Perencanaan Anggaran Pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III MEDAN

PERENCANAAN ANGGARAN PADA PT. BURUNG LAUT

BANDA ACEH CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

M. RICKY SOFIAN HSB

102101076

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ucapan dan aktivitas Alhamdulillahi kepada Allah SWT yang telah menciptakan konsepsi berupa Alqur’an sebagai bimbingan, solusi atas segala problematika. Sholawat dan salam kepad Rosulullah Muhammad SAW yang telah mengajarkan teknis berupa sunnah sebagai cara dalam menyebarkan ajaran Allah SWT. Insya Allah kita semua dapat mengamalkan kedua warisan tersebut untuk mewujudkan jannah di dunia dan mewujudkan hari tegaknya aturan Allah, Amin ya Robbal ‘Alamin.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Perencanaan Anggaran Pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan”. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat akademis untuk dapat menyelesaikan studi di Program Diploma III Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibunda tercinta Hj. Elia Nadra Lubis, SH dan ayahanda tercinta H. Sofian Efendi

Hasibuan, SE, orang tua paling hebat sedunia, yang telah memberikan dukungan berupa doa, moril hingga materil. Doakan ananda agar dapat menjadi anak yang solehah yang dapat membahagiakan dunia dan akhirat.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE. M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, bantuan dan meluangkan waktunya untuk penulis dalam


(3)

menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta seluruh staf pengajar dan karyawan Program Studi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Buat Manajer Umum dan Personalia serta para staf PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan, yang telah memberikan penulis izin untuk melakukan riset, serta Ibu Syahridawaty dan Bapak Indra Jaya yang telah banyak membantu penulis. 6. Sahabat-sahabat saya Farid, Farhan, Rizky, Aris, Manda, Ane, Rizky Tri, Hendra,

Vira, Desi, Dilla, Heavenly Band, Riza, Rezani, Toga dan lainnya, terima kasih atas kebersamaan dan kelucuan yang kita jalani selama ini.

7. Semua pihak yang telah membantu membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berjasa dalam penulisan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya Mahasiswa Program Studi Keuangan.

Medan, 25 April 2014 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……… . i

DAFTAR ISI ……… iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitiaan... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan.... 6

B. Jenis Usaha... 9

C. Struktur Organisasi... 9

D. Uraian Tugas... 12

E. Rencana Kegiatan... 14

F. Laporan Realisasi Anggaran PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan... 14

BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan dan Anggaran pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan... 17


(5)

B. Anggaran Beban Operasional... 18 C. Penyusunan Angaran Operasional... 20 D. Laporan Realisasi Beban Operasional... 22

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 30 B. Saran... 31 DAFTAR PUSTAKA


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, tujuan utama dari pendirian perusahaan baik yang bergerak dalam bidang jasa, dagang, maupun industri adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Agar tujuan ini tercapai, maka setiap perusahaan harus mempunyai sistem dan prosedur yang jelas, baik dalam mengelola dan mengawasi semua kegiatan yang ada di perusahaan.

Dalam pencapaian tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik terhadap anggaran perusahaan. Perencanaan menurut Suandy (2001:2) adalah suatu proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukam umtuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Namun menurut Sundjaja dan Inge Barlian (2003:161), perencanaan merupakan aspek penting dari operasi dan sumber penghasilan perusahaan karena memberikan petunjuk yang mengarahkan, mengkoordinasi dan mengontrol kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan. Perencanaan pada dasarnya memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan kendala yang akan dihadapi. Perencanaan dianggap sebagai suatu


(7)

kumpulan keputusan-keputusan yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.

Pada perusahaaan, pengawasan dilakukan untuk suatu kegiatan dalam mengadakan penilaian, pengukuran, dan perbaikan mengenai suatu aktivitas yang dilaksanakan, dan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya perencanaan, maka perusahaan akan lebih efisien dalam penggunaan anggaran untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, dan memudahkan untuk melakukan pengawasan, sehingga pemborosan dana dapat ditekan seminimal mungkin.

Dalam suatu perencanaan, jumlah dan unsur-unsur semua beban perlu dianggarkan terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Anggaran memberikan kepada manajemen suatu proyeksi yang dapat dipercaya dalam bentuk kuantitatif, mengenai rencana kegiatan operasi yang akan dilakukan sebelum kegiatan nyata dalam perusahaan dilaksanakan, karena pada waktu mempersiapkan anggaran kita dipaksa untuk memperhatikan dan menyelidiki semua faktor-faktor yang mempengaruhi, dan harus membuat analisa yang diteliti berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada.

Sebagaimana diketahui bahwa pengelolaan perusahaan ditujukan untuk memperoleh laba, dan laba tersebut memerlukan perencanaan yang benar. perusahaan besar maupun kecil membuat anggaran, karena penganggaran itu penting untuk


(8)

membuat perencanaan dan untuk mengendalikan kegiatan dan sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan. Dimana perencanaan melihat kemasa depan, yaitu menentukan tindakan – tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu lembaga atau organisasi, sedangkan pengendalian untuk melihat kebelakang dengan menilai hasil kerja dan membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil perbandingan tersebut akan digunakan untuk memperbaiki perencanaan, anggaran dan pelaksanaan.

Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya yang sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran Setelah suatu rencana kerja dipilih untuk mencapai sasaran anggaran. Sehingga perencanaan anggaran dimaksudkan untuk memberikan jaminan pencapaian tentang program jangka panjang, yang mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian, keuangan, citra perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya perusahaan dengan biaya sesuai dengan yang dianggarkan sebelumnya.

PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan, merupakan perusahaan jasa yang bergerak di bidang pelayaran yang melayani jasa pengangkutan dengan menggunakan kapal-kapal yang dimiliki oleh perusahaan. Mengingat perusahaan ini menyediakan jasa pengangkutan dengan menggunakan kapal-kapal yang dimiliki peusahaan, maka dapat dipastikan perusahaan ini banyak melakukan transaksi keuangan dan mengeluarkan anggaran dalam setiap kegiatannya.

