92
BAB VIII INTEGRATED BUILDING SYSTEM
Dalam merancang bangunan bertingkat tinggi, disamping aspek arsitektural, kita harus mempertimbangkan berbagai aspek lainnya, sepeti struktural, mekanikal, elektrikal
dan biaya bangunan. Keterpaduan antara sistem bangunan akan akan membuat bangunan tersebut bukan hanya memiliki keindahan dan dapat digunakan sesuai fungsinya, tetapi
juga dapat bertahan dengan beban yang bekerja padanya dan mempunyai nilai ekonomis yang dapat dipertanggungjawabkan.
Suatu bangunan tinggi yang modern dengan fungsi campuran diharapkan dapat mendukung kebutuhan aktivitas manusia yang berada di dalam bangunan. Selain
bangunan harus kokoh dan aman terhadap keruntuhan kegagalan struktur, bahaya api, sambaran petir dan gaya-gaya yang disebabkan oleh angin dan gempa api, serta tidak
mengakibatkan kerusakan lingkungan dengan penataan ruang luar yang hijau. Dalam bangunan tinggi perlu diperhatikan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi metabolisme
manusia, seperti udara dan air yang bersih, pengolahan air limbah, pengendalian suhu dan kelembaban udara, privasi, keamanan dan kenyamanan lainnya baik dari aspek visual
maupun pendengaran. 8.1 Sistem Struktur
Pada awal skenario secara keseluruhan perancangan menggunakan sistem struktur baja dengan sistem rangka kaku dan dinding geser inti bangunan. Pada tahap
pengembangan rancangan ini, penulis akan mengembangkan sistem struktur keseluruhan perancangan ini lebih lanjut. Secara keseluruhan program perancangan bangunan dimulai
dari konstruksi inti bangunan, kemudian diikat dengan kolom dan balok baja, kemudian pemasangan dek baja, pembesian dan beton. Setelah perancangan secara struktural telah
Universitas Sumatera Utara
93
selesai, maka selanjutnya pemasangan kaca insulasi pada bangunan dan terakhir adalah pemasangan kulit bangunan. Gambar 8.1 Untuk mendukung bentuk mengalir yang tidak
stabil tidak lurus diperlukan sistem struktur yang dapat mengimbangi dan menahan gaya lateral yang menerpa bangunan.
Gambar 8.1 Program Pembentukan Perancangan
Pada massa bangunan pertama ini menggunakan strukur atap bentang lebar sedangkan massa bangunan kedua menggunakan sistem grid dengan kantilever Gambar
8.2. Struktur atap bentang lebar ini menggunakan rangka baja batang prafabrikasi. Pada zaman sekarang, seiring dengan perkembangan teknologi, arsitek diberi kesempatan yang
besar dimana bentuk struktur hampir tidak terbatas lagi dalam bentang lebar. Struktur pada massa bangunan kedua yang terdiri dari podium dan menara ini menggunakan
gabungan antara portal penahan momen dengan dinding geser. Portal menahan momen ini terdiri dari komponen horizontal berupa balok dan komponen vertikal berupa kolom
yang dihubungkan secara kaku. Dinding geser ini ditempatkan pada bagian dalam bangunan yang disebut sebagai inti struktural structural core.
Universitas Sumatera Utara
94
Gambar 8.2 Aksonometri Sistem Struktur
Dalam hal struktur, penulis memilih untuk menggunakan struktur baja pada bangunan tinggi maupun bangunan bentang lebar, dikarenakan struktur baja memiliki
kemampuan dan kekakuan sistem struktur yang baik, serta bahan baja yang tidak dapat terbakar namun baja akan meleleh jika terkena panas yang tinggi. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa bentuk organik berkaitan erat dengan sistem struktur yang digunakan. Bentuk aliran air yang bertemakan organik ini juga diaplikasikan sebagai kulit bangunan,
sehingga antara bentuk bangunan, struktur dan kulit bangunan ini saling mendukung konsep organik yang diterapkan.
Keberadaan struktur merupakan akibat dari kebutuhan manusia akan wujud yang memberikan ketahanan, kekuatan, dan kestabilan dalam kondisi lingkungan tertentu.
kantilever
Universitas Sumatera Utara
95
Perkembangan struktur tidak terlepas dari perkembangan teknologi komputer. Namun, pengertian dan kerja sama antara arsitek dan engineer menentukan keberhasilan suatu
bangunan untuk dibangun mengikuti desain. Konstruksi bangunan dan arsitektur bukan merupakan satu kesatuan dan bukan merupakan hal yang sama. Sisi yang paling berarti
dari struktur adalah perannya bagi bentuk arsitektur. Sedangkan sisi yang terpenting dari arsitektur adalah pengaruh positifnya pada pola-pola tingkah laku manusia. Sistem
struktur yang akan diterapkan pada keseluruhan bangunan ini adalah sistem struktur rangka kaku dan inti rigid frame and core. Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral,
terutama melalui lentur balok dan kolom. Perilaku tersebut dapat mengakibatkan ayunan lateral yang besar pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila
dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan meningkat karena in teraksi inti dan rangka kaku portal. Perilaku sistem struktur ini dapat dilihat pada
Gambar 8.3.
