Deskripsi Permasalahan Penelitian HASIL PENELITIAN

47 WB. Dengan adanya guru-guru WB sangat membantu kegiatan sekolah secara umum. Dengan kondisi seperti diatas dirasakan sulit untuk meningkatkan prestasi belajar siswa jika tidak terdapat upaya atau usaha keras dari berbagai pihak. Dengan kondisi dan media sederhana bahkan cenderung kurang memadai, peneliti berusaha dengan sebatas kemampuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui perbaikan metode mengajar. Penelitian dilaksanakan melalui tindakan kelas dengan model proses, bertahap, dan berkelanjutan. Tindakan yang dilakukan pada setiap putaran siklus merupakan suatu bentuk pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas secara berkelompok, berpasangan, dan secara individual. Agar keberhasilan pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas dapat diketahui maka setiap tindakan diakhiri dengan evaluasi. Perencanaan tindakan disusun berdasarkan hasil temuan dan refleksi guru kelas sebagai pelaku dan peneliti tindakan kelas ini. Disamping itu peneliti mengamati waktu kegiatan belajar mengajar dengan lembar penelitian. Kegiatan pada setiap siklus adalah tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi hasil penelitian, serta dilanjutkan dengan penyusunan laporan hasil penelitian.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Tahapan Awal

Prestasi belajar Matematika dapat dilihat dari hasil tes Ulangan Harian UH, Ulangan Tengah Semester UTS, Ulangan Kenaikan Kelas UKK, dan lain- lain. Kedudukan penguasaan materi Matematika siswa dapat dilihat dari perbandingan rata-rata prestasi belajar Matematika dengan prestasi belajar mata pelajaran lain. Setelah melihat hasil UAS kelas IV tahun ajaran 20072008 maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas terendah adalah mata pelajaran Matematika. lampiran 1. Meskipun dari hasil wawancara dengan siswa, sebagian besar siswa 48 sebanyak 27 siswa dari 30 siswa menyukai mata pelajaran Matematika, bahkan 23 siswa diantaranya mengaku senang jika diberi tugas mengerjakan soal latihan. Namun mereka kecewa jika tugas-tugas yang mereka kumpulkan tersebut tidak dibahas atau tidak dibagikan lagi. Dari informasi tersebut peneliti melakukan observasi dan wawancara santai tidak terstruktur terhadap guru-guru SD Negeri 1 Lemahireng maupun SD lain. Ternyata hasil wawancara tersebut sedikit banyak terdapat kesamaan dengan informasi dari siswa. Sebagian besar guru yang di wawancarai mengaku bahwa setelah selesai menjelaskan materi pelajaran kepada siswa, siswa biasanya diberi tugas dan kemudian guru meninggalkan kelas ataupun tetap berada di kelas namun mengerjakan kesibukan lain. Dalam pembahasan tugas, guru terkadang menjawab pertanyaan sendiri di papan tulis dan siswa tinggal mencocokkan benar salahnya, setelah itu guru menanyakan siapa yang betul semua, siapa salah satu, siapa salah dua, dan seterusnya tanpa mencatat nilai secara langsung. Adapun untuk tugas yang dikumpulkan terkadang tidak sempat dikoreksi atau dibagikan sehingga siswa tidak mengetahui sampai dimana capaian prestasinya. Dengan begitu, pemberian tugas di sini dapat dikatakan kurang bermakna karena siswa kurang ikut andil, serta dalam pelaksanaan tugas, guru kurang memberikan pengawasan yang mengakibatkan siswa kurang terpacu untuk bertanggung jawab atas tugasnya. Dengan demikian materi yang sudah disampaikan tidak bertahan lama sehingga pada saat dilakukan tes, nilai siswa kurang memuaskan. Sebelum diadakan tindakan, peneliti mengadakan tes awal sebagai upaya penjajakan kemampuan Matematika siswa, serta dapat digunakan sebagai perbandingan prestasi belajar Matematika siswa sebelum dan setelah tindakan. Lampiran 3.