Sebelum melakukan kegiatan operasional, perusahaan ini terlebih dahulu menyusun suatu anggaran sebagai tolak ukur untuk pelaksanaan kegiatan operasional


(9)

perusahaan. Sebagai tindak lanjut dari proses perencanaan tersebut, maka dilakukan pengawasan terhadap beban operasional perusahaan. Menurut Adisaputro dan Anggarini (2007:13), anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan selaras dalam mencapai tujuan (laba). Anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya akan dihadapkan dengan realisasinya guna menemukan penyimpangan yang terjadi, serta untuk mengetahui apakah penyimpangan itu terjadi karena perencanaan yang kurang baik, atau pada sistem pengawasannya yang kurang baik.

Peningkatan yang sangat besar antara beban operasi tahun sekarang dengan tahun sebelumnya, dan apabila laporan laba rugi perusahaan tidak diuraikan secara jelas beban-beban apa saja yang dikeluarkan dapat menimbulkan kesulitan bagi pihak manajemen. Dari laporan laba rugi yang diuraikan tidak secara jelas dapat dinyatakan bahwa perencanaan anggaran yang dibuat perusahaan hampir sama sekali tidak mempunyai jaminan sebagai pedoman kerja perusahaan, karena masih menyebabkan peningkatan beban operasi. Untuk itu perencanaan dan penganalisaan yang baik terhadap kondisi masa depan sangat diperlukan, karena sangat mendukung kemajuan perusahaan, dan penulis ingin mengetahui bagaimana perusahaan membuat perencanaan yang sesungguhnya terhadap anggaran yang ada pada perusahaan.

Namun fenomena yang menarik adalah ketika anggaran yang ditetapkan oleh PT. burung Laut Banda Aceh Cabang Medan di awal periode tidak sesuai dengan realisasinya.


(10)

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai perencanaan anggaran, yang selanjutnya memilih topik tugas akhir dengan judul “Perencanaan Anggaran Pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut, yaitu “Bagaimana perencanaan anggaran pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui perencanaan anggaran yang ditetapkan oleh PT. Bururng Laut Banda Aceh Cabang Medan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat ataupun kegunaan yang diharapkan atas penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menggunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan setiap kegiatan perusahaan

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan memperluas wawasan di bidang anggaran.


(11)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan

Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai dengan akte No. 18 April 1988 yang dibuat dihadapan Notaris Aniswar Yanis, SH di Medan. Akte pendirian tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan. Terakhir dirubah dengan akte No. 59 tanggal 19 Oktober 1996 dengan Notaris Djaidir, SH di Medan. PT. Burung Laut diberi kepercayaan untuk menjadi transportir laut dan darat untuk keperluan angkutan BBM keperluan pabrik semen di Lhoknga Banda Aceh, dimana angkutan laut mempergunakan Kapal MT. Bumegah dan angkutan darat adalah mobil-mobil tangki milik PT. Karya Ilham Masa.

PT Burung Laut ini dibeli dan diambil alih kepemilikannya dari pemilik yang lama oleh H.M. Noernikmat pada tahun 1989, dan semenjak itu pula, PT. Burung Laut diberi kepercayaan oleh PT. Semen Andalas Indonesia (PT. SAI) Lhoknga - Banda Aceh, untuk meneruskan kegiatan selaku mitra usaha PT. SAI menjadi General Agent di pelabuhan-pelabuhan manapun di Indonesia terhadap kapal-kapal pengangkut Semen Curah (Cemen Carrier) yang dicharter PT. SAI dari Ship Owner's di luar negeri, dalam bentuk Time Charter, karena PT. SAI bukan


(12)

perusahaan Pelayaran Nasional, maka PT. Burung Laut menjadi perantara untuk bertindak selaku Charterer dengan Ship Owner's di luar negeri, terutama

yang menyangkut pembayaran pajak badan usaha asing yang kapalnya beroperasi di Indonesia.

Pada tahun 1996/1997 dibeli 1 (satu) unit tunda TB. Pelita Maju dari perusahaan pelayaran asing di Singapore secara Purchase Hire yang lunas dibayar pada bulan September 1997 dan selanjutnnya resmi ganti bendera Indonesia dan didaftarkan sebagai kapal milik PT. Burung Laut. PT. Burung Laut Banda Aceh bergerak di bidang usaha pelayaran kapal milik sendiri maupun sewa. Perusahaan juga berperan sebagai keagenan umum dan komisi dari perusahaan-perusahaan yang sama atau sejenisnya baik dalam negeri maupun luar negeri. PT. Burung Laut Banda Aceh dalam menjalankan operasinya mempunyai empat kapal milik sendiri yaitu :

1. MT. Pelita Laut (Motor Tanker) 2. MT. Pelita Energi (Motor Tanker) 3. MT. Pelita Andalas (Motor Tanker) 4. MT. Pelita Samudera (Motor Tanker)

Sesuai dengan akte perusahaan PT. Burung Laut Banda Aceh berkedudukan dan berkantor pusat di Banda Aceh dan mempunyai cabang atau perwakilan di Banda Aceh, Lhoksemawe, Belawan, Medan. Di samping itu, PT. Burung Laut Banda Aceh memiliki kantor perwakilan utama di Medan yang beralamat di Jalan Bantam No. 3 Medan. Kantor perwakilan utama ini adalah pusat pengendalian operasional


(13)

perusahaan karena seluruh anggota direksi berdomisili di Medan. PT Burung Laut adalah perusahan Swasta Nasional yang begerak di bidang pelayaran dan perkapalan serta keagenan sejak tahun 1989, dengan visi dan misi sebagai berikut :

Visi PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan

a. Melaksanakan kegiatan usaha di bidang pelayaran dan perkapalan secara profesional dan sekaligus ikut membantu pemerintah dalam pengembangan dunia Maritim di Indonesia

b. Ikut membantu pemerintah dalam upaya mengurangi pengangguran dengan merekrut tenaga kerja (pelaut) sesuai ijazah dan kemampuan yang dimiliki, dan mengembangkannya menjadi pelaut yang profesional pada bidangnya.

