47 WB. Dengan adanya guru-guru WB sangat membantu kegiatan sekolah secara
umum. Dengan kondisi seperti diatas dirasakan sulit untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa jika tidak terdapat upaya atau usaha keras dari berbagai pihak. Dengan kondisi dan media sederhana bahkan cenderung kurang memadai, peneliti berusaha
dengan sebatas kemampuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui perbaikan metode mengajar. Penelitian dilaksanakan melalui tindakan kelas dengan
model proses, bertahap, dan berkelanjutan. Tindakan yang dilakukan pada setiap putaran siklus merupakan suatu bentuk pembelajaran dengan menerapkan metode
pemberian tugas secara berkelompok, berpasangan, dan secara individual. Agar keberhasilan pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas
dapat diketahui maka setiap tindakan diakhiri dengan evaluasi. Perencanaan tindakan disusun berdasarkan hasil temuan dan refleksi guru
kelas sebagai pelaku dan peneliti tindakan kelas ini. Disamping itu peneliti mengamati waktu kegiatan belajar mengajar dengan lembar penelitian. Kegiatan
pada setiap siklus adalah tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi hasil penelitian, serta dilanjutkan dengan penyusunan laporan hasil penelitian.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Tahapan Awal
Prestasi belajar Matematika dapat dilihat dari hasil tes Ulangan Harian UH, Ulangan Tengah Semester UTS, Ulangan Kenaikan Kelas UKK, dan lain-
lain. Kedudukan penguasaan materi Matematika siswa dapat dilihat dari perbandingan rata-rata prestasi belajar Matematika dengan prestasi belajar mata
pelajaran lain. Setelah melihat hasil UAS kelas IV tahun ajaran 20072008 maka dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata kelas terendah adalah mata pelajaran Matematika. lampiran 1. Meskipun dari hasil wawancara dengan siswa, sebagian besar siswa
48 sebanyak 27 siswa dari 30 siswa menyukai mata pelajaran Matematika, bahkan 23
siswa diantaranya mengaku senang jika diberi tugas mengerjakan soal latihan. Namun mereka kecewa jika tugas-tugas yang mereka kumpulkan tersebut tidak
dibahas atau tidak dibagikan lagi. Dari informasi tersebut peneliti melakukan observasi dan wawancara santai tidak terstruktur terhadap guru-guru SD Negeri 1
Lemahireng maupun SD lain. Ternyata hasil wawancara tersebut sedikit banyak terdapat kesamaan dengan informasi dari siswa. Sebagian besar guru yang di
wawancarai mengaku bahwa setelah selesai menjelaskan materi pelajaran kepada siswa, siswa biasanya diberi tugas dan kemudian guru meninggalkan kelas ataupun
tetap berada di kelas namun mengerjakan kesibukan lain. Dalam pembahasan tugas, guru terkadang menjawab pertanyaan sendiri di papan tulis dan siswa tinggal
mencocokkan benar salahnya, setelah itu guru menanyakan siapa yang betul semua, siapa salah satu, siapa salah dua, dan seterusnya tanpa mencatat nilai secara
langsung. Adapun untuk tugas yang dikumpulkan terkadang tidak sempat dikoreksi atau dibagikan sehingga siswa tidak mengetahui sampai dimana capaian prestasinya.
Dengan begitu, pemberian tugas di sini dapat dikatakan kurang bermakna karena siswa kurang ikut andil, serta dalam pelaksanaan tugas, guru kurang memberikan
pengawasan yang mengakibatkan siswa kurang terpacu untuk bertanggung jawab atas tugasnya. Dengan demikian materi yang sudah disampaikan tidak bertahan lama
sehingga pada saat dilakukan tes, nilai siswa kurang memuaskan. Sebelum diadakan tindakan, peneliti mengadakan tes awal sebagai upaya
penjajakan kemampuan Matematika siswa, serta dapat digunakan sebagai perbandingan prestasi belajar Matematika siswa sebelum dan setelah tindakan.
Lampiran 3.
2. Tahapan Siklus I
Pada tahapan ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2008 selama satu minggu tanggal 8-16 Oktober 2008. Adapun tahapan yang dilaksanakan pada siklus I
adalah sebagai berikut :
49
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti melakukan pembelajaran biasa untuk beberapa waktu, pada akhir kompetensi dasar peneliti mengadakan tes sebagai
upaya penjajagan kemampuan siswa pada mata pelajaran Matematika. Setelah dilakukan tes awal, dapat diketahui bahwa ternyata prestasi siswa sangatlah
minim. Lampiran 4. Maka peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas secara kelompok,
Lampiran 5.
b. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan rencana pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas. Guru menerangkan materi kemudian membentuk kelompok
untuk mengerjakan tugas secara kelompok. Dalam pembentukan kelompok disini guru hanya memilih ketua kelompok sebanyak 6 anak yang mendapatkan nilai
tertinggi pada tes awal sebelum tindakan, tentunya dengan persetujuan siswa. Kemudian keenam siswa tersebut memilih satu persatu anggota kelompoknya
secara bergantian, setelah itu mereka dipersilakan untuk memberi nama kelompoknya.
