ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, EFISIENSI OPERASI, LEVERAGE, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2013-2015)
LEVERAGE, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2013-2015)
ANALYSIS OF THE EFFECT OF LIQUIDITY, OPERATING EFFICIENCY, LEVERAGE, AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISMS AGAIST
FINANCIAL DISTRESS
(Empirical Studies on Transport Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange in the period 2013-2015)
Oleh DODI WIBOWO
20130420258
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(2)
ANALYSIS OF THE EFFECT OF LIQUIDITY, OPERATING EFFICIENCY, LEVERAGE, AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISMS AGAIST
FINANCIAL DISTRESS
(Empirical Studies on Transport Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange in the period 2013-2015)
Oleh DODI WIBOWO
20130420258
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(3)
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, EFISIENSI OPERASI, LEVERAGE, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2013-2015)
ANALYSIS OF THE EFFECT OF LIQUIDITY, OPERATING EFFICIENCY, LEVERAGE, AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISMS AGAIST
FINANCIAL DISTRESS
(Empirical Studies on Transport Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange in the period 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh DODI WIBOWO
20130420258
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(4)
TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2013-2015)
ANALYSIS OF THE EFFECT OF LIQUIDITY, OPERATING EFFICIENCY, LEVERAGE, AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISMS AGAIST
FINANCIAL DISTRESS
(Empirical Studies on Transport Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange in the period 2013-2015)
Diajukan Oleh
DODI WIBOWO 20130420258
Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing
Arum Indrasari, S.E., M.Buss., Ak., CA Tanggal, 30 Desember 2016 NIK : 143 011
(5)
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, EFISIENSI OPERASI, LEVERAGE, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2013-2015)
ANALYSIS OF THE EFFECT OF LIQUIDITY, OPERATING EFFICIENCY, LEVERAGE, AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISMS AGAIST
FINANCIAL DISTRESS
(Empirical Studies on Transport Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange in the period 2013-2015)
Diajukan Oleh
DODI WIBOWO 20130420258
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta Tanggal 24 Januari 2016
Yang terdiri dari
Dr. Ietje Nazaruddin, SE.,M.Si.,Ak Ketua Tim Penguji
Erni Suryandari F, SE.,M.Si Arum Indrasari, S.E.,M.Buss., Ak.,CA
Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dr. Nano Prawoto SE.,M.Si NIK : 143 016
(6)
PERNYATAAN
Dengan ini saya,Nama : Dodi Wibowo
Nomor Mahasiswa : 20130420258
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, EFISIENSI OPERASI, LEVERAGE, DAN MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS”
(Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2013-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman atau sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
Dodi Wibowo
(7)
MOTTO
“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai
dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah
dengan sendirinya tanpa berusaha………”
“Do the best, be good, then you will be the best”
“MAN SHABARA ZHAFIRA”
(8)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirobbilalamin.
Dengan penuh rasa syukur, saya persembahkan sebuah karya sederhana ini untuk orang-orang yang selalu mendukung dan mendoakan saya sampai skripsi ini selesai:
Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan segala rahmat dan kasih sayang yang tercurahkan kepada saya, akhirnya skripsi ini dapat saya selesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang selalu memberikan suritauladan yang baik kepada para pengikutnya.
Saya persembahkan sebuah karya sederhana ini kepada kedua orangtua saya Bapak Muhammad Pairan dan Ibu Turillah yang tidak pernah lelah untuk merawat saya, membimbing, mendidik dan mengajarkan saya pada kebaikan dan memberikan arti perjuangan dan kesabaran yang sesungguhnya sehingga sampai kapanpun saya tidak mampu untuk membalasnya. Semoga kedua orang tua diberikan kesehatan, kelancaran risky dan umur yang panjang. Semoga ini menjadi awal untuk membahagian kedua orang tua saya.
Kepada Ibu Arum, S.E., M.Buss., Ak., CA selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah membimbing dengan baik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.
Teman-teman seperjuangan (Dzaky, Tio, Ratna, Farin, Siska, Tiara, Opik) yang sudah berjuang bersama untuk meraih kesuksesan di bangku kuliah ini.
Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya dimanapun berada yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk apapun sehingga dalam mengerjakan saya selalu mendapat motivasi dan kelancaran mengerjakan.
(9)
Terimakasih kepada sahabat saya Brima Yoga yang sudah berjuang bersama membentuk unit usaha yang kita kerjakan mulai dari lulus SMA hingga saat ini, Alhamdulillah pencapaian yang luar biasa dalam hidup, melakukan studi dan mengembangkan usaha yang dirancang bersama hingga pencapaian saat ini.
Terimakasih kepada teman-teman Akuntansi 2013 UMY dan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
(10)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya penulis diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan para sahabatnya, hingga kepada umatnya sampai akhir zaman, amin.
Penulis skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah “Analisis Pengaruh Likuiditas, Efisiensi Operasi, Leverage, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2013-2015)”.
Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan hasil sebagai acuan kepada para pengelola perusahaan agar mengetahui terjadinya kesulitan keuangan perusahaan, selain itu dapat memberikan ide untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Nano Prawoto, SE.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, SE.,M.Si.,Ak selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Arum Indrasari, S.E.,M.Buss.,Ak.,CA selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan waktu dan bimbingannya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
(11)
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penulisan skripsi.
5. Kedua orang tua yang selalu mendidik, mendukung dan memberikan doa sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar.
6. Semua pihak yang telah membantu memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan proses penulisan skripsi.
Penulis menyadari bahawa masih banyak kekurangan dalam menyusun skripsi ini, sehingga saran dan kritik yang membangun dapat penulis terima dengan baik. Akihrnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahka segalanya, semoga bermanfaat bagi penulis dan semuanya pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 28 Februari 2017
Dodi Wibowo
(12)
INTISARI
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas, efisiensi operasi, leverage dan mekanisme corporate governance terhadap financial distress. Analisis ini menggunakan variabel dependen yaitu financial distress dan variabel independen yaitu likuiditas, efisiensi operasi, leverage, kepemilikan institusional, komisaris independen, kepemilikan manajerial dan independensi komite audit. Sampel yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015. Sampel ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 39 perusahaan.
Hasil pengujian menunjukan model penelitiaan telah memenuhi uji multikolinearitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel efisiensi operasi saja yang berpengaruh signifikan terhadap financial distres. Sementara variabel independen lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap financial distress.
Kata kunci: financial distress, kepemilikan institusional, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit.
(13)
Abstract: This study aims to examine and analyze the effect of liquidity, operating efficiency, leverage and corporate governance mechanisms against financial distress. This analysis used the dependent variable which is financial distress and independent variables are liquidity, operating efficiency, leverage, institutional ownership, independent commissioner, managerial ownership and the independence of the audit committee. The sample used secondary data, financial statement and annual report transport company listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2015. Sample were determined using purposive sampling method. The sample were used as many as 39 companies. The test result showed that research models already meet multicolinearity test. The result showed that the only variable operating efficiency are significantly influence financial distress. While other independent variable has no significant effect on the financial distress.
Keywords: financial distress, institutional ownership, independent commissioner, managerial ownership, and independence of the audit committee.
