya lahir sebagai kendaraaan dengan konsep Basic Utility Vehicle (sederhana), sehingga kendaraan ini cocok sebagai kendaraan serba guna dan mudah untuk dirawat. Kijang generasi pertama ini diproduksi hingga tahun 1980.

Pada tahun pertama peluncurannya, produksi Kijang hanya 1.168 unit. Tahun berikutnya 1978, jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit. Setelah itu, jumlah produksi Kijang terus meningkat dari tahun ke tahun.


(15)

1.1.6

Generasi II (1981-1985

)

Generasi II mulai dijual pada September 1981. Bentuk model ini tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya, namun memiliki beberapa perubahan yang di antaranya adalah peningkatan kapasitas silinder mesin menjadi 1.300 cc (naik 100 cc). Kapasitas ini kemudian dinaikkan lagi hingga 1.500 cc.

Mobil ini, walaupun disebut sebut memiliki banyak perubahan, bentuknya masih ada kesamaan dengan Kijang Buaya. Lampu mobil masih bulat di samping depan kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan TOYOTA

pada bagian depan. Garis pada bonnet juga masih simpel dan curam. Meski bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan penuh hingga bagian tepi hidung mobil (bonnet) seperti halnya kijang sebelumnya.

Mobil dengan kode rangka KF20 ini akrab sebagai Doyok (sebutan bagi sebuah serial kartun bertokoh Doyok pada harian pos kota) sehingga dikenal juga sebagai Kijang Doyok. Pintu lebih manis dengan dilengkapi kaca dengan engsel tidak lagi mirip engsel pintu rumah dan dilengkapi kunci pada tahun 1982. Dengan mesin 4K berkapasitas 1300 cc, transmisi masih 4 percepatan. Suspensi masih double wishbone dengan per daun pada bagian depan dan per daun under axle (dibawah gardan) pada bagian belakang mobil.


(16)

Pada tahun 1986 model generasi ketiga dilempar ke pasaran. Kijang generasi ini bentuknya lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern. Model ini hingga saat ini masih banyak digunakan di jalanan di Indonesia meski tidak lagi diproduksi.

Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak, Kijang generasi sebelumnya juga dimodifikasi sebagai kendaraan penumpang. Pada masa ini, bisa dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil penumpang, terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor meramaikan pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi Toyota atas model-model kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa bonnet lainnya seperti Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra dimana Kijang menjadi pilihan kuat konsumen saat itu. Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini yakni tipe Kijang Super (1986-1992) dan Kijang Grand (1992-1996) dengan memiliki life cycle cukup panjang (hampir satu dekade) dibandingkan generasi lalu.

Kijang Generasi IV (1997-2004)

Mulai generasi keempat kijang ini, dominasi Jepang semakin besar. Kalau sebelumnya Toyota Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak menggunakan karoseri. Pada generasi ini sudah dikatakan menyiratkan mobil yang sesungguhnya. Desainnya membulat seperti kapsul dan lebih aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya. Pada kijang yang


(17)

dikenal sebagai kijang baru ini, Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni Mesin bensin 1800cc (tipe 7K) seperti generasi-generasi sebelumnya dan Mesin diesel 2500cc (tipe 2L) yang membuat persaingan dengan Isuzu Panther untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat itu mendominasi pasaran.

Generasi V (2004-saat ini)

Kijang Innova (Generasi Terakhir)

Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2004 dan dijual dengan nama "Kijang Innova". Selain di Indonesia, model ini juga dijual di luar negeri dengan nama "Innova" (tanpa "Kijang"). Model ini mengalami perubahan yang cukup besar dibandingkan dengan model sebelumnya. Jika konsep awal Kijang generasi pertama adalah basic utility vehicles atau kendaraan sederhana, maka Kijang generasi V ini bukanlah kendaraan sederhana lagi namun dapat dikategorikan sebagai kendaraan mewah. Bentuknya sudah jauh lebih modern dibandingkan dengan generasi-generasi Kijang sebelumnya.

Kijang ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor pada akhir tahun 2004. Mobil ini keluar dengan model mobil keluarga masa kini dengan jenis MPV

(Multi Purposes Vehicle) masa kini dengan bodi yang lebih aerodinamis dibandingkan generasi sebelumnya dengan kenyamanan mobil sedan. Posisi pengendara cukup pas, letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang

user friendly. Menggunakan Mesin VVT-i 2000 cc dengan type 1TR-FE 16 katup DOHC menggantikan tipe K/RZ pada generasi sebelumnya. Dirancang


(18)

dengan sistem Direct Ignition System (DIS) dan penerapan teknologi pedal gas tanpa kabel atau Throttle Control System-Inteligent). Posisi mesin membujur dengan gerak roda belakang (rear wheel system).

Perubahan mobil Kijang dari generasi ke generasi cukup signifikan. Jadi tidak salah jika konsumen memilih kijang sebagai mobil keluarga yang serba guna, bahkan sebagai mobil niaga.

Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber khususnya Toyota, data penjualan mobil Kijang sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Penjualan Mobil Kijang

Generasi I (1977-1980) 26.806 unit

Generasi II (1981-1985) 84.064 unit

Generasi III (1986-1996) 509.867 unit

Generasi IV (1997-2004) 429.674 unit

Generasi V (2005-2007*) 160.918 unit

Sumber: http://www.toyota.com

Berdasarkan uraian diatas, penjualan mobil Kijang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selain itu juga Toyota sebagai perusahaaan otomotif terbesar sekaligus pemimpin pasar di Indonesia, membuat saya tertarik untuk menganalisa hal tersebut, maka dengan ini penulis akan mencoba mengangkat judul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN MOBIL KIJANG.


(19)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah: faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian mobil Kijang?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian mobil Kijang.

2. Manfaat

a. Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perusahaan otomotif dan sebagai bahan perbandingan antara teori dengan praktek.

b. Perusahaan

Diharapkan dari penelitian ini akan berguna bagi perusahaan Toyota, sebagai bahan informasi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian mobil Kijang.


(20)

c. Akademis

Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan acuan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian mobil.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Landasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian, maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fajar Suryo Saputro (2007), dalam penelitiannya yang berjudul "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Warnet Clik Net Ciputat". Alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih warnet, serta faktor-faktor apa saja yang mempunyai pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian produk mobil Kijang.

Hasil dari penelitiannya dapat diketahui bahwa faktor pelayanan dan kenyamanan, promosi dan bukti fisik, produk, tempat, dan harga mempengaruhi konsumen dalam memilih warnet. Sedangkan faktor pelayanan dan kenyamanan menjadi faktor yang paling dominan yang mempengaruhi konsumen dalam memilih warnet.

2. Landasan Teori

a. Definisi Pemasaran

Pemasaran secara umum diartikan sebagai kegiatan penjualan dan pembelian antara dua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Kegiatan pemasaran tidak hanya mencakup menjual dan membeli, namun juga


(22)

meliputi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi. Setiap perusahaan dipastikan memerlukan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan hasil usaha dari perusahaan.

Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Menurut Gary Armstrong dan Philip Kotler (2001) "Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain".

Menurut Mc Daniel, Carl dan Roger Gates (2001), pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.

"Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain".(Kotler,2002:9)

Menurut Husein Umar (2003:31) Pemasaran diartikan sebagai “kegiatan yang meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang/jasa


(23)

yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial”.