Misi PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan

a. Melaksanakan angkutan laut untuk jenis muatan cair terutama BBM Pertamina serta semen curah (Bulk Carrier), sesuai order dari pemilik muatan atau pencarter atau penyewa kapal, dengan memperhatikan mutu layanan yang memuaskan, tepat waktu dan tepat guna.

b. Melaksanakan usaha keagenan umum (General Agent) untuk kapal-kapal perusahaan pelayaran asing (luar negeri) maupun kapal-kapal perusahaan pelayaran nasional yang mempercayakan PT. Burung Laut untuk melayani kapal-kapalnya yang ditunjuk di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia,dengan biaya keagenan yang wajar dan bersaing.


(14)

B. Jenis Usaha

PT. Burung Laut Banda Aceh bergerak di bidang usaha pelayaran kapal milik sendiri maupun sewa. Perusahaan juga berperan sebagai keagenan umum dan komisi dari perusahaan-perusahaan yang sama atau sejenisnya baik dalam negeri maupun luar negeri. PT. Burung Laut Banda Aceh dalam menjalankan operasinya mempunyai empat kapal milik sendiri yaitu : MT. Pelita Laut (Motor Tanker), MT. Pelita Energi (Motor Tanker), MT. Pelita Andalas (Motor Tanker), MT. Pelita Samudera (Motor Tanker). Kapal lain yang tetap dioperasikan oleh PT. Burung Laut adalah MT. Bumeugah yang mulai Bulan Mei tahun 2000 beroperasi untuk melayani angkutan BBM milik PT. Kiani Kertas dari Pulau Sambu ke Sungai Brau, Tanjung Redeb, Kalimantan Timur.

C. Struktur Organisasi

Untuk menjalankan sebuah perusahaan maka dibutuhkan berbagai sumber daya, yang digerakkan untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Sumber daya ini seperti manusia, mesin-mesin, bahan baku dan lain-lain. Manusia mengambil peranan penting dalam menjalankan perusahaan. Dalam menjalankan perusahaan maka dibuat struktur organisasi dalam perusahaan, struktur organisasi ini berisikan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab daripada anggota-anggota dalam sebuah organisasi perusahaan yang diarahkan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.


(15)

Seperti pada umumnya, organisasi biasanya dipimpin oleh Direktur,

Struktur merupakan perwujudan yang menunjukkan di antara fungsi-fungsi dalam tubuh organisasi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang menjalankan tugas-tugas dapat dengan jelas diterima. Untuk itulah struktur organisasi perlu dibuat setiap perusahaan agar kegiatan yang menyangkut kepentingan perusahaan dapat dijalankan secara efisien sesuai dengan fungsi masing-masing.

Struktur organisasi yang dipergunakan PT. Burung Laut Banda Aceh adalah sistem organisasi garis dan staf, dimana pada sistem ini seorang pemimpin perusahaan harus menetapkan kebijaksanaan secara konsekuen terhadap persoalan yang akan dihadapi yakni dengan jalan pembagian tugas dan kerja tertentu secara terperinci dan kelas terhadap penerimaan kerja, dengan demikian pihak pimpinan data mengkoordinasikan hanya kepada kepala bagian saja. Untuk menggerakkan operasi tersebut dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing personil diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Hubungan dan kerja sama dari orang-orang yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi diharapkan dapat memberikan gambaran pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan laporan yang mencakup setiap tingkat dalam organisasi tersebut.


(16)

Struktur organisasi PT. Burung Laut Banda Aceh digambarkan sebagai berikut :


(17)

D. Uraian Tugas

Susunan struktur organisasi pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan sebagai penjabaran tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

Direktur Utama

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Direktur Utama adalah menetapkan tujuan, kebijaksanaan, program dan prosedur yang mencakup semua segi dari kegiatan PT. Burung Laut Banda Aceh.

Direktur

Memberikan saran dan pertimbangan kepada direktur utama sesuai dengan hirarki tentang langkah-langkah pengembangan perusahaan yang perlu diambil. Direktur juga bertugas mewakili perusahaan bila direktur utama berhalangan.

Manajer Keuangan

Manajer keuangan ini bertugas untuk memberikan otorisasi mengenai uang keluar maupun uang masuk. Manajer keuangan bertanggung jawab secara penuh terhadap masalah keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya manajer keuangan menggunakan anggaran biaya sebagai alat pengendalian atas pengeluaran yang dilakukannya

Manajer Operasi

1. Mengkoordinasikan tugas-tugas pemasaran, pelayanan pelanggan di seluruh cabang.


(18)

Manajer Umum dan Personalia

Melaksanakan kegiatan administrasi, kepegawaian dan kesejahteraan karyawan, promosi jabatan dan kenaikan pangkat serta membuat dan mengirimkan surat-surat atau dokumen penting baik keluar maupun ke dalam perusahaan.

Kepala Pembukuan

1. Memeriksa daftar kas harian.

2. Melakukan kas opname, stock opname serta membuat laporannya.

3. Melakukan pencatatan atas mutasi akuntansi dan memeriksa kebenaran atas pencatatan semua transaksi.

4. Memeriksa kesesuaian jurnal transaksi dan memastikan semua transaksi sudah dilengkapi dengan bukti pendukung.

Juru Bayar

1. Bertanggung jawab atas keamanan dan kelancaran atas penerimaan maupun pengeluaran kas.

2. Mencatat bukti penerimaan dan pengeluaran kas ke dalam daftar kas harian. 3. Melaporkan daftar kas harian kepada bagian akuntansi dan klaim.