Gambar 8.3 Perilaku Sistem Gabungan Penahan Gaya Lateral
Sumber : Panduan Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan Dalam mendesain struktur, keputusan ketika memilih material dan keputusan
untuk memilih sistem struktur harus dilakukan secara bersamaan. Struktur bangunan sangat berkaitan erat dengan penggunaan material. Sebagai bahan kaku, baja telah sangat
Universitas Sumatera Utara
96
banyak digunakan dalam berbagai jenis industri. Dimana kita ketahui bahwa tekanan angin pada dinding luar bangunan bisa menimbulkan permasalahan yang sangat
kompleks. Kesatuan struktur dengan pelat lantai yang menghasilkan kekakuan yang baik menjadikan tekanan angin yang selalu berubah dapat diasumsikan sebagai suatu beban
yang terbagi rata yang bekerja pada sistem struktur inti bangunan core wall sebagai gaya lateral. Tidak terkecuali dalam konstruksi bangunan, sifat baja yang ringan namun
kuat membuatnya mudah untuk dirangkaikan di lokasi bangunan. Struktur baja lebih mampu mendukung bangunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur bangunan
dengan beton. Yang perlu diperhatikan adalah baja perlu dilindungi terhadap bahaya kebakaran dengan bahan-bahan yang dapat meredam panas, seperti beton ringan. Dengan
bentuk bangunan yang mengadopsi bentuk metafora tetesan air dan hubungannya dengan sistem struktur rangka kaku portal dan inti, maka dihasilkan fasad bangunan yang
menutup struktur bangunannya untuk dilapisi dengan permukaan yang memiliki karakter organik kontemporer.
Dalam rancangan bangunan yang terdiri dari dua massa bangunan yaitu massa bangunan pertama dengan fungsi murni pusat perbelanjaan sedangkan massa bangunan
kedua merupakan fungsi campuran antara fungsi pusat perbelanjaan dan fungsi hunian. Pada massa bangunan pertama ini, penulis menggunakan sistem struktur bentang lebar
dengan rangka batang baja steel-trussed. Truss menggunakan profil baja WF. Untuk menciptakan bentuk bangunan dengan pendekatan organik dengan bentuk metafora,
penulis terinspirasi dengan bentuk pergerakan air yaitu ombak. Struktur atap bentang lebar dengan rangka baja akan lebih mendukung bentuk yang tidak lurus. Struktur atap
disusun dengan rangka baja membentuk ombak dan dilapisi dengan material GRC dapat dilihat pada gambar potongan di bawah ini. Gambar 8.4
Universitas Sumatera Utara
97
Gambar 8.4 Potongan Perancangan
Pada massa kedua bangunan yang merupakan bangunan dengan fungsi campuran ini terdiri dari 3 lantai fungsi pusat perbelanjaan, 3 lantai fungsi parkir kendaraan bagi
penghuni kondominium, 1 lantai sky lobby dan 28 lantai fungsi hunian dengan 3 jenis tipe kamar hunian. Letak inti bangunan core terdapat pada pusat massa bangunan, sehingga
masing-masing unit hunian memiliki layout ruangan yang unik tergantung posisinya terhadap bangunan. Ruang tamu dan ruang tidur utama dirancang besar dan terbuka,
banyak diantaranya memiliki dua arah pemandangan ke luar. Jendela yang lebar memberikan suplai cahaya alami dan juga sebagai bingkai pemandangan kota Medan.
Sistem kulit bangunan yang diterapkan dal am bangunan ini menggunakan “Baja L”
sebagai pengikat struktur balok dengan struktur kulit bangunan.
Struktur Atap Rangka Baja membentuk seperti ombak
Universitas Sumatera Utara
98
Gambar 8.5 Perspektif Integrasi dan Detail Sistem Struktur Eksterior dan Interior
Massa bangunan kedua yang menggunakan sistem struktur rigid frame dan core shear wall ini juga didukung oleh struktur lantai kantiliver. Dikarenakan untuk
mendukung bentuk bangunan organik metafora, maka bangunan ini membutuhkan struktur bebas pada lantai dan pelat lantai tersebut dihubungkan dengan struktur kolom
dan inti bangunan sebagai kesatuan struktur yang menyatu. Penulis memilih penggunaan bahan bangunan baja dalam sistem struktur ini dikarenakan selain bahan bangunan yang
ringat dan kuat, metode konstruksi dengan penggunaan baja dapat dilaksanakan secara lebih cepat dan ekonomis. Sistem struktur bahan baja dalam perancangan sistem
bangunan tinggi digunakan untuk menahan gaya gravitasi dan gaya leteral. Sistem lantai pada keseluruhan bangunan ini merupakan kombinasi dari pelat dengan balok induk dan
balok anak.
DEK BAJA BAJA IPE I600
GRC BAJA L
MULLION ALUMINIUM
t=5mm
Universitas Sumatera Utara
99
Gambar 8.6 Potongan Perancangan
Metode konstruksi perancangan ini dengan pekerjaan persiapan lahan dan fondasi. Sistem fondasi yang digunkan adalah sistem fondasi rakit yaitu gabungan antara
fondasi dalam dengan tiang pancang dan dinding basemen, dimana tiang pancang berdiameter 1.2 meter dirancang untuk mencapai ketinggian bangunan 30 lantai dengan 2
lantai basemen. Sistem fondasi yang digunakan pada lantai basemen berupa fondasi rakit dan diperkuat dengan fondasi tiang bor Gambar 8.6.