Menutrut Philip Kotler (2004), pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Ali Hasan (2008:1) pemasaran adalah sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham).

Menurut Freddy Rangkuti (2009:22) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan proses pertukaran barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan serta kepuasan pelanggan melalui prinsip penetapan harga, promosi, distribusi kepada konsumen.

b. Definisi Manjemen Pemasaran

Menurut Basu Swastha (2000:4) "Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan".

Sedangkan menurut Kotler (2002:34) "Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi,


(24)

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang bertujuan untuk memuaskan individu dan organisasi".

Mamajemen pemasaran merupakan suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, penyaluran gagasan, pengawasan kegiatan pemasaran oleh perusahaan untuk memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. c. Definisi Perilaku Konsumen

Menurut Engel dkk (1995:3) Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan itu.

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam buku J. Paul Peter & Jerry C. Olson (1996:18) Perilaku konsumen didefinisikan sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan yang individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dkk.,1997)

Menurut Mangkunegara (2002) Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau orang yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,


(25)

menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Menurut Hawkins, dkk (2007:6) menyatakan: "Consumer behavior is the study if individuals, groups or organizations, and the processes they use to select, secure, use, and dispose of products, services, experiences or ideas to satisfy needs and the impact that these processes have on the consumer and sosiety".

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.

Sedangkan menurut Suryani (2008:6) perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh konsumen baik individu, kelompok atau organisasi dalam mendapatkan dan menggunakan produk atau jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan yang mengawali tindakan tersebut.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah:


(26)

Gambar 2.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Sumber: Kotler, Philip, 2002, "Manajemen Pemasaran Edisi Millenium" PrenHallindo, Jakarta

Kotler dan Armstrong (1997:144) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen adalah sebagai berikut:

1) Faktor Budaya

Pada setiap kelompok masyarakat pasti memiliki budaya, dimana budaya tersebut bisa digunakan sebagai aturan, kebiasaan dan ciri khas dari suatu kelompok masyarakat. Faktor dari budaya adalah budaya, sub budaya dan kelas sosial.

(a) Budaya

Budaya diartikan sebagai kmlek yang menyeluruh yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, hukum, moral, kebiasaan dan kapabilitas lainnya serta kebiasaan-kebiasaan yang dikuasai oleh individu sebagai anggota masyarakat (Hawkins 2007:43).

Sosial - Kelompok

Acuan - Keluarga - Peran dan

Status

Pribadi

- Umur dan Tahap Siklus Hidup - Pekerjaan - Situasi Ekonomi - Gaya Hidup - Kepribadian dan

Konsep Diri

Psikologis - Motivasi - Persepsi - Kelas Sosial - Pengetahuan - Keyakinan

dan Sikap Budaya

- Kebudayaan - Sub Budaya - Kelas Sosial


(27)

(b)Subbudaya

Setiap kebudayaan mengandung sub-kebudayaan yang lebih kecil, atau kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Subbudaya adalah sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi.

(c) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat dan perilaku serupa.

2) Faktor Sosial

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial antara lain: (a) Kelompok acuan

Perilaku konsumen umumnya dipengaruhi oleh individu yang lainnya, individu yang mempengaruhi tersebut dapat dimasukkan sebagai kelompok primer yang terdiri atas kelompok terdekat dari individu tersebut. Misalnya; keluarga, teman dan tetangga. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok sekunder yang mempunyai interaksi yang lebih formal dan memiliki sedikit interaksi. Kelompok sekunder meliputi kelompok keagamaan, serikat buruh dan asosiasi profesional.


(28)

(b)Keluarga

Anggota keluarga sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian individu, keluarga mempunyai peran yang sangat penting, dimana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi.

(c) Peran dan status

Dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu mengikuti setiap individu. Peran dan status seorang individu dalam kelompok tertentu misalnya keluarga sangat mempengaruhi dalam perilaku pembelian.

3) Faktor Pribadi

Dalam perilaku pembelian faktor pribadi juga mempengaruhi seorang individu. Faktor tersebut terdiri dari:

(a) Umur dan Tahap Siklus

Dalam kehidupan, perjalanan usia tidak dapat dihindarkan. Dengan berjalan usia maka juga terjadi perubahan pola konsumsi untuk masing-masing.

(b)Pekerjaan

Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seorang individu dalam perilaku konsumsinya, misalnya seorang pekerja kasar akan cenderung membeli pakaian untuk pekerjaan kasar, sedangkan pekerja kantoran akan cenderung untuk membeli setelan kemeja atau jas.


(29)

(c) Situasi Ekonomi

Dalam perilaku pembelian sedikit banyak juga dipengaruhi oleh situasi ekonomi, dengan berubahnya situasi ekonomi, maka biasanya akan merubah perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.

(d)Gaya Hidup

Individu dengan latar belakang gaya hidup yang berbeda, memiliki kecenderungan berbeda dalam dalam perilaku pembeliannya. Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh keluarga, situasi, pekerjaan, hobi dan masih banyak lagi yang lainnya.

(e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian dapat mempengaruhi perilaku pembelian, kepribadian adalah karakteristik psikilogis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya. (Kotler,1997)

4) Faktor Psikologis

Pilihan-pilihan seseorang dalam melakukan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor psikologis yaitu:

(a) Motivasi

Seorang individu dalam kehidupan bermasyarakat juga memerlukan motivasi untuk menjalani hidupnya, motivasi sendiri juga dapat mempengaruhi seorang individu dalam melakukan


(30)

pembelian. Motivasi ini pula yang membangun seseorang untuk melakukan perilaku pembelian.

(b)Persepsi

Setiap hari seorang individu mempunyai motivasi untuk melakukan pembelian, tetapi faktor lain yang mempengaruhi setelah seorang individu tersebut mempunyai motivasi dalam melakukan pembelian adalah persepsi. Seringkali seorang individu dihadapkan pada suatu pilihan dalam pemilihan suatu barang misalnya, dengan adanya persepsi maka seorang individu dapat memilih sesuai dengan persepsi yang tertanam dalam dirinya. (c) Pembelajaran

Dalam melakukan tindakan seorang individu lepas dari pembelajaran, perubahan perilaku individu dalam pembelian juga dipengaruhi oleh pengalaman dan pembelajaran dari pembelian sebelumnya. Ahli teori ilmu pengetahuan mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling mempengaruhi dari drive (dorongan), stimulus (rangsangan), clues (petunjuk), response (tanggapan) dan reinforcement (penguatan).