2. Tahapan Siklus I

Pada tahapan ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2008 selama satu minggu tanggal 8-16 Oktober 2008. Adapun tahapan yang dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut : 49

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti melakukan pembelajaran biasa untuk beberapa waktu, pada akhir kompetensi dasar peneliti mengadakan tes sebagai upaya penjajagan kemampuan siswa pada mata pelajaran Matematika. Setelah dilakukan tes awal, dapat diketahui bahwa ternyata prestasi siswa sangatlah minim. Lampiran 4. Maka peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas secara kelompok, Lampiran 5.

b. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan rencana pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas. Guru menerangkan materi kemudian membentuk kelompok untuk mengerjakan tugas secara kelompok. Dalam pembentukan kelompok disini guru hanya memilih ketua kelompok sebanyak 6 anak yang mendapatkan nilai tertinggi pada tes awal sebelum tindakan, tentunya dengan persetujuan siswa. Kemudian keenam siswa tersebut memilih satu persatu anggota kelompoknya secara bergantian, setelah itu mereka dipersilakan untuk memberi nama kelompoknya. Kemudian mereka mengerjakan tugas kelompok lampiran 6, setelah selesai mengerjakan tugas kelompok masing-masing kelompok dipersilakan maju ke depan kelas untuk membahas tiga soal perkelompok kelompok yang lebih dulu maju bebas memilih nomor soal yang akan dibahas. Sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan sampai semua kelompok berkesempatan membahas soal ataupun memberikan tanggapan. Dari pembahasan tersebut dapat dilihat kemampuan kelompok dalam mengerjakan tugas, berargumen, keaktifan, kerjasama, motivasi dan lain-lain. kemudian siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi kegiatan, selain itu garu juga memberikan penguatan, dorongan serta penghargaan bagi kelompok. Kemudian guru memberikan tes tertulis untuk mengetahui peningkatan prestasi masing-masing individu. 50

c. Tahap Observasi

Peneliti mengamati siswa pada waktu pembelajaran dengan metode pemberian tugas secara kelompok. Berdasarkan observasi menunjukkan bahwa dengan tugas kelompok sebagian besar siswa sangat antusias karena mereka sendiri yang memilih teman kelompok. Adapun nama-nama kelompok dan anggotanya adalah sebagai berikut : 1. Kelompok Fantastic Four. Terdiri dari : Sw-13, Sw-4, Sw-15, Sw-21, Sw-1. 2. Kelompok GTA. Terdiri dari : Sw-29, Sw-18, Sw-20, Sw-19, Sw-6. 3. Kelompok Kelinci. Terdiri dari : Sw-5, Sw-8, Sw-25, Sw-24, Sw-22. 4. Kelompok Anggrek. Terdiri dari : Sw-7, Sw-3, Sw-16, Sw-9, Sw-12. 5. Kelompok MUM. Terdiri dari : Sw-28, Sw-14, Sw-17, Sw-2, Sw-11. 6. Kelompok Mawar. Terdiri dari : Sw-10, Sw-26, Sw-27, Sw-23, Sw-30. Tipe masing-masing kelompok sebagai berikut : Fantastic Four: bersikap tenang, penuh kerjasama, dan antusias. Setelah pembahasan ternyata mereka mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan mendapat nilai 100. GTA: aktif, sering bertanya, dan memberikan komentar, serta hasil tugas kelompok mendapatkan nilai 100. Kelompok Kelinci: betul 17 soal dari 20 soal karena salah tanda, hasil tugas kelompok mendapatkan nilai 85. Kelompok Anggrek: operasi hitung tidak dibulatkan, betul 16 dari 20 soal, hasil tugas kelompok mendapatkan nilai 80. Kelompok MUM: betul 17 dan hasil tugas kelompok mendapatkan nilai 85. Kelompok Mawar: terdapat 3 anak yang pasif. Betul 16 dari 20 soal dan hasil tugas kelompok mendapatkan nilai 80. lampiran 7. Dari pengamatan peneliti, murid-murid terpacu untuk bersaing dengan kelompok lain meskipun ada beberapa siswa yang over, egois, pasif, namun hal itu dapat diatasi dengan baik secara bersama-sama. Guru membimbing siswa sesuai dengan kebutuhannya baik dalam materi maupun sikap dan tingkah laku siswa dalam belajar. Guru mengadakan evaluasi dan mengolah data yang diperoleh, lalu mengidentifikasi dan menginterpretasikan data untuk menentukan tingkat pencapaian tindakan. 51

d. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi untuk tindakan yang telah dilaksanakan apakah telah berhasil dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas secara kelompok ternyata cukup menarik siswa dalam belajar. Siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompoknya karena mereka sendirilah yang memilih anggota kelompok. Namun ada beberapa anak yang egois dan ada pula yang pasif. Anak-anak yang kurang pandai hanya diam mengandalkan teman kelompok yang lebih pandai. Oleh karena itu guru harus kreatif memikirkan cara agar semua siswa dapat bekerja dan tidak hanya berpangku tangan menunggu hasil pekerjaan temannya sehingga prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Kemudian diadakan tes individu. Dari tindakan siklus I, prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Lemahireng dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 1 Lemahireng Sebelum dan Sesudah Tindakan Siklus 1. Nomor Prestasi Urut Induk Kode Nama Siswa Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan Siklus 1 Keterangan 1 1787 Sw-1 10 30 BT 2 1802 Sw-2 70 70 T 3 1804 Sw-3 60 40 BT 4 1809 Sw-4 50 100 BT 5 1810 Sw-5 80 80 T 6 1811 Sw-6 40 60 T 7 1812 Sw-7 80 90 T 8 1813 Sw-8 70 80 T 9 1814 Sw-9 60 70 T 10 1815 Sw-10 80 90 T 11 1816 Sw-11 70 70 T 12 1817 Sw-12 10 40 BT 13 1818 Sw-13 80 100 T 52 14 1819 Sw-14 60 70 T 15 1820 Sw-15 40 70 T 16 1821 Sw-16 50 80 T 17 1822 Sw-17 30 60 T 18 1823 Sw-18 50 60 T 19 1824 Sw-19 60 90 T 20 1825 Sw-20 40 40 BT 21 1827 Sw-21 60 70 T 22 1828 Sw-22 80 80 T 23 1829 Sw-23 10 40 BT 24 1830 Sw-24 50 50 BT 25 1831 Sw-25 60 50 BT 26 1833 Sw-26 70 40 BT 27 1835 Sw-27 60 40 BT 28 1836 Sw-28 80 90 T 29 1840 Sw-29 80 100 T 30 1864 Sw-30 30 40 BT Jumlah 1670 2044 Rata-rata 55,6 68,3 Keterangan : T = Tuntas BT = Belum Tuntas KKM = 60 = = Mengalami peningkatan prestasi Belum ada peningkatan prestasi Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami peningkatan prestasi ada 20 siswa atau 67 , nilai rata-rata kelas 68,3 dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebanyak 10 siswa Sw-1, Sw-3, Sw-12, Sw-20, Sw-23, Sw-24, Sw-25, Sw-26, Sw-27, dan Sw-30 . Hal itu menunjukkan peningkatan yang sangat berarti namun belum mencapai target penelitian, maka dilanjutkan siklus II.

3. Tahapan Siklus II

Pada tahapan siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 - 18 Oktober 2008. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut : 53

a. Tahap Perencanaan

Yaitu melanjutkan pembelajaran pada tindakan sebelumnya atau siklus I dengan metode pemberian tugas berpasangan, yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. lampiran 8.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan rencana pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas berpasangan dengan teman sebangku. Dengan tugas berpasangan diharapkan siswa lebih nyaman untuk bekerjasama dengan pasangan. Dalam memilih pasangan guru tidak memandang pintar atau kurang pintar. Namun semua pilihan diserahkan pada keinginan siswa dalam memilih pasangan. Pada saat siswa mengerjakan tugas lampiran 9, guru memberikan pengawasan, kontrol, dan bimbingan kepada siswa. Pembelajaran di kelas disajikan dengan suasana santai dan akrab.

c. Tahap Observasi

Peneliti mengamati siswa dalam pembelajaran yang menerapkan metode pemberian tugas berpasangan. Mereka tampak aktif berdiskusi mengerjakan tugas, namun ada seorang siswa yang pasif tidak ikut andil dalam mengerjakan tugas dan hanya menunggu pekerjaan temannya. Ada 2 pasang siswa yang mampu menyelesaikan tugas ± 10 menit, sedangkan yang lain susul-menyusul hingga waktu yang telah ditentukan habis. Pada saat pembahasan, beberapa pasang siswa tampak kegirangan ketika berhasil mendapat nilai 100 dan dapat merangkai huruf-huruf menjadi rangkaian kalimat ”kulo pinter”. Hal itu membuat mereka bangga dan sekaligus membuat iri pasangan-pasangan lain, bahkan ada beberapa siswa yang mengatakan ”saya juga pinter Bu, cuma salah 1”. Ada juga siswa yang menyahut” saya juga cuma salah 2 jadi nilainya 80, bagus dong Bu”. Lampiran 10. 54 Menurut pengamatan peneliti, kesalahan mereka kebanyakan karena kurang teliti dalam mengerjakan soal serta ada pula siswa yang pasrah saat kalah diskusi dengan pasangannya.