Dalam perancangan fondasi tiang, perlu dilakukan penyelidikan tanah terutama pada tapak yang berbatasan dengan daerah pinggiran sungai. Setelah merencanakan
sistem struktur yang digunakan, perlu diperhatikan bahwa dalam metode konstruksi lantai basemen memerlukan ruang. Peraturan bangunan yang menggunakan Garis Sempadan
Sungai 15 meter ini tidak boleh digunakan pada saat proses penggalian tanah untuk lantai basemen. Maka dari itu perancangan lantai basemen dan bangunan harus menambah
ruang beberapa meter dari Garis Sempadan yang telah ditetapkan demi keamanan dan kenyamanan dalam konstruksi bangunan. Sebelum dimulainya pekerjaan galian pada
fondasi yang menggunakan basemen, pertama-tama dilakukan pencegahan bahaya longsor di sekitar daerah yang akan digali, berupa sturktur penahan tanah atau turap. Pada
saat pekerjaan pengecoran basemen, kolom-kolom dan balok serta pelat lantai baru dikerjakan secara bertahap dari lantai terbawah ke atas secara berurutan. Setelah
pekeerjaan fondasi basemen selesai barulah dilakukan pekerjaan struktur bagian atas, Pondasi Tiang
Pancang Dinding Beton
Basemen
Universitas Sumatera Utara
100
yang diawali dengan pekerjaan di lantai dasar yang dilanjutkan pada lantai-lantai di atasnya. Gambar 8.7
Gambar 8.7 Tahap Konstruksi Bamgunan
Konstruksi basemen menjadi populer seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan dan kebutuhan parkir, mahalnya harga tanah, dan ketersediaan teknologi
membuat besmen dalam. Penempatan ruang genset, trafo, pompa serta ruang IPAL juga diletakkan pada lantai besmen, dikarenakan mahalnya harga tanah dan untuk mencegah
interaksi langsung penghuni bangunan atau permukiman sekitar bangunan dengan area servis. Perletakkan ruang genset, trafo dan sebagainya pada lantai basement ini juga
dipertimbangkan dari segi view lingkungan luar tapak ke dalam tapak, dikarenakan perletakkan tapak yang memiliki view 360 derajat.
Pekerjaan galian tanah, pekerjaan fondasi dan
basemen Dilanjutkan
dengan pekerjaan struktur bagian
atas terdiri dari tuhuh lantai podium dan dua
puluh dua lantai menara
Pekerjaan struktur atas dibagi
menjadi dua
massa bangunan yang dihubungkan
dengan jembatan
Universitas Sumatera Utara
101
8.2 Sistem Transportasi Vertikal Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, sistem struktur banguann yang
digunakan secara kesuluruhan menggunakan material baja, maka selanjutnya sistem mekanikal dan elektrikal meliputi transportasi vertikal, sistem tata udara,dan sistem
pemipaan baik untuk distribusi air bersih, maupun pembuangan dan pengolahan air limbah kotor akan dipertimbangkan secara komprehensif dalam perancangan bangunan
komersial campuran ini. Untuk bangunan tinggi dengan jumlah 30 lantai ini, penulis membagi layanan lif dengan mengelompokkan lantai yang dilayani, dimana konsep zona
ini terdiri dari dua zona yang dilayani oleh tiga lif yang terletak dalam inti bangunan. Transportasi vertikal yang terdapat pada inti bangunan ini hanya melayani pengunjung
atau penghuni kondominium. Kapasitas atau daya angkut suatu sistem lif harus sesuai dengan kebutuhan transportasi vertikal pada bangunan tinggi. Dengan melakukan
perhitungan secara realistis terhadap kebutuhan sesuai dengan kriteria rancangan sehingga dapat menghasilkan perancangan lif yang tepat. Perhitungan ini berdasarkan
standar jumlah mesin, ukuran, dan kecepatannya. Perhitungan kebutuhan jumlah lif untuk zona pelayanan fungsi hunian adalah sebagai berikut:
Pertama-tama penulis melakukan perhitungan jumlah waktu yang dibutuhkan seseorang secara total, mulai dari masuk di lobby sampai ke lantai yang dituju. Dengan
rumus perhitungan:
T = [2h + 4sn-1 + s3m + 4] : s
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan Dimana: h adalah jarak lantai ke lantai m
s adalah kecepatan rata-rata lif mdetik n adalah jumlah lantai yang dilayani lif
m adalah daya angkut kapasitas lif orang
Universitas Sumatera Utara
102
Dengan standar kapasitas penumpang m 17 orang, serta standar kecepatan lif s yang direkomendasi untuk pelayanan fungsi hunian dengan jumlah lantai 25
– 30 lantai adalah 2.5 mdetik.
Jarak lantai ke lantai unit hunian adalah 3.5 meter dan jumlah lantai yang dilayani adalah 27 lantai.