(d)Keyakinan dan Sikap

Seorang pemasar biasanya memperhatikan keyakinan konsumennya akan produknya, seringkali seorang pemasar harus


(31)

merubah iklannya untuk membentuk keyakinan seiring individu dalam pemilihan suatu produk.

d. Model Perilaku Pembelian

Perilaku konsumen adalah suatu aktivitas yang sangat kompleks, dalam perilaku pembelian didukung pula oleh beberapa variabel-variabel yang satu dengan yang lainnyan tidak dapat dipisahkan. Variabel-variabel itu sendiri dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari pengaruh diri sendiri individu tersebut, sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang datangnya dari luar seperti lingkungan ekternal, misalnya lingkungan dari konsumen dan bauran pemasaran. Model perilaku konsumen sebagai berikut:

Gambar 2.2

Model Perilaku Pembelian Dan marketer

Sumber: Kotler (2002)

e. Keputusan Pembelian

Dalam proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk, menurut Kotler, umumnya konsumen melalui lima tahap. Tapi hal ini tidak

Rangsangan Pemasaran - Produk - Harga - Saluran Distribusi - Promosi Rangsangan lain Perekonomian Teknologi Politik Budaya Karakteristik konsumen Budaya Sosial Pribadi Psikologis Proses keputusan konsumen Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian

Keputusan pembelian

- Pemilihan produk - Pemilihan merek - Pemilihan saluran

distribusi - Penentuan waktu

pembelian - Jumlah pembelian


(32)

terjadi pada semua kasus, terutama dalam pembelian dengan keterlibatan rendah. Konsumen mungkin melewatkan tahap-tahap tertentu, lima tahap tersebut yaitu:

1) Pengenalan Masalah 2) Pencarian Informasi 3) Evaluasi Alternatif 4) Keputusan Pembelian 5) Perilaku Pasca Pembelian

Gambar 2.3

Model Proses Pembelian Lima Tahap

Sumber: Kotler, Philip, "Manajemen Pemasaran di Indonesia Analisis,

Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian", Salemba Empat, Jakarta: 2000

1) Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh stimuli intern atau ekstern. Dari pengalaman sebelumnya, seseorang telah mempelajari bagaimana menghadapi dorongan ini dan termotivasi menuju suatu kelas obyek yang akan memuaskan dorongan ini

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Perilaku Pasca Pembelian Keputusan


(33)

2) Pencarian Informasi

Setelah tahap mengidentifikasi masalah/kebutuhan, individu akan memutuskan memilih suatu produk tersebut untuk dikonsumsi, tetapi dalam kenyataannya tipe, varian atau jenis dari produk tersebut banyak di pasar. Untuk itu konsumen perlu mencari informasi terlebih dahulu untuk memilih dari sekian banyak tipe, jenis atau varian yang ada di pasar.

3) Evaluasi Alternatif

Setelah melalui tahapan idntifikasi masalah dan pencarian informasi langkah selanjutnya adalah tahap evaluasi alternatif. Dalam tahap ini seseorang dituntut untuk memutuskan memilih barang atau jasa yang akan dibeli setelah mengevaluasi alternatif yang sudah ada.

4) Keputusan Pembelian

Setelah mengevaluasi alternatif, langkah selanjutnya adalah konsumen dapat memilih dan mengkonsunsi barang atau jasa yang diinginkan sesuai dengan pilihan hatinya.

5) Perilaku Pasca Pembelian

Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidak-puasan tertentu. Konsumen juga akan melakukan tindakan setelah pembelian dan menggunakan produk tersebut


(34)

yang mendapat perhatian dari pemasar. Tugas pemasar tidak berakhir ketika produk dibeli tetapi terus sampai periode setelah pembelian.

(a) Kepuasan setelah pembelian

Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin menemukan suatu kekurangan atau cacat. Sebagian pembeli tidak akan mau produk yang cacat, sementara yang lain mungkin indeferen terhadap kekurangan tersebut, dan sebagian lagi bahkan mungkin melihat kekurangan tersebut menambah nilai produknya. Sebagian kekurangan mungkin bersifat bahaya terhadap konsumen. Perusahaan mobil, mainan, dan farmasi dengan cepat menarik kembali produk yang memiliki kemungkinan melukai/mencelakai pemakai yang terkecil sekalipun.

(b) Tindakan setelah pembelian

Kepuasan atau ketidak-puasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas, dia akan menunjukkan probabilita yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi.

Konsumen yang merasa puas juga cenderung akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai suatu merek kepada orang lain. Para pemasar mengatakan: "iklan terbaik kita adalah pelanggan yang merasa puas".


(35)

(c) Penggunaan dan pembuangan setelah pembelian

Para pemasar juga memonitor bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Jika konsumen menemukan keguanaan baru dari suatu produk, ini akan menarik perhatian pemasar karena kegunaan ini dapat dijadikan iklan. Jika konsumen menyimpan produknya di dalam lemari mereka, ini menunjukan bahwa produk tersebut kurang memuaskan, dan promosi secara lisan pada konsumen tersebut tidak kuat. Jika mereka menjual dan memperdagangkan produk tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Jika mereka membuang produk tersebut, pemasar perlu mengetahui bagaimana mereka membuang terutama jika dapat merusak lingkungan, seperti halnya kasus kaleng minuman dan popok sekali pakai. Akhirnya, pemasar perlu mempelajari pengguanaan pembuangan produk untuk memperoleh petunjuk-petunjuk mengenai masalah kesempatan yang mungkin ada.


(36)

3. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran

dominan 1. Dikenal masyarakat indonesia 2. Mobil ideal untuk keluarga 3. Lebih mendominasi

4. Mudah Mendapatkan Suku Cadang

5. Kendaran Masyarakat Kelas Menengah

6. Pengaruh Keluarga 7. Menaikkan Status Sosial 8. Kesepakatan Keluarga 9. Pengaruh Teman 10. Pengaruh Tetangga 11. Penerapan Teknologi 12. Situasi Politik 13. Mudah Membelinya 14. Desain Pas Untuk Keluarga 15. Kemapanan Ekonomi 16. Kijang Cukup Hemat BBM 17. Keadaan Ekonomi Negara

Baik

18. Mengikuti Trend/Musim 19. Harga Jual Kembali Tinggi 20. Mobil Serba Guna

21. Motivasi Kepuasan

Berkendara

22. Terpengaruh Pameran Otomotif

23. Dapat Mengangkut Banyak Penumpang

24. Mobil Niaga 25. Pengaruh Iklan TV 26. Menunjukkan Kelas Sosial 27. Tuntutan Kerja

28. Banyak Pilihan Jenis/Tipe 29. Mobil Yang Tangguh 30. Mudah Perawatan

Analisis MSA Faktor ke-2 Faktor ke-1 Faktor ke-3 Faktor ke-n


(37)

B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Berdasarkan uraian diatas maka penulis membuat kesimpulan sementara yaitu; bahwa faktor keluarga, kelompok referensi, komsumsi BBM, harga, perawatan, model yang pas untuk keluarga adalah faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam proses pembelian mobil Kijang.


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Objek Penelitian skripsi ini adalah pemilik mobil Kijang yang berada di daerah Karawang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mobil Kijang.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:72).

Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mempunyai mobil Kijang di Karawang. Dalam penelitian ini tidak semua anggota populasi, namun hanya terhadap anggota populasi yang terpilih sebagai sampel.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu (Sugiyono, 2004: 73).

Sampel adalah sebagian dari jumlah data dan karakteristik yang dimiliki poulasi tersebut berupa tanggapan atau persepsi dari pelanggan yang diperoleh melalui kuisioner dengan bentuk pertanyaan yang bersifat


(39)

tertutup. Sampling banyak dilakukan dalam penelitian-penelitian, disebabkan karena adanya kebaikan-kebaikan. Diantaranya adalah menghemat waktu, biaya dan tenaga, memungkinkan penelitian yang merusak, memungkinkan penelitian terhadap data yang jumlah populasinya tak terhingga (Pangestu Subagyo, 2004).

3. Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling. Teknik ini merupakan salah satu metode penarikan sampel probabilitas dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2004: 74).

Sampel yanng digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 responden yang merupakan pemilik mobil Kijang di Karawang, karena cukup mewakili jumlah poulasi dan tingkat kesalahan yang lebih rendah (Sugiyono,1999).