Kemudian mereka mengerjakan tugas kelompok lampiran 6, setelah selesai mengerjakan tugas kelompok masing-masing kelompok dipersilakan maju
ke depan kelas untuk membahas tiga soal perkelompok kelompok yang lebih dulu maju bebas memilih nomor soal yang akan dibahas. Sedangkan kelompok
lain memberikan tanggapan sampai semua kelompok berkesempatan membahas soal ataupun memberikan tanggapan. Dari pembahasan tersebut dapat dilihat
kemampuan kelompok dalam mengerjakan tugas, berargumen, keaktifan, kerjasama, motivasi dan lain-lain. kemudian siswa dan guru bersama-sama
mengevaluasi kegiatan, selain itu garu juga memberikan penguatan, dorongan serta penghargaan bagi kelompok. Kemudian guru memberikan tes tertulis untuk
mengetahui peningkatan prestasi masing-masing individu.
50
c. Tahap Observasi
Peneliti mengamati siswa pada waktu pembelajaran dengan metode pemberian tugas secara kelompok. Berdasarkan observasi menunjukkan bahwa
dengan tugas kelompok sebagian besar siswa sangat antusias karena mereka sendiri yang memilih teman kelompok.
Adapun nama-nama kelompok dan anggotanya adalah sebagai berikut : 1.
Kelompok Fantastic Four. Terdiri dari : Sw-13, Sw-4, Sw-15, Sw-21, Sw-1. 2.
Kelompok GTA. Terdiri dari : Sw-29, Sw-18, Sw-20, Sw-19, Sw-6. 3.
Kelompok Kelinci. Terdiri dari : Sw-5, Sw-8, Sw-25, Sw-24, Sw-22. 4.
Kelompok Anggrek. Terdiri dari : Sw-7, Sw-3, Sw-16, Sw-9, Sw-12. 5.
Kelompok MUM. Terdiri dari : Sw-28, Sw-14, Sw-17, Sw-2, Sw-11. 6.
Kelompok Mawar. Terdiri dari : Sw-10, Sw-26, Sw-27, Sw-23, Sw-30. Tipe masing-masing kelompok sebagai berikut : Fantastic Four: bersikap
tenang, penuh kerjasama, dan antusias. Setelah pembahasan ternyata mereka mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan mendapat nilai 100. GTA: aktif,
sering bertanya, dan memberikan komentar, serta hasil tugas kelompok mendapatkan nilai 100. Kelompok Kelinci: betul 17 soal dari 20 soal karena
salah tanda, hasil tugas kelompok mendapatkan nilai 85. Kelompok Anggrek: operasi hitung tidak dibulatkan, betul 16 dari 20 soal, hasil tugas kelompok
mendapatkan nilai 80. Kelompok MUM: betul 17 dan hasil tugas kelompok mendapatkan nilai 85. Kelompok Mawar: terdapat 3 anak yang pasif. Betul 16
dari 20 soal dan hasil tugas kelompok mendapatkan nilai 80. lampiran 7. Dari pengamatan peneliti, murid-murid terpacu untuk bersaing dengan
kelompok lain meskipun ada beberapa siswa yang over, egois, pasif, namun hal itu dapat diatasi dengan baik secara bersama-sama. Guru membimbing siswa
sesuai dengan kebutuhannya baik dalam materi maupun sikap dan tingkah laku siswa dalam belajar. Guru mengadakan evaluasi dan mengolah data yang
diperoleh, lalu mengidentifikasi dan menginterpretasikan data untuk menentukan tingkat pencapaian tindakan.