(14)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
INTISARI ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Landasan Teori ... 10
1. Teori Agensi (Agency Theory) ... 10
B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 11
1. Likuiditas dan Financial Distress ... 11
2. Efisiensi Operasi dan Financial Distress ... 12
3. Leverage dan Financial Distress ... 13
4. Kepemilikan Institusional dan Financial Distress ... 14
5. Komisaris Independen dan Financial Distress ... 15
6. Kepemilikan Manajerial dan Financial Distress ... 16
(15)
7. Independensi Komite Audit dan Financial Distress ... 17
C. Model Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Objek Penelitian ... 19
B. Jenis Data ... 19
C. Teknik Pengambilan Sampel... 19
D. Teknik Pengumpulan Data ... 20
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 20
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 25
1. Uji Kualitas Data ... 25
2. Uji Hipotesis dan Analisa Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 28
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 29
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 29
2. Menilai Kelayakan Data dan Model Regresi ... 31
3. Menilai overall model fit ... 32
4. Menguji Koefisien Determinasi ... 33
5. Uji Multikolinearitas ... 34
6. Tabel Klasifikasi ... 35
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 36
D. Pembahasan ... 39
1. Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Distress ... 39
2. Pengaruh Efisiensi Operasi terhadap Financial Distress ... 40
3. Pengaruh Leverage terhadap FinanciaL Distress ... 41
4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Financial Distress ... 42
5. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Financial Distress ... 43
6. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Financial Distress... 43
7. Pengaruh Independensi Komite Audit terhadap Financial Distress ... 44
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 46
A. Kesimpulan ... 46
(16)
B. Saran ... 47
C. Keterbatasan Penelitian ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN ... 52
(17)
GAMBAR 2.1 MODEL PENELITIAN... 18
(18)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ... 28
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 29
Tabel 4.3 Menilai Kelayakan Data ... 31
Tabel 4.4 Pengujian Kelayakan Model ... 32
Tabel 4.5 Hasil Uji -2 Log Likelihood Test ... 32
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 33
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 34
Tabel 4.8 Tabel Klasifikasi ... 35
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis ... 36
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 39
(19)
Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan
Lampiran 2 Data Variabel Independen
Lampiran 3 Data Variabel Dependen
Lampiran 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 5 Hasil Uji Kelayakan dan Model Regresi
Lampiran 6 Hasil Uji Overall Model Fit
Lampiran 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Lampiran 8 Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran 9 Hasil Uji Tabel Klasifikasi
Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis
(20)
(21)
INTISARI
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas, efisiensi operasi, leverage dan mekanisme corporate governance terhadap financial distress. Analisis ini menggunakan variabel dependen yaitu financial distress dan variabel independen yaitu likuiditas, efisiensi operasi, leverage, kepemilikan institusional, komisaris independen, kepemilikan manajerial dan independensi komite audit. Sampel yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015. Sampel ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 39 perusahaan.
Hasil pengujian menunjukan model penelitiaan telah memenuhi uji multikolinearitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel efisiensi operasi saja yang berpengaruh signifikan terhadap financial distres. Sementara variabel independen lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap financial distress.
Kata kunci: financial distress, kepemilikan institusional, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit.
(22)
efficiency, leverage and corporate governance mechanisms against financial distress. This analysis used the dependent variable which is financial distress and independent variables are liquidity, operating efficiency, leverage, institutional ownership, independent commissioner, managerial ownership and the independence of the audit committee. The sample used secondary data, financial statement and annual report transport company listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2015. Sample were determined using purposive sampling method. The sample were used as many as 39 companies. The test result showed that research models already meet multicolinearity test. The result showed that the only variable operating efficiency are significantly influence financial distress. While other independent variable has no significant effect on the financial distress.
Keywords: financial distress, institutional ownership, independent commissioner, managerial ownership, and independence of the audit committee.
(23)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah sebelumnya Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun
1998, Indonesia kembali mengalami krisis pada tahun 2008-2013 akibat dari
jatuhnya harga saham di pasar modal Amerika Serikat yang berdampak dari
terjadinya krisis keuangan di Amerika Serikat yang dipicu subcrime mortage buble crisis yang terus berlanjut kemudian menjalar ke seluruh dunia sehingga menyebabkan anjloknya pasar modal di seluruh dunia. Perusahan-perusahaan
go public berbagai sektor di Indonesia juga mengalami dampak dari krisis tersebut, salah satunya adalah sektor transportasi. Dengan adanya kenaikan
biaya transportasi menyebabkan kesulitan keuangan dari berbagai industri
logistik di Indonesia dalam menjalankan usahanya. Sehingga perusahaan
mengalami kondisi kesulitan keuangan dan harus delisted dari Bursa Efek Indoneisa (BEI).
Fenomena perusahaan yang mengalami delisted dari BEI tersebut menggambarkan bahwa perusahan masih belum dapat terhindar dari adanya
kondisi financial dstress. Financial distress adalah dimana kondisi perusahaan dalam menghadapi permasalahan kesulitan keuangan. Triwahyuningtias,
(2012) berpendapat bahwa kondisi financial distress dapat dilihat dari kesulitan likuiditas sebagai indikasi kesulitan keuangan yang paling ringan,
sampai kepernyataan kebangkrutan yang merupakan financial distress paling berat.
(24)
Menurut Brimingham dan Daves (2003) Financial distress terjadi akibat dari serangkaian kesalahan, pengambilan keputusan yang kurang tepat dan
kelemahan-kelemahan yang saling berhubungan yang dapat berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung kepada manajemen serta kurangnya
upaya pengawasan pada kondisi keuangan perusahaan sehingga tidak sesuai
dengan yang dibutuhkannya. Apabila kondisi perusahaan masih seperti ini,
bukan tidak mungkin perusahan akan semakin mengalami kesulitan keuangan
dan mengakibatkan kepailitan.
Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah analisis untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya kondisi financial distress dalam sebuah perusahaan dengan cara mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
terjadinya financial distress. Salah satunya adalah melalui analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya kondisi financial distress.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahan mencerminkan kinerja
perusahaan dan menjadi sumber informasi mengenai posisi keuangan
perusahaan yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan yang tepat bagi
para stakeholders.
Analisis indikator-indikator keuangan dari informasi laporan keuangan
perusahaan yang didapat dari laporan keuangan perusahaan dapat digunakan
dalam mengukur pencapaian kinerja keuangan perusahaan untuk mengetahui
kondisi perusahaan mengalami financial distress. Pengukuran melalui rasio dari indikator keuangan merupakan perbandingan dan perhitungan jumlah
(25)
dapat memberikan gambaran baik dan buruknya kondisi perusahaan tersebut
(Munawir, 2004). Dengan demikian maka perusahaan dapat memprediksikan
terjadinya kondisi financial distress dan dapat meminimalisir atau mencegahnya. Tujuan dari analisis keuangan adalah memprediksi kinerja
keuangan perusahaan pada periode yang akan datang. Laporan keuangan
perusahaan sifatnya adalah historis, namun isi-isi dari laporan keuangan ini
dapat memberikan gambaran keuangan perusahaan untuk memprediksi
jalannya usaha ke depan. Para pemakai kepentingan dapat menganalisis
laporan keuangan dengan cermat guna mendapatkan informasi dengan tujuan
tertentu. Pengguna informasi keuangan merupakan pihak internal dan
eksternal perusahaan. Pihak internal adalah direksi dan manajemen perusaaan,
sedangkan pihak eksternal adalah investor dan kreditor. Pihak internal
menggunakan analisis laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan pada masa lalu dan masa sekarang dengan tujuan untuk
memprediksi dan mengestimasi kemungkinan terjadinya kondisi perusahaan
dengan keputusan-keputusan yang tepat. Pihak eksternal menggunakan
analisis indikator keuangan melalui laporan keuangan perusahaan untuk
meramalkan pengembalian yang akan diterima dan mempertimbangkan resiko
berkaitan dengan pengembalian tersebut. Amalia (2003) berpendapat, pada
umumnya analisis financial distress dilakukan oleh pihak-pihak internal perusahaan dan eksternal perusahaan seperti:
(26)
1. Pemberi pinjaman, pemberi pinjaman kaitannya adalah pada saat
pengambilan keputusan untuk memberikan pinjaman dan membuat
kebijakan dalam pengawasan pinjaman yang telah diberikan.
2. Investor, menganalisis financial distress sangat dibutuhkan untuk investor gunan memprediksikan suatu permasalahan perusahaan
dalam pembayaran pokok dan bunga.
3. Pembuat peraturan, lembaga yang membuat peraturan tentu
mempunyai peran dalam pengawasan kesanggupan pembayaran
hutang dan menstabilkan perusahaan agar tidak terjadi permasalahan
yang timbul dan berkelanjutan. Sehingga diperlukan analisis dan
prediksi financial distress untuk mengetahui kesanggupan dalam pembayaran hutang perusahaan.
