Generator Jaringan Distribusi Harga Pokok Produksi HPP

18 Tabel 2.1 Kecepatan Spesifik Beberapa Turbin Turbin Pelton 12 ≤ Ns ≤ 25 Turbin Francis 60 ≤ Ns ≤ 300 Turbin Crossflow 40 ≤ Ns ≤ 200 Turbin Propeller 250 ≤ Ns ≤ 1000 Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan dan pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah. Dengan mengetahui besaran kecepatan spesifik maka dimensi dasar turbin dapat diestimasi diperkirakan.

2.4.12 Generator

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox, memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC. Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron.Generator sinkron sering disebut alternator adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik.Generator sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan. 19 Gambar 2.9 Komponen Generator Dalam PLTA

2.4.13 Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi terdiri dari kawat penghantar, tiang, isolator dan transformator. Jaringan tersebut dapat menggunakan kawat penghantar berbahan aluminium atau bahan campuran lain. Pada jaringan distribusi tegangan rendah biasanya digunakan kawat penghantar berisolasi. Tiang pada saluran distribusi dapat berupa tiang baja, beton atau kayu.Isolator digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang aktif atau bertegangan jika penghantar yang digunakan merupakan konduktor tanpa isolasi.

2.5 Ekonomi Pembangkit

Dalam pembahasan aspek ekonomi pembangkit mempertimbangkan biaya modal, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan yang dijumlah menjadi biaya pembangkitan total.Adapun faktor utama yang mempengaruhi pertimbangan ekonomis adalah besarnya biaya modal dalam jangka waktu atau dalam masa operasi pembangkit.Dalam mempertimbangkan hal di atas, maka dapat ditentukan kelayakan satu teknologi pembangkit dari sisi ekonomi.

2.5.1 Harga Energi Listrik

Tiap pembangkit listrik mempunyai harga energi listrik yang berbeda – beda yang besarnya bervariasi tergantung pada biaya pembangunan, perawatan, dan biaya operasi dari pembangkit listrik tersebut. Secara umum harga energi yang dihasilkan suatu pembangkit listrik dihitung dengan parameter – parameter yang diperlukan, yaitu : biaya pembangkitan per kW, biaya pengoperasian per kW, biaya perawatan per kWh, suku bunga, depresiasi, umur operasi, dan daya 20 yang dibangkitkan.Dengan parameter – parameter seperti yang tersebut di atas, maka dapat dihitung harga energi listrik per kWh yang dibangkitkan oleh suatu pembangkit tenaga listrik.Tinjauan opsi energi dari aspek ekonomi pada pembahasan ini didasarkan atas biaya modal pembangkitan yang dikeluarkan dalam pemanfaatan energi alternatif menjadi energi listrik, yaitu biaya pembangkitan dan harga energi. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode perhitungan biaya pembangkitan tahunan, terdiri dari tiga komponen biaya, yaitu : biaya investasi modal capital cost, biaya bahan bakar fuel cost, serta biaya operasi dan perawatan O M cost.

2.5.1.1 Biaya Investasi Modal Capital Cost

Biaya modal per tahun adalah biaya investasi pembangunan pembangkit tenaga listrik yang dipengaruhi oleh faktor suku bunga dengan faktor penyusutan atau depresiasi. Dapat ditentukan dengan rumus : CC = biayapembangunan ×kapasitaspembangkit ×CRF jumlahpembangkitnettotenagalistrik …………… 2.6 Dimana : CC = Biaya Investasi Modal Capital cost CRF = i1+i n 1+i n −1 ……………….2.7 Untuk : CRF = Faktor Pengembalian Modal Capital Recovery Factor i = Tingkat suku bunga n = Umur pembangkit Tahun 21 Yang termasuk didalam biaya modal adalah :Biaya pekerjaan survey, Biaya pekerjaan sipil, Biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal, Biaya pekerjaan jaringan distribusi, Biaya tidak langsung biaya tak terduga.

2.5.1.2 Biaya Bahan Bakar Fuel Cost

Biaya operasi ini merupakan biayayang hanya dikeluarkan apabila pusat pembangkit dioperasikan untuk membangkitkan tenaga listrik.Biaya operasi ini merupakan biaya yang digunakan pada PLTU, PLTD, PLTG, PLTGU, akan tetapi pada PLTA, biaya bahan bakar Fuel Cost dianggaptidak ada.

2.5.1.3 Biaya Operasi dan pemeliharaan Operational and Maintenance Cost

Biaya ini harus tetap dikeluarkan meskipun peralatan – peralatan di pusat pembangkit tidak sedang beroperasi. Biaya operasional dan maintenance ini merupakan biaya untuk perawatan pusat pembankit dan juga biaya tenaga kerja yang mengoperasikan dan merawat pusat pembangkit. Jadi, besar biaya total pembangkitannya dapat dihitung dengan : TC = CC + FC + OM …..……………… 2.8 Keterangan: TC = Total Cost US kW CC = Capital CostUS kW FC = Fuel CostUS OM = Biaya Operasi dan Perawatan US kW

2.5.2 Harga Pokok Produksi HPP

22 Harga pokok produksi adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi energi dari pengoperasian suatu sistem pembangkit, hal ini di perlukan untuk mengetahui apakah produksi listriknya lebih murah atau lebih mahal. Harga pokok produksi HPP per kWh dapat dihasilkan dengan menghitung semua biaya modal Cannual per tahun, biaya operasi dan pemeliharaan O+M per tahun suatu pembangkit dibagi dengan produksi energi per tahun 8760 jam kWh. Secara teori dapat dihitung dengan persamaan : ��������� = ����� �����+ �+� �� ������ ��� ����� ������� ………………. 2.9

2.5.3 Waktu Pengembalian Modal Payback Periode