Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku dan Produksi di PT. XYZ

ALGORITMA

1. Algoritma Stok Bahan Baku
Definisi Variabel:
string kode_supplier, kode_perintah;
int tanggal;
real stock, jmh_masuk, jmh_keluar, total;

Rinician Langkah:
{pembacaan data}
write (“ stok :”);
read (stock);
write (“ pilih tanggal penerimaan bahan baku : “);
readln (tanggal);
write (“ pilih kode supplier :”);
readln (kode_supplier);
write (“masukkan jumlah bahan baku masuk : “);
readln (jmh_masuk);
{ menghitung bahan baku masuk}
bahan baku masuk  (stock + jmh_masuk);
write (“bahan baku masuk :”);

read (total);
{ tampilkan hasil}

writeln (“waktu :”, tanggal);
writeln (“kode supplier :”, kode_supplier);
writeln (“barang masuk :”, jmh_masuk);
writeln (“total :”, bahan baku masuk);

{pembacaan data}
write (“ stok :”);
read (stock);
write (“ pilih tanggal pengeluaran bahan baku : “);
readln (tanggal);
write (“masukkan jumlah bahan baku keluar : “);
readln (jmh_keluar);
write (“ pilih kode perintah :”);
readln (kode_perintah);
{ menghitung bahan baku keluar}
bahan baku keluar  (stock - jmh_keluar);
write (“bahan baku keluar :”);

read (total);
{ tampilkan hasil}
writeln (“waktu :”, tanggal);
writeln (“kode perintah:”, kode_perintah);
writeln (“barang keluar :”, jmh_keluar);
writeln (“total :”, bahan baku keluar);

2. Algoritma Stok PKO

Definisi Variabel:
string kode_hasil, kode_jual;
int tanggal;
real stock, jmh_masuk, jmh_keluar, total;

Rinician Langkah:
{pembacaan data}
write (“ stok :”);
read (stock);
write (“ pilih tanggal penerimaan PKO : “);
readln (tanggal);

write (“ pilih kode hasil :”);
readln (kode_hasil;
write (“masukkan jumlah PKO masuk : “);
readln (jmh_masuk);
{ menghitung PKO masuk}
PKO masuk  (stock + jmh_masuk);
write (“PKO masuk :”);
read (total);
{ tampilkan hasil}
writeln (“waktu :”, tanggal);

writeln (“kode hasil :”, kode_hasil);
writeln (“barang masuk :”, jmh_masuk);
writeln (“total :”, PKO masuk);

{pembacaan data}
write (“ stok :”);
read (stock);
write (“ pilih tanggal pengeluaran PKO : “);
readln (tanggal);

write (“masukkan jumlah PKO keluar : “);
readln (jmh_keluar);
write (“ pilih kode jual :”);
readln (kode_jual);
{ menghitung PKO keluar}
PKO keluar  (stock - jmh_keluar);
write (“PKO keluar :”);
read (total);
{ tampilkan hasil}
writeln (“waktu :”, tanggal);
writeln (“kode jual:”, kode_jual);
writeln (“barang keluar :”, jmh_keluar);
writeln (“total :”, PKO keluar);

3. Algoritma Perhitungan Bahan Baku

Definisi Variabel :
int waktu;
real pesanan, minta, simpan, pesan_ekonomis;


Rincian Langkah :
{Pembacaan Data}
write (“ masukkan biaya pesan:”);
readln (pesanan);
write (“ masukkan tingkat permintaan : “);
readln (minta);
write (“masukkan biaya simpan : “);
readln (simpan);
{ menghitung perhitungan bahan baku}
perhitungan  (((2*pesanan*minta)/simpan)^0.5));
{ tampilkan hasil}
writeln (“waktu :”, waktu);
writeln (“biaya pesan:”, pesanan);
writeln (“tingkat permintaan:”, minta);
writeln (“biaya simpan :”, simpan);
writeln (“pesan ekonomis :”, perhitungan);

DAFTAR PUSTAKA
Anorga, Pandji. 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arbie. 2004. Manajemen Database dengan MySQL. Yogyakarta : ANDI.

Bin Ladjamudin, Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Gaspersz, Vincent. 2000. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Armico.
Imbar, Radiant Victor. 2011. Pembuatan Sistem Informasi Pembelian, Penjualan,
dan Produksi dengan Penjadwalan Mesin Produksi. Universitas Kristen
Maranatha : Jurnal Sistem Informasi VOL.6.No,1.
Jogiyanto.2000. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Laguna, Manuel dan Johan Marklund. 2004. Business Process Modeling,
Simulation, And Desain. New Jersey: Prentice Hall.
Management Group, Object. 2008. Business Process Modelling Notation, V1.1,.
(diakses dari http://www.omg.org/spec/BPMN/1.1/PDF). USA. Needham.
Peppard, Joe dan Philip Rowland. 1994. The Essence of Business Process
Reengineering. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pressman, Roger S. 2001. Software Engineering A Practitioner’s Approach.
America : Mc Graw-Hill.
Sinulingga, Sukaria. 2008. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Subatri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Penerbit Andi.
Sunarfrihantono, Bimo. 2002. PHP dan MySQL Untuk Web. Yogyakarta : Andi.


Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutarman. 2007. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta
: Graha Ilmu
Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1.

Defenisi Sistem 2
Sistem sering didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi salah satu definisi

yang paling banyak dikutip ialah sebagai berikut:
Sistem ialah seperangkat elemen atau komponen yang saling bergantung
atau berinteraksi satu dengan yang lain menurut pola tertentu dan membentuk satu
kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Definisi diatas menjelaskan karakteristik sebuah sistem yaitu seperangkat
elemen yang membentuk satu kesatuan (unity), mempunyai hubungan fungsional

(Functional relationship) dan kesatuan tujuan. Sekelompok benda yang terletak
secara acak dalam sebuah ruangan memenuhi persyaratan sebagai seperangkat
elemen tetapi tidak dapat disebut sebagai sistem karena antar benda tersebut tidak
terjadi interaksi atau tidak membentuk hubungan fungsional dan tidak memiliki
kesatuan tujuan. Tubuh manusia adalah sebuah sistem yang komponenkomponennya adalah kerangka, otak, syaraf, cairan tubuh, dan lain-lain. Masingmasing komponen memiliki fungsi masing-masing tetapi terintegrasi dalam satu
kesatuan yang utuh sehingga manusia dapat melakukan apa yang diinginkannya
tanpa terjadi kontraksi yang negatif antar komponen.

2

Sukaria Sinukingga, Pengantar Teknik Industri, (Graha Ilmu: Yogyakarta, 2008), hal. 16-17.

3.2.

Karakteristik Sistem
Di samping memiliki seperangkat elemen atau komponen, dan hubungan

fungsional, sebuah sistem juga harus memiliki atribut. Komponen dari sebuah
sisten adalah elemen-elemen operasional dari sistem tersebut yang terdiri dari
input, proses, dan output. Keterkaitan atau interaksi antar komponen sistem

dengan atribut tertentu menentukan tujuan dari sistem tersebut. Properti dari
komponen sistem menjelaskan sifat-sifat dari komponen tersebut yaitu:
a.

Sifat-sifat dan perilaku setiap komponen dalam perangkat komponen
memberikan efek terhadap sifat-sifat dan perilaku seluruh perangkat dalam
sistem.

b.

Sifat-sifat dan perilaku masing-masing komponen bergantung pada sifat-sifat
dan perilaku sedikitnya salah satu komponen lainnya.

c.

Setiap sub-set dari komponen juga memiliki sifat-sifat dan karakteristik,
tetapi komponen-komponen tidak dapat dibagi ke dalam sub-set yang
independen.

3.3.


Informasi 3
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang

berguna bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat
dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang dan keputusan-keputusan
yang akan datang. Pada dasarnya informasi adalah data yang penting yang

3

Vincent Gaspersz, Sistem Informasi Manajemen,(Armico: Bandung, 2000), hal 15-16.

memberikan pengetahuan yang berguna. Apakah suatu informasi itu berguna atau
tidak tergantung kepada:
1. Tujuan si penerima
Apabila informasi itu tujuannya untuk memberi bantuan, maka informasi itu
harus membantu si penerima dalam apa yang ia usahakn untuk
memperolehnya.
2. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
Dalam menyampaikan dan mengolah data, inti dan pentingnya informasi

harus dipertahankan
3. Waktu informasi itu diterima
Apakah informasi itu masih tepat waktunya (up to date)
4. Ruang dan tempat
Apakah informasi itu tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat
5. Benuk informasi itu sendiri
Dapatkah informasi dipergunakan secara efektif? Apakah informasi itu
menunjukkan

hubungan-hubungan

yang

diperlukan,

kencenderungan-

kecenderungan, dan bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen?
Dan apakah informasi itu menekankan situasi-situasi yang ada hubungannya?
6. Apakah hubungan antara kata-kata dan arti yang diinginkan cukup jelas?
Adakah kemungkinan salah tafsir?
Dari uraian diatas jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus
disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat , dan dalam bentuk
yang tepat pula.

3.4.

Sistem Informasi 4
Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi

yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan
untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan. Pada dasarnya sistem
informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari
komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu
menyajikan informasi. Sistem informasi di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat
manajerial, dan kegiatan strategi dari suat organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data
tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistem
menghendaki agar masukan, pengolahan dan keluaran tiba pada saaat bersamaan,
yang sebaliknya sesuai untuk sistem pengolahan informasi yang paling sederhana,
dimana semua masukan tersebut tiba pada saat bersamaan tetapi hal tersebut
jarang sekali terjadi.
Sistem informasi memiliki komponen-komponen yang saling terintegrasi
membentuk satu kesatuan dalam mencapai sasaran sistem. Adapun komponenkomponen tersebut adalah:

4

Teguh Wahyono, Sistem Informasi, (Graha Ilmu : Yogyakarta, 2004), hal 17-19.

a.