Maka, jumlah waktu dibutuhkan T : = [ 2 x 3.5 + 4 x 2.5 x 27
– 1 + 2.5 3 x 17 + 4 ] : 2.5 = 231.8
Selanjutnya perhitungan untuk kebutuhan jumlah lif dapat diperoleh dengan membagi jumlah Waktu Perjalanan Bolak-Balik T dengan Waktu Tunggu WT. Dimana Waktu
Tunggu adalah waktu maksimum yang diukur dalam detik, antara pemanggilan lif ditekannya tombol lif di lobby utama lantai dasar pada beban puncak dan datangnya lif.
Waktu tunggu yang ideal pada zona fungsi hunian adalah 50 hingga 70 detik. Maka, Jumlah lif yang dibutuhkan N adalah
= T WT = 231.8 70
= 3.3 ≈ 3 lif
Perancangan lif ini dibagi lagi menjadi dua zona pelayanan dimana lif pertama dengan kecepatan tinggi melayani pengunjung atau penghuni dari lobby utama pada lantai
dasar menuju ke sky lobby pada lantai tujuh yang merupakan lantai tower podium bangunan. Sky lobby ini digunakan sebagai tempat transfer dari zona yang lebih rendah ke
zona atasnya. Di samping itu, areal sky lobby ini dapat digunakan untuk tempat penampungan sementara pada kondisi darurat kompartemen kebakaran dan kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
103
aktivitas lainnya yang penulis terapkan pada lantai ini berupa lobby kondominium, ruang gymansium, kolam renang, dan restoran. Pada sky lobby ini juga memuat peralatan
mekanikal dan elektrikal mesin pengkondisian udara dan pompa air. Sedangkan pada dua lif lainnya melayani pengunjung atau penghuni dari lantai parkir kendaraan hingga
menuju lantai unit hunian. Namun, untuk pengamanan, pada lif ini dipasang sistem pengamanan yang menggunakan kartu magnetik sebagai sistem pengendalian akses
penghuni untuk menuju ke lantai unit hunian sesuai dengan data pemilik kartu tersebut. Dengan demikian setiap orang yang hendak menuju lantai unit hunian harus memiliki
kartu elektronik tersebut. Secara ideal, lif dirancang untuk melayani beban puncak rush hour
11
. Beban puncak lif dilakukan berdasarkan perhitungan terhadap jumlah penghuni gedung yang harus dapat diangkut oleh lif yang tersedia dalam lima menit pada waktu
tersibuk di bangunan tersebut. Dengan memperhatika waktu tunggu ideal pada jenis bangunnan fungsi kondominium dengan waktu 50
– 70 detik. Dari perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diputuskan untuk merencanakan dua buah lif yang melayani
pengunjung dan penghuni menuju lantai kamar hunian dan satu buah lif ekspres. Berikutnya perencanaan transportasi vertikal pada bangunan podium fungsi pusat
perbelanjaan ini menyediakan dua lif yang melayani pengunjung dari lantai satu ke lantai tiga. Sedangkan dari lantai basemen menggunakan tangga berjalan eskalator. Eskalator
ini juga direncanakan pada lantai satu hingga lantai tiga. Dengan bangunan sebagai fungsi pusat perbelanjaan ini seringkali terjadi lalu lintas yang dapat meningkat dalam waktu-
waktu tertentu, maka eskalator sangat bermanfaat. Selain itu, eskalator mempunyai kapasitas untuk memindahkan orang dalam jumlah banyak tanpa membutuhkan waktu
tunggu. Namun pada massa bangunan yang terdiri dari dua lantai dimana fungsi lantai pertama berupa food court dan lantai kedua berupa bioskop ini dapat diakses melalui
11
Rush hour merupakan waktu tunggu atau waktu maksimum dalam ukuran detik, antara pemanggilan lif ditekannya tombol lif dan datangnya lif terbukanya pintu lif
Universitas Sumatera Utara
104
foyer ruang terbuka hijau penghubung massa bangunan pertama dan kedua, serta jembatan penghubung yang terdapat pada lantai dua bangunan. Perencanaan ini bertujuan
sebagai pendekatan manusia dengan ruang terbuka hijau, dengan begitu manusia dapat merasakan dan berinteraksi dengan ruang luar bangunan secara langsung.