4. Pemerintah, analisis dan prediksi financial distress oleh pihak pemerintah berkaitan dengan antritrust regulation.
5. Auditor, financial distress tentu mengakibatkan permasalahan keuangan perusahaan, sehingga pihak auditor dapat memberkan
penapat tentang going concern perusahaan tersebut.
6. Manajemen, dalam menjalankan perusahaan apabila mengalami
kesulitan keuangan, tentu akan membuat kerugian yang sangat besar
karena manajemen berperan langsung dalam menjalankan perusahaan
dan mendapatkan keuntungan dari keberhasilan perusahaan tersebut.
Indikator-indikator keuangan yang dapat dilihat dari laporan keuangan
(27)
ketiga indikator tersebut dapat dijadikan prediksi melalui perhitungan laporan
keuangan dalam memprediksikan kemungkinan terjadinya kondisi financial distress. Sehingga perusahaan tidak kehilangan kepercayaan dari para investor yang telah menanamkan dana dalam modal perusaahan dan tidak mengalami
kesulitan dalam mencari dana tambahan dari para kreditur.
Disamping itu faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan
terjadinya kondisi financial distress dapat dilihat dari tata kelola perusahaan, Mekanisme Good Corporate Governance tidak dapat diabaikan untuk mendeteksi adanya kemungkinan financial distress. Menurut Porter dalam Agusti (2013) alasan suatu perusahaan meraih kesuksesan atau kegagalan
adalah disebabakan oleh strategi yang diterpakan oleh perusahaan tersebut.
Corporate governance adalah salah satu strategi dalam tata kelola perusahaan yang memastikan manajer perusahaan dapat selalu mengambil tindakan yang
tepat bagi perusahaan dan tidak mementingkan diri sendiri sehingga dapat
bertujuan untuk melindungi para stakeholders perusahaan (Al-Haddad et al,
2011).
Mekanisme corporate governance dapat terdiri dari kepemilikan institusional, komisaris independen, kepemilikan manajerial dan independensi
komite audit. Dengan adanya penerapan mekanisme Good Corporate Governance maka akan membuat kontrol perusahaan semakin baik sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kondisi financial distress
perusahaan dan kepailitan. Penelitian ini ingin melihat faktor-faktor yang
(28)
perusahaan go public sektor transportasi di Indonesia setelah adanya krisis finansial global pada perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indoneisa (BEI).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan penelitian mengenai
financial distress dengan judul penelitian “ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, EFISIENSI OPERASI, LEVERAGE, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS” (Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2013-2015)”. Dalam penelitian ini, penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh dua orang
peneliti yaitu Yayanti dan Yanti pada tahun 2015. Persamaan pada penelitian
ini adalah variabel yang digunakan mereplikasi pada penelitian Yayanti dan
Yanti pada tahun 2015 menggunakan financial distress sebagai variabel dependen dan variabel independen yang digunakan adalah likuiditas, efisiensi
operasi, kepemilikan institusional, komisaris independen, kepemilikan
manajerial, dan independensi komite audit. Pada penelitian ini variabel
independen ditambahkan adalah variabel leverage yang mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purwanto (2013) karena terdapat
ketidakkonsistenan hasil dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
penelitian Putri dan Merkusiwati (2014). Objek penelitian dalam peneltian ini
juga dibedakan yaitu pada perusahaan sektor transportasi yang terdaftar pada
(29)
B. Batasan Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasinya pada ruang lingkup peneliti
yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi financial distress dari pengaruh likuiditas, efisiensi operasi, leverage, dan mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, komisaris independen, kepemilikan manajerial dan independensi komite audit. Penelitian ini hanya
dilakukan pada perusahaan Transportasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2013-2015.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi financial distress pada perusahaan. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress?
2. Apakah efisiensi operasi berpengaruh negatif financial distress?
3. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap financial distress?
4. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap financial distress?
5. Apakah komisaris independen berpengaruh negatif terhadap financial distress?
(30)
6. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap financial distress?
7. Apakah independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap financial distress?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuaraikan diatas, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji dan menganalisis likuiditas berpengaruh negatif terhadap
financial distress.
2. Menguji dan menganalisis efisiensi operasi berpengaruh negatif terhadap
financial distress
3. Menguji dan menganalisis leverage berpengaruh positif terhadap financial distress.
4. Menguji dan menganalisis kepemilikan institusional berpengaruh negatif
terhadap financial distress.
5. Menguji dan menganalisis komisaris independen berpengaruh negatif
terhadap financial distress.
6. Menguji dan menganalisis kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap financial distress.
7. Menguji dan menganalisis independensi komite audit berpengaruh negatif
(31)
E. Manfaat Penelitian
Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
literature, sumber referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya dan juga
sebagai tambahan pengetahuan bagi pembaca mengenai faktor yang dapat
memperngaruhi financial distress di berbagai sektor perusahaan. 2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi manajemen perusahaan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan mengantisipasi
kemungkinan terjadinya kondisi financial distress didalam perusahaan sehingga dapat membuat keputusan tepat pada perusahaan.
(32)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan
Teori keagenan (agency theory) adalah teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara pemilik dan pemegang saham perusahaan
sebagai principal dengan pihak manajemen perusahaan sebagai agent
(Elyanto, 2013). Menurut teori keagenan, pemisahan kepentingan antara
pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan dapat menimbulkan
konflik kepentingan. Apabila agent dan principal masing-masing berupaya untuk memaksimalkan utilitasnya sendiri dan mempunyai
motivasi yang berbeda-beda, maka pengelola perusahaan akan bertindak
tidak sesuai dengan kemauan pemilik perusahaan (Jensen dan Meckling,
1976). Oleh karena itu menurut Muhtar (2014) penerapan corporate governance yang merupakan sistem mengatur dan mengendalikan pengelolaan perusahaan dengan tujuan menciptakan nilai tambah bagi
perusahaan dan dapat menyelaraskan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan atau para stakeholders dengan mengubah perilaku pengelola perusahaan.
(33)
B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Distress
Likuiditas perusahaan yaitu menunjukan kemampuan
perusahaan dalam mendanai kebutuhan operasional dan melunasi
kewajiban dalam waktu jangka pendek. Apabila perusahaan dapat
mendanai kebutuhan operasional dan membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan baik maka potensi kemungkinan terjadinya kondisi
financial distress akan rendah (Hanifah dan Purwanto, 2013). Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya adalah
menggunakan current ratio. Menggunakan pengukuran current ratio
sangatlah luas dan dapat digunakan untuk melihat likuiditas
perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya.
Pengukuran menggunakan rasio ini dihitung dengan cara
membagi current assets dengan liabilities (Weygandt et al., 2015). Semakin besar perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar,
maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi
kewajiban jangka pendeknya, sehingga semakin kecil potensi
perusahaan mengalami financial distress. Sebaliknya jika semakin kecil perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka akan
(34)
jangka pendeknya sehingga semakin dekat dengan kesulitan keuangan
(Kasmir, 2009).
Hasil penelitian dari Nindita et al. (2014) menyatakan hasil bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Sedangkan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Liana dan Sutrisno
(2014) menyatakan hasil bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap
financial distress. Dengan demikian, hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah:
H1: Likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress. 2. Pengaruh Efisiensi Operasi terhadap Financial Distress
Efisiensi operasi menggunakan pengukuran rasio aktivitas dapat
menggambarkan seberapa efektif perusahaan untuk menggunakan
sumber daya yang dimilikinya dengan melihat tingkat aktivitas
penggunaan aset (Yuanita, 2010). Saleh dan Sudiyatno (2013)
berpendapat bahwa rasio aktivitas mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan melalui
penggunaan aset dan mengukur seberapa efisien aset tersebut telah
dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan. Semakin besar
perputaran total aset maka akan semakin efektif total aset tersebut
dalam menghasilkan penjualan. Untuk mengukur efisiensi operasi
dapat menggunakan Total Asset Turnover (TATO). Perhitungan ini dengan cara membagi sales dengan total assets (Brimingham dan Houston, 2014). Rasio aktivitas ini mencerminkan seberapa
(35)
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan penggunaan
aset-asetnya untuk tujuan pengoperasian perusahaan. Jika manajemen
tinggal memaksimalkan penggunaan aset perusahan maka perusahaan
juga tidak dapat memaksimalkan penjualan sehingga akan
mendekatkan pada ancaman Hidayat dan Meiranti (2014).