Blok masukan (Input Block)
Blok masukan dalam sebuah sistem informasi meliputi metode-metode dan
media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, dapat berupa dokumendokumen dasar.

b.

Blok model ( Model Block)
Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika
yang berfungsi memanipuasikan data untuk keluaran tertentu.

c.

Blok keluaran (Output Block)
Blok keluaran berupa data-data keluaran seperti dokumen output dan
informasi yang berkualitas

d.

Blok teknologi (Technology Block)
Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
serta membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi
ini merupakan komponen bantu yang memperlancar proses pengolahan yang
terjadi dalam sistem.

e.

Blok Basis Data (Database Block)
Merupakan kumpulan data yang berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan
di perangkat keras komputer dan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

f.

Blok kendali (Controls Blok)
Meliputi masalah pengemdalian terhadap operasional sistem yang berfungsi
mencegah dan menangani kesalahan/kegagalan sistem.

3.5.

Definisi Sistem Informasi Manajemen 5
Sistem manajeman informasi dapat didefenisikan sebagai kumpulan

subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama membentuk satu
kesatuan, saling berinteraksi dan berkerjasama antara bagian satu dengan yang
lainnya dengan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima
masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing), dan
menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan
keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan
akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung
kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi, dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebu guna mencapai
tujuan.

3.5.1. Tujuan Sistem Informasi Manajemen 6
Adapun tujuan dari SIM adalah untuk mengintegrasikan semua sistem
informasi dalam organisasi dan untuk memonitor kegiatan-kegiatan dalam
perusahaan agar diketahui apakah kegiatan tersebut tetap seimbang. Sebagai
contoh, SIM yang baik dapat digunakan untuk memonitor penjualan harian di
setiap daerah pemasaran, untuk membandingkannya dengan angka-angka
persediaan pada masing-masing daerah, untuk meninjau jadwal produksi setiap
pabrik, dan memberikan laporan harian yang memperlihatkan apakah produksi

5

6

Edhy Sutanta, Sistem Informasi Manajemen, (Graha Ilmu: Yogyakarta,2003), hal. 19.
Vincent Gaspersz, Sistem Informasi Manajemen,(Armico, Jakarta, 1988), hal 17-18.

harus dikurangi atau ditingkatkan, dan apakah harus diturunkan untuk
meningkatkan permintaan. Dalam praktek, tentunya SIM dapat lebih memadai
memonitor informasi dari fungsi-fungsi yang lebih banyak lagi.

3.5.2. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen 7
Berikut karakteristik SIM guna mendapatkan sinyal yang lebih dini
tentang keberadaan dan kondisi SIM di organisasi:
1.

SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasional dan
tingkat kontrol saja. Meskipun demikian, SIM dapat digunakan pula sebagai
alat untuk perencanaan bagi staf yang sudah senior.

2.

SIM didesain untuk memberikan laporan operasional sehari-hari sehingga
dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan lebih
baik.

3.

SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan,
serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

4.

SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah.
Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada Decision Support
Systems. 5. SIM biasanya berorientasi pada data yang sudah terjadi atau data
yang sedang terjadi, bukan data yang akan terjadi, seperti forecasting.

5.

SIM juga berorientasi pada data di dalam organisasi disbanding data dari luar
organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan oleh SIM adalah
informasi yang sudah diketahui formatnya serta relatif stabil.

7

Tata Subatri, Sistem Informasi Manajemen, (Penerbit Andi, Jakarta, 2003), hal 93.

6.

SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang dihasilkan
banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memiliki kemampuan
agar manajer dapat membuat laporannnya sendiri, tetapi data yang
dibutuhkan manajer tersebut telah ada dan sudah disiapkan lebih dahulu.
Sebagaimana problematika yang disebutkan di atas, SIM membutuhkan

perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil memperhitungkan
perkembangan organisasi di masa mendatang.

3.7.

Pengertian Proses Bisnis 8
Bisnis

adalah

pertukaran

barang,

jasa,

atau

uang

yang saling

menguntungkan atau memberikan manfaat. Sedangkan menurut arti dasarnya,
bisnis memiliki makna sebagai the buying selling of goods and services. Sebagai
perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang,
jasa, atau uang untuk menghasilkan keuntungan. Dunia bisnis sendiri memiliki
kendala-kendala tertentu, dan juga menunjukan karakteristik yang khas.
Kenyataan ini sebenarnya sudah cukup untuk membuat orang harus keluar
memikirkan kembali mengenai usaha dan langkah-langkah yang sampai sekarang
cenderung dilakukan dalam dunia bisnis.
Proses dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dimaksudkan
untuk mencapai suatu hasil, atau lebih khusus, sebagai satu set tugas yang secara
logis terkait dengan pencapaian hasil suatu bisnis yang ditetapkan. Dalam kedua
definisi ini hal utama yang penting adalah hasil akhir, dimana proses dilakukan