8.3. Sistem Utilitas Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih
panas dan dingin, air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan pencegahan dan penanggulan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor, air buangan, air hujan dan air
limbah. Pada lantai unit hunian, jaringan pipa diatur menurut arah vertikal yang disembunyikan dalam saluran di dalam tembok shaft. Shaft pada tiap kamar hunian
diteruskan dari lantai delapan hingga lantai atap tower. Pada lantai tujuh sky lobby merupakan pergantian arah pemipaan secara horizontal yang ditempatkan di atas langit-
langit menuju inti bangunan. Sistem pasokan air bersih air dingin dan air panas yang digunakan pada tower bangunan ini menggunakan sistem pasokan ke bawah. Sedangkan
untuk air buangan atau air kotor ini menggunakan sistem pengolahan air limbah yang terdiri dari dua proses utama yaitu, proses mekanik, berupa penyaringan, pemisahan dan
pengendapan, serta proses biologi kimia. Dalam perancangan bangunan tinggi, sistem pemipaan diperlukan perencanaan
dengan teknis yang benar, kebutuhan air terpenuhi, ekonomis dalam segi perancangan jalur pipa dan hegienis. Perencanaan sistem pemipaan yang baik akan memberikan
keamanan dan kenyamanan dalam penggunaan fasilitas yang terdapat dalam perancangan bangunan oleh penghuni tersebut. Dalam hal ini, maka akan ada perhitungan untuk
kapasitas tangki bawah dan tangki atas sesuai dengan kebutuhan air dalam gedung khususnya pada zona fungsi hunian. Pada sistem air bersih perancangan bangunan ini,
Universitas Sumatera Utara
105
penyediaan air harus dapat mencapai daerah distribusi dengan debit, tekanan dan kuantitas yang cukup dengan kualitas air yang sesuai dengan standarhigienis. Kebutuhan
air bersih yang terdiri dari air panas dan air dingin ini dapat dihitung dengan berdasarkan dari fungsi bangunan, jumlah peralatan saniter dan jumlah penghuninya. Berikut ini
perhitungan kebutuhan air bersih pada zona bangunan fungsi hunian: Standar kebutuhan air bersih air dingin pada bangunan fungsi hunian adalah
135-225 literoranghari. Sedangkan kebutuhan air panas dengan shower adalah 45 literoranghari.
Volume air dingin untuk fungsi hunian dengan tipe kamar 1.
Tipe “one-bedroom” 2 penghuni = 2 x 45l = 90lhari Dengan jumlah tipe kamar dalam bangunan sebanyak 50 kamar,
maka volume total adalah 50 x 90 = 4500 m
3
2. Tipe “two-bedroom” 3-4 penghuni = 4 x 45l = 180lhari
Dengan jumlah tipe kamar dalam bangunan sebanyak 32 kamar, maka volume total adalah 32 x 180 = 5760 m
3
3. Tipe “three-bedroom” 4-5 penghuni = 5 x 45l = 225lhari
Dengan jumlah tipe kamar dalam bangunan sebanyak 104 kamar Maka volume total adalah 104 x 225 = 23.400 m
3
Volume air panas untuk fungsi hunian dengan tipe kamar 4.
Tipe “one-bedroom” 2 penghuni = 2 x 200l = 400lhari Dengan jumlah tipe kamar dalam bangunan sebanyak 50 kamar,
maka volume total adalah 50 x 400 = 20.000 m
3
5. Tipe “two-bedroom” 3-4 penghuni = 4 x 200l = 800lhari
Dengan jumlah tipe kamar dalam bangunan sebanyak 32 kamar, maka volume total adalah 32 x 800 = 25.600 m
3
Universitas Sumatera Utara
106
6. Tipe “three-bedroom” 4-5 penghuni = 5 x 200l = 1000lhari
Dengan jumlah tipe kamar dalam bangunan sebanyak 104 kamar Maka volume total adalah 104 x 1000 = 104.000 m
3
Volume total keseharian = volume air dingin + volume air panas
= 4500+5760+23400+20000+25600+104000 = 183260 m
3
Dengan letak tapak perancangan yang berada pada kota besar, perlu direncanakan air untuk keperluan hidran, selang kebakaran dan sistem sprinkler. Tangki persediaan air
dengan kapasitas penyimpanan yang cukup besar diperlukan untuk dapat memadamkan api apabila terjadi kebakaran. Sejumlah cadangan air diperlukan untuk hidran dan sistem
sprinkler, dan dalam perencanaan tangki penyimpanan air ini penulis menggunakan tangki air yang berfungsi ganda, baik untuk keperluan keseharian maupun untuk
keperluan pemadaman api.
Gambar 8.8 Tangki Penyimpanan Air Fungsi Ganda
Sumber : Panduan Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan Selanjutnya volume tangki air dalam perencanaan bangunan tinggi sebagai
penyimpanan air perlu direncanakan agar cukup untuk memasok kebutuhan air secara
Universitas Sumatera Utara
107
keseluruhan baik untuk keperluan keseharian dan untuk keperluan pemadaman api.Perhitungan sebagai perkiraan kebutuhan air pada bangunan ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran mengenai volume tangki penyimpanan air yang perlu disediakan dalam suatu bangunan yang diperlukan. Sebelum menghitung volume tangki air secara
keseluruhan, terlebih dahulu menghitung jumlah kepala sprinkler serta hidran yang dibutuhkan dalam zona bangunan fungsi hunian.
Luas total bangunan fungsi kondominium adalah = 1250 x 4 lantai + 900 x 5 lantai + 1550 x 14 lantai
= 31.200 m
2
Kebutuhan jumlah kepala sprinkler ∑sprinkler = L.bangunan : 25
= 31200 : 25 = 1248 unit
Volume air yang diperlukan untuk jaringan sprinkler : = ∑sprinkler . 18. 30 liter
= 1248. 540 = 673.920 liter
Kebutuhan jumlah hidran ∑hidran = L.bangunan . 2 : 800
= 31200.2 : 800 = 78 unit hidran
Setelah mengetahui jumlah unit sprinkler dan hidran yang akan direncanakan dalam bangunan, maka selanjutnya kita dapat memperoleh volume air yang diperlukan untuk
pemadaman api.