51
d. Tahap Refleksi
Mengadakan refleksi untuk tindakan yang telah dilaksanakan apakah telah berhasil dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas secara kelompok ternyata cukup menarik siswa dalam belajar. Siswa dapat bekerja sama
dengan siswa lain dalam kelompoknya karena mereka sendirilah yang memilih anggota kelompok. Namun ada beberapa anak yang egois dan ada pula yang
pasif. Anak-anak yang kurang pandai hanya diam mengandalkan teman kelompok yang lebih pandai. Oleh karena itu guru harus kreatif memikirkan cara
agar semua siswa dapat bekerja dan tidak hanya berpangku tangan menunggu hasil pekerjaan temannya sehingga prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan. Kemudian diadakan tes individu. Dari tindakan siklus I, prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Lemahireng dapat dilihat pada
tabel 1. Tabel 1. Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 1 Lemahireng
Sebelum dan Sesudah Tindakan Siklus 1.
Nomor Prestasi
Urut Induk Kode
Nama Siswa Sebelum
Tindakan Sesudah
Tindakan Siklus 1
Keterangan
1 1787
Sw-1 10
30 BT
2 1802
Sw-2 70
70 T
3 1804
Sw-3 60
40 BT
4 1809
Sw-4 50
100 BT
5 1810
Sw-5 80
80 T
6 1811
Sw-6 40
60 T
7 1812
Sw-7 80
90 T
8 1813
Sw-8 70
80 T
9 1814
Sw-9 60
70 T
10 1815
Sw-10 80
90 T
11 1816
Sw-11 70
70 T
12 1817
Sw-12 10
40 BT
13 1818
Sw-13 80
100 T
52 14
1819 Sw-14
60 70
T 15
1820 Sw-15
40 70
T 16
1821 Sw-16
50 80
T 17
1822 Sw-17
30 60
T 18
1823 Sw-18
50 60
T 19
1824 Sw-19
60 90
T 20
1825 Sw-20
40 40
BT 21
1827 Sw-21
60 70
T 22
1828 Sw-22
80 80
T 23
1829 Sw-23
10 40
BT 24
1830 Sw-24
50 50
BT 25
1831 Sw-25
60 50
BT 26
1833 Sw-26
70 40
BT 27
1835 Sw-27
60 40
BT 28
1836 Sw-28
80 90
T 29
1840 Sw-29
80 100
T 30
1864 Sw-30
30 40
BT Jumlah
1670 2044
Rata-rata 55,6
68,3 Keterangan :
T = Tuntas BT = Belum Tuntas
KKM = 60 =
= Mengalami peningkatan prestasi
Belum ada peningkatan prestasi
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami peningkatan prestasi ada 20 siswa atau 67 , nilai rata-rata kelas 68,3 dan siswa yang belum
tuntas atau belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebanyak 10 siswa Sw-1, Sw-3, Sw-12, Sw-20, Sw-23, Sw-24, Sw-25, Sw-26, Sw-27, dan
Sw-30 . Hal itu menunjukkan peningkatan yang sangat berarti namun belum mencapai target penelitian, maka dilanjutkan siklus II.
3. Tahapan Siklus II
Pada tahapan siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 - 18 Oktober 2008. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :
53
a. Tahap Perencanaan
Yaitu melanjutkan pembelajaran pada tindakan sebelumnya atau siklus I dengan metode pemberian tugas berpasangan, yaitu dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. lampiran 8.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan rencana pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas berpasangan dengan teman sebangku.
Dengan tugas berpasangan diharapkan siswa lebih nyaman untuk bekerjasama dengan pasangan. Dalam memilih pasangan guru tidak memandang pintar atau
kurang pintar. Namun semua pilihan diserahkan pada keinginan siswa dalam memilih pasangan.
Pada saat siswa mengerjakan tugas lampiran 9, guru memberikan pengawasan, kontrol, dan bimbingan kepada siswa. Pembelajaran di kelas
disajikan dengan suasana santai dan akrab.
c. Tahap Observasi
Peneliti mengamati siswa dalam pembelajaran yang menerapkan metode pemberian tugas berpasangan. Mereka tampak aktif berdiskusi mengerjakan
tugas, namun ada seorang siswa yang pasif tidak ikut andil dalam mengerjakan tugas dan hanya menunggu pekerjaan temannya. Ada 2 pasang siswa yang
mampu menyelesaikan tugas ± 10 menit, sedangkan yang lain susul-menyusul hingga waktu yang telah ditentukan habis.
Pada saat pembahasan, beberapa pasang siswa tampak kegirangan ketika berhasil mendapat nilai 100 dan dapat merangkai huruf-huruf menjadi rangkaian
kalimat ”kulo pinter”. Hal itu membuat mereka bangga dan sekaligus membuat iri pasangan-pasangan lain, bahkan ada beberapa siswa yang mengatakan ”saya
juga pinter Bu, cuma salah 1”. Ada juga siswa yang menyahut” saya juga cuma salah 2 jadi nilainya 80, bagus dong Bu”. Lampiran 10.