8

Pandji Anorga, Manajemen Bisnis,(PT. Rineka Cipta: Jakarta,2000), hal. 3-5.

untuk mencapai tujuan. Hal ini berguna untuk memikirkan peran serta tanggung
jawab dengan cara yang digunakan.
Menurut Merriam Webster’s Dictionary, definisi proses adalah sebuah
fenomena alam yang ditandai dengan perubahan struktur yang memimpin hasil
yang berkesinambungan, sebuah aktivitas atau fungsi dari kejadian yang
berkesinambungan,

dan

sebuah

serangkaian

aksi

atau

operasi

yang

menggambarkan kelakukan sampai akhir. Transformasi dari input ke output
secara umum dapat diklasifikasikan, sebagai berikut 9:
1. Fisik, sebagai inputnya, bertransformasi dari bahan baku menjadi produk jadi.
2. Lokasi , sebagai instansinya, bertransformasi dari penyedia layanan menjadi
sebuah tempat pemberian layanan.
3. Transaksi, sebagai inputnya adalah pihak bank dan bertransformasi dari Uang
kas perusahaan.
4. Informasi sebagai intansinya, mentrasnsformasikan data finansial ke dalam
bentuk catatan-catatan informasi pada bagian finansial.
Beberapa alasan untuk meninjau proses bisnis adalah :
1. Untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan dan memberikan
keunggulan kompetitif
2. Untuk memastikan proses sesuai dengan prinsip-prinsip bagaimana perusahaan
melakukan bisnis
3. Sebagai prasyarat pada pengimplementasian sistem
4. Sebagai bagian dari Continuous Improvement Cycle [CIC]
9

Manuel Laguna dan Johan Marklund, Business Process Modeling, Simulation, And Desain,
(Prentice Hall: New Jersey, 2004), hal.1-2.

3.8.

Business Process Reengineering (BPR) 10
Sebelum melakukan perancangan sistem informasi manajemen, perlu

dilakukan perbaikan prosedur dan proses bisnis yang diterapkan perusahaan
dengan menggunakan BPR. BPR merupakan filosofi perbaikan/penyempurnaan.
BPR bertujuan mencapai perbaikan-perbaikan langkah dalam kinerja dengan
mendesain ulang proses-proses dimana organisasi beroperasi, memaksimumkan
kandungan nilai tambahnya dan meminimumkan kandungan tak bernilai
tambah.Pendekatan ini dapat diterapkan untuk level proses individual maupun
untuk organisasi secara keseluruhan.
Gagasan BPR lebih dipopulerkan oleh Michael Hammer dalam artikelnya
“Reengineering Work: Don’t Automate-Obliterate”. Ia menyarankan bahwa
organisasi perlu memikirkan ulang bisnisnya dengan mempergunakan kesempatan
yang ditimbulkan oleh teknologi informasi baru. Ia memperkuat kembali pesan
bahwa sebelum menerapkan teknologi informasi, pertama kali organisasi harus
yakin bahwa prosesnya sudah benar. Hammer membantu mempromosikan pesan
BPR ke seluruh dunia dan telah melakukan banyak hal untuk menjadikan topic
tersebut sebagai perhatian semua level manajemen sampai level yang paling
senior dalam bisnis.
Otomatisasi aliran kerja berkaitan erat dengan BPR karena otomatisasi
merupakan jenis khusus sistem komputer yang berusaha mengkoordinasikan
berbagai aktivitas. Aliran kerja dimulai dengan memeriksa dokumen, formulir
bisnis, dan informasi lain yang melewati jalannya menuju organisasi. Prosedur ini
10

Joe Peppard & Philip Rowland, The Essence of Business Process Reengineering, (Penerbit Andi,
Yogyakarta, 1994), hal 22, 169-172.

memperlambat aktivitas perusahaan dan menambah biaya. Rute baru dibangun
dan satu sistem aliran kerja diinstal untuk membawa informasi dengan segera ke
bagian yang tepat baik dalam bentuk gambar digital faktur atau surat elektronik
dari pelanggan.
Perangkat lunak aliran kerja membuat pergerakan dokumen menjadi
otomatis, mengeliminasi kebutuhan orang untuk menetapkan siapa yang harus
mendapatkan informasi berikutnya, mempersingkat waktu perjalanan, dan
menghindari rute yang salah. Sistem tersebut dapat juga deprogram untuk
mengirim dokumen sepanjang jalur berbeda, tergantung pada isinya.
Sebagai salah satu contoh otomatisasi aliran kerja yaitu proses pengapalan
dari suatu perusahaan. Pesanan diterima oleh wakil penjualan dari pelanggan,
kemudian berlanjut melalui proses verifikasi, perakitan/persiapan pesanan, dan
pengepakan kemudian pengiriman ke pelanggan. Operasi pra-aliran kerja dapat
dilihat pada Gambar 3.1.