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data, penulis menggunakan data primer dan data sekunder.


(40)

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

• Angket (kuesioner)

Yaitu dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab. Kuisioner ini terdiri dari pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang memberikan kebebasan menjawab kepada responden karena alternatif jawaban tersedia.

• Wawancara (interview)

Yaitu dengan memberikan berbagai pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait dengan produk Toyota khususnya produk mobil Kijang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti dari sumbernya, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.

a. Riset kepustakaan (library research)

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh bahan yang diperlukan antara lain melalui buku, jurnal, media massa, dan internet yang berkaitan dengan topik penelitian.


(41)

Penelitian langsung ke dealer Toyota untuk mendapatkan data primer yang meliputi sejarah perusahaan (company profile), data penjualan dan lain-lain.

D. Metode Analisis Data

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah bersifat eksploratif, yang berguna untuk menjawab pertanyaan, sehingga dengan memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut akan memberikan pemahaman dan pengartian secara mendalam terhadap suatu objek.

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mobil Kijang, maka dilakukan dengan menggunakan skala likert.

Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran, sehingga bila alat ukur itu digunakan dalam pengukuran maka akan bisa menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka sehingga lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan skala likert. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan jawaban, misalnya: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Jawaban ini diberi skor dari 1 sampai 5. Skala likert digunakan untuk sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.


(42)

Dalam penelitian ini digunakan lima tingkat (likert) dengan bobot nilainya adalah sebagai berikut:

• Jawaban sangat setuju diberi bobot 5 (lima)

• Jawaban setuju diberi bobot 4 (empat)

• Jawaban ragu diberi bobot 3 (tiga)

• Jawaban tidak setuju diberi bobot 2 (dua)

• Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1(satu)

Dalam penulisan angket atau kuisioner ada dua syarat penting yang berlaku, yaitu validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Menurut Marsi Singarimbun (1995:124) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Untuk mengukur validitas instrumen menggunakan rumus teknik korelasi produk moment yang rumusnya sebagai berikut:

r = korelasi produk moment

xy = jumlah perkalian skor item dengan skor 2

x = jumlah skor kuadrat item

(

) (

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

}

− = 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n rxy


(43)

2

y = jumlah skor kuadrat item n = jumlah sampel

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun interanal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test retest, equivalen, dan gabungan keduanya. Secara interanal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2004:122)

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat ukur. Sebagai ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Untuk melihat reliabilitas, maka dihitung cronbach alpha masing-masing instrumen variabel.

Variabel-variabel tersebut dikatakan reliabel jika cronbach alphanya memiliki nilai lebih besar dari 0,06. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan, yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil, dan konsisten.


(44)

3. Analisis Faktor

Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, alat analisis data yang penulis gunakan adalah analisis faktor. Metode analisis faktor pertama kali digunakan oleh Charles Spearmen untuk memecahkan masalah psikologi dalam tulisannya di American Journal of Psychology pada tahun 1904, mengenai penetapan dan pengukuran intelektual. Analisis faktor menyederhanakan hubungan yang beragam dan kompleks pada set data/variabel amatan dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan/mempunyai korelasi ke dalam suatu struktur data yang baru, yang mempunyai set faktor yang lebih kecil (Dermawan, 2006:152).

Analisis faktor adalah istilah umum untuk bagian dari data teknik analisis statistik mengenai pengurangan (reduction) sesuatu kelompok variabel yang tampak dari sedikit jumlah faktor yang tersembunyi. Tujuan utama dari analisis faktor adalah menjelaskan hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebut merupakan besaran acak (random quantities) yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung (Gasperz dalam Nani Iryani,2005)

Rumus dari analisis faktor adalah:

Xi = Ai1 F1 + Ai2 F2 + Ai3 F3 + Ai1 F1+ …….+ Vi Ui


(45)

Xi = Variabel terstandar ke-i

Ai1 = koefisien regresi dari variabel ke-I pada commom faktor

ke-i

F = common faktor

Vi = koefisien regresi terstandar dari variabel I pada faktor

unik ke-i

Ui = variabel unik untuk variabel ke-i

M = jumlah common factor

Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut: Fi = Wi1 X1 + Wi2 X2 + Wi3 X3 = … + Wik Xk

Dimana:

Fi = Faktor ke i estimasi

W = bobot faktor atau skor koefisien faktor k = jumlah variabel

Menurut Wibisono (2006:153) fungsi dari analisis faktor adalah sebagai berikut:

a. Menentukan himpunan dari dimensi yang tidak mudah diamati dalam himpunan variabel (R factor analysis)

b. Mengelompokkan orang-orang (misalnya, responden kuis) ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda di dalam populasi (Q factor analysis)


(46)

c. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis lanjutan (regresi, korelasi, atau diskriminan)

d. Membentuk himpunan dari variabel (dengan jumlah yang lebih sedikit) untuk menggantikan (sebagian/seluruh) himpunan variabel awal

e. Menganalisis suatu fenomena dengan data yang sangat besar.

f. Menjabarkan/menguraikan suatu kaitan yang kompleks diantara fenomena ke dalam fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam bagian-bagiannya, dan dapat mengidentifikasi pengaruh dari luar (independent).

Menurut Singgih Santoso (2003:95), untuk menganalisis faktor ada beberapa proses dasar, yaitu:

a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.

b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, dengan menggunakan MSA (Measure of sampling Adequacy)

c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.

d. Melakukan proses factoring rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu:

1) ORTHOGONAL ROTATION, yakni memutar sumbu 90o. Orthogonal Rotation digunakan bila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah variabel tanpa mempertimbangkan seberapa


(47)

berartinya faktor yang diekstraksi. Menurut Wibisono (2006: 160), proses rotasi dengan metode orthogonal masih bisa dibedakan menjadi:

(a) QUARTIMAX, metode ini bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehingga akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana setiap variabel memberi bobot yang tinggi di satu faktor dan sekecil mungkin pada faktor lain. (b) VARIMAX, bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil

ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak mungkin mendekati nol. Hal ini berarti di dalam setiap faktor tercakup sedikit mungkin variabel.

(c) EQUIMAX, bertujuan untuk mengkombinasikan metode quartimax dan varimax.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode varimax.

2) OBLIQUE ROTATION, yakni memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 90o. Dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Oblique Rotation digunakan untuk memperoleh sejumlah faktor yang secara teoritis cukup berarti. Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan menjadi: OBLIMIN, PROMAX, ORTHOBLIQUE dan lainnya.


(48)

e. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang telah terbentuk tersebut, yang dianggap dapat mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.

Menurut Wibisono (2006:160), terdapat empat tahapan dalam menginterpretasikan sebuah faktor yang terbentuk, yaitu:

1) Dimulai dari variabel urutan pertama. Interpretasi dimulai dengan bergerak dari faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari bilangan yang nilai mutlaknya paling besar dalam baris tersebut.

2) Bilangan yang paling besar menunjukan dalam faktor mana setiap variabel termasuk. Dengan demikian dapat diketahui variabel-variabel mana yang masuk dalam suatu faktor.

3) Poin 1 dan 2 dilakukan berulang kali, sehingga semua variabel telah tercakup dalam faktor-faktor hasil ekstraksi.