Universitas Sumatera Utara
108
Volume air yang diperlukan untuk jaringan hidran :
= ∑hidran. 400.30 = 78. 12000
= 936.000 liter
Volume air kebakaran
= V
air-sprinkler
+ V
air-hidran
= 673.920 + 936.000 = 1.609.920 liter
Setelah mengetahui jumlah volume air untuk keperluan pemadaman api. Maka dapat diperoleh volume tangki atas dan bawah yang direncanakan dalam perancangan adalah
sebagai berikut:
Qd = V
air keseharian
+ V
air kebakaran
Qd = 183260 + 1609920 = 1793180 m
3
Volume tangki bawah = 40 Qd
= 0.4 x 1793180 = 717.272 m
3
Volume tangki atas = 15 Qd
= 0.15 x 1793180 = 268977 m
3
Dalam konsep sistem air bersih ini, penulis juga merencanakan tangki tambahan
Volume tangki tambahan tangki bawah = 0.015 x Luas lantai bangunan zona hunian = 0.015 x 31.200
= 468 m
3
Ket : Prakiraan Volume Tangki Bawah untuk fungsi hunian = 0.012 – 0.015
Universitas Sumatera Utara
109
Gambar 8.9 Skematik Sistem Pasokan Air Bersih
Sistem pemipaan plumbing pada bangunan tinggi ini berkaitan dengan sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor. Khususnya perencanaan sistem
pemipaan pada fungsi hunian vertikal, setiap unit hunian dirancang untuk memiliki lubang utilitasnya tersendiri dan masing-masing lubang tersebut terhubung dari lantai unit
hunian paling atas hingga paling bawah. Peralihan lubang utilitas menuju ke lubang pada inti bangunan ini terletak pada lantai atap podium. Lubang utilitas pada inti bangunan ini
kemudian akan diteruskan ke pengolahan dan pembuangan air limbah yang terletak pada
Tangki air Zona B
Tangki air Zona A
Tangki air Bawah Tanah
Universitas Sumatera Utara
110
lantai basemen bangunan. Maka dari itu, sebelum merancang ruang dalam bangunan tower unit hunian ini terlebih dahulu merencanakan lubang utilitas dengan perletakan
yang tidak menggangu atau bertabrakan dengan sistem struktur bangunan kolom dan balok.Sesuai dengan perencanaan awal sistem utilitas ini dikembangkan dalam bentuk
diagram yang diterapkan dalam perancangan. Selanjutnya pengembangan rancangan sistem air kotor dalam bangunan dapat
dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 8.10 Skematik Sistem Air Kotor
Pembelokkan pipa pada
lantai atap podium
Universitas Sumatera Utara
111
Konsep sistem air bersih ini mengambil sumber air bersih dari deep well sumur bor dan PDAM yang akan ditampung terlebih dahulu pada raw water tank RWT
12
untuk kemudian dipompakan dan disaring dengan sistem filtrasi sebelum disalurkan ke dalam bak air utama ground water tank. Air yang dihasilkan dari sistem recycling dari
tangki bawah, akan dipompakan ke tangki atas roof tank
13
yang berada pada lantai 7 dan lantai 30 terlebih dahulu kemudian didistribusikan ke pemakai pada lantai 29 sampai
dengan lantai 8 dengan menggunakan bantuan pompa booster.
14
Gambar 8.11 Sistem Daur Ulang Air Bekas dan Air Hujan
Dengan prinsip keberlanjutan yang diterapkan dalam perancangan berupa sistem daur ulang air bekas, maka dalam sistem penyaluran air buangan, dilakukan pemisahan
antara air buangan black water dan grey water. Pemisahan black watr dan grey water ini betujuan untuk memudahkan pengolahan. Black water adalah istilah untuk air yang
12
Raw Water Tank adalah tangki penyimpanan air hujan
13
Roof tank adalah tangki yang berada pada lantai atap podium dan atap tower
14
Pompa booster adalah pompa yang menyalurkan air dari tangki atas ke unit alat saniter Hasil olahan dari sistem ini
dimanfaatkan untuk penghijauan dalam bangunan
dan perancangan tapak
Universitas Sumatera Utara
112
sangat terkontaminasi seperti air septitank dan air limbah dapur. Sedangkan grey water adalah air bekas yang berasal dari mencuci baju, mencuci piring atau air bekas dari kamar
mandi. Penyaluran black water disalurkan ke pengolahan air limbah berupa sistem IPAL, sedangkan pengolahan grey water selanjutnya masuk ke dalam proses penyaringan dan
kemudian ditampung dalam tangki penampungan grey water yang telah diolah. Air hasil olahan ini akan digunakan sebagai gardening
15
yang disalurkan ke keran taman yang secara oromatis dapat bekerja pada waktu yang telah diatur. Tujuan dari perencanaan ini
adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih secara efektif dan efisien dalam penggunaan energi dalam bangunan.