Hasil dari penelitian Hidayat dan Meiranti (2014) menyatakan
bahwa efisiensi operasi berpengaruh negatif terhadap financial distress. Hal ini bertolak belakan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh dan Sudiyatno (2013) menyatakan bahwa
efisiensi operasi tidak berpengaruh terhadap financial distress.
Dengan demikian, hipotesis yang kedua pada penelitian ini adalah:
H2 : Efisiensi operasi berpengaruh negatif terhadapfinancial distress 3. Pengaruh Leverage terhadap Financial Distress
Analisis leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendek dan jangka
panjang. Apabila perusahaan pembiayaannya lebih banyak
menggunakan utang, maka akan beresiko terhadap kesulitan
pembayarannya di masa yang akan datang akibat utang perusahaan
lebih besar dari pengelolaan aset yang dimiliki. Jika keadaan ini tidak
dapat diatasi dengan baik, maka bukan tidak mungkin potensi
teradinya financial distress akan semakin besar. Salah satu rasio yang dipakai dalam mengukur leverage adalah total liabilities to total aset
(36)
Hasil penelitian dari Jiming dan Wei Wei (2011) menyatakan
bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kondisi
financial distress. Hasil ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah dan Purwanto (2013) yang menyatakan
semakin besar perusahaan didanai oleh utang maka akan semakin
besar pula kemungkinan terjadinya financial distress yang diakibatkan dari besarnya kewajiban perusahaan. Terdapat ketidakkonsistenan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Merkusiwati
(2014) yang menyatakan hasil bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian, hipotesis yang ketiga pada penelitian ini adalah:
H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap financial distress
4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Financial Distress Kepemilikan institusional merupakan salah satu penerapan
coporate governance yang dapat mengurangi masalah dalam teori keagenan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan
sehingga menibulkan keselarasan kepentingan dari para pemangku
kepentingan atau stakeholders. Semakin besar kepemilikan institusional maka akan semakin efisien pemanfaatan aset yang
digunakan maka potensi kesulitan keuangan dapat diminalkan
(Hanifah dan Purwanto, 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanifah dan Purwanto
(37)
berpengaruh negatif terhadap kondisi financial distress. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yayanti dan
Yanti (2015) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara kepemilikan institusional terhadap financial distress.
Namun hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sastriana dan Fuad (2013) yang menyatakan bahwa variabel
kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap financial distress. Dengan demikian, hipotesis yang keempat dalam penelitian ini adalah:
H4 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap financial distress
5. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Finanical Distress
Komisaris independensi merupakan salah satu penerapan
corporate governance yang dapat mengurangi permasalahan dalam teori keagenan yang disebut dengan agency problem. Dengan adanya komisaris independen maka menghindarkan asymmetric information
yang dapat menimbulkan potensi financial distress. sehingga dengan banyaknya komisaris independen maka tata kelola perusahaan akan
jauh lebih baik (Hanifah dan Purwanto, 2013).
Ariesta dan Chariri (2013) bependapat jika komisaris independen
dapat mengawasi manajemen maka pengawasan terhadap direksi
untuk menentukan kebijakan finansial atau penggunaan dana
(38)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariesta (2012) menyatakan
bahwa komisaris independen berpengaruh negatif terhadap financial distress. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah dan Purwanto (2013) yang menyatakan bahwa komisaris
independen tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress.
Dengan demikian, hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah:
H5 : Komisaris independen berpengaruh negatif terhadap financial
distress
6. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Financial Distress Kepemilikan manajerial merupakan penerapan tata kelola
perusahaan yang baik guna mengurangi masalah keagenan yang terus
terjadi yang dapat menimbulkan kondisi financial distress (Hanifah dan Purwanto, 2013). Dengan adanya peningkatan pada kepemilikan
manajerial maka akan membuat peningkatan penyatuan kepentingan
antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan sehingga
potensi mengalami kesulitan keuangan perusahaan akan menurun
(Hanifah dan Purwanto, 2013). Sehingga dengan adanya pengarahan
yang baik dari kepemilikan manajerial dapat membantu perusahaan
dalam mengalami kesulitan keuangan atau financial distress.
Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah dan Purwanto (2013)
menyatakan terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan manajerial
terhadap financial distress. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Agusti (2013) yang menyatakan bahwa
(39)
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhaap financial distress.
Dengan demikian, hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah:
H6 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap financial distress
7. Pengaruh Independensi Komite Audit terhadap Financial Distress Kompetensi komite audit dapat menunjukan tingkat pengetahuan
dan kompetensi komite audit untuk menjalankan tugasnya
meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat mengurangi permasalahan
perusahaan seperti potensi munculnya financial distress (Putri dan Merkusiwati, 2014). Jumlah anggota komite audit adalah lebih dari
satu orang agar para anggota komite audit dalam pertemuan dapat
saling berpendapat satu sama lain dikarenakan anggota komite audit
mempunyai latar belakang yang berbeda (Hanifah dan Purwanto,
2013).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariesta (2012) menyatakan
bahwa terdapat pengaruh negatif antara independensi komite audit
terhadap financial distress. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh (Hanifah dan Purwanto, 2013) yang menyatakan
tidak ada pengaruh independsi komite audit terhadap financial distress. Dengan demikian, hipotesis yang ketujuh dalam penelitian ini adalah:
H7 : Indepensi komite audit berpengaruh negatif terhadap financial
(40)
C. Model Penelitian
Model penelitian ini menggambarkan hubungan variable independen
dengan variable dependen yang disertai dengan arah hipotesis. Model
penelitian dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
-
-
+
-
-
-
-
Gambar 2.1 Model Penelitian Likuiditas
Efisiensi Operasi
Leverage
Kepemilikan Institusional
Komisaris Independen
Kepemilikan Manajerial
Independensi Komite Audit
(41)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Obyek/Subyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah perusahaan sektor transportasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015. Unit analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
sumbernya berasal dari laporan tahunan (annual report) perusahaan tranportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2013-2015 dalam situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id atau mendownload
langsung di website masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambil sampel dalam penelitian adalah menggunakan
purposive sampling.Dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan trasnportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2015.
b. Perusahaan yang tidak mengalami delisting selama periode 2013-2015.
(42)
c. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara berturu-turut
selama periode 2013-2015.
d. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan yang menyediakan
semua data yang dibutuhkan mengenai variable-variabel penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi
dokumentasi, metode pengumpulan data yang digunakan untuk
mengumpulkan data dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data
sekunder dan informasi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
yang ada dalam penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah
laporan tahunan perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2015.
E. Definisi Operasional danVariabel Penelitian a. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variable terikat dalam penelitian ini
adalah financial distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan sebelum terjadi kebangkrutan atau
likuidasi (Platt dan Platt, dalam Ariesta, 2012). Dalam penelitian ini,
financial distress diukur menggunakan interest converage ratio.
Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh (Hidayat, 2013) bahwa
(43)
kemampuan perusahaan dalam membayar utang perusahaan.