Sumber : Joe Peppard & Philip Rowland, The Essence of Business Process Reengineering, 1994.

Gambar 3.1. Operasi Pra-Aliran Kerja

Jika sistem aliran kerja diinstalasi untuk mendukung proses yang ada,
beberapa manfaat dapat diperoleh melalui aliran informasi yang lebih cepat dan
menghindari input ulang tertentu dari data ke dalam komputer lokal melalui setiap
tahap. Instalasi awal sistem aliran kerja dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Sumber : Joe Peppard & Philip Rowland, The Essence of Business Process Reengineering, 1994.

Gambar 3.2. Instalasi Awal Sistem Aliran Kerja

3.8.1. Business Process Diagram 11
Business Process Diagram memiliki tujuan untuk pengembangan
BPMN(Business Process Modelling Notation) yang digunakan untuk memetakan
proses bisnis dengan notasi sederhana dan mudah digunakan oleh analis bisnis dan
juga berpotensi memberikan kekuatan untuk menggambarkan proses bisnis yang
kompleks dan peta untuk BPM (Business Process Modelling) dalam

bahasa

eksekusi. Pengembangan BPMN adalah untuk menciptakan mekanisme sederhana

11

Object Management Group, Business Process Modelling Notation, V1.1., (diakses dari
http://www.omg.org/spec/BPMN/1.1/PDF) , hal 17-19.

model proses bisnis, sementara pada saat yang sama mampu menangani
kompleksitas yang melekat untuk bisnis proses. Pendekatan yang dilakukan untuk
menangani dua persyaratan bertentanga ini adalah dengan mengatur aspek grafis
dari notasi ke dalam kategori tertentu. BPD menyediakan satu set kecil kategori
notasi sehingga pembaca diagram BPMN dapat dengan mudah mengenali tipe
dasar elemen dan memahami diagram. Elemen-elemen yang digunakan dalam
Business Process Diagram dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Elemen-elemen Model Inti Business Process Diagram
Elemen
Keterangan
Notasi
Event
Event adalah sesuatu yang terjadi selama proses
bisnis. Peristiwa ini mempengaruhi aliran proses
Start
dan biasanya memiliki penyebab (pemicu) atau
dampak (hasil). Ada tiga jenis Events,
Intermediate
berdasarkan alirannya, yaitu : Mulai, Menengah,
dan Akhir
End

Activity

Proses yang dilakukan sebagai bagian dari
proses bisnis

User
Task

Tugas alur kerja yang khas dimana manusia
melakukan tugas dengan bantuan aplikasi
perangkat lunak.

Service
Task

Tugas yang menggunakan beberapa jenis
layanan, yang bisa menjadi layanan web atau
aplikasi otomatis.

Manual
Task

Tugas yang diharapkan akan dilakukan tanpa
bantuan mesin eksekusi proses bisnis atau
aplikasi apapun.
Sebuah Gateway digunakan untuk mengontrol
perbedaan dan konvergensi urutan aliran.
Dengan demikian, akan menentukan aliran yang
bercabang dan bergabung dengan jalur.

Gateway

Sequence Digunakan untuk menunjukkan aliran dari
Flow
aktivitas yang menggambarkan sebuah proses
Sumber : http://www.omg.org/spec/BPMN/1.1/PDF

Name

Tabel 3.1. Elemen-elemen Model Inti Business Process Diagram (Lanjutan)
Elemen
Keterangan
Notasi
Pengelompokkan aliran proses ke dalam
kategori yang berbeda sesuai dengan fungsi
Lanes
masing-masing
Group

Sebuah pengelompokan kegiatan yang berada
dalam sama kategori. Jenis pengelompokan tidak
mempengaruhi arus urutan dari kegiatan dalam
kelompok.
Nama
kategori
muncul pada diagram sebagai label kelompok.
Kategori dapat digunakan untuk dokumentasi
atau tujuan analisis. Kelompok adalah salah satu
cara di mana kategori objek dapat visual
ditampilkan pada diagram

Sumber : http://www.omg.org/spec/BPMN/1.1/PDF

Contoh business process diagram dapat dilihat pada Gambar 3.3

Sumber : http://www.omg.org/spec/BPMN/1.1/PDF

Gambar 3.3. Contoh Business Process Diagram

3.9.

Perancangan Sistem Informasi

3.9.1. Daur Hidup Pengembangan Sistem 12
Untuk mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan perusahaan
menggunakan suatu metodelogi yang disebut metodelogi pengembangan sistem.
Yang dimaksud dengan metodelogi ini adalah suatu proses standar yang diikuti
oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk
menganalisa,

merancang,

mengimplemantasikan,

dan

memelihara

sistem

informasi.
Seperti yang berlaku pada kebanyakan proses, pada kebanyakan proses,
pengembangan sistem informasi juga memiliki daur hidup. Daur hidupnya disebut
daur pengembangan sistem informasi atau secara lebih umum dinamakan SDLC
(System Development Life Cycle) atau daur hidup pengembangan sistem. SDLC
merupakan metode klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara,
dan menggunakan sistem informasi. Metodelogi ini mencakup sejumlah fase atau
tahapan.