d. Tahap Refleksi

Peneliti mengadakan refleksi sebagai evaluasi tindakan yang telah dilakukan. Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan acuan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas berpasangan ternyata mampu meningkatkan kesungguhan, keaktifan, dan kerjasama siswa. Namun masih ada seorang siswa yang pasif dan ada beberapa siswa yang mengalah mengekor temannya. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang menerapkan metode pemberian tugas yang lebih menuntut kemandirian siswa. Adapun hasil perubahan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas V SDN 1 Lemahireng setelah siklus II terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 1 Lemahireng Sebelum dan Setelah Tindakan Siklus II. Nomor Prestasi Urut Induk Kode Nama Siswa Sebelum Tindakan Siklus II Keterangan 1 1787 Sw-1 10 60 T 2 1802 Sw-2 70 90 T 3 1804 Sw-3 60 70 T 4 1809 Sw-4 50 90 T 5 1810 Sw-5 80 60 T 6 1811 Sw-6 40 60 T 7 1812 Sw-7 80 70 T 8 1813 Sw-8 70 90 T 9 1814 Sw-9 60 70 T 10 1815 Sw-10 80 90 T 11 1816 Sw-11 70 80 T 12 1817 Sw-12 10 40 BT 13 1818 Sw-13 80 100 T 14 1819 Sw-14 60 90 T 15 1820 Sw-15 40 40 BT 55 16 1821 Sw-16 50 70 T 17 1822 Sw-17 30 70 T 18 1823 Sw-18 50 80 T 19 1824 Sw-19 60 80 T 20 1825 Sw-20 40 80 T 21 1827 Sw-21 60 70 T 22 1828 Sw-22 80 90 T 23 1829 Sw-23 10 40 BT 24 1830 Sw-24 50 70 T 25 1831 Sw-25 60 50 T 26 1833 Sw-26 70 80 T 27 1835 Sw-27 60 40 BT 28 1836 Sw-28 80 90 T 29 1840 Sw-29 80 90 T 30 1864 Sw-30 30 60 T Jumlah 1670 2270 Rata-rata 55,6 75,6 Keterangan : T = Tuntas BT = Belum Tuntas KKM = 60 = = Mengalami peningkatan prestasi Belum ada peningkatan prestasi Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami peningkatan prestasi ada 25 siswa atau 83 , nilai rata-rata kelas 75,6 dan anak yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 4 anak Sw-12, Sw-15, Sw-23, dan Sw-27 , maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.

4. Tahapan Siklus III

Pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 20 - 23 Oktober 2008 tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Melanjutkan tindakan dari siklus II, yaitu melakukan pembelajaran dengan menerapkan pemberian tugas secara individu. Tugas tersebut dikenalkan kepada siswa dengan istilah ”permainan putar” dimana siswa sendiri yang 56 membuat soal untuk kemudian dikerjakan dengan cara diputar. Pada fase pemberian tugas, siswa hanya diminta untuk membuat 1 soal dan 1 jawaban pada kertas yang disediakan guru sesuai dengan nomor absen masing-masing siswa dengan ketentuan : 1 Nomor absen 1 – 10 membuat soal pembulatanmenaksir bilangan ke ratusan terdekat. 2 Nomor absen 11 – 20 membuat soal pembulatanmenaksir bilangan ke puluhan terdekat. 3 Nomor absen 21 – 30 membuat soal pembulatanmenaksir bilangan ke satuan terdekat. Setelah itu, guru mengoreksi kesesuaian soal dan jawaban yang dibantu oleh beberapa siswa, lalu guru mencari kesepakatan dengan siswa mengenai aturan main yang akan dilaksanakan. Pada fase pelaksanaan tugas, guru cukup memberikan aba-aba kepada siswa untuk memutar soal dan tiap siswa mengerjakan I soal yang ada didepannya dalam waktu yang disepakati hingga 30 putaran sesuai jumlah siswa. Setelah itu, diadakan evaluasi dan penilaian bersama. lampiran 8.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Peneliti melaksanakan rencana pembelajaran yang menerapkan metode pemberian tugas individu yang telah dibuat. Guru menyiapkan potongan – potongan kertas berjumlah 30 potong untuk dibagikan kepada siswa terlebih dahulu. Kemudian tiap siswa membuat 1 soal dan jawabannya, lalu dikumpulkan kepada guru. Setelah soal dan jawaban dikoreksi oleh guru lampiran 12, siswa diminta menulis nomor 1 – 30 pada buku tugas siswa. Setelah itu, guru meletakkan soal – soal di atas meja siswa dalam keadaan tertutup. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru mencari kesepakatan dengan siswa mengenai tata cara permainan. Diantaranya disepakati bahwa untuk menulis dan mengerjakan 1 soal dibutuhkan waktu 1 menit. Kemudian mulai bermain dengan aba – aba ”putar” dari guru pada setiap menit sebanyak 30 kali. 57 Adapun arah perputaran soal tampak seperti gambar 3. 28 27 26 25 24 23 22 21 29 15 16 17 18 19 20 30 14 13 12 11 10 9 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 3. Arah Perputaran Soal Tugas Individu pada Siklus III Keterangan : a. 1, 2, 3 .... 30 : Tempat duduk siswa b. à : Arah putar soal c. : Kosong Guru memantau jalannya pelaksanaan tugas dan menegur siswa yang menyalahi aturan main. Pada akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi.

