METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 47 4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 48 4.1.1.4. Observasi I 50 4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I 50 4.1.1.5.1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa I 50 4.1.1.5.2. Analisis Data Hasil Observasi Guru I 55 4.1.1.6. Refleksi I 56 4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I 57 4.1.2.1. Permasalahan 57 4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 57 4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 58 4.1.2.4. Observasi II 59 4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 59 4.1.2.5.1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa II 59 4.1.2.5.2. Analisis Data Hasil Observasi Guru II 64 4.1.2.6. Refleksi II 64 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 70 5.2. Saran 70 DAFTAR PUSTAKA 72 DAFTAR TABEL Halaman Table 1.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Hasil Tes Diagnostik Siswa 3 Tabel 2.1. Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 17 Tabel 2.2. Altenatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 18 Tabel 2.3. Tahap Pelaksanana Metode TAPPS 24 Tabel 2.4. Desain Pembelajaran Matematika dengan Metode Think Aloud Pair Problem Solving TAPPS Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Dengan Menggunakan Metode Grafik 26 Tabel 3.1. Kategori Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 43 Tabel 3.2. Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi 44 Tabel 4.1. Deskripsi Banyak Siswa Yang Tuntas Pada Tes Diagnostik 46 Tabel 4.2. Presentase Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes Diagnostik 47 Tabel 4.3. Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 Tabel 4.4. Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52 Tabel 4.5. Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52 Tabel 4.6. Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 53 Tabel 4.7. Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 60 Tabel 4.8. Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61 Tabel 4.9. Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61 Tabel.4.10.Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 62 Tabel 4.11. Perbandingan Hasil Penelitian Pada Siklus I dan Siklus II 65 Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Setiap Siklus 68 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 38 Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah I 54 Gambar 4.2. Banyak Siswa Yang Tuntas Pada Tiap Pemecahan Masalah I 54 Gambar 4.3. Banyak Siswa Berdasarkan Tingkat Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 55 Gambar 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah II 63 Gambar 4.5. Banyak Siswa Yang Tuntas Pada Tiap Pemecahan Masalah I 63 Gambar 4.6. Banyak Siswa Berdasarkan Tingkat Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 64 Gambar 4.7. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus 1 dan Siklus II 66 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 73 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 81 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Siklus II 87 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Siklus II 93 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 99 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 109 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 115 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 121 Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Diagnostik 127 Lampiran 10. Tes Diagnostik 128 Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 129 Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 130 Lampiran 13. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 131 Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 132 Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 138 Lampiran 16. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 141 Lampiran 17. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 142 Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 143 Lampiran 19. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 149 Lampiran 20. Pedoman Penskoran 152 Lampiran 21. Lembar Observasi Guru I Siklus I 153 Lampiran 22. Lembar Observasi Guru II Siklus I 155 Lampiran 23. Lembar Observasi Guru I Siklus II 157 Lampiran 24. Lembar Observasi Guru II Siklus II 159 Lampiran 25. Hasil Tes Diagnostik 161 Lampiran 26. Hasil Tes Kemampuan Masalah I 164 Lampiran 27. Hasil Tes Kemampuan Masalah II 167 Lampiran 28. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 170 Lampiran 29. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II 172 Lampiran 30. Dokumentasi 174

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Suatu bangsa dikatakan cerdas apabila penduduk dalam suatu bangsa tersebut mampu memajukan negaranya dan ikut berpartisipisi aktif dalam dunia pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang paling penting untuk kemajuan dan perkembangan berkualitas suatu bangsa, karena dengan pendidikan manusia dapat memaksimalkan kemampuan maupun potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 dalam Prayitno, 2010:51 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Matematikaa adalah salah satu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh siswa dalam dunia pendidikan. Matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin maju dan berkembang pesat. Cockrof dalam Abdurrahman, 2009:253 mengemukakan bahwa: Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa selain mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan, matematika juga dapat menjadi modal atau alat untuk mempelajari mata pelajaran lainnya, seperti fisika, kimia, biologi dan bahkan ilmu sosial. Penguasaan matematika akan memberikan dasar pengetahuan untuk bidang-bidang yang sangat penting, seperti penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK. Oleh karena itu peranan matematika sangat besar, seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga dapat meningkatkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan dan semangat yang meningkat ini akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan berbagai aspek yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika. Akan tetapi, kenyataan yang sering ditemukan di lapangan adalah bahwa hasil belajar siswa pada bidang studi matematika masih rendah. Rendahnya prestasi belajar pada matematika dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari matematika. Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami dan tidak merasa bosan untuk belajar matematika. Selama ini, metode pengajaran yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran adalah metode pengajaran konvensional yang terpusat pada guru teacher centered. Siswa hanya bisa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tanpa ikut berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa diposisikan sebagai obyek, dimana siswa dianggap tidak tahu apa-apa. Sementara guru memposisikan diri sebagai yang mempunyai pengetahuan. Hal ini tidaklah sesuai dengan tujuan pendidikan matematika untuk mengembangkan pola pikir logis, kritis, jujur, dan memecahkan masalah. Tujuan siswa belajar matematika bukan sekedar untuk mendapatkan nilai tinggi dalam ujian, namun tujuan yang paling utama adalah siswa mampu memecahkan masalah matematika, sehingga nantinya mereka mampu berfikir kritis, logis dan sitematis dalam memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lerner dalam

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

3 27 213

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Dengan Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps)

8 37 157

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Berpikir Analitis Matematis Berdasarkan Level Kognitif Siswa Di Mts Hidayatul Umam

2 14 203

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKASISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 MEDAN.

0 3 26

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS NEGERI BANDAR.

0 2 27

PENERAPAN STRATEGI THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI Penerapan Strategi Think Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis (PTK Bagi Siswa Kelas VIII Semester Ganjil S

0 2 18

PENERAPAN STRATEGI THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI Penerapan Strategi Think Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis (PTK Bagi Siswa Kelas VIII Semester Ganjil S

0 1 13

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOLABORATIF TEKNIK THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BERPIKIR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH.

0 2 59