4) Bila ada variabel yang belum termasuk dalam salah satu faktor (karena bobotnya kurang dari batas keberartian), terdapat dua pilihan yang dapat dilakukan, yaitu:

(a) Menginterpretasikan solusi apa adanya tanpa mengikuti variabel yang bobotnya tidak signifikan.

(b) Mengevaluasi variabel yang tidak memiliki bobot signifikan tersebut. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui relevansi variabel dalam penelitian yang dilakukan.


(49)

f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Validasi analisis faktor dimaksudkan untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut bisa digeneralisasikan ke populasi. Validasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

1) Membagi sampel awal menjadi dua bagian, kemudian membagikan hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid.

2) Dengan melakukan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan cara Structurall Equation Modelling. Model ini dapat dibantu dengan menggunakan software khusus seperti LISREL. g. Setelah faktor yang terbentuk dikatakan stabil dan bisa untuk

menggeneralisasikan populasinya, maka selanjutnya bisa dilakukan pembuatan factor scores. Pada dasarnya Factor Scores adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variabel yang lebih sedikit dan berfungsi untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada. Pembuatan factor scores akan berguna jika dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis regresi atau analisis diskriminan.

Dalam penelitian ini proses analisis dilakukan hanya sampai pada langkah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk dan memberikan nama atas faktor yang terbentuk. Penulis tidak melakukan pada langkah validasi atau factor scores, karena kedua langkah tersebut diperlukan jika ingin melakukan analisis regresi dan analisis diskriminan. Sedangkan


(50)

tujuan dalan penelitian ini hanya sebatas ingin mengetahui faktor-faktor yang akan terbentuk atas variabel-variabel yang ada.

Menurut Ety Rochaety dkk (2007: 186) ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis faktor, yaitu:

a. KMO dan Bartlett's Test

KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil daripada jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukan kesesuaian penggunaan analisis faktor. Menurut Kaiser dan Wibisono (2006: 153):

Harga KMO sebesar 0.9 adalah sangat memuaskan Harga KMO sebesar 0.8 adalah memuaskan Harga KMO sebesar 0.7 adalah harga menengah Harga KMO sebesar 0.6 adalah cukup

Harga KMO sebesar 0.5 adalah kurang memuaskan Harga KMO sebesar 0.4 adalah tidak dapat diterima

Angka KMO dan Bartlett's Test harus diatas 0,5. Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Jika probabilitas (sig) < 0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis lebih lanjut.

Jika probabilitas (sig) > 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat dianalisis lebih lanjut.


(51)

b. Anti-ImageMatrices

Besarnya angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) berkisar antara 0-1, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain.

2) Jika MSA > 0.05, maka variabel tersebut masih dapat dianalisa lebih lanjut.

3) Jika MSA < 0.05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan atau dibuang.


(52)

E. Operasional Variabel

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Unsur Variabel Subvariabel Indikator Skala

1.Rangsangan Pemasaran

- Kijang Kendaraan yang Tangguh

- Kijang Mudah dibeli Dimana Saja

- Mudah Perawatanya

- Mudah Mendapatkan Suku Cadang

- Kijang Punya Banyak

Tipe/Jenis

- Harga Jual Kembali Tinggi - Pameran Otomotif

- Pengaruh Iklan TV

- Kijang Kendaraan Serba Guna - Desain Kijang Pas untuk

Keluarga

- Hemat Bahan Bakar

Ordinal Faktor-fator yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian 2. Rangsangan Lain

- Mobil Kijang Dikenal Mayarakat Indonesia

- Motivasi Kepuasan

Berkendara

- Kijang Mobil Ideal Untuk Keluarga

- Kijang Mendominasi Kelas Mobil Keluarga

- Kendaraan Kelas Menengah - Menunjukkan Kelas Sosial - Dapat Menaikkan Status

Sosial

- Pengaruh Keluarga - Kesepakatan Keluarga - Pengaruh Teman - Pengaruh Tetangga - Kemapanan Ekonomi - Situasi Ekonomi - Keadaan Politik - Penggunaan Teknologi - Mengikuti Trend/Musim - Dapat Mengangkut Banyak

Penumpang - Mobil Niaga - Tuntutan Kerja


(53)

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.

1. Sejarah tentang Kijang

Kijang ganerasi I pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat tahun 1977. Pada awal peluncuran perdananya sempat ada keraguan dari perancangnya sendiri apakah Kijang dapat diterima dipasar, karena pada saat itu Mitsubishi Colt masih dominan. Tapi, kenyataannya kijang menjadi populer. Kijang generasi I ini sering mendapat julukan "Kijang Buaya" karena kap mesinnya dapat dibuka sampai ke samping. Kijang generasi I ini diproduksi sampai tahun 1980.

Pada tahun pertama peluncurannya, kijang ini hanya diproduksi sebanyak 1.168 unit. Tahun berikutnya 1978, produksi mobil kijang menjadi 4.624 unit. Setelah itu produksi mobil Kijang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Kijang generasi II diproduksi dari tahun 1981-1985. Kijang generasi ini tidak banyak mengalami perubahan yang signifikan dari bentuk bodi, tapi mengalami peningkatan kapasitas silinder mesin menjadi 1.300 cc (naik 100 cc). Kapasitas mesin kijang ini kemudian dinaikkan lagi menjadi 1.500 cc. Mobil dengan kode KF20 ini akrab sebagai Doyok (sebutan bagi sebuah serial kartun pada harian pos kota) sehingga dikenal juga sebagai Kijang Doyok.


(54)

Kijang generasi III (1986-1996) mempunyai bentuk bodi yang lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak.

Kijang generasi IV (1997-2004) mulai generasi keempat ini, dominasi jepang semakin besar. Sebelumnya Toyota Astra Motor (TAM) memanfaatkan perakitan bodi mobil lebih banyak menggunakan karoseri. Pada generasi ini desain bodi mobil membulat seperti kapsul dan lebih aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya.

Kijang generasi V dikenal dengan sebutan Kijang Innova. Model kijang ini mengalami perubahan yang cukup besar dibandingkan dengan model sebelumnya. Jika konsep awal kijang generasi pertama adalah basic utility vehicles atau kendaraan sederhana, maka kijang generasi V ini bukanlah kendaraan sederhana lagi namun dapat dikategorikan sebagai kendaraan mewah.

Kijang ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor (TAM) pada akhir tahun 2004. Mobil ini keluar dengan model keluarga masa kini dengan jenis MPV (Multi Purposes Vehicle) masa kini dengan bodi yang lebih aerodinamis dibandingkan generasi sebelumnya dengan kenyamanan seperti sedan. Mobil ini menggunakan mesin VVT-i 2000 cc dengan tipe 1TR-FE 16 katup DOHC menggantikan tipe K/RZ pada generasi sebelumnya.


(55)

2. Perkembangan Perusahaan

Perkembangan mobil Kijang dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang cukup signifikan baik dari eksterior maupun interior. Seiring persaingan yang sangat ketat di bidang industri otomotif, Toyota sebagai produsen mobil terbesar di indonesia tidak mau meninggalkan citranya sebagai pemimpin pasar. Toyota selalu melakukan terobosan-terobosan yang tidak ada hentinya.