Kepala Penagihan

1. Bertanggung jawab atas penagihan dan dokumentasinya.

2. Membuat daftar tagihan terhadap faktur-faktur yang telah jatuh tempo. 3. Melakukan opname faktur secara berkala.


(19)

E. Rencana Kegiatan

PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan mempunyai rencana kegiatan perusahaan untuk tahun mendatang yaitu sebagai berikut :

a. Menambah Jumlah Kapal

Perusahaan berencana untuk menambah kapal untuk memaksimalkan kelancaran pengangkutan untuk jenis muatan cair terutama BBM Pertamina.

b. Memperluas Perpustakaan

Pihak perusahaan berencana untuk memperluas perpustakaan kantor yang terletak di jalan Bantam No. 3 untuk tahun mendatang guna untuk menambah buku-buku yang di perlukan perusahaan dalam menambah pengetahuan untuk mengelola perusahaan menjadi lebih baik.

c. Menambah Inventaris Kantor

Inventaris kantor sangat diperlukan para karyawan perusahaan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Perusahaan berencana untuk menambah mesin fotokopi serta komputer untuk mendukung dan mempermudah pekerjaan para karyawan.

F. Laporan Realisasi Anggaran PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan Berikut adalah realisasi laporan anggaran operasional tahun 2010 dari PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan:


(20)

Tabel 2.1

Tabel Realisasi Anggaran PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan

PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG MEDAN LAPORAN REALISASI BIAYA

TAHUN 2010 (Dalam Rupiah)

No. Uraian Anggaran Realisasi Selisih

1 Beban Pemeliharaan :

a. Telekomunikasi/Radio 12.000.000 4.575.000 7.425.000

b. Cat 134.616.000 86.461.850 48.154.150

c. Majun 15.444.000 11.535.000 3.909.000

d. Pelumas 1.746.510.000 801.857.479 944.652.521

e. Docking 2.850.000.000 4.053.788.505 -1.203.788.505

f. Perawatan 67.080.000 445.577.600 -378.497.600 g. Penyusutan Kapal 797.066.000 1.328.958.718 -531.892.718 h. Penyusutan Inventaris Kapal 46.946.000 81.837.495 -34.891.495

Jumlah 5.669.662.000 6.814.591.647 - 1.144.929.647

2 Beban Personil :

a. Gaji Direksi Dan Komisaris 415.944.000 363.150.000 52.794.000 b. Gaji Karyawan 890.820.000 751.978.700 138.841.300

c. Lembur 13.980.000 10.439.873 3.540.127

d. Cuti 12.480.000 5.340.102 7.139.898

e. THR 210.276.000 196.985.609 13.290.391

g. Jamsostek 27.252.000 29.566.022 -2.314.022

Jumlah 1.570.752.000 1.357.460.306 213.291.694

3 Beban Kantor dan Umum :

a. Izin Usaha 19.740.000 17.061.246 2.678.754 b. Rapat Management 3.900.000 1.960.000 1.940.000 c. Iklan/Publikasi 17.472.000 51.645.000 -34.173.000 d. Pengacara dan Konsultasi 30.420.000 11.150.000 19.270.000


(21)

Sumber: PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan

e. Telepon 237.276.000 283.005.088 -45.729.088

f. PAM 57.768.000 21.740.880 36.027.120

g. Listrik 169.572.000 128.301.307 41.270.693

h. Stationeries 14.040.000 51.344.940 -37.304.940 i. Bea Pos 15.648.000 19.478.415 -3.830.415 j. Retribusi 23.040.000 14.829.209 8.210.791

k. Perjalanan 867.756.000 272.683.665 595.072.335

l. Surat Kabar 12.564.000 15.131.000 -2.567.000

m. Zakat 20.160.000 71.450.000 -51.290.000

n. Beban Pendidikan Khusus 7.800.000 1.960.000 5.840.000

o. Beban Tamu 164.640.000 158.167.960 6.472.040

p. Beban Bank 48.324.000 184.795.559 -136.471.559 q. Sewa Kendaraan 1.225.596.000 1.253.649.000 - 28.053.000

Jumlah 2.935.716.000 2.558.353.269 377.362.731

4 Penyusutan dan Amortisasi :

a. Bangunan 48.881.000 76.423.182 -27.542.182

b. Kendaraan 137.628.000 116.003.167 21.624.833

c. Perpustakaan 2.300.000 4.621.835 -2.321.835 d. Inventaris Kantor 50.011.000 58.057.502 -8.046.502

Jumlah 238.820.000 255.105.686 -16.285.686 TOTAL 10.414.950.000 10.985.510.908 -570.560.908


(22)

BAB III PEMBAHASAN

A. Perencanaan Anggaran Pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan Aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan atau organisasi merupakan usaha untuk mencapai tujuan dari organisasi itu, misalnya mencapai laba optimal. Dua fungsi utama para manajer adalah membuat perencanaan dan melakukan pengawasan anggaran.

Pengertian anggaran menurut Nafarin (2004:12) adalah suatu rencana keuangan periode yang disusun berdasarkan periode yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Dalam rangka penyusunan anggaran, maka PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan mengikuti kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan dengan memperhatikan hasil rapat Dewan Komisaris. Selain itu, penyusunan anggaran juga didasarkan pada anggaran tahun-tahun sebelumnya.

Dalam penyusunan anggaran, masing-masing manajer departemen menyusun rencana anggarannya, karena merekalah yang lebih mengetahui kebutuhan mereka pada peiode angaran yang akan datang. Anggaran yang dibuat masing-masing kepala


(23)

bidang akan dibawa dalam rapat komisi anggaran untuk mengetahui beban operasional pada setiap departemen.