8.4 Sistem Tata Udara Pada perancangan sistem tata udara, perancangan dengan fungsi ganda ini
menggunakan dua jenis sistem tata udara. Penggunaan sistem tata udara ini sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia untuk mendapatkan
kenyamanan di dalam bangunan. Dewasa ini perancangan dan penyelenggaraan bangunan yang dilakukan dengan pendekatan teknologi modern dimaksudkan untuk menghasilkan
tingkat kenyamanan dan kenikmatan yang tinggi bagi pengguna dan penghuni bangunan. Namun demikian, tanpa disadari, bangunan modern juga mendatangkan permasalahan
yang terkait dengan menurunnya mutu lingkungan. Dari penjelasan tersebut, peran arsitek dalam kepedulian terhadap lingkungan sangat penting. Pada perancangan bangunan
komersial ganda ini secara keseluruhan ini menggunakan pencahayaan alami pada pagi hari hingga siang hari.
15
Gardening adalah penyiraman tanaman baik yang berada dalam bangunan maupun tapak perancangan.
Universitas Sumatera Utara
113
Gambar 8.12 Skematik Sistem Tata Udara
Sistem pengkondisian udara pada perancangan zona fungsi pusat perbelanjaan ini menggunakan sistem central, pada unit pendingin atau chiller yang menganut sistem
kompresi uap komponennya terdiri kompresor, kondensor, evaporator, dan alat ekspansi. Pada chiller biasanya menggunakan kondensor berjenis water cooled kondensor. Air yang
digunakan untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian bagian outputnya didinginkan kembali dengan cara evaporative cooling pada cooling tower. Pada
komponen evaporator penulis menggunakan sistem indirect cooling sehingga fluida yang didinginkan bukan udara, melainkan air yang dialirkan melalui sistim pemipaan. Air yang
didinginkan kemudian air dialirkan melalui AHU Air Handling Unit . Disinilah terjadi pendinginan
udara. Sedangkan dalam unit hunian dari lantai delapan hingga lantai dua
puluh sembilan ini menggunakan AC Split dan pada koridor lantai hunian ini menggunakan sistem AC Central.
Pengkondisian udara pada unit
hunian
Pengkondisian udara pada fungsi
pusat perbelanjaan Pengkondisian
udara alami pada lantai
parkir
Universitas Sumatera Utara
114
8.5 Sistem Pencegahan Kebakaran Berikutnya pendekatan sistem pengendalian kebakaran dengan cara perencanaaan
fisik bangunan yang meliputi perencanaan sprinkler pada luar bangunan yang akan memadamkan api yang menjalar dari luar secara otomatis. Dalam perancangan pusat
perbelanjaan dan bangunan tinggi, faktor keamanan seperti fire safety berupa tangga kebakaran perlu dihitung dan direncanakan perletakan nya dalam bangunan. Tangga
darurat ini direncanakan masing-masing 1 unit pada bangunan fungsi pusat perbelanjaan dan perletakaan tangga kebakaran ini direncanakan pada sisi bangunan sehingga langsung
berhubungan dengan luar bangunan. Sedangkan dalam inti bangunan direncanakan dua unit tangga kebakaran untuk mencapai kebutuhan pada saat terjadi kebakaran. Massa
bangunan fungsi mall yang terdiri dua massa ini dihubungkan dengan ruang luar bertujuan agar pengunjung dapat langsung mengakses keluar bangunan. Fasilitas
peralatan pencegahan yang diterapkan dalam bangunan selain tangga kebakaran adalah detektor asap, detektor panas, alarm kebakaran, sprinkler, hydrant box, extinghuiser, lif
kebakaran. Ruang kontrol kebakaran pada bangunan ini diletakkan pada lantai basemen bangunan, hal ini dimkasudkan agar dapat dengan mudah dikontrol apabila terjadi
kebakaran tanpa harus ada seseorang yang menunggu. Pada perencanaan dan perancangan bangunan komersial harus diperhatikan faktor ynag berkaitan dengan
pengunjung atau pemakai bangunan, diantaranya adalah kelengkapan utilitas pemadam kebakaran.
Universitas Sumatera Utara
115
Gambar 8.13 Skematik Sistem Kebakaran Elektrikal
Gambar di atas merupakan sistem kebakaran berupa detektor asap, detektor panas dan alarm kebakaran yang direncanakan dalam perancangan bangunan. Sebagai alat
pemberi tanda jika terjadi kebakaran, bangunan terutama pada bangunan tinggi harus dilengkapi dengan sistem tanda bahaya yang panel induknya berada dalam ruang
pengendali kebakaran, sedang sub panelnya dipasang setiap lantai berdekatan dengan kotak hidran. Jadi, ketika detektor memberi sinyal, lokasi yang terbakar akan terlihat pada
monitor yang berada dalam panel pengendalian kebakaran pada basemen bangunan, dan sprinkler akan dinyalakan serta sensor otomaatis akan memberi tanda bahaya alarm.
Letak ruang pengendalian kebakaran pada zona fungsi hunian dan fungsi pusat perbelanjaan dipisahkan untuk memaksimalkan keamanan penghuni dalam bangunan.
Perancangan pencegahan kebakaran dirancang untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan terkait pada keamanan penghuni bangunan. Sistem
Universitas Sumatera Utara
116
pencegahan tersebut diantaranya dengan sistem hidran dan sprinkle yang direncanakan dan diperhitungkan pada setiap luas bangunan tertentu. Perancangan sistem ini berkaitan
dengan sistem plumbing karena berkaitan dengan pengaliran air untuk memadamkan kebakaran. Pengaliran air yang terhubung dengan sistem hidran dan sprinkle ini memiliki
tangki air tersendiri, sehingga pengaliran air tidak akan terhambat ketika digunakan.