54 Menurut pengamatan peneliti, kesalahan mereka kebanyakan karena
kurang teliti dalam mengerjakan soal serta ada pula siswa yang pasrah saat kalah diskusi dengan pasangannya.
d. Tahap Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi sebagai evaluasi tindakan yang telah dilakukan. Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan acuan untuk menentukan
tindakan selanjutnya. Pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas berpasangan ternyata mampu meningkatkan kesungguhan,
keaktifan, dan kerjasama siswa. Namun masih ada seorang siswa yang pasif dan ada beberapa siswa yang mengalah mengekor temannya.
Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang menerapkan metode pemberian tugas yang lebih menuntut kemandirian siswa. Adapun hasil
perubahan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas V SDN 1 Lemahireng setelah siklus II terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 1 Lemahireng Sebelum dan Setelah Tindakan Siklus II.
Nomor Prestasi
Urut Induk Kode
Nama Siswa Sebelum
Tindakan Siklus
II Keterangan
1 1787
Sw-1 10
60 T
2 1802
Sw-2 70
90 T
3 1804
Sw-3 60
70 T
4 1809
Sw-4 50
90 T
5 1810
Sw-5 80
60 T
6 1811
Sw-6 40
60 T
7 1812
Sw-7 80
70 T
8 1813
Sw-8 70
90 T
9 1814
Sw-9 60
70 T
10 1815
Sw-10 80
90 T
11 1816
Sw-11 70
80 T
12 1817
Sw-12 10
40 BT
13 1818
Sw-13 80
100 T
14 1819
Sw-14 60
90 T
15 1820
Sw-15 40
40 BT
55 16
1821 Sw-16
50 70
T 17
1822 Sw-17
30 70
T 18
1823 Sw-18
50 80
T 19
1824 Sw-19
60 80
T 20
1825 Sw-20
40 80
T 21
1827 Sw-21
60 70
T 22
1828 Sw-22
80 90
T 23
1829 Sw-23
10 40
BT 24
1830 Sw-24
50 70
T 25
1831 Sw-25
60 50
T 26
1833 Sw-26
70 80
T 27
1835 Sw-27
60 40
BT 28
1836 Sw-28
80 90
T 29
1840 Sw-29
80 90
T 30
1864 Sw-30
30 60
T Jumlah
1670 2270
Rata-rata 55,6
75,6 Keterangan :
T = Tuntas BT = Belum Tuntas
KKM = 60 =
= Mengalami peningkatan prestasi
Belum ada peningkatan prestasi Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami peningkatan
prestasi ada 25 siswa atau 83 , nilai rata-rata kelas 75,6 dan anak yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 4 anak Sw-12, Sw-15, Sw-23, dan
Sw-27 , maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
4. Tahapan Siklus III
Pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 20 - 23 Oktober 2008 tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Melanjutkan tindakan dari siklus II, yaitu melakukan pembelajaran dengan menerapkan pemberian tugas secara individu. Tugas tersebut dikenalkan
kepada siswa dengan istilah ”permainan putar” dimana siswa sendiri yang
56 membuat soal untuk kemudian dikerjakan dengan cara diputar. Pada fase
pemberian tugas, siswa hanya diminta untuk membuat 1 soal dan 1 jawaban pada kertas yang disediakan guru sesuai dengan nomor absen masing-masing siswa
dengan ketentuan : 1
Nomor absen 1 – 10 membuat soal pembulatanmenaksir bilangan ke ratusan terdekat.
2 Nomor absen 11 – 20 membuat soal pembulatanmenaksir bilangan ke
puluhan terdekat. 3
Nomor absen 21 – 30 membuat soal pembulatanmenaksir bilangan ke satuan terdekat.
Setelah itu, guru mengoreksi kesesuaian soal dan jawaban yang dibantu oleh beberapa siswa, lalu guru mencari kesepakatan dengan siswa mengenai
aturan main yang akan dilaksanakan. Pada fase pelaksanaan tugas, guru cukup memberikan aba-aba kepada
siswa untuk memutar soal dan tiap siswa mengerjakan I soal yang ada didepannya dalam waktu yang disepakati hingga 30 putaran sesuai jumlah
siswa. Setelah itu, diadakan evaluasi dan penilaian bersama. lampiran 8.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Peneliti melaksanakan rencana pembelajaran yang menerapkan metode pemberian tugas individu yang telah dibuat. Guru menyiapkan potongan –
potongan kertas berjumlah 30 potong untuk dibagikan kepada siswa terlebih dahulu. Kemudian tiap siswa membuat 1 soal dan jawabannya, lalu dikumpulkan
kepada guru. Setelah soal dan jawaban dikoreksi oleh guru lampiran 12, siswa diminta menulis nomor 1 – 30 pada buku tugas siswa. Setelah itu, guru
meletakkan soal – soal di atas meja siswa dalam keadaan tertutup. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru mencari kesepakatan dengan
siswa mengenai tata cara permainan. Diantaranya disepakati bahwa untuk menulis dan mengerjakan 1 soal dibutuhkan waktu 1 menit. Kemudian mulai
bermain dengan aba – aba ”putar” dari guru pada setiap menit sebanyak 30 kali.