Untuk menyikapi kondisi persaingan yang ada, maka strategi persaingan yang diterapkan oleh Toyota adalah dengan melengkapi dan menyempurnakan mobil Kijang dari generasi ke generasi. Salah satu keunggulan dari mobil Kijang adalah:

1). Mudah perawatannya

2). Harga mobil yang cukup terjangkau

3). Memiliki variasi harga, sesuai dengan tipe dan tahun pembuatan 4). Spesifikasi mobil cukup bagus

5). Tersedia layanan servis 24 jam.

B. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan mengukur apa yang hendak diukur. Masrun 1979 dalam Sugiyono 2004, menyatakan bahwasanya didalam analisis item, teknik korelasi dalam menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Biasanya syarat


(56)

minimum untuk dapat dianggap memenuhi syarat adalah apabila r = positif (+). Jadi jika korelasi antar butir dengan skor total negatif (-) maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Berikut ini adalah hasil tryout yang dibagikan kepada 15 responden untuk mengukur tingkat validitas masing-masing instrumen yang dijelaskan dalam tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Item-Total Statistics Cronbach's Alpha if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Scale Variance if Item Deleted Scale Mean if Item Deleted .877 .248 137.286 106.00 DknalMsrkt .877 .252 137.638 106.07 MblIdeal .871 .597 130.457 106.20 Dominan .868 .658 126.686 106.40 SkuCadg .871 .518 127.971 106.60 KlasMngh .865 .837 124.971 106.40 PengKlrg .874 .407 132.124 106.53 StatSos .880 .129 137.410 106.47 KspktnKlrg .875 .382 132.410 106.13 PengTmn .875 .393 130.667 106.67 PengTtg .874 .413 131.067 106.27 PrubTek .871 .597 130.457 106.20 SitPolitik .885 .032 138.695 106.87 MdhDiDpt .878 .278 133.829 106.60 MdelPas .871 .551 129.400 107.60 KmpnanEko .870 .560 128.114 106.60 HematBbm .878 .251 135.257 106.40 KeadEko .875 .363 132.124 106.53 IkutTend .875 .408 129.571 107.00 JualKMbl .877 .294 134.667 106.33 SerbaGuna .873 .532 133.695 106.13 KpuasanBkndr .878 .234 134.971 106.40 PmeranOto


(57)

.871 .531 129.838 106.53 BykPnmpg .876 .319 135.781 106.07 MbilNiaga .879 .200 135.495 106.73 IklnTV .868 .654 126.257 106.60 KlasSos .867 .742 126.267 106.47 TnttanKrja .872 .498 128.400 106.60 BykTipe .878 .239 134.638 106.27 MbilTngguh .872 .510 130.600 106.20 MdhPrwtan

Sumber: Hasil Output dari SPSS

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua pernyataan dianggap valid karena nilai Corrected Item-Total Correllation tidak ada yang negatif. Pernyataan yang valid tadi selanjutnya akan dibagikan kepada 80 responden dengan 30 pernyataan untuk melakukan analisis faktor.

Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat tes (instrumen). Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi apabila hasil dari pengujian tersebut menunjukan hasil tetap. Dengan demikian, masalah reliabilitas tes atau instrumen berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Jika terjadi perubahan hasil tes atau instrumen, maka perubahan itu dianggap tidak berarti. Jadi Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Reliabilitas dapt dilihat pasa tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Reliabilty Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items


(58)

Standardized Items

.878 .883 30

Sumber: Hasil Output dari SPSS

Berdasarkan tabel 4.2 nilai Cronbach Alpha 0.878 > 0.6. Dapat disimpulkan bahwa ke-30 variabel untuk mengukur faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian mobil Kijang dinyatakan valid dan reliabel.

C. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Kuesioner

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 80 responden. 15 diantaranya digunakan untuk menguji valiliditas dan reliabilitas, sedangkan sisanya sebanyak 65 kuesioner digunakan untuk analisis faktor.

Tabel 4.3

Hasil Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Kijang

Kuesioner Nilai

Item 5 4 3 2 1 Total

X1 21 50 8 1 0 80

X2 18 52 8 2 0 80

X3 16 31 9 20 4 80

X4 8 44 13 14 1 80

X5 4 49 8 16 3 80

X6 6 46 9 17 2 80

X7 12 45 8 14 1 80

X8 17 46 9 8 0 80

X9 14 40 9 13 4 80

X10 9 38 9 21 3 80


(59)

X12 10 51 8 10 1 80

X13 5 46 10 18 1 80

X14 10 44 10 14 2 80

X15 1 26 20 33 0 80

X16 6 47 11 14 2 80

X17 4 36 17 22 1 80

X18 11 42 14 13 0 80

X19 11 31 12 26 0 80

X20 8 43 11 14 4 80

X21 10 44 15 11 0 80

X22 11 37 11 20 1 80

X23 10 36 14 17 3 80

X24 18 47 11 4 0 80

X25 13 38 16 12 0 80

X26 10 44 13 13 0 80

X27 13 35 10 22 0 80

X28 15 40 13 11 1 80

X29 27 38 2 13 0 80

X30 19 46 9 6 0 80

fi 349 1253 315 429 34

fi 11,63 41,77 10,5 14,3 1.13

Sumber: Output dari SPSS

Berdasarkan hasil output dari kuesioner yang telah dibagikan kepada pemilik mobil Kijang di daerah Karawang, maka diperoleh data sebagai berikut:

a. Dikenal Masyarakat Indonesia Tabel 4.4 Dikenal Masyarakat

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 21 26,25

Setuju 50 62.50

Ragu 8 10.00


(60)

Sangat Tidak Setuju 0 0.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu produk adalah yang sudah terkenal. Hal ini dibuktikan oleh jumlah responden yang menyatakan setuju sebanyak 50 responden atau 62.5%, 21 responden atau 26.25% menyatakan sangat setuju, 8 resonden atau 10% menyatakan ragu, dan 1 responden atau 1.25% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mobil Kijang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.

b. Mobil Ideal Untuk Keluarga

Tabel 4.5

Mobil Ideal Untuk Keluarga

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 18 22.50

Setuju 52 65.00

Ragu 8 10.00

Tidak Setuju 2 2.50

Sangat Tidak Setuju 0 0.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Tabel diatas menunjukkan 65% responden menyatakan setuju, 22.50% responden menyatakan sangat setuju, 10% responden menyatakan ragu, dan 2.5% reponden menyatakan tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mobil Kijang merupakan kendaraan yang ideal untuk keluarga. c. Mobil Kijang Lebih Mendominasi

Tabel 4.6

Mobil Kijang Lebih Mendominasi


(61)

Sangat Setuju 16 20.00

Setuju 31 38.75

Ragu 9 11.25

Tidak Setuju 20 25.00

Sangat Tidak Setuju 4 5.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 20% responden menyatakan sangat setuju, 38,75% menyatakan setuju, 11.25% responden mrnyatakan ragu, 25% responden menyatakan tidak setuju dan 5% responden menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mobil Kijang mendominasi di kelas mobil keluarga.

d. Mudah Mendapatkan Suku Cadang Tabel 4.7 Suku Cadang

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 8 10.00

Setuju 44 55.00

Ragu 13 16.25

Tidak Setuju 14 17.50

Sangat Tidak Setuju 1 1.25

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Kemudahan mendapatkan suku cadang, 55 % responden menyatakan setuju, 10% responden menyatakan setuju, 16.25% responden menyatakan ragu, 17,5% menyatakan tidak setuju dan 1.25% responden menyatakan sangat tidak setuju. Ini berarti dapat disimpulkan bahwa suku cadang mobil Kijang mudah dibeli selain di bengkel resmi Toyota.