Perusahaan akan dianggap mengalami kondisi financial distress
apabila mempunyai interest converage ratio yang kurang dari 1, sedangkan perusahaan secara idealnya harus mempunyai interest converage ratio lebih dari 1,5 agar dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan baik. Sehingga semakin tinggi interest current rasio maka semakin besar perusahaan memenuhi kewajibannya. Untuk menghitung interest converage ratio adalah sebagai berikut:
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah menggunakan
variabel dummy, sehingga ddalam pengukurannya diberikan skor 1 untuk perusahaan yang mengalami financial distress dan skor 0 untuk perusahaan yang tidak mengalami financial distress.
b. Variabel Independen 1) Likuiditas
Likuiditas dapat menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam penelitian ini,
rasio pengukuran likuiditas menggunakan current ratio, dengan cara membandingkan aset lancar dengan kewajiban lancar
(Kurniasari dalam Agusti, 2013). Penggunaan current ratio sebagai proxy dalam pengukuran likuiditas dikarenakan perhitungan
current ratio menggunakan persediaan dalam aset, dimana persediaan dapat dijadikan jaminan terhadap potensi rugi dalam
(44)
usaha dengan cara merealisasikan aset lancar non kas menjadi kas,
dengan cara persediaan tersebut dijual (Agusti, 2013). Likuiditas
diukur menggunakan rumus sebagai berikut:
2) Efisiensi Operasi
Efisiensi operasi menunjukan perputaran aset yang dilakukan
oleh perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Pengukuran
efisiensi operasi dalam penelitian ini mengacu pada penelitian
(Yayanti dan Yanti, 2015) dimana efisiensi diukur menggunakan
Total Asset Turnover (TATO) menggunakan rumus sebagai berikut:
3) Leverage
Rasio leverage menunjukan seberapa pentingnya utang dalam mendanaipengoperasionalan perusahaan dengan cara menunjukan
prosentasi aset yang dilihat dari pendanaan utang. Dalam penelitian
ini, leverage diproxykan dalam financial leverage, dimana kewajiban yang ditimbulkan dari penggunaan dana terntentu dalam
pengoperasian perusahaan sehingga leverage dapat diukur engan cara melihat perbandingan total liabilities dengan total aset.
(45)
penelitian ini menggunakan total debt to asset ratio dengan rumus sebagai berikut:
4) Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan persentase
saham yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dari semua jenis
institusi mulai dari institusi asing maupun dalam negri yang
bergerak dalam bidang keuangan ataupun non keuangan.
Pengawasan dari institusi dengan background yang berbeda-beda dapat membuat obyek pengawasan perusahaan menjadi semakin
luas. Dengan demikian manajemen harus berusaha memaksimalkan
output perusahaan. Variabel kepemilikan institusional dalam
penelitian ini diukur menggunakan perhitungan persentase
kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi-institusi
atau lembaga dari seluruh saham yang beredar.
5) Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dari dewan komisaris
yang tidak memiliki keterikatan sehingga dapat menunjukan
kemampuannya untuk bertindak independen (Wardhani, 2006).
Variabel komisari independen diukur menggunakan proporsinya,
dimana dalam proporsi komisaris independen dihitung
(46)
6) Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan pihak manajerial yang
mempunyai saham perusahaan atau dengan kata lain kepemilikan
manajerial salah satu shareholder (Nindita et al, 2014) Dalam penelitian ini kepemilikan manajerial diukur berdasarkan
persentase saham yang dimiliki oleh manajerial dari seluruh saham
yang beredar.
7) Independensi Komite Audit
Independensi komite audit adalah proporsi dari jumlah
anggota audit yang independen diantara seluruh anggota komite
audit. Dalam penelitian ini independensi komite audit diukur
berdasarkan jumlah anggota komite audit independen dengan
(47)
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1) Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh gambaran dari data yang ingin diteliti. Statistik deskriptif
yang digunakan yaitu menggunakan nilai rata-rata, simpangan baku,
minimum dan maksimum.
2) Menilai Kelayakan Data dan Model Regresi
Dalam menguji kelayakan data digunakan Omnibus test of Model.
Pada pengujian penelitian ini menggunakan signifikasi level 0,05. Jika
nilai Sig < 0,05 maka tersebut dapat dinyatakan layak. Sedangkan pada
pengujian model regresi dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lamesshow Goodness-of Fit Test nilai Sig > 0,05 maka dapat dinyatakan layak (Yuanita, 2010).
3) Menilai Overall Model Fit
Penilaian secara keseluruhan model regresi (Overall Model of Fit) : Dalam menilai Overall Model Fit dilihat pada fungsi Likelihood. Dimana dilihat pada nilai -2 LogLikelihood awal dan akhir yaitu pada
block 0 dan block 1. Jika terjadi penurunan pada nilai -2 Log Likelihood pada Block 1, maka model kedua dari regresi menjadi lebih baik (layak digunakan).
4) Menguji Koefisien Determinasi ( )
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
(48)
independen maka digunakan koefisien determinasi yang dinyatakan
dalam bentuk . Nilai Koefisien determinasi yaitu antara 0 dan 1.
Jika nilai kecil maka kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabelnya terbatas. Dan sebaliknya jika nilai mendekati
angka 1 maka dapat dikatakan untuk memprediksi variasi dependen,
variabel independen sudah memberikan hampir seluruh informasi yang
dibutuhkan (Ghozali, 2007).
5) Uji Multikoliearitas
Model regresi yang baik adalah tidak terdapat gejala korelasi yang
kuat diantara variabel bebas untuk melihat seberapa besar korelasi
antar variabel bebas. Jika dalam variabel terapat korelasi cukup tinggi
(0,95) maka hal ini menunjukan indikasi adanya multikolinearitas. Jika
variabel tersebut berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal atau variabel independen tersebut sama dengan nol.
6) Tabel Klasifikasi
Hasil dari tabel matriks klasifikasi digunakan untuk memperjelas
ketepatan model regresi logistik dengan data penelitian, dimana
menunjukan hasil prediksi dengan hasil dari penelitian.
7) Uji Hipotesis
Analisis Regresi Logistik
Pengukuran dalam analisis penelitian ini menggunakan regresi
logistik karena variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metric
(49)
probabilitas terjadinya variabel dependen dapat memprediksi variabel
indepenen. Model regresi logistik dalam penelitian ini sebaagai
berikut:
βo + β1LIKUID + β2 EO + β3 LEV + β4 INST + β5 KI + β6 KM + β7 KA + ε
Keterangan:
FIN_DIS :Nilai 1 (satu) untuk perusahaan financial distress
dan nilai 0 (nol) untuk perusahaan non financial distress.
LIKUID : Likuiditas
EO : Efisiensi Operasi LEV : Leverage
INST : Kepemilikan Institusional KI : Komisaris Independen KM : Kepemilikan Manajerial KA : Independensi Komite Audit
(50)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa
(BEI) pada tahun 2013-2015. Berdasarkan metode purposive sampling
diperoleh 13 sampel dari perusahaan sektor transportasi menggunakan
periode pengamatan selama 3 tahun. Rincian pemilihan sampel
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel
Berdasarkan tabel 4.1 total perusahaan transportasi yang
terdaftar di BEI periode 2013-2015 berjumlah 86. Berdasarkan hasil
pemilihan sampel yang dilakukan peneliti, hanya 13 perusahaan
pertahun yang memenuhi kriteria penelitian. Periode pengamatan yang
diambil oleh peneliti adalah selama 3 tahun, yaitu
No Uraian Tahun
2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Total
1. Perusahaan transportasi yang listing di BEI
30 30 26 86
2. Perusahaan yang tidak melaporkan laporan
keuangannya secara berturut-turut
(7) (7) (3) 17
3. Perusahaan yang tidak menyediakan data yang diperlukan dalam variabel
(10) (10) (10) 30 4. Total perusahaan yang
dijadikan sampel
13 13 13 39
(51)
tahun 2013, 2014, dan 2015 maka total data yang diteliti berjumlah 39
perusahaan.
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Statistik deskriptif
Dalam melakukan analisis dan pembahasan pengujian,
dilakukan terlebih dahulu penggambaran mengenai data yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.