3.10.

Langkah-langkah Perancangan Sistem Informasi Manajemen 13
Langkah-langkah

perancangan

sistem

SDLC

berfungsi

untuk

menggambarkan tahapan-tahapan utama dalam mengembangkan sistem informasi
yang terbagi menjadi:

12
13

Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, (Penerbit Andi: Yogyakarta, 2003), hal 398.
Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek
Aplikasi Bisnis, (Yogyakarta: ANDI, 2000), hal 11-20.

1.

Perancangan model
Perancangan model terdiri dari:
a. Physical System 14
Sketsa physical system dapat menunjukkan kepada user bagaiman
nantinya sistem secara fisik akan diterapkan. Bagan alir sistem ( system
flowchart) merupakan alat berbentuk grafik yang dapat digunakn untuk
menunjukkan urut-urutan kegiatan dari sistem informasi berbasis
komputer ini. Adapun simbol-simbol pada systems flowchart adalah:
Tabel 3.2. Simbol Sistem Flowchart

No.

Simbol

Fungsi

1.

Terminal,
program.

untuk

memulai

atau

mengakhiri

suatu

2.

Process, suatu simbol yang menunjukan setiap
pengolahan yang dilakukan oleh computer dan digunakan
untuk mewakili suatu proses.

3.

Input-output, untuk mewakili data input/output.

4.

Decision, suatu penyeleksian kondisi dalam program.

5.

Document, merupakan simbol untuk data yang berbentuk
kertas maupun untuk informasi.

6.

Conector, digunakan untuk menunjukan sambungan dari
bagan alir yang terputus di halaman yang masih sama
atau di halaman lainnya.

Sumber : Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis, 2000.

14

Ibid, hal. 211, 802-803.

Tabel 3.2. Simbol Sistem Flowchart (Lanjutan)
No.

Simbol

Fungsi

8.

Flow Lines Symbol, digunakan untuk menunjukkan
arus dari proses.

9.

Media penyimpanan berupa hardisk

10.

Predifined process symbol,
menunjukan suatu operasi
ditunjukan di tempa lain.

11.

File/Storage, tempat penyimpanan data (file)

digunakan untuk
yang rinciannya

Sumber : Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis, 2000.

b. Logical model

15

Logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada user
bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan
bekerja. Logical model dapat digambarkan dengan DFD (Data Flow
Diagram). Diagram Arus Data atau Data Flow Diagram (DFD) sering
digunakan untuk menggambarkan sistem yang dikembangkan secara
logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut
mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD
merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem
yang terstruktur dan merupakan dokumentasi sistem yang baik.

15

Ibid, h. 700.

Pedoman untuk menggambar DFD adalah sebagai berikut:
1. Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan di luar sistem yang
terlibat di sistem.
2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat ke dalam kesatuan
luar.
3. Gambarkan terlebih dahulu diagram konteks. Pendekatan terstruktur
menggambarkan sistem secara garis besar (top level) dan memecahnya
menjadi bagian yang lebih terinci (lower level). DFD yang pertama
kali digambar adalah diagram konteks. Dalam diagram konteks hanya
terdapat satu proses dan tidak boleh ada store di dalamnya. Dari
diagram ini digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut overview
diagram (level 0). Tiap proses di overview diagram akan digambar
lebih terinci lagi dan disebut level 1 dan seterusnya sampai tiap proses
tidak dapat digambar lebih rinci lagi. Adapun simbol dari DFD dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Simbol Sistem Data Flow Diagram (DFD)
Simbol

Process

Keterangan
Mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data ke luar
dan berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data
masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan.
Menunjukan arus data yang berupa masukkan untuk sistem atau
hasil dari proses sistem

Arus Data
Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan data ke
dalam sistem atau memberikan data dari sistem.

External Entity
Sumber: Al-Bahra Bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2005.

Tabel 3.3. Simbol Sistem Data Flow Diagram (DFD) (Lanjutan)
Simbol

Keterangan
Data Store atau penyimpanan data merupakan
penyimpanan data pengikat data yang ada dalam sistem

tempat

Penyimpanan
Data
Sumber: Al-Bahra Bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2005.

2.

Perancangan Output 16
Output (keluaran) adalah produk dari sistem informasi yang dapat dilihat.
Output dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe, yaitu output intern
(internal output). Output intern adalah dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan manajemen yang tetap tinggal di dalam perusahaan dan akan
disimpan atau dimusnahkan bila sudah tidak digunakan lagi. Output ektern
adalah output yang akan didistribusikan kepada pihak luar yang
membutuhkannya. Perancangan output secara umum meliputi:
a. Menentukan kebutuhan output sistem baru
Output ditunjukkan oleh arus data dari suatu proses ke satuan luar atau
dari satu proses ke proses yang lainnya.
b. Menentukan parameter output
Parameter output meliputi tipe output (intern atau ekstern), format, dan
media yang digunakan, distribusi, dan periode output.

