C. Putus Sekolah Putus sekolah adalah seseorang yang meninggalkan sekolahnya
sebelum tamat,berhenti dari sekolah, tidak dapat melanjutkan sekolah Alwi, Hasan, 2007.
Putus sekolah merupakan masalah penting yang dihadapi dunia pendidikan, berbagai alasan yang menyebabkan seseorang tidak dapat
melanjutkan sekolah antara lain karena biaya tidak terjangkau, lokasi sekolah yang jauh dari tempat tinggal, atau karena tidak mampu melanjutkan sekolah
Ali Asrori, 2008.
2.2.3 Pendidikan Seks 2.2.3.1 Pengertian Pendidikan Seks
Pendidikan seks adalah masalah mengajarkan, memberi pengertian, dan menjelaskan masalah-masalah yang menyangkut seks,naluri dan perkawinan kepada
anak sejak akalnya mulai tumbuh dan siap memahami masalah tersebut Ulwan, 1992.
Pendidikan seks adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan
sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Masalah pendidikan seksual yang diberikan
sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang diizinkan serta bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-
aturan yang berlaku di masyarakat Sarlito, 1994.
2.2.3.2. Materi Pendidikan Seks
Menurut BKKBN 2008 materi pendidikan seks yang dibicarakan di kalangan remaja adalah sebagai berikut:
1. Tumbuh kembang remaja
Tumbuh ialah tahap perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh. Tumbuh kembang remaja ialah tahap perubahan fisik dan psikologi
remaja.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang remaja, terdiri dari:
a. Faktor bawaan, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, yang diturunkan dari kedua orangtuanya. b.
Faktor lingkungan, merupakan faktor yang berasal dari luar seseorang seperti lingkungan keluarga, sosial, pendidikan,
kesehatan, dan lain-lain. Hal-hal yang perlu diketahui remaja pada saat awal masa tumbuh
kembangnya, yaitu: 1
Seksualitas Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut sikap dan
perilaku seksual maupun orientasi seksual. 2
Pubertas Masa pubertas adalah masa di mana seseorang mengalami
perubahan struktur tubuh dari kanak-kanak menjadi dewasa dan mengalami perubahan psikis.
3 Mimpi basah
Mimpi basah adalah keluarnya sperma tanpa rangsangan pada saat sedang tidur, dan umumnya terjadi pada saat mimpi tentang seks.
4 Menstruasi
Mentruasi adalah proses peluruhan lapisan dalamendometrium yang banyak mengandung pembuluh darah yang terjadi secara
periodik dan berkala. 5
Organ reproduksi a.
Organ reproduksi wanita meliputi : ovarium, tuba falopii, fimbrae, uterus, cervix uteri, vagina.
b. Organ reproduksi pria meliputi : penis, glans, uretra, vas
deferens, epididimis, testis, scrotum, kelenjar prostat, vesikula seminalis.
Universitas Sumatera Utara
Pada akhirnya,
semua cara
yang digunakan
dalam menyampaikan pendidikan seks tersebut bergantung pada setiap
orangtua Dianawati, 2006.
2.2.3.3. Tujuan Pendidikan Seks
Menurut Mutadin 2002, pendidikan seksual bertujuan untuk membentuk sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan
remaja ke arah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menganggap seks itu suatu yang
menjijikan dan kotor. Tetapi lebih sebagai bawaan manusia, yang merupakan anugerah Tuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Tujuan pendidikan
seksual dengan lebih lengkap dapat dijabarkan antara lain : a.
Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental, dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual
pada remaja. b.
Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual peran, tuntutan, dan tanggung jawab.
c. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dan semua
manifestasi yang bervariasi. d.
Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
e. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk
memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual
f. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar
individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental.
g. Untuk mengurangi prositusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional
dan eksplorasi seks yang berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
h. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan
aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orangtua, anggota masyarakat.
2.3. Pengetahuan 2.3.1. Pengertian Pengetahuan