Hasil statistik deskriptif pada penelitian ini ditunjukan pada
Tabel 4.2. sebagai berikut
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LIKUID 39 ,0561 3,1637 ,953103 ,6151957
EO 39 ,0481 3,1902 ,556162 ,5335975
LEV 39 ,1447 1,9729 ,548874 ,2955368
INST 39 ,1110 ,8778 ,641156 ,2097467
KI 39 ,1667 ,6667 ,384662 ,1265729
KM 39 ,0001 ,7067 ,091023 ,1959175
KA 39 ,3333 ,6667 ,584346 ,1391727
FIN_DIS 39 0 1 ,28 ,456
Valid N
(listwise) 39
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pengamatan dalam
penelitian sebanyak 39, adapun hasil statistik deskriptif sebagai
(52)
sebesar 0,0561; nilai maksimum sebesar 3,1637; nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,953103; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 0,6151
Variabel Efisiensi Operasi (EO) memiliki nilai minimum
sebesar 0,0481; nilai maksimum sebesar 3,1902; nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,5561; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 0,5335. Variabel Leverage (LEV) memiliki nilai minimum sebesar 0,1447; nilai maksimum sebesar 1,9727; nilai
rata-rata (mean) sebesar 0,5488; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 0,2955. Variabel Kepemilikan Institusi (INST) memiliki nilai minimum sebesar 0,1110; nilai
maksimum sebesar 0,8778 nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6411; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 0,2097. Variabel Komisaris Independen (KI) memiliki nilai minimum
sebesar 0,1667; nilai maksimum sebesar 0,6667 nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,3846; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 0,1265. Variabel Kepemilikan Manajerial (KM)
memiliki nilai minimum sebesar 0,0001; nilai maksimum
sebesar 0,7067; nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0910; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 0,1959. Variabel Independensi Komite Audit (KA) memiliki nilai minimum
sebesar 0,3333; nilai maksimum sebesar 0,6667 nilai rata-rata
(53)
sebesar 0,1391. Variabel financial distress dalam analisis deskriptif memiliki nilai minimum sebesar 0,00; nilai
maksimum sebesar 1,00; nilai rata-rata (mean) sebesar 0,28 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 0,456.
2. Menilai Kelayakan Data dan Model Regresi
Sebelum melakukan analisis model regresi logistik, adalah
melakukan pengujian kelayakan data dan model regresi. Hasil
pengujian kelayakan data dengan menggunakan Omnibus Test of Model dijelaskan pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Menilai kelayakan data Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 15,733 7 ,028
Block 15,733 7 ,028
Model 15,733 7 ,028
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan pengujian Omnibus Test of Model terlihat
nilai signifikan sebesar 0,028 < 0,05 (lebih kecil dari alpha)
sehingga menunjukan bahwa data dalam penelitian ini layak
untuk digunakan.
Sedangkan hasil pengujian kelayakan menggunakan
Hosmer and Lemeshow Goodness-of Fit Test dijelaskan pada tabel 4.4 sebagai berikut:
(54)
Tabel 4.4
Pengujian Kelayakan Model Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 11,972 8 ,152
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan pengujian Hosmer and Lemeshow Goodness-of Fit Test untuk menguji kelayakan model, menghasilkan Chi-square sebesar 11,972 dengan nilai Sig 0,152 (lebih besar dari
alpha) sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
digunakan layak untuk melanjutkan pengujian dalam penelitian
ini.
3. Menilai Overall Model Fit
Untuk menilai secara keseluruhan model regresi,
menggunakan pengujian -2 Log Likelihood dijelaskan pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji -2 Log Likelihood Test
Step -2 Log Likelihood
0 46,401
1 30,668
15,773 Sumber: output SPSS
Tabel 4.5 menunjukan hasil -2 Log Likelihood yang hasil semulanya adalah sebesar 46,401 menurun menjadi 30,668.
Apabila variabel-variabel bebas seperti likuiditas, efisiensi
(55)
independen, kepemilikan manajerial, dan independensi komite
audit dimasukan maka nilai -2 Log Likelihood dari konstanta akan berubah menjadi 30,668. Penurunan nilai -2 Log Likelihoo
pada penelitian ini menunjukan hasil model regresi yang baik.
Hal ini menggambarkan bahwa model Binary Logistic Regression pada penelitian ini sudah fit atau sesuai dengan data. 4. Menguji Koefisien Determinasi ( )
Koefiesien determinasi untuk menguji seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.
Nagelkerke’s R Square Test merupakan modifikasi dari koefisien Cox and and Snell’s dengan nilai maksimum. Hasil pengujian koefisien determinasi dijelaskan oleh nilai
Nagelkerke’s RSquare dalam tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6
Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Step -2 Log
likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 30,668a ,332 ,477
a. Estimation terminated at iteration number 10 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai
Nagelkerke’s R Square sebesar 0,477. Nagelkerke’s R Square
merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk memastikan nilainya adalah variasi dari nol sampai dengan
(56)
satu. Nilai Nagelkerke’s R Square menunjukan bahwa 47,7 % variabel dependen dalam model ini dapat dijelaskan oleh
variabel independen yaitu, likuiditas, efisiensi operasi, leverage,
kepemilikan institusional, komisaris independen, kepemilikan
manajerial dan independensi komite audit. Sedangkan sisanya
52,3 % dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya diluar dalam
penelitian ini.
5. Uji Multikolinearitas (Corellation Matrix)
Pengujian multikolinearitas ditunjukan untuk menguji
model regresi apakah terjadi adanya korelasi antar variabel
bebas. Hasil pengujian multikolinearitas pada penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas Correlation Matrix Const ant LIK
UID EO LEV INST KI KM KA Step
1
Const
ant 1,000 -,042 -,191 -,237 -,666 ,048 -,525 -,733 LIKU
ID -,042 1,000 -,102 ,404 -,502 ,482 -,288 ,004 EO -,191 -,102 1,000 -,311 ,178 -,207 ,346 ,047 LEV -,237 ,404 -,311 1,000 -,174 ,077 -,309 ,103 INST -,666 -,502 ,178 -,174 1,000 -,587 ,620 ,320 KI ,048 ,482 -,207 ,077 -,587 1,000 -,284 ,009 KM -,525 -,288 ,346 -,309 ,620 -,284 1,000 ,263 KA -,733 ,004 ,047 ,103 ,320 ,009 ,263 1,000 Sumber : Output SPSS
(57)
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa tidak ada korelasi
antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,95 sehingga dapat
disimpulkan dalam data penelitian ini tidak terdapat
multikolinearitas dan hasil yang diperoleh tidak bias pada model
yang digunakan dalam penelitian ini.
6.Tabel Klasifikasi
Hasil pengujian tabel klasifikasi dijelaskan oleh tabel 4.8
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Tabel Klasifikasi
Classification Tablea
Observed Predicted FIN_DIS Percentage Correct NON DISTRE SS DISTRE SS Step 1 FIN_DI
S
NONDISTR
ESS 25 3 89,3
DISTRESS 4 7 63,6
Overall Percentage 82,1
a. The cut value is ,500 Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa prediksi dari
model regresi logistik logistik dalam mengetahui suatu
perusahaan mengalami financial distress sebesar 82,1 %. Hal ini menunjukan bahwa terdapat 11 perusahaan (63,6 %) yang
mengalami financial distress, sedangkan prediksi suatu perusahaan yang non financial distress adalah 89,3 %. Maka
(58)
terdapat 28 perusahaan (89,3%) yang tidak mengalami kondisi
financial distress.
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig.
Exp(B ) Step 1a LIKUID -,170 ,968 ,031 1 ,861 ,844
EO -3,929 1,976 3,956 1 ,047 ,020
LEV 1,810 3,146 ,331 1 ,565 6,109
INST -6,590 5,467 1,453 1 ,228 ,001
KI 1,942 4,420 ,193 1 ,660 6,973
KM -89,087 54,309 2,691 1 ,101 ,000
KA -1,962 3,308 ,352 1 ,553 ,141
Constant
6,454 4,740 1,853 1 ,173 634,9 28 a. Variable(s) entered on step 1: LIKUID, EO, LEV, INST, KI, KM, KA.