16

Ibid, h. 213-214.

3.

Perancangan Input
Input dapat dikelompokkan ke dalam 2 tipe, yaitu input ekstern (external
input) dan input intern (internal input). Input ekstern adalah input yang
berasal dari luar organisasi seperti faktur pembelian, kwitansi-kwitansi dari
luar organisasi. Input intern adalah input yang berasal dari dalam organisasi
misalnya faktur penjualan, order penjualan dan lain sebagainya. Langkahlangkah perancangan input adalah:
a. Menentukan kebutuhan input dari sistem baru
Input di DFD ditunjukkan oleh arus data dari suatu proses ke kesatuan luar
atau ke suatu proses dan bentuk tampilan input yang ditunjukkan oleh
suatu proses pemasuukan data
b. Menentukan parameter dari input
Parameter ini meliputi yaitu bentuk dari input, sumber input, format input.

4.

Perancangan Basis Data
Database adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan
lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak
tertentu untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen
penting dalam sistem informasi karena berfungsi sebagai basis penyedia
informasi bagi para pemakainya. Perancangan basis data terdiri dari:
a. Perancangan file
Perancangan file adalah rancangan untuk memudahkan user (pemakai)
untuk mengerti tentang sistem yang akan dikerjakan. Sistem tersebut harus

sesuai dengan tata cara penggunaan DFD. Tahapan ini dilakukan dengan
mengidentifikasi entitas berdasarkan DFD tingkatan yang telah terbentuk.
b. Perancangan ERD 17
Perancangan basis data dengan menggunakan model entity relationship
adalah dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD).
ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang
disiman dalam sistem secara abstrak. Jadi, jelaslah bahwa ERD ini berbeda
dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan
dilaksanakan oleh sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data
yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship data. ERD
memperlihatkan hubungan antar data store pada DFD. Hubungan ini tidak
terlihat pada DFD, karena DFD memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi
sistem bukan pada data yang dibutuhkan. Elemen-elemen diagram
hubungan entitas, yaitu:
1. Entitas (Entity)
Pada ERD, entitas digambarkan dengan sebuah kotak persegi panjang.
Entitas adalah sesuatu yang terdapat di dalam sistem, baik nyata
maupun abstrak. Entitas diberi nama dengan kata benda.
2. Hubungan (Relationship)
Pada ERD, hubungan dilambangkan dengan bentuk belah ketupat.
Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi di antara entitas.

17

Al-Bahra Bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, (Graha Ilmu :Yogyakarta,
2005), hal 142-148.

Pada umumnya, hubungan diberi nama dengan kata kerja sehingga
memudahkan pembacaan relasinya.
3. Atribut
Secara umum, atribut adalah sifat atau karakteristik dari setiap entitas
atau setiap relationship. Atribut adalah sesuatu yang menjelaskan apa
sebenarnya yang dimaksud dengan entitas dan relationship, sehingga
sering disebut atribut adalah elemen dari setiap entitas dan
relationship.
4. Kardinalitas (Cardinality)
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat
berelasi antara satu entitas dengan entitas yang lain. Terdapat 3
macam kardinalitas relasi, yaitu:
a. One to One
Tingkat hubungan satu ke satu ini dinyatakan dengan satu kejadian
pada entitas pertama hanya mempunyai satu hubungan dengan satu
entitas kedua, demikian pula sebaliknya.
b. One to Many atau Many to One
Tingkat hubungan satu ke banyak sama dengan hubungan banyak
ke satu. Tergantung dari mana hubungan tersebut dilihat. Satu
kejadian padaentitas pertama mempunyai banyak hubungan dengan
kejadian pada entitas kedua. Sebaliknya, satu kejadian pada entitas
kedua hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada
entitas pertama.

c. Many to Many
Tingkat hubungan ini terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas
mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas
lainnya, baik dilihat dari sisi entitas pertama maupun sisi entitas
kedua.
5.

Perancangan Teknologi 18
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Perancangan teknologi teridiri
dari perangkat keras (Hardware), perangkat lunak (Software), dan perangkat
teknisi (Brainware).
1. Perangkat Keras (Hardware)
Teknologi perangkat keras komputer dapat terdiri dari alat masukan, alat
pemroses, alat output dan simpanan luar.
2. Perangkat Lunak (Software)
Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila instruksiinstruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Instruksi-instruksi tersebut
disebut dengan perangkat lunak (software). Instruksi-instruksi perangkat
lunak ditulis oleh manusia untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat keras
komputer. Perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian, yaitu
perangkat lunak sistem operasi (operating system), perangkat lunak bahasa
(language software), dan perangkat lunak aplikasi (aplication software).

18

Op. Cit, Jogiyanto, hal 220-231.

3. Perangkat Teknisi (Humanware atau Brainware)
Brainware dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan
membuatnya dapat beroperasi. Teknisi tersebut dapat berupa operator
komputer.