c. Tahap Observasi

Guru melaksanakan pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pemberian tugas individu. Dengan penerapan metode pemberian tugas individu ternyata sangat efektif untuk mengetahui kemampuan siswa, karena siswa harus menghadapi soal yang berbeda pada waktu yang bersamaan dan 58 hampir-hampir tidak ada kesempatan untuk berbuat curang, menyontek teman misalnya. Dari hasil pengamatan guru ada 3 siswa yang lamban dalam bekerja dan sering dibentak teman yang menunggu soal berikutnya. Ada 2 siswa yang selalu berkomentar setiap selesai mengerjakan 1 nomor soal, sehingga mengganggu konsentrasi teman lain. Namun setelah diberi peringatan oleh guru, mereka bisa mengendalikan diri untuk lebih tenang. Lampiran 13.

d. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi untuk evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa. Berbagai kendala kekurangan yang ditemukan dapat dijadikan pertimbangan guru dalam pemberian tugas selanjutnya. Hasil evaluasi pada setiap pertemuan dicatat guru sebagai dasar analisis perkembangan prestasi belajar Matematika sehingga dapat diketahui keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas yang telah dilaksanakan. Dari tindakan siklus III tercatat hasil prestasi siswa kelas V Tahun Pelajaran 2008 2009 tampak pada tabel 3. Tabel 3. Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 1 Lemahireng Sebelum dan Setelah Tindakan Siklus III. Nomor Prestasi Urut Induk Kode Nama Siswa Sebelum Tindakan Siklus III Keterangan 1 1787 Sw-1 10 60 T 2 1802 Sw-2 70 90 T 3 1804 Sw-3 60 80 T 4 1809 Sw-4 50 100 T 5 1810 Sw-5 80 100 T 6 1811 Sw-6 40 70 T 7 1812 Sw-7 80 90 T 8 1813 Sw-8 70 100 T 9 1814 Sw-9 60 80 T 59 10 1815 Sw-10 80 90 T 11 1816 Sw-11 70 80 T 12 1817 Sw-12 10 60 T 13 1818 Sw-13 80 100 T 14 1819 Sw-14 60 90 T 15 1820 Sw-15 40 70 T 16 1821 Sw-16 50 80 T 17 1822 Sw-17 30 70 T 18 1823 Sw-18 50 90 T 19 1824 Sw-19 60 90 T 20 1825 Sw-20 40 90 T 21 1827 Sw-21 60 90 T 22 1828 Sw-22 80 100 T 23 1829 Sw-23 10 60 T 24 1830 Sw-24 50 80 T 25 1831 Sw-25 60 80 T 26 1833 Sw-26 70 80 T 27 1835 Sw-27 60 60 T 28 1836 Sw-28 80 100 T 29 1840 Sw-29 80 100 T 30 1864 Sw-30 30 70 T Jumlah 1670 2.487 Rata-rata 55,6 82,9 Keterangan : T = Tuntas BT = Belum Tuntas KKM = 60 = = Mengalami peningkatan prestasi Belum ada peningkatan prestasi 60 Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami peningkatan prestasi ada 29 siswa atau 97 , nilai rata-rata kelas 82,9, dan semua siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh peneliti telah berhasil sesuai tujuan yang diharapkan.

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori

Dokumen yang terkait

BIMBINGAN INDIVIDU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PERKALIAN BAGI SISWA TUNA GRAHITA KELAS V SEMESTER II DI SLB C YPALB KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 6 107

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERPANGKATAN MELALUI PENERAPAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SELO, SELO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 15 26

PENERAPAN ALAT PERAGA POHON BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS D2SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

1 6 101

PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PUNGSARI 1 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 132

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas V SD N 1 Jepang Kudus Tahun Ajaran

0 4 16

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri I Malangjiwan Kebonarum Klaten Tahun 2013/2014.

0 1 17

IMPLEMENTASI METODE CTL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI ALAT PERNAPASAN MANUSIA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI 1 KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 8

PENERAPAN METODE DICOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Penerapan Metode Dicovery Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri I Jurug Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 16

PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS Penerapan Metode Dicovery Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri I Jurug Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 25

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA (SAINS) BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI KEBONSARI KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 0 177