57 Adapun arah perputaran soal tampak seperti gambar 3.
28 27 26 25
24 23 22 21
29 15 16
17 18 19 20
30 14 13
12 11 10 9
1 2 3 4
5 6 7 8
Gambar 3. Arah Perputaran Soal Tugas Individu pada Siklus III Keterangan :
a. 1, 2, 3 .... 30 : Tempat duduk siswa
b. à
: Arah putar soal c.
: Kosong Guru memantau jalannya pelaksanaan tugas dan menegur siswa yang menyalahi
aturan main. Pada akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi.
c. Tahap Observasi
Guru melaksanakan pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas individu. Dengan penerapan metode pemberian tugas
individu ternyata sangat efektif untuk mengetahui kemampuan siswa, karena siswa harus menghadapi soal yang berbeda pada waktu yang bersamaan dan
58 hampir-hampir tidak ada kesempatan untuk berbuat curang, menyontek teman
misalnya. Dari hasil pengamatan guru ada 3 siswa yang lamban dalam bekerja dan
sering dibentak teman yang menunggu soal berikutnya. Ada 2 siswa yang selalu berkomentar setiap selesai mengerjakan 1 nomor soal, sehingga mengganggu
konsentrasi teman lain. Namun setelah diberi peringatan oleh guru, mereka bisa mengendalikan diri untuk lebih tenang. Lampiran 13.
d. Tahap Refleksi
Mengadakan refleksi untuk evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi belajar
Matematika siswa. Berbagai kendala kekurangan yang ditemukan dapat dijadikan pertimbangan guru dalam pemberian tugas selanjutnya.
Hasil evaluasi pada setiap pertemuan dicatat guru sebagai dasar analisis perkembangan prestasi belajar Matematika sehingga dapat diketahui keberhasilan
pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas yang telah dilaksanakan.
Dari tindakan siklus III tercatat hasil prestasi siswa kelas V Tahun Pelajaran 2008 2009 tampak pada tabel 3.
Tabel 3. Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 1 Lemahireng Sebelum dan Setelah Tindakan Siklus III.
Nomor Prestasi
Urut Induk Kode
Nama Siswa Sebelum
Tindakan Siklus III
Keterangan
1 1787
Sw-1 10
60 T
2 1802
Sw-2 70
90 T
3 1804
Sw-3 60
80 T
4 1809
Sw-4 50
100 T
5 1810
Sw-5 80
100 T
6 1811
Sw-6 40
70 T
7 1812
Sw-7 80
90 T
8 1813
Sw-8 70
100 T
9 1814
Sw-9 60
80 T
59 10
1815 Sw-10
80 90
T 11
1816 Sw-11
70 80
T 12
1817 Sw-12
10 60
T 13
1818 Sw-13
80 100
T 14
1819 Sw-14
60 90
T 15
1820 Sw-15
40 70
T 16
1821 Sw-16
50 80
T 17
1822 Sw-17
30 70
T 18
1823 Sw-18
50 90
T 19
1824 Sw-19
60 90
T 20
1825 Sw-20
40 90
T 21
1827 Sw-21
60 90
T 22
1828 Sw-22
80 100
T 23
1829 Sw-23
10 60
T 24
1830 Sw-24
50 80
T 25
1831 Sw-25
60 80
T 26
1833 Sw-26
70 80
T 27
1835 Sw-27
60 60
T 28
1836 Sw-28
80 100
T 29
1840 Sw-29
80 100
T 30
1864 Sw-30
30 70
T Jumlah
1670 2.487
Rata-rata 55,6
82,9
Keterangan : T = Tuntas
BT = Belum Tuntas KKM = 60
= =
Mengalami peningkatan prestasi Belum ada peningkatan prestasi
60 Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami peningkatan
prestasi ada 29 siswa atau 97 , nilai rata-rata kelas 82,9, dan semua siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tindakan yang dilakukan oleh peneliti telah berhasil sesuai tujuan yang diharapkan.
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori