INNOVATION INSPIRED BY NATURE

48

BAB IV INNOVATION INSPIRED BY NATURE

Merancang dengan tema berarti mengusulkan salah satu kemungkinan perwujudan dari gagasan. Tema melandaskan seluruh ide-ide yang diterapkan dalam perancangan. Dengan kehadiran tema dalam arsitektur, maka rancangan akan lebih bermakna secara visual dan fungsional. Kegiatan penerapan tema dan konsep merupakan kelanjutan dari tahap analisa dan pengumpulan data dan fakta, setelah menganalisa data dan fakta maka proses dalam merancang akan dilanjutkan pada sesi menetapkan tema. Dalam tema utama proyek perancangan arsitektur ini yaitu Riverfront yang menggunakan Daerah Tepi Sungai Deli sebagai muka bangunan atau bagian dari perancangan tapak, dan tema kedua yaitu Urban Lifestyle, yang kemudian dari tema utama dan kedua tersebut akan menghasilkan sebuah tema individual yang akan diterapkan dalam bangunan dan tapak perancangan. Tema Riverfront dalam arsitektur ini menjelaskan bahwa daerah tepi Sungai Deli ini akan dijadikan sebagai muka depan bangunan dari kasus proyek yang akan dirancang, tema ini juga menceritakan bagaimana konteks sungai terhubung dengan site atau tapak perancangan sehingga membentuk satu sinergi antara bangunan, lingkungan tapak dan sungai. Kawasan muka sungai Riverfront merupakan bagian besar dari ruang publik yang mencerminkan karakter lokal dari kota Medan. Pada kawasan muka sungai Deli ini akan merencanakan sebuah ruang terbuka hijau publik yang akan ditujukan kepada masyarakat kota Medan. Kurangnya wadah ruang untuk melakukan kegiatan seperti berinteraksi satu sama lain, serta kebutuhan akan rasa nyaman dan aman ketika berada dalam lingkungan tersebut. Dengan begitu, kebutuhan manusia akan terhubung dengan alam dan memiliki keharmonisasian antara ruang luar dan dalam, dengan tapak dan peduli dengan lingkungan sekitarnya. Universitas Sumatera Utara 49 Pada kasus proyek perancangan da lam kajian kelompok yaitu “urban lifestyle”, penulisditugaskan untuk merencanakan bangunan komersial campuran mixed use ke dalam tapak perancangan. Tema urban lifestyle sebagai tema kedua ini memiliki hubungan yang erat dengan tapak sebagai ruang komersial karena berkaitan dengan gaya hidup masa kini. Dari beberapa usulan fungsi-fungsi komersial, penulis mengusulkan Kondominium dan Mall sebagai bangunan yang akan dibangun di dalam tapak. Bermula dari hasil analisa terhadap potensi dari lokasi tapak, kebutuhan bangunan pada daerah di sekitar tapak yang dapat terlihat pada analisa tata guna lahan dimana masih kurangnya bangunan hunian vertikal serta kebutuhan mall yang merupakan fasilitas pendukung fungsi hunian ini juga diperuntukkan bagi publik. Kondominium merupakan bangunan bertingkat hunian yang eksklusif dalam arah vertikal atau horizontal dengan kepemilikan pribadi atas unit hunian dan kepemilikan kolektif area dan fasilitas penunjang yang disediakan seperti kolam renang, spa dan sauna, gimnasium, bar and lounge, dan restoran. Target pasar dari kondominium ini adalah kalangan menengah ke atas. Sedangkan Mall merupakan sebuah pusat perbelanjaan dan rekreasi yang diperuntukkan untuk publik dan hunian kondominium. PROYEK Bagan 3.1 Kasus Proyek yang Diambil Seiring dengan perkembangan zaman yang telah membawa gaya baru dalam kota Medan, kota ini menjadi salah satu kota di luar Pulau Jawa yang menjadi sasaran KONDOMINIUM MALL LIFESTYLE REKREASI Universitas Sumatera Utara 50 pengembang ekspansi bisnis pengembang property di Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan semakin terbatasnya ketersediaan lahan di Pulau Jawa. Kota Medan ini memberi peluang besar untuk mengembangkan hunian vertikal, sebab kebutuhan rumah tinggal ini tengah menjadi trend masyarakat perkotaan. Setelah mempertimbangkan bangunan fungsi campuran yang akan diusulkan, maka tahap selanjutnya penulis menentukan tema individual yang tepat, pada