(62)

Tabel 4.8

Kendaraan Masyarakat Kelas Menengah

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 4 5.00

Setuju 49 61.25

Ragu 8 10.00

Tidak Setuju 16 20.00

Sangat Tidak Setuju 3 3.75

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa reponden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 5%, yang menyatakan setuju sebanyak 61.25%, responden yang menyatakan ragu sebanyak 10%, responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 20% dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 3.75%. Ini berarti mobil Kijang merupakan kendaraan masyarakat kelas menengah.

f. Pengaruh Keluarga

Tabel 4.9 Pengaruh Keluarga

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 6 7.50

Setuju 46 57.50

Ragu 9 11.25

Tidak Setuju 17 21,25

Sangat Tidak Setuju 2 2.50

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Melihat tabel diatas responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15%, responden yang menyatakan setuju sebanyak 56.25%, responden yang menyatakan ragu sebanyak 10%, responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 17.5% dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1.25%. Sehingga disimpulkan bahwa


(63)

disimpulkan bahwa keluarga berpengaruh besar terhadap keputusan pembelian mobil Kijang.

g. Mobil Dapat Menaikkan Status Sosial Seseorang Tabel 4.10

Dapat Menaikkan Status Sosial

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 12 15.00

Setuju 45 56.25

Ragu 8 10.00

Tidak Setuju 14 17.50

Sangat Tidak Setuju 1 1.25

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Melihat tabel diatas responden yangmenyatakan sangat setuju sebanyak 15%, responden yang menyatakan setuju sebanyak 56.25%, responden yang menyatakan ragu sebanyak 10%, responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 17.5% dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1.25%. Sehingga disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa mobil dapat manaikkan status sosial seseorang.

h. Kesepakatan Keluarga

Tabel 4.11 Kesepakatan keluarga

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 17 21.25

Setuju 46 57.50

Ragu 9 11.25

Tidak Setuju 8 10.00

Sangat Tidak Setuju 0 0.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.12 diketahui 57.50% responden menyatakan setuju dan 21.25% menyatakan sangat setuju. Jadi dapat disimpulkan, bahwa


(64)

kesepakatan dengan anggota keluarga perlu diperhatikan seseorang dalam melakukan pembelian mobil Kijang.

i. Pengaruh Teman

Tabel 4.12 Pengaruh Teman

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 14 17.50

Setuju 40 50.00

Ragu 9 11.25

Tidak Setuju 13 16.25

Sangat Tidak Setuju 4 5.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa responden menyatakan setuju. Ini berarti 17.5% responden menyatakan sangat setuju, 16.25% responden menyatakan tidak setuju, 11.25% responden menyatakan ragu, dan 5% responden menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, teman mempengaruhi seseorang dalam pembelian mobil Kijang. j. Pengaruh Tetangga

Tabel 4.13 Pengaruh Tetangga

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 9 11.25

Setuju 38 47.50

Ragu 9 11.25

Tidak Setuju 21 26.25

Sangat Tidak Setuju 3 3.75

Total 80 100.00


(65)

Dapat diketahui pada tabel 4.14 bahwa 47.5% responden menyatakan setuju, 26.25% responden menyatakan tidak setuju, 11.25% responden masing-masing menyatakan sangat setuju dan ragu, 3.75% responden menyatakan sangat tidak setuju. Artinya sebagian besar responden setuju selain keluarga dan teman, tetangga juga mempengaruhi seseorang dalam pembelian mobil Kijang.

k. Pengaruh Teknologi

Tabel 4.14 Pengaruh Teknologi

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 18 22.50

Setuju 41 51.25

Ragu 11 13.75

Tidak Setuju 10 12.50

Sangat tidak Setuju 0 0.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Tabel diatas menunjukkan bahwa 51.25% menyatakan setuju, 22.5% responden menyatakan sangat setuju, 13.75% responden menyatakan ragu, 12.5% responden menyatakan tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, penggunaan teknologi yang diterapkan di mobil akan menjadi bahan pertimbangan seseorang dalam proses keputusan pembelian mobil Kijang.

l. Keadaan Politik Dalam Negeri

Tabel 4.15 Keadaan Politik

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 10 12.50


(66)

Ragu 8 10.00

Tidak Setuju 10 12.50

Sangat tidak Setuju 1 1.25

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Selain keadaan ekonomi, situasi politik suatu negara juga biasanya berpengaruh terhadap tingkat pembelian masyarakatnya. Dari data diatas jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 12.5%, responden yang menyatakan setuju 63.75%, responden yang menyatakan ragu 10%, responden yang menyatakan tidak setuju12.5%, responden yang menyatakan sangat tidak setuju 1,25%. Ini berarti politik mempengaruhi konsumen terhadap pembelian mobil Kijang

m. Mobil Kijang dapat dibeli di Showroom Mobil Biasa Tabel 4.16

Mudah membelinya

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 5 6.25

Setuju 46 57.50

Ragu 10 12.50

Tidak Setuju 18 22.50

Sangat tidak Setuju 1 1.25

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Kemudahan untuk mendapatkan produk yang diinginkan, biasanya hal ini yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk. Dari tabel diatas sebagian besar responden menjawab setuju. Ini berarti mobil Kijang mudah dibeli di beli tidak hanya di dealer resmi Toyota melainkan di showroom mobil biasa juga bisa.

n. Desain Mobil Kijang Pas Untuk Keluarga Tabel 4.17


(67)

Model/desain pas untuk keluarga

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 10 12.50

Setuju 44 55.00

Ragu 10 12.50

Tidak Setuju 18 22.50

Sangat tidak Setuju 1 1.25

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Hal yang harus diperhatikan oleh produsen mobil salah satunya adalah desain/model mobil yang akan di keluarkan harus memenuhi ketentuan sesuai dengan konsep yang dipilih. 12.5% responden menyatakan sangat setuju, 55% responden menyatakan setuju, 12.5% responden menyatakan ragu, 22.5% menyatakan tidak setuju, dan 1.25% responden menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan desain/ model mobil Kijang cukup pas untuk keluarga.

o. Kemapanan Ekonomi

Tabel 4.17 Kemapanan Ekonomi

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 1 1.25

Setuju 26 32.50

Ragu 20 25.00

Tidak Setuju 33 41.25

Sangat tidak Setuju 0 0.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Kemapanan ekonomi seseorang cenderung akan meningkatkan pola konsumsinya. Melihat tabel diatas responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 1.25%, responden yang menyatakan setuju sebanyak 32.5%, responden yang menyatakan ragu sebanyak 25%, dan yang


(1)

15 0.584 2.163 86.092

16 0.538 1.993 88.086

17 0.468 1.733 89.818

18 0.427 1.583 91.401

19 0.388 1.436 92.836

20 0.360 1.333 94.170

21 0.306 1.133 95.303

22 0.287 1.063 96.366

23 0.252 0.934 97.300

24 0.222 0.823 98.123

25 0.206 0.762 98.885

26 0.172 0.639 99.524

27 0.129 0.476 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Component Number

7 6 5 4 3 2 1 0

E

ig

e

n

v

a

lu

e

Scree Plot


(2)

Component Matrix(a)