Dalam rapat komisi anggaran akan dibahas tentang rencana anggaran dari masing-masing kepala departemen tadi. Rapat komisi anggaran ini dihadiri oleh masing-masing manajer serta salah seorang dari dewan direksi dan manajer keuangan/administrasi (HRD Departemen Head).

B. Anggaran Beban Operasional

Menurut Herman (2006:371), Anggaran operasional terdiri dari anggaran yang menetapkan limit dan target dalam rupiah dan kuantitatif yang harus dicapai oleh bagian operasional seperti produksi, marketing, riset dan pengembangan, kepegawaian dan sebagainya dalam waktu satu tahun mendatang.

PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan pada dasarnya mengklasifikasikan 4 jenis anggaran beban operasional secara keseluruhan, yaitu: 1. Anggaran Beban Pemeliharaan, terdiri dari :

a. Tank cleaning,

b. Telekomunikasi/Radio, c. Cat,

d. Majun, e. Pelumas, f. Docking,


(24)

g. Perawatan,

h. Penyusutan Kapal,

i. Penyusutan Inventaris Kapal. 2. Anggaran Beban Personil, terdiri :

a. Gaji Direksi dan Komisaris, b. Gaji Karyawan,

c. Lembur, d. Cuti, e. THR, f. Pesangon, g. Jamsostek

3. Anggaran Beban Kantor dan Umum, terdiri dari : a. Izin Usaha,

b. Rapat Management, c. Iklan/Publikasi,

d. Pengacara dan Konsultasi, e. Telepon,

f. PAM, g. Listrik, h. Stationeries, i. Bea Pos, j. Retribusi,


(25)

k. Perjalanan,

l. Surat Kabar/Majalah, m. Zakat Perusahaan,

n. Beban Pendidikan Khusus, o. Beban Tamu,

p. Bunga Bank, q. Sewa Kendaraan.

4. Anggaran Beban Penyusutan dan Amortisasi, terdiri dari : a. Bangunan,

b. Kendaraan, c. Perpustakaan, d. Inventaris Kantor.

C. Penyusunan Anggaran Operasional

Dalam rangka penyusunan anggaran beban operasional perusahaan, maka PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan, mengikuti kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan dengan memperhatikan hasil Rapat Dewan Komisaris pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan, sistem anggaran beban operasional ditetapkan dengan konfirmasi, dimana Dewan Direksi terlebih dahulu menentukan kebijakan-kebijakan pokok operasional periode yang akan datang sebagai dasar manajemen bawah untuk menyusun anggaran.


(26)

Anggaran beban operasional perusahaan disusun berdasarkan unit-unit kerja organisasi yang ada. Oleh karena itu PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan tidak mempunyai departemen anggaran, maka tanggung jawab penyusunan anggaran perusahaan dialihkan kepada Manager Bagian Administrasi Umum dan Keuangan. Usulan anggaran dari tiap departemen dikoordinir oleh bidang Administrasi Umum dan Keuangan, dan harus mendapat persetujuan Dewan Direksi melalui rapat koordinasi. Setelah anggaran perusahaan dibuat dan disetujui dewan Direksi, maka usulan anggaran perusahaan dikirim kepada Dewan Direksi untuk disetujui.

Prosedur lengkap penyusunan anggaran beban operasional PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan adalah sebagai berikut :

a. Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan menerima formulir anggaran yang dikirimkan oleh Managing Director. Formulir tersebut memuat kerangka-kerangka pendapatan dan biaya yang diperlukan oleh masing-masing unit kerja selama satu tahun.

b. Kemudian formulir anggaran tersebut dibagikan kepada unit-unit kerja yang berada dibawahnya, dan kepada unit-unit kerja yang ada di departemen lainnya. Setiap departemen akan merancang pendapatan dan biayanya masing-masing, yang nantinya akan disampaikan dalam rapat anggaran perusahaan.

c. Perusahaan mengadakan Rapat Penyusunan Anggaran. Rapat ini diikuti oleh Dewan Direksi, Manager Bagian Administrasi Umum dan Keuangan, dan manager dari setiap departemen. Dalam rapat ini akan didiskusikan anggaran setiap unit kerja, baik itu pendapatan maupun biaya. Jadi, setiap departemen tidak


(27)

membuat anggarannya terlebih dahulu, tetapi dalam rapat inilah secara langsung akan ditentukan bersama anggaran setiap departemen, yang tentunya akan disesuaikan dengan rencana kerja perusahaan.

d. Setelah mendapat pengesahan dari Dewan Komisaris, maka anggaran PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan akan dikirimkan kembali kepada perusahaan untuk dapat dilaksanakan secara resmi. Anggaran beban operasional tersebut akan dibagikan kepada masing-masing departemen yang ada di perusahaan, paling lambat awal Januari tahun berjalan.

Setiap satu bulan sekali, perusahaan akan mengadakan Budget Meeting yang dihadiri oleh Dewan Direksi, dan Manager tiap departemen, untuk mengadakan evaluasi mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, pembahasan dalam Budget Meeting ini menekankan pada bidang operasional dan pemasaran serta realisasi beban.

D. Laporan Realisasi Beban Operasional

Setelah membuat rencana berdasarkan anggaran dan beban standar, maka semua penyimpangan biaya operasional dari rencana yang dianggap penting bagi manajemen harus dicatat dan dicantumkan dalam laporan realisasinya. Laporan realisasi anggaran beban operasional dibuat dengan tujuan untuk memperlihatkan perbandingan antara jumlah yang dianggarkan dengan jumlah yang telah direalisasi. Dengan kata lain, laporan realisasi anggaran biaya operasional menunjukkan


(28)

perbandingan antara angka-angka realisasi pelaksanaannya yang tercantum dalam catatan akuntansi. Hal ini menjadi tolak ukur dalam penyusunan anggaran biaya operasional tahun berikutnya. Perbandingan ini menunjukkan apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, apakah penyimpangan yang terjadi itu bersifat menguntungkan ataukah bersifat merugikan perusahaan.

Pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan menyusun laporan anggaran beban operasional pada setiap akhir tahun, hal ini dapat kita lihat dengan diadakannya evaluasi pada akhir periode anggaran. Selain itu, diadakan juga evaluasi pada saat periode anggaran berjalan. Dengan evaluasi tersebut dapat diketahui penyimpangan beban operasional yang terjadi, apakah beban operasional yang dikeluarkan lebih besar jumlahnya dari yang telah dianggarkan atau sebaliknya. Jika beban operasional yang terjadi lebih kecil dari jumlah yang dianggarkan, maka disebut penyimpangan yang menguntungkan, sehingga dapat berpengaruh pada kenaikan tingkat laba. Sedangkan jika beban operasional yang terjadi lebih besar dari jumlah yang dianggarkan, maka disebut penyimpangan yang merugikan, dan ini dapat memperkecil laba perusahaan.

Adapun penyimpangan yang terjadi pada realisasi anggaran PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1. Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan, terjadi peningkatan biaya pada docking (kapal), perawatan, penyusutan kapal, penyusutan inventaris kapal,


(29)

telekomunikasi, cat, majun, pelumas yang jumlahnya senilai Rp. 6.814.591.647 dari anggaran awal senilai Rp. 5.669.662.000, hal tersebut dapat disebabkan antara lain :

a. Adanya kenaikan beban perbaikan dan perawatan kapal, b. Kenaikan beban perbaikan alat-alat kapal,

c. Kenaikan upah pekerja bagian perawatan kapal.

Maka terjadi defisit anggaran pada bagian tersebut senilai Rp. 1.144.929.647. 2. Biaya Personil terjadi penghematan pada biaya berikut:

a. Gaji Direksi dan Komisaris sebesar Rp. 363.150.000 dari anggaran awal yang jumlahnya sebesar Rp. 415.944.000. hal ini disebabkan karena pemotongan gaji sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan dan personal tersebut. Maka terjadi surplus sebesar Rp. 52.794.000.

b. Gaji Karyawan sebesar Rp. 751.978.700 dari anggaran awal yang jumlahnya sebesar Rp. 890.820.000. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa karyawan yang dimutasi ke cabang lain, pensiun, dan mengundurkan diri. Maka terjadi surplus sebesar Rp. 138.841.300.

c. Dana lembur sebesar Rp. 10.439.873 dari anggaran awal yang jumlahnya sebesar Rp. 13.980.000. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak memberlakukan lembur sebanyak yang diperkirakan, dan lembur hanya dilakukan saat diperlakukan saja. Maka terjadi surplus sebesar Rp. 3.540.127.


(30)

d. Dana cuti sebesar Rp. 5.340.102 dari anggaran awal yang jumlahnya sebesar Rp. 12.480.000. Hal ini dikarenakan pengurangan dana dan jadwal cuti yang disepakati bersama oleh karyawan. Maka terjadi surplus sebesar Rp. 7.139.898.

e. Dana THR sebesar Rp. 196.985.609 dari anggaran awal yang jumlahnya sebesar Rp. 210.276.000. Hal ini dikarenakan pengurangan jumlah THR yang disetujui oleh direksi. Maka terjadi surplus sebesar Rp. 13.290.391. f. Dana Jamsostek sebesar Rp. 29.566.022 dari anggaran awal yang

jumlahnya sebesar Rp. 27.252.000. Hal ini dikarenakan meningkatnya persentase premi yang harus dibayar oleh perusahaan. Maka terjadi defisit anggaran sebesar Rp. 2.314.022.

Dari kaseluruhan biaya pada bagian biaya personil, perusahaan telah menggunakan dana sebesar Rp. 1.357.460.306 dari anggaran awal yang jumlahnya sebesar Rp. 1.570.752.000. Ini berarti perusahaan mampu menghemat biaya sebesar Rp. 213.291.694.

3. Biaya umum dan kantor terjadi peningkatan biaya pada:

a. Biaya telepon, stationeries, bea pos , surat kabar, zakat, beban bank, iklan/publikasi, dan sewa kendaraan sebesar Rp. 1.930.499.002, sementara anggaran awalnya adalah Rp. 1.591.080.000. Hal tersebut dapat disebabkan antara lain :


(31)

- Kenaikan beban perbaikan dan pemeliharaan alat-alat kantor,

- Pengiriman via pos yang meningkat sehingga terjadi kenaikan pada bea pos,

- Kenaikan beban bank pada saat peminjaman untuk hutang jangka panjang maupun jangka pendek,

- Kebutuhan akan hal iklan dan publikasi perusahaan meningkat, - Kenaikan beban sewa kendaraan untuk keperluan perusahaan.

Maka pada poin ini terjadi defisit anggaran sebesar Rp. 339.419.002.

b. Biaya izin usaha/administrasi, rapat manajemen, pengacara dan konsultasi, PAM, listrik, retribusi, perjalanan, beban pendidikan khusus, biaya tamu sebesar Rp. 627.854.267, sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 1.344.636.000. Hal ini disebabkan antara lain:

- Penghematan penggunaan air dan alat-alat elektronik,

- Efisiensi terhadap kegiatan perusahaan yang memerlukan biaya, - Pengurangan biaya lain-lain sesuai dengan kesepakatan direksi.

Maka dalam hal ini terjadi surplus dan penghematan anggaran sebesar Rp. 716.786.733.

Dari kaseluruhan biaya pada bagian biaya umum dan kantor, perusahaan telah menggunakan anggaran sebesar Rp. 2.558.353.269 dari angaran awal yang jumlahnya sebesar Rp. 2.935.716.000. Ini berarti perusahaan telah berhasil melakukan penghematan biaya sebesar Rp. 377362731.