pemilihan tema individual ini, tema riverfront sebagai tema utama dijadikan sebagai sumber ide, sebagaimana sungai dijadikan sebagai inspirasi dalam memberikan ide perancangan. Diturunkan dari tema besar Riverfront, penetapan tema individual ini mengambil elemen air sebagai sumber utama perancangan bangunan dan tapak ini. Tema yang penulis pilih yaitu “Fluidity Geometry of Water in Motion”. Dasar penentuan tema ini bermula dari inspirasi penulis terhadap bentuk-bentuk alam berupa tetesan air drop of water yang diambil dari elemen sungai diterapkan dalam bangunan dan tapak lingkungan serta gambaran aliran sungai dari Sungai Deli. Penggambaran yang diterapkan pada bangunan dan tapak perancangan ini adalah dari bentuk tetesan air yang ditransformasikan mengikuti aliran sungai, sehingga bangunan dan tapak merupakan suatu kesatuan bagian dari alam dan terkesan seolah-olah muncul dari alam atau tapak dimana bangunan tersebut berdiri. Universitas Sumatera Utara 51 GIVEN Bagan 3.2 Penurunan Tema Utama menjadi Tema Individu Pengenalan fluidity dalam dunia arsitektur bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia arsitektur, namun belum terdapat definisi yang spesifik. Fluidity memiliki arti ketidakstabilan, kemudahan mengalir dan keadaan cair . Dari ketiga arti tersebut, fluidity dapat didefinisikan sebagai sebuah keadaan yang tidak stabil tidak lurus namun memiliki bentuk yang mengalir. “The Fluid Geometry” mengartikan sebuah bentuk geometri cairan yang diambil dari bentuk tipikal air yang mengalir. Sedangkan “Water in Motion” memiliki arti sebuah pergerakan air yang dinamis, tidak lurus. Secara keseluruhan tema ini menunjukkan sebuah penerapak pergerakan air yang mengalir tidak lurus dinamis ke dalam bentuk dan tapak perancangan. Dengan pendefinisian yang memiliki bentuk yang tidak lurus, bersamaan dengan bentuk alam yang terinpirasi dari aliran sungai “river flows”, maka penerapan tema ke dalam perancangan ini penulis menggunakan gaya arsitektur organik kontemporer. FLUIDITY GEOMETRY OF WATER IN MOTION RIVERFRONT RIVER FLOW DROPS OF WATER Universitas Sumatera Utara 52 CHOSEN Bagan 3.2 Hubungan Tema dengan Gaya Ars. Organik Kontemporer Mengapa Organik Kontemporer? Dimulai dari pembahasan dari definisi arsitektur organik itu sendiri, arsitektur organik merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan yang memiliki sejarah panjang dengan beragam pemaknaan konsep alam dari arsitek-arsitek yang menerapkannya. Fleming, Honour Pevsner 1999 dalam Penguin Dictionary of Architecture, mendeskripsikan bahwa ada dua pengertian arsitektur organik. Pertama, arsitektur organik menurut mereka adalah sebuah istilah yang diaplikasikan pada bangunan atau bagian dari bangunan yang terorganisir berdasarkan analogi biologi atau yang dapat mengingatkan pada bentuk natural. Misalnya arsitektur yang menggunakan bentuk-bentuk biomorfik. Pengertian kedua, arsitektur organik menurutnya adalah sebuah istilah yang digunakan oleh Frank Lloyd Wright, Hugo Haring, dan arsitek lainnya untuk arsitektur yang secara visual dan lingkungan saling harmonis, terintegrasi dengan tapak, dan merefleksikan kepedulian arsitek terhadap proses dan bentuk alam yang diproduksinya. Perkembangan arsitektur organik dengan bentuk teknologi tinggi, atau organitech di Asia dapat dilihat pada bangunan-bangunan pendukung pergelaran Olimpiade Beijing FLUIDITY GEOMETRY OF WATER IN MOTION RIVERFRONT URBAN KOMERSIAL WATER ORGANIC KONTEMPORER KONTEMPORER Universitas Sumatera Utara 53 2008. Stadion Olimpiade Beijing merepresentasikan generasi baru dari arena olahraga. Dirancang oleh Herzog dan De Meuron, stadion ini terinspirasi dari bentuk mangkuk tradisional khas China, namun ada yang berpendapat bahwa inspirasinya berasal dari bentuk sarang burung. Fasad dan strukturnya menjadi satu; bangunan ini mengintegrasikan fasad, tangga, struktur