Component

1 2 3 4 5 6 7 8

DknalMsrkt 0.251 0.019 0.460 -0.008 -0.076 0.209 0.578 0.244 MblIdeal 0.419 -0.228 -0.245 -0.263 0.133 0.414 0.130 -0.263 Dominan 0.471 0.241 -0.398 -0.319 -0.208 0.098 0.142 0.041 SkuCadg 0.705 0.182 -0.041 -0.155 -0.078 0.057 0.017 -0.298 KlasMngh 0.456 -0.250 -0.019 0.538 -0.263 -0.302 0.151 -0.188 PngrhKlrg 0.622 -0.316 -0.079 0.113 -0.294 -0.366 0.068 0.036 KspktnKlrg 0.290 0.501 0.146 0.411 0.214 -0.028 0.252 0.123 PengTmn 0.535 -0.041 -0.386 -0.145 -0.044 -0.159 0.128 0.283 PengTtg 0.529 0.148 -0.584 -0.081 0.138 -0.108 0.077 -0.076 PrubTek 0.404 0.189 -0.235 0.611 -0.027 0.140 -0.174 -0.116 SitPolitik 0.547 -0.261 -0.511 0.084 0.193 -0.014 0.043 -0.075

MdhDiDpt 0.312 0.322 -0.283 0.066 0.396 0.414 0.190 0.358

MdelPas 0.278 0.268 -0.053 0.409 0.585 -0.016 -0.254 -0.014 KmpnanEko 0.464 0.490 0.309 -0.089 0.096 -0.013 -0.132 -0.236 HematBbm 0.388 0.442 0.164 -0.079 -0.057 -0.177 0.168 -0.058

KeadEko 0.235 -0.490 0.296 0.040 0.398 -0.095 0.172 -0.246

JualKMbl 0.531 -0.051 0.213 0.240 -0.060 -0.330 -0.193 0.316 SerbaGuna 0.470 -0.307 0.149 -0.467 0.383 -0.213 0.028 0.108 KpuasanBkndr 0.373 0.181 0.287 -0.282 0.344 -0.491 0.016 -0.106 PmeranOto 0.255 -0.579 0.201 0.135 0.369 0.179 -0.020 0.017 BykPnmpg 0.558 -0.580 -0.045 0.089 -0.052 0.148 -0.025 0.152


(3)

KlasSos 0.585 0.243 0.305 0.028 -0.196 0.269 0.036 -0.015 TnttanKrja 0.560 0.228 -0.010 -0.292 -0.055 -0.017 -0.446 -0.072 BykTipe 0.647 -0.175 0.003 -0.072 -0.254 0.185 -0.441 0.275 MbilTngguh 0.353 -0.002 0.577 -0.072 0.044 0.205 -0.262 0.221 MdhPrwtan 0.592 0.081 0.173 -0.021 -0.265 -0.099 0.250 0.015 Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 8 components extracted.

Rotated Component Matrix(a)

Component

1 2 3 4 5 6 7 8

DknlMsyrkt -0.046 0.070 0.045 0.143 0.042 -0.050 0.129 0.817

MblIdeal 0.527 -0.055 -0.147 0.333 -0.001 -0.065 0.462 0.003

PgrhLgkgn 0.681 0.154 0.003 -0.260 0.106 -0.079 0.162 0.122

Dominan 0.439 0.425 0.173 0.012 0.153 0.073 0.469 0.043

MblKlsMngh 0.066 -0.015 0.837 0.119 -0.049 0.161 0.169 0.040

StatSos 0.332 0.117 0.720 0.155 0.225 -0.116 0.019 0.051

KspktnKel -0.002 0.267 0.112 -0.120 -0.070 0.620 -0.017 0.402

PhngrhTmn 0.661 0.081 0.237 0.020 0.197 -0.001 -0.172 0.116

PngrhTtg 0.754 0.186 0.134 -0.021 -0.060 0.219 0.021 -0.134

PranKaKel 0.161 -0.110 0.350 -0.140 0.103 0.635 0.289 -0.118

StatPernkhn 0.656 -0.071 0.266 0.312 0.011 0.206 0.077 -0.166

UsiaDanPnghsln 0.485 -0.081 -0.346 0.013 0.093 0.540 -0.037 0.339

KmapannEko 0.040 0.205 -0.038 0.185 0.071 0.779 -0.051 -0.179

TtntnKrja 0.011 0.646 -0.040 -0.091 0.185 0.256 0.333 0.070

HmatBBM 0.134 0.530 0.122 -0.195 0.023 0.115 0.102 0.263

KdaanEko -0.080 0.141 0.162 0.750 -0.114 -0.011 0.111 0.045

KnsepDiri 0.017 0.233 0.493 0.107 0.494 0.207 -0.174 0.108


(4)

MtvsiKpuasn 0.060 0.779 0.059 0.254 0.032 0.018 -0.155 0.018

MtvsiMnfaat -0.028 -0.172 0.069 0.733 0.179 0.104 0.105 0.041

DyaAngkt 0.318 -0.244 0.356 0.472 0.399 -0.040 0.164 0.090

MnaikanPD -0.036 0.036 0.156 0.202 0.186 0.011 0.718 0.152

KlsSos 0.099 0.261 0.118 -0.077 0.359 0.156 0.467 0.372

InfrmsiLgkp 0.301 0.449 -0.008 -0.093 0.501 0.037 0.232 -0.226

BykTipe 0.302 -0.024 0.207 0.050 0.802 -0.003 0.206 -0.036

MmbliDiDealer -0.229 0.221 -0.082 0.206 0.615 0.070 0.175 0.244

Prwtnmdh 0.233 0.311 0.388 -0.022 0.176 -0.045 0.216 0.385

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 20 iterations.

Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 4 5 6 7 8

1 0.542 0.371 0.385 0.228 0.427 0.220 0.320 0.186

2 0.010 0.477 -0.288 -0.699 -0.087 0.414 0.022 0.148

3 -0.738 0.364 -0.009 0.239 0.256 -0.103 0.165 0.403

4 -0.317 -0.368 0.518 -0.039 -0.119 0.692 0.038 0.024

5 0.056 0.214 -0.450 0.618 -0.189 0.497 -0.268 -0.110

6 0.069 -0.497 -0.528 0.016 0.182 0.153 0.598 0.234

7 0.210 -0.028 0.106 0.097 -0.626 -0.124 -0.019 0.726

8 0.095 -0.270 -0.093 -0.094 0.520 0.074 -0.662 0.431

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN ONDERDIL MOBIL BEKAS DI PASAR LOAK GEBANG KABUPATEN JEMBER

7 76 74

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MOBIL TOYOTA AVANZA DI KOTA SEMARANG.

0 2 17

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR TERHADAP KEPUTUSANPEMBELIAN MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA Analisis Beberapa Faktor Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova (Studi Kasus Pada Masyarakat Surakarta).

0 4 13

PENDAHULUAN Analisis Beberapa Faktor Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova (Studi Kasus Pada Masyarakat Surakarta).

0 2 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 6 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 3 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN MOBIL BEKAS Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Terhadap Pembelian Mobil Bekas di Bursa Mobil Bekas Sriwedari.

0 3 14

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Terhadap Pembelian Mobil Bekas di Bursa Mobil Bekas Sriwedari.

0 2 6

Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalan Keputusan Pembelian Mobil Toyota di Surakarta.

0 1 14

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL BEKAS DI DEALER NEW DIAN MOBIL SEMARANG SKRIPSI

0 0 14