6
2.5.4 Intensitas Pertemuan
The Blue Ribbon Company 1999 merekomendasikan komite audit setidaknya melaksanakan pertemuan sebanyak 4 empat kali dalam setahun atau lebih sesuai
dengan keadaan untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Pertemuan komite audit diselenggaran untuk membahas jumlah pertemuan komite audit yang
diukur melalui jumlah total pertemuan yang dilakukan komite audit selama periode akuntansi dan dilambangkan dengan PKA. Desi et al., 2014.
2.5.5 Internal Audit
Nurika Restuningdiah 2010:359 dalam Prastuti 2013, menyatakan bahwa keberadaan internal audit diharapkan dapat memfasilitasi keefektifan fungsi
komite audit, sesuai dengan tujuan fungsi audit adalah pemantauan terhadap pelaporan keuangan yang merupakan tanggungjawab dari komite audit. Variabel
internal audit menggunakan variabel dummy, yaitu angka 1 untuk mengindikasikan adanya keberadaan fungsi internal audit yang tercantum dalam
laporan tahunanan serta angka 0 untuk mengindikasikan tidak adanya fungsi internal audit. Variabel disimbolkan dengan lambang D.IA dalam persamaan.
2.6 Metode Analisis Data
Dikarenakan variabel independennya lebih dari satu,maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Berganda Multiple
Regression. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara fee audit dengan variabel-variabel independen. Persamaan regresinya adalah sebagai
berikut : Ln.FA =
+ β
1
IDK + β
2
IKA+ β
3
UKA + β
4
PKA + β
5
D.IA + e Keterangan:
= Konstanta
β = Koefisien Regresi
Ln.FA = Logaritma Natural Fee Audit
IDK = Independensi Dewan Komisaris
IKA = Independensi Komite Audit
UKA = Ukuran Komite Audit
PKA = Pertemuan Komite Audit
D.IA = Keberadaan Internal Audit, variabel ini diukur menggunakan
variabel dummy dengan:
7 1 : Mengindikasikan Adanya Fungsi Internal Audit
0 : Mengindikasikan Tidak Adanya Fungsi Internal Audit e
= Error
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengujian Asumsi Klasik
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,620 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa seluruh data
berdistribusi normal. Hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa seluruh variabel independen memiliki VIF
≤ 10 dan nilai tollerance ≥ 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolinieritas. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan P 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji autokorelasi
dengan menggunakan Run Rest menunjukkan hasil bahwa nilai tes -0,03956 dengan probablitias 0,525. Karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai
signifikansi yang telah ditetapkan sebesar 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
3.2 Pembahsan Hasil Penelitian 3.2.1 Pengaruh Independensi Dewan Komisaris IDK terhadap
Fee Audit FA
Berdasarkan uji t diketahui bahwa independensi dewan komisaris IDK mempunyai nilai t
hitung
sebesar 4,649 lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel
sebesar 1,990 dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa independensi dewan komisaris IDK berpengaruh
terhadap fee audit FA. Penelitian tersebut membuktikan bahwa dewan komisaris yang independen akan menuntut kualitas yang lebih tinggi dari auditor eksternal,
sehingga menyebabkan fee audit yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan struktur governance yang kuat cenderung mencari jasa audit
dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Kualitas audit yang tinggi menuntut fee
audit yang lebih tinggi pula.