(32)

4. Biaya penyusutan dan amortisasi terjadi peningkatan biaya sebagai berikut: a. Penyusutan dan pemeliharaan bangunan sebesar Rp. 76.423.182, dari

anggaran awal sebesar Rp. 48.881.000. Hal ini disebabkan oleh kegiatan perawatan bangunan yang lebih banyak memakan biaya. Maka terjadi defisit anggaran sebesar Rp. 27.542.182.

b. Pada penyusutan kendaraan, perusahaan telah menggunakan anggaran sebesar Rp. 116.003.167 dari anggaran awal sebesar Rp. 137.628.000. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menghemat penggunaan kendaraan perusahaan dan memakainya hanya bila diperlukan saja. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 2.1624.833. c. Perpustakaan sebesar Rp. 4.621.835 dari anggaran awal sebesar Rp.

2.300.000. Hal ini dikarenakan perusahaan memerlukan banyak buku sebagai sumber pengetahuan untuk menjalankan perusahaan dan sebagai paduan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada di perusahaan. Maka terjadi defisit anggaran sebesar Rp. 2.321.835.

d. Inventaris kantor sebesar Rp. 58.057.502 dari anggaran awal sebesar 50.011.000. Hal ini disebabkan banyaknya pembelian perlengkapan kerja yang baru seperti meja kantor, komputer kantor, dan alat-alat tulis. Ini berarti dana yang terpakai melewati anggaran yang telah dianggarkan sehingga perusahaan harus mengeluarkan tambahan dana untuk biaya inventaris kantor sebesar Rp. 8.046.502.


(33)

Dari kaseluruhan biaya pada bagian penyusutan dan amortisasi, perusahaan telah menggunakan dana sebesar Rp. 255.105.686 dari anggaran awal yang jumlahnya sebesar Rp. 238.820.000. Ini berarti perusahaan harus memberikan dana lebih untuk anggaran bagian penyusutan dan amortisasi sebesar Rp. 16.285.686.

Secara keseluruhan, jumlah anggaran yang harus dikeluarkan PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan pada masing-masing kategori dapat direkapitulasi dalam tabel seperti berikut:

Tabel 3.1

Tabel Rekapitulasi Realisasi Anggaran pada masing-masing kategori

Sumber: PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan

Total anggaran yang harus dikeluarkan PT. burung Laut Banda Aceh Cabang Medan sebesar Rp. 10.985.510.908, dari anggaran awal yang telah disetujui oleh perusahaan sebesar Rp. 10.414.950.000. Ini berarti perusahaan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 570.560.908.

Ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele oleh PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan karena angka defisit yang besarnya Rp. 570.560.908 terbilang

No. Uraian Anggaran Realisasi Selisih

1 Beban Pemeliharaan Rp 5.669.662.000 Rp 6.814.591.647 Rp (1.144.929.647) 2 Beban Personil Rp 1.570.752.000 Rp 1.357.460.306 Rp 213.291.694 3 Beban Kantor dan Umum Rp 2.935.716.000 Rp 2.558.353.269 Rp 377.362.731 4 Penyusutan dan Amortisasi Rp 238.820.000 Rp 255.105.686 Rp (16.285.686) TOTAL Rp 10.414.950.000 Rp 10.985.510.908 Rp (570.560.908)


(34)

jumlahnya cukup besar, dan belum pernah menyentuh angka tersebut pada periode-periode sebelumnya. Padahal PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan sudah melakukan penghematan pada masing-masing poin dan sudah direncanakan dari awal periode.

Berdasarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasi, banyak unit-unit yang mengalami kekurangan biaya, sehingga jumlah biaya realisasi lebih besar dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan menyusun anggaran biaya operasional dengan melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada tahun-tahun yang sebelumnya.

Namun hal ini bisa menjadi acuan bagi PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan agar bisa menyusun anggaran dengan lebih teliti dan lebih relevan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.


(35)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan dan memaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan perencanaan anggaran, menguraikan penerapan perencanaan dan pengawasan beban operasional pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan, selanjutnya akan dibuat beberapa kesimpulan dari pemaparan sebelumnya. Beberapa kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Perencanaan Anggaran dilakukan melalui penyusunan anggaran beban operasional yang terdiri dari anggaran beban administrasi dan umum, beban pemeliharaan, beban personil, dan anggaran beban penyusutan dan amortisasi. 2. Dalam rangka penyusunan anggaran beban operasional perusahaan, PT. Burung

Laut Banda Aceh Cabang Medan mengikuti kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan dengan memperhatikan hasil rapat Dewan Komisaris. Selain itu, beban operasional juga didasarkan pada anggaran beban operasional tahun-tahun sebelumnya.

3. Perencanaan beban operasional PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan sudah cukup baik, dimana perencanaan beban operasional yang didasarkan atas anggaran dan realisasi tahun lalu, yang mana anggaran tersebut merupakan


(36)

standar anggaran yang akan berlaku untuk tahun fiscal berikutnya, meskipun pada periode kali ini perusahaan mengalami defisit anggaran.

4. Dari segi pengawasan beban operasional, PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan belum melakukan pengawasan yang baik, dimana masih terdapat beban operasional melebihi anggaran yang telah ditentukan.

B. SARAN

Dalam hal ini, penulisan mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan berguna untuk perkembangan perusahaan, yaitu :

1. Mengingat peranan anggaran yang sangat vital, diharapkan anggaran disusun secara teliti dengan suatu panitia anggaran atau seksi khusus lainnya, sehingga anggaran benar-benar merupakan pedoman kerja. Dan hendaknya setiap kepala departemen hendaknya mendelegasikan pembuatan anggaran operasional kepada bawahan, sehingga bawahan/karyawan memahami pentingnya anggaran, dan berusaha bekerja lebih giat untuk melaksanakan anggaran yang telah dibuat, sehingga tidak terjadi penyimpangan material dari anggaran tersebut.