3.11.

Metode Pengembangan Sistem Informasi

3.11.1. Pengembangan Sistem Informasi dengan Metode Waterfall 19
Kadang-kadang disebut siklus hidup klasik atau model waterfall, model
sekuensial

linier

menunjukkan

sistematis,

pendekatan

sekuensial

untuk

pengembangan perangkat lunak yang dimulai pada tingkat sistem dan kemajuan
melalui analisis, desain, coding, pengujian dan dukungan. Pada Gambar 3.4.
menggambarkan model sekuensial linier untuk rekayasa Perangkat Lunak.

System/ information
engineering
Analyisis

Design

Code

Test

Sumber : Roger S. Pressman, Software Engineering A Practitioner’s Approach, 2001.

Gambar 3.4. Model Waterfall
Model setelah siklus rekayasa konvensional, model sekuensial linier
meliputi kegiatan sebagai berikut :

19

Roger S. Pressman, Software Engineering A Practitioner’s Approach, (Mc Graw-Hill: America
2001), hal 28-30.

1.

Rekayasa dan pemodelan sistem
Karena sistem merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar,
pemodelan ini dimulai dengan membangun syarat dari semua elemen sistem
dan mengalokasikan beberapa subset dari kebutuhan ke software tersebut.
Pandangan sistem ini penting ketika software harus berhubungan dengan
elemen-elemen yang lain seperti software, hardware, manusia, dan database.
Rekayasa dan pemodelan sistem menyangkut pengumpulan kebutuhan pada
tingkat sistem dengan sejumlah kecil analisis serta desain tingkat puncak.
Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

2.

Analisis kebutuhan software
Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya
pada software. Untuk memahami sifat dari program yang dibuat, maka
software engineer harus memahami domain informasi software tersebut,
misalnya fungsi yang dibutuhkan, tingkah laku, unjuk kerja, dan user
interface. Kebutuhan baik untuk sistem maupun software didokumentasikan
dan ditunjukkan kepada pelanggan.

3.

Desain
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi
representasi ke dalam bentuk blueprint software sebelum coding dimulai.
Desain software sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada
empat atribut sebuah program yang berbeda, struktur data, arsitektur
software, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Desain
harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada

tahap sebelumnya. Proses desain menterjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam
sebuah representasi software yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum
dimulai pemunculan kode. Sebagaimana 2 aktivitas sebelumnya, desain
didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi software.
4.

Generasi kode
Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka
desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti
oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding..
Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain yang secara teknis
nantinya dikerjakan oleh programmer.

5.

Pengujian
Setelah program dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian
berfokus pada logika internal software, memastikan bahwa semua pernyataan
sudah diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarahkan pengujian
untuk menemukan kesalahan – kesalahan dan memastikan bahwa input yang
dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang
diinginkan. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software
bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan
yang sudah didefinisikan sebelumnya.

6.

Pemeliharaan
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah
pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya tetap seperti itu.
Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan

sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software
tersebut. Software dapat mengalami perubahan setelah disampaikan kepada
pelanggan (perkecualian yang mungkin adalah software yang dilekatkan),
karena software harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan–
perubahan di dalam lingkungan eksternalnya (contohnya perubahan yang
dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat peripheral atau sistem operasi yang
baru), atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau
unjuk kerja. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari
eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau
perangkat lainnya. Pemeliharaan software mengaplikasikan lagi setiap fase
program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi.
Model ini sangat popular karena pengaplikasiannya mudah. Selain itu,
ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan
benar di awal project, maka System Engineer dapat berjalan dengan baik dan
tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan,
tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis
dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika
dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya. Meskipun
demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut/sequential, maka
ketika suatu tahap terhambat, maka tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan
dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini. Selain itu, ada
beberapa kekurangan pengaplikasian model ini,antara lain adalah sebagai berikut:

1.

Ketika problem muncul, maka proses berhenti, karena tidak dapat menuju ke
tahapan selanjutnya. Bahkan jika kemungkinan problem tersebut muncul
akibat kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi
tahapan sebelumnya agar problem ini tidak muncul. Hal - hal seperti ini yang
dapat membuang waktu pengerjaan System Engineer.

2.

Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu
hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup
lama, artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya
menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini
berlangsung lama pengerjaannya.

3.

Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisasinya masingmasing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka
sumber dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada
model proses ini dibutuhkan seseorang yang multi - skilled, sehingga minimal
dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya.
Pengembang sering melakukan penundan yang tidak perlu. Sifat alami dari

siklus kehidupan klasik membawa kepada blocking state di mana banyak anggota
tim proyek harus menunggu tim yang lain untuk melengkapi tugas yang saling
memiliki ketergantungan. Blocking state cenderung menjadi lebih lazim pada
awal dan akhir sebuah proses sekuensial linier.

3.12.

HTML (Hypertext Markup Language) 20
HTML (Hypertext Markup Language) merupakan salah satu