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dirumuskan persamaan regresi
sebagai berikut:
βo – 0,170 LIKUID – 3,929 EO + 1,810 LEV - 6,590 INST + 1,942 KI - 89,087 KM – 1,962 KA + ε
Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian: 1) Pengaruh likuiditas terhadap financial distress
Berdasarkan Tabel menunjukkan likuiditas memiliki nilai
koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -0,170, dengan
(59)
berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa likuiditas
berpengaruh negatif terhadap financial distress dinyatakan ditolak. 2) Pengaruh Efisiensi Operasi terhadap financial distress
Berdasarkan Tabel menunjukkan efisiensi operasi memiliki
nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -3,929, dengan
signifikansi sebesar 0,047 < alpha (0,05) sehingga likuiditas
berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa efisiensi operasi
berpengaruh negatif terhadap financial distress dinyatakan diterima.
3) Pengaruh Leverage terhadap financial distress
Berdasarkan Tabel menunjukkan leverage memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya positif sebesar 1,810, dengan
signifikansi sebesar 0,565 > alpha (0,05) sehingga leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap financial distress dinyatakan ditolak. 4) Pengaruh kepemilikan institusional terhadap financial distress
Berdasarkan Tabel menunjukkan kepemilikan institusional
memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar
-6,590, dengan signifikansi sebesar 0,228 > alpha (0,05) sehingga
(60)
distress. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif
terhadap financial distress dinyatakan ditolak.
5) Pengaruh komisaris independen terhadap financial distress
Berdasarkan Tabel menunjukkan komisaris independen
memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya positif sebesar 1,942,
dengan signifikansi sebesar 0,660 > alpha (0,05) sehingga
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif terhadap
financial distress dinyatakan ditolak.
6) Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap financial distress
Berdasarkan Tabel menunjukkan kepemilikan manajerial
memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar
-89,087, dengan signifikansi sebesar 0,101 > alpha (0,05) sehingga
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian hipotesis keenam (H6) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap
financial distress dinyatakan ditolak.
7) Pengaruh independensi komite audit terhadap financial distress
Berdasarkan Tabel menunjukkan independensi komite audit
memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar
(61)
independensi komite audit tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian hipotesis ketujuh (H7) yang menyatakan bahwa independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap
financial distress dinyatakan ditolak.
TABEL 4.10
RINGKASAN HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS 1
Kode Hipotesis Hasil
H1 Likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Ditolak
H2 Efisiensi operasi berpengaruh negatif terhadap
financial distress
Diterima
H3 Leverage berpengaruh positif terhadap financial distress.
Ditolak
H4 Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Ditolak
H5 Komisaris independen berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Ditolak
H6 Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Ditolak
H7 Independensi komite auditberpengaruh negatif terhadap financial distress.
Ditolak
D. Pembahasan (Intepretasi)
1) Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Distress
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka
pendek perusahaan. Kewajiban jangka pendek yang lebih
dibandingkan aset akan membuat perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban lancarnya yang akan dapat terjadi sewaktu-waktu,
(62)
dapat memicu munculnya utang baru dalam menutup kewajiban
jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo (Hanifah, 2013).
Hasil uji logistik pada penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas
tidak berpengaruh terhadap financial distress yang sehingga hipotesis pertama ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Liana dan Sutrisno (2014) bahwa likuiditas tidak
berpengaruh terhadap financial distress.
Variabel likuiditas tidak berpengaruh dalam penelitian ini
disebabkan karena ada kemungkinan perusahaan memiliki kewajiban
lancar yang rendah dibandingkan dengan aset lancar yang digunakan
sehingga tidak mempengaruhi kondisi perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai kewajiban lancar rendah cenderung memlilih kewajiban
jangka panjang.
2) Pengaruh Efisiensi Operasi terhadap Financial Distress
Efisiensi operasi menggunakan rasio aktivitas dapat mengukur dan
menggambarkan seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan
sumber daya yang dimiliki. Mengukur seberapa jauh keefektifitasan
dalam penggunaan aset dengan cara melihat tingkat aktivitas aset
tersebut (Yuanita, 2010).
Hasil uji logistik pada penelitian ini menunjukan efisiensi operasi
berpengaruh negatif terhadap financial distress sehingga hipotesis kedua diterima. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
(63)
dilakukan oleh Hidayat dan Meranti (2014) bahw efisiensi operasi
berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Variablel efisiensi yang berpengaruh negatif pada penelitian ini
disebabkan karena ada kemungkinan pendapatan yang diperoleh oleh
perusahaan jauh lebih besar dibandingkan dengan aset yang
digunakan oleh perusahaan sehingga dapat menghasilkan pendapatan
yang tinggi dan mempengaruhi perusahaan semakin terhindar dari
kondisi kesulitan keuangan atau financial distress.
3) Pengaruh Leverage terhadap Financial Distress
Analisis leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendek dan jangka
panjang. Apabila perusahaan pembiayaannya lebih banyak
menggunakan utang, maka akan beresiko terhadap kesulitan
pembayarannya di masa yang akan datang akibat utang perusahaan
lebih besar dari pengelolaan aset yang dimiliki. Jika keadaan ini tidak
dapat diatasi dengan baik, maka bukan tidak mungkin potensi
teradinya financial distress akan semakin besar (Hanifah, 2013). Hasil uji logistik pada penelitian ini menunjukan leverage tidak berpengaruh positif terhadap financial distress sehingga hipotesis yang ketiga dalam penelitian ini ditolak. Hasil ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putri dan Merkusiwati
(2014) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress.
(64)
Variabel leverage yang tidak berpengaruh dalam penelitian ini disebabkan karena ada kemungkinan perusahaan yang memiliki
leverage tinggi belum tentu memiliki beban tinggi sehingga tidak menghasilkan laba yang rendah, dengan laba yang tinggi tersebut
paat meminimalisir utang perusahaan sehinggapotensi financial distress tidak berpengaruh.
4) Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Financial Distress
Kepemilikan institusional merupakan salah satu penerapan
coporate governance yang dapat mengurangi masalah dalam teori keagenan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan
sehingga menimbulkan keselarasan kepentingan dari para pemangku
kepentingan atau stakeholders. Saham yang dimiliki oleh instansi atau lembaga dapat menjadi suntikan modal bagi kelancaran
operasional perusahaan.
Hasil uji logistik dalam penelitian ini menunjukan bahwa
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap financial distress sehingga hipotesis keempat ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sastriana dan Fuad
(2013) bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
financial distress.
Variabel kepemilikan institusional yang tidak berpengaruh pada
(65)
dimiliki oleh instansi atau lembaga tidak terlalu besar sehingga tidak
berpengaruh terhadap kondisi financial distress perusahaan. 5) Pengaruh Komisaris Independen terhadap Financial Distress
Dengan adanya komisaris independen dapat menghindari
asymmetric information yang dapat menimbulkan kondisi financial distress. Sehingga dengan proporsi komisaris independen yang besar maka akan memiliki tata kelola perusahaan yang lebih baik (Hanifah
dan Purwanto, 2013).
Uji logistik pada penelitian ini menunjukan komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap financial distress sehingga hipotesis kelima ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Hanifah dan Purwanto (2013) menyatakan bahwa
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap financial distress.
Variabel komisaris independen yang tidak berpengaruh pada
penelitian ini disebabkan karena kemungkinan komisaris independen
yang berada pada jajaran dewan komisaris lebih sedikit sehingga
kekuatan independensi pengawasan yang dilakukan terhadap
manajemen masih kurang dan tidak membuat pengaruh terhadap
kesulitan keuangan dan kondisi perusahaan.
6) Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Financial Distress
Dengan adanya peningkatan pada kepemilikan manajerial maka
akan membuat peningkatan penyatuan kepentingan antara pemilik
(66)
mengalami kesulitan keuangan perusahaan akan menurun (Hanifah
dan Purwanto, 2013).
Uji logistik dalam penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap financial distress sehingga hipotesis keenam ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Agusti (2013) bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap financial distress.
Variabel kepemilikan manajerial yang tidak berpengaruh terhadap
financial distress disebabkan karena persentase kepemilikan saham oleh direksi dan komisaris tidak terlalu berpengaruh besar terhadap
adanya kondisi financial distress perusahaan sehingga tidak mempengaruhi kesulitan keuangan perusahaan dalam
keberlangsungan usahanya.
7) Pengaruh Independensi Komite Audit terhadap Financial Distress
Peran komite audit adalah untuk menjaga organisasi melalui
kewenangannya untuk mempertanyakan manajemen puncak
mengenai cara tanggung jawab pelaporan keuangan yang ditangani,
serta memastikan bahwa keputusan yang diambil tepat.
Uji logistik dalam penelitian ini menunjukan bahwa independensi
komite audit tidak berpengaruh terhadap financial distress sehingga hipotesis ketujuh ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian
(67)
bahwa independensi komite audit tidak berpengaruh terhadap
financial distress.
Variabel independensi anggota komite audit yang tidak
berpengaruh dalam penelitian ini disebabkan karena independensi
anggota komite audit masih diragukan dalam hal memberikan
pengawasan dan pengendalian internal. Penunjukan yang masih
belum jelas dan terbuka juga dapat mengurangi independensi karena
ada kemungkinan jika anggota yang dipilih masih memiliki hubungan
dengan direksi ataupun komisaris. Hal ini membuat para pemegang
saham akan merasa dirugikan dan menarik sahamnya yang akan
(68)
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh likuiditas,
efisiensi operasi, leverage, dan mekanisme corporate governance terhadap
financial distress pada perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan bab IV, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Likuiditas tidak berpengaruh negatif terhadap financial distress.
2. Efisiensi operasi berpengaruh negatif terhadap financial distress.
3. Leverage tidak berpengaruh positif terhadap financial distress.
4. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh negatif terhadap financial distress.
5. Komisaris independen tidak berpengaruh negatif terhadap financial distress.
6. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh negatif terhadap financial distress.
7. Independensi komite audit tidak berpengaruh negatif terhadap
financial distress.
(69)
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran untuk
perbaikan penelitian kedepanya sebagai berikut:
1. Memperluas populasi dalam penelitian sehingga tidak hanya pada
perusahaan sektor transportasi, tetapi dapat mencakup perusahaan
sektor-sektor lainnya.
2. Penelitian hanya menganalisa pengaruh likuiditas, efisiensi operasi,
leverage, dan mekanisme corporate governance selama tiga tahun saja. Diharapkan selanjutnya dapat menambah jumlah sampel
penelitian dengan mamanjangkan periode waktu penelitian agar hasil
penelitian dapat lebih mencerminkan kondisi yang sesungguhnya. 3. Bagi investor, hasil ini dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih
perusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan yang baik, kondisi
keuangan yang sehat sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk
membeli saham pada perusahaan.
4. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk menciptakan regulasi mengenai tata pengelolaan
(70)
C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini:
1. Periode pengamatan dalam penelitian ini hanyalah tiga periode, yaitu
2013-2015 sehingga hanya mendapatkan 39 perusahaan sebagai
sampel penelitian.
2. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini tidak
menggunakan perusahaan selain jenis perusahaan transportasi
sehingga populasi dalam penelitian ini terbatas.
3. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya
menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
sehingga hasil penelitian ini dapat digeneralisasi untuk jenis
perusahaan lainnya.
4. Dalam penelitian ini hanya menggunakan Interest Converage Ratio
untuk mengukur Financial Distress sehingga dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pengukuran yang lainnya
(71)
DAFTAR PUSTAKA
Alhaddad, Waseem, Saleh Taher Alzurqan, dan Fares Jamil Al Sufy, 2011 “The effect of Corporate Governance on the Performance of Jordanian Industrial Companies: An empirical study on Amman Stock Exchange.
International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 1. No. 4. Ariesta, D.R. dan Anis Chariri. (2013). Analisis pengaruh struktur dewan
komisaris, struktur kepemilikan saham dan komite audit terhadap financial distress. Diponegoro Journal of Accounting. Vol 1 (1). hal 1-9. Brigham, E.F., et al. (2015). Essentials of financial management. Third Edition.
Singapore: Cengage Learning.
Brigham, Eugene F and Philip R. Daves, 2003 “Intermediate Financial Management”. Eight Edition. Thomson. South-Western.
Chalendra Prasetya Agusti, 2013 “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan Terjadinya Financial Distress”, Skirpsi Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Dwiki Ryno Ariesta, 2012 “Analisis Pengaruh Struktur Dewan Komisaris, Struktur Kepemilikan Saham dan Komite Audit terhadap Financial Distress”, Program Sarjana Fakultas Ekonomika & BisnisUniversitas Diponegoro
Ghozali, I, 2006 “Analisis Multivariat dengan program SPSS” Edisi ketiga. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
I Gusti Agung Ayu Pritha Cinantya, Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati, 2015 “ Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, dan Ukuran Perusahaan pada Financial Distress” ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3(2015): 897-915
Jensen, M. and Meckling, W, 1976,. Theory of the Firm : Managerial Behavior Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Finance Economics 3, pp. 305-306.
Jiming, Li dan Weiwei, Du. 2011. An Empirical Study on the Corporate Financial Distress Prediction Based on Logistic Model Evidence from China’s Manufacturing Industry. International Journal of Digital Content Technology Vol.5 No.6.
Kasmir, 2009 “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi pertama – Jakarta : Rajawali Pers.
Liana, Deny dan Sutrisno, 2014 “Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur”, Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis. Vol 2 (1).
(1)
Hasil Uji Kelayakan dan Model Regresi
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1
Step 15.733 7 .028
Block 15.733 7 .028
Model 15.733 7 .028
Sumber: Output SPSS
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 11.972 8 .152
(2)
Hasil Uji
Overall Model Fit
Step
-2 Log Likelihood
0
46.401
1
30.668
15.773
Sumber: Output SPSS 22.0
(3)
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1
30.668a .332 .477
a. Estimation terminated at iteration number 10 because parameter estimates changed by less than .001.
(4)
Hasil Uji Multikolinearitas
Correlation Matrix
Const ant
LIKUI
D EO LEV INST KI KM KA
Step 1
Const
ant 1.000 -.042 -.191 -.237 -.666 .048 -.525 -.733
LIKUI
D -.042 1.000 -.102 .404 -.502 .482 -.288 .004
EO -.191 -.102 1.000 -.311 .178 -.207 .346 .047
LEV -.237 .404 -.311 1.000 -.174 .077 -.309 .103
INST -.666 -.502 .178 -.174 1.000 -.587 .620 .320
KI .048 .482 -.207 .077 -.587 1.000 -.284 .009
KM -.525 -.288 .346 -.309 .620 -.284 1.000 .263
KA -.733 .004 .047 .103 .320 .009 .263 1.000
(5)
Hasil Uji Tabel Klasifikasi
Classification Tablea
Observed
Predicted
FIN_DIS Percentage
Correct
0 1
Step 1 FIN_DIS 0 25 3 89.3
1 4 7 63.6
Overall Percentage 82.1
a. The cut value is .500
(6)
Hasil Uji Hipotesis
Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 1a LIKUID -.170 .968 .031 1 .861 .844
EO -3.929 1.976 3.956 1 .047 .020
LEV 1.810 3.146 .331 1 .565 6.109
INST -6.590 5.467 1.453 1 .228 .001
KI 1.942 4.420 .193 1 .660 6.973
KM -89.087 54.309 2.691 1 .101 .000
KA -1.962 3.308 .352 1 .553 .141
Constan
t 6.454 4.740 1.853 1 .173 634.928