2. Sebaiknya manager setiap departemen dapat lebih meningkatkan analisa san pemahaman kondisi yang akan datang terhadap perusahaan, agar beban yang kemungkinan besardapat terjadi pada masa yang akan datang, dan tidak dianggarkan dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga tidak terjadi penyimpangan


(37)

antara anggaran dengan laporan realisasi beban operasional yang nilainya sangat material.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan & Anggrini, Yunita. 2007. Anggaran Bisnis, Analisis,

Perencanaan danPengendalian Laba, Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN :

Yogyakarta.

Herman, Edi, 2006. Penganggaran Korporasi, Edisi Satu, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Nafarin, 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Suandy, Erly, 2001. Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Sundjaja, Ridwan S dan Barlian Inge, 2003. Manajemen Keuangan 1 (satu), Edisi 5,


(1)

Dari kaseluruhan biaya pada bagian penyusutan dan amortisasi, perusahaan telah menggunakan dana sebesar Rp. 255.105.686 dari anggaran awal yang jumlahnya sebesar Rp. 238.820.000. Ini berarti perusahaan harus memberikan dana lebih untuk anggaran bagian penyusutan dan amortisasi sebesar Rp. 16.285.686.

Secara keseluruhan, jumlah anggaran yang harus dikeluarkan PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan pada masing-masing kategori dapat direkapitulasi dalam tabel seperti berikut:

Tabel 3.1

Tabel Rekapitulasi Realisasi Anggaran pada masing-masing kategori

Sumber: PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan

Total anggaran yang harus dikeluarkan PT. burung Laut Banda Aceh Cabang Medan sebesar Rp. 10.985.510.908, dari anggaran awal yang telah disetujui oleh perusahaan sebesar Rp. 10.414.950.000. Ini berarti perusahaan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 570.560.908.

Ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele oleh PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan karena angka defisit yang besarnya Rp. 570.560.908 terbilang

No. Uraian Anggaran Realisasi Selisih

1 Beban Pemeliharaan Rp 5.669.662.000 Rp 6.814.591.647 Rp (1.144.929.647) 2 Beban Personil Rp 1.570.752.000 Rp 1.357.460.306 Rp 213.291.694 3 Beban Kantor dan Umum Rp 2.935.716.000 Rp 2.558.353.269 Rp 377.362.731 4 Penyusutan dan Amortisasi Rp 238.820.000 Rp 255.105.686 Rp (16.285.686) TOTAL Rp 10.414.950.000 Rp 10.985.510.908 Rp (570.560.908)


(2)

jumlahnya cukup besar, dan belum pernah menyentuh angka tersebut pada periode-periode sebelumnya. Padahal PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan sudah melakukan penghematan pada masing-masing poin dan sudah direncanakan dari awal periode.

Berdasarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasi, banyak unit-unit yang mengalami kekurangan biaya, sehingga jumlah biaya realisasi lebih besar dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan menyusun anggaran biaya operasional dengan melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada tahun-tahun yang sebelumnya.

Namun hal ini bisa menjadi acuan bagi PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan agar bisa menyusun anggaran dengan lebih teliti dan lebih relevan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan dan memaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan perencanaan anggaran, menguraikan penerapan perencanaan dan pengawasan beban operasional pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan, selanjutnya akan dibuat beberapa kesimpulan dari pemaparan sebelumnya. Beberapa kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Perencanaan Anggaran dilakukan melalui penyusunan anggaran beban operasional yang terdiri dari anggaran beban administrasi dan umum, beban pemeliharaan, beban personil, dan anggaran beban penyusutan dan amortisasi. 2. Dalam rangka penyusunan anggaran beban operasional perusahaan, PT. Burung

Laut Banda Aceh Cabang Medan mengikuti kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan dengan memperhatikan hasil rapat Dewan Komisaris. Selain itu, beban operasional juga didasarkan pada anggaran beban operasional tahun-tahun sebelumnya.

3. Perencanaan beban operasional PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan sudah cukup baik, dimana perencanaan beban operasional yang didasarkan atas anggaran dan realisasi tahun lalu, yang mana anggaran tersebut merupakan


(4)

standar anggaran yang akan berlaku untuk tahun fiscal berikutnya, meskipun pada periode kali ini perusahaan mengalami defisit anggaran.

4. Dari segi pengawasan beban operasional, PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan belum melakukan pengawasan yang baik, dimana masih terdapat beban operasional melebihi anggaran yang telah ditentukan.

B. SARAN

Dalam hal ini, penulisan mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan berguna untuk perkembangan perusahaan, yaitu :

1. Mengingat peranan anggaran yang sangat vital, diharapkan anggaran disusun secara teliti dengan suatu panitia anggaran atau seksi khusus lainnya, sehingga anggaran benar-benar merupakan pedoman kerja. Dan hendaknya setiap kepala departemen hendaknya mendelegasikan pembuatan anggaran operasional kepada bawahan, sehingga bawahan/karyawan memahami pentingnya anggaran, dan berusaha bekerja lebih giat untuk melaksanakan anggaran yang telah dibuat, sehingga tidak terjadi penyimpangan material dari anggaran tersebut.

2. Sebaiknya manager setiap departemen dapat lebih meningkatkan analisa san pemahaman kondisi yang akan datang terhadap perusahaan, agar beban yang kemungkinan besardapat terjadi pada masa yang akan datang, dan tidak dianggarkan dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga tidak terjadi penyimpangan


(5)

antara anggaran dengan laporan realisasi beban operasional yang nilainya sangat material.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan & Anggrini, Yunita. 2007. Anggaran Bisnis, Analisis, Perencanaan dan Pengendalian Laba, Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN : Yogyakarta.

Herman, Edi, 2006. Penganggaran Korporasi, Edisi Satu, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Nafarin, 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Suandy, Erly, 2001. Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Sundjaja, Ridwan S dan Barlian Inge, 2003. Manajemen Keuangan 1 (satu),Edisi 5,