mangkok dan atap. Fasad yang tidak sepenuhnya tertutup memberikan ventilasi alami, yang menjadi aspek penting dalam perancangan stadion yang berkelanjutan. Secara keseluruhan, hubungan antara penerapan tema dengan kasus proyek perancangan yang diberikan dapat digambarkan sebagai berikut Bagan 3.4 Hubungan Tema, Gaya Arsitektur dan Kasus Proyek Dengan letak tapak perancangan yang berbatasan dengan kawasan tepi sungai Deli dan daerah bangunan komersial, maka penerapan arsitektur organik dan riverfront dalam bangunan kondominium dan mall ini akan dirasakan dari perpaduan perancangan bangunan yang berpadu dengan tapak dan sungai Deli. Dengan melihat belum adanya proyek bangunan komersial yang menggunakan sungai sebagai muka depan bangunan dan pengembangan terhadap kawasan tepian sungai ini, maka penulis akan menerapkan ruang terbuka hijau pada kawasan tepi sungai Deli dan pada kawasan perbatasan tapak dengan Jalan Guru Patimpus. Dengan pengolahan kawasan tepi sungai Deli menjadi sebuah ruang aktivitas manusia berinteraksi, bermain dan bersantai dengan teman ataupun LIFFESTYLE REKREASI ORGANIC KONTEMPORER FLUIDITY GEOMETRY OF WATER IN MOTION Universitas Sumatera Utara 54 keluarga. Pada ruang terbuka hijau ini, penulis menerapkan fasilitas dengan fungsi rekreasi, edukasi dan being-well, fasilitas tersebut dapat dinikmati oleh kalangan dan semua usia. Serta untuk memberikan suasana lingkungan yang dekat dengan alam, maka penulis merencanakn perairan buatan seperti kanal pada ruang terbuka hijau. Dengan adanya ruang terbuka hijau pada bangunan komersial di pusat kota ini akan menjadi ruang baru bagi masyarakat dan berperan sebagai paru-paru kota serta diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kasus proyek bangunan komersial yang berkembang di kota Medan ini untuk menerapkan konsep ruang terbuka hijau yang menyatu dengan bangunan dan alam lingkungan sekitarnya. Arsitektur organik memiliki kecenderungan untuk terus berkembang, mengarah kepada arsitektur organik dengan bentuk biomorfik yang lebih berani dan didasari oleh pentingnya mendesain berbasis ekologi. Pernyataan ini didasari dari berbagai sumber, dan penulis mempercayai salah satu sumber sebagai sebuah kecenderungan bentuk biomorfik di masa depan yakni dari sebuah kompetisi perancangan bangunan tinggi yang diadakan oleh eVolo Architecture www.ecolo-arch.com 5 . Aplikasi ide-ide organik dari masa ke masa mengalami perubahan, walaupun perubahannya lebih dikarenakan perkembangan teknologi. Contoh bangunan tinggi yang menggunakan tema arsitektur organik dengan bentuk metafora adalah sebagai berikut: 5 eVolo architecture adalah sebuah jurnal desain dan arsitektur yang berbasis di Amerika Serikat yang telah berdiri sejak 2006. Kompetisi ini juga merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan dengan tujuan menemukan bakat muda yang gagasannya dapat merubah persepsi dan pemahaman tentang arsitektur dan hubungannya dengan lingkungan dan alam Universitas Sumatera Utara 55 Gambar 4.1 Shan-Shui City Gambar 4.2 Urban Forest Sumber : eVolo Skyvrapper Competition Jika ditinjau kembali dari pengertian arsitektur kontemporer serta hasil referensi dari jurnal eVolo Architecture, istilah kontemporer sering digunakan untuk menandai sebuah desain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai. Desain yang kontemporer menapilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi label kontemporer akan menghasilkan bentuk desain yang lebih segar dan berbeda dari kebiasaan. Gaya arsitektur kontemporer dengan mengusung tema organik seringkali menggunakan metafora sebagai perwujudan dari urbanisme kota yang lebih maju. Dengan mengandalkan pendekatan arsitektur organik kontemporer yang menjadi karakter hasil akhir rancangan yanagn mencerminkan kekhasan tapak kawasan muka sungai. Universitas Sumatera Utara 56

BAB V DEALING WITH CONCEPT