Gambar 8.14 Skematik Sistem Kebakaran Pemipaan
Namun perlu diketahui jika korban jiwa yang berhubungan dengan kebakaran paling banyak terjadi karena menghirup asap dari peristiwa kebakaran itu sendiri. Oleh
karena itu, penulis juga menerapkan sistem pengendalian asap otomatis melalui saluran ventilasi udara. Sistem ini berupa bagian dari sisrtem tata udara dengan peralatan mekanis
exhaust fan sebagaimana terlihat dalam konsep pengendalian asap:
Universitas Sumatera Utara
117
Gambar 8.15 Sistem Exhaust Sebagai Sistem Pencegahan Kebakaran
Perencanaan CCTV
16
atau yang dikenal sebagai Sistem sekuriti ini terdiri dari sistem kamera dan televisi. Semua kegiatan dapat dimonitor di ruangan kontrol keamanan
yang terletak pada lobby, guna meningkatkan keamanan dalam gedung, baik pada fungsi mall maupun kondominium. Pada fungsi unit hunian, CCTV ini hanya terpasang pada
koridor. Secara keseluruhan rancangan fungsi campuran ini telah mempertimbangan dan
menerapkan sistem teknologi bangunan dari sistem struktur, utilitas dan ME. Sistem yang
16
CCTV Closed Circuit Television adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang
dipasang di setiap sudut ruangan.
Universitas Sumatera Utara
118
terintegrasi dengan bangunan harus dihitung berdasarkan zona fungsi dan pengguna bangunan untuk memenuhi kebutuhan keseharian dan keamanan pengguna dalam
bangunan. Setelah pengembangan rancangan hingga pada tahap sistem struktur dan ME, maka setiap mahasiswa akan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari penentuan dan
evaluasi akhir Perancangan Arsitektur 6 yang merupakan presentasi akhir atau Final Preview sudah semakin dekat, semua mahasiswa sedang mempersiapkan gambar
presentasi akhir untuk menjadi yang terbaik. Pada hari dimana momen paling menegangkan ini seluruh mahasiswa sudah siap
untuk mempresentasikan hasil perancangan nya. Dalam sidang akhir ini akan diuji oleh dua dosen penguji yang merupakan arsitek profesional. Suasana dalam ruang presentasi
cukup menegangkan, namun semua memberikan yang terbaik pada presentasi sidang akhirnya. Ketika giliran untuk berpresentasi, penulis bersyukur atas kelancaran presentasi
pada sidang akhir ini. Cukup banyak masukan positif dari arsitek penguji, dimana salah satu komentarnya yang paling berdampak untuk dunia nyata dalam praktik arsitektur ini
adalah perancangan bangunan dengan konsep bentuk yang diterapkan terlalu menonjol dengan bangunan-bangunan tinggi yang berada disekitarnya. Bentuk perancangan yang
penulis terapkan terlalu menonjol dikarenakan memiliki bentuk yang belum ada dalam kota maupun negara Indonesia ini. Dalam perancangan ini, penulis hanya berharap bisa
melahirkan rancangan dengan penerapan tema yang unik dan berbeda sehingga kota ini bisa melahirkan arsitektur yang berbeda. Namun, setiap perancangan yang unik itu selalu
memiliki konsekuensi yang lebih besar daripada rancangan bentuk bangunan tinggi pada umumnya. Jadi perlu pembatasan diri dalam mengeksplorasi bentuk bangunan.
Kritikan positif lainnya, yaitu kulit bangunan seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai shading, oleh karena itu perletakan kulit bangunan dengan dinding bangunan
harus diberi jarak sehingga keberadaan dan perancangan kulit bangunan tersebut tidak
Universitas Sumatera Utara
119
hanya sebatas untuk estetika, namun berfungsi dalam bangunan. Selanjutnya kritikan dimana prinsip keberlanjutan dengan sistem daur ulang air hujan dan bekas tidak hanya
digunakan sebagai penyiraman taman, namun juga dapat digunkaan untuk flushing
17
pada zona fungsi mall maupun fungsi hunian. Kritikan positif lainnya berupa perancangan
menara fungsi hunian yang hanya satu menara, merupakan perancangan yang cukup boros, dapat dikatakan secara nyata dalam dunia arsitektur jarang terdapat perancangan
kondominium dengan satu menara. Apabila fungsi hunian hanya dalam satu menara, maka pelayanan serta perancangan ruang dalam harus memiliki keistimewaan yang
berbeda dengan unit hunian pada umumnya. Secara keseluruhan perancangan ini masih perlu mengalami perjalanan atau proses untuk revisi menuju perancangan yang memiliki
jiwa dan makna serta memenuhi segala aspek dalam perancangan baik dari aspek arsitektural, struktural, maupun sistem ME.
17
Flushing adalah proses penyiraman air dalam kloset kamar mandiwc
Universitas Sumatera Utara
120
BAB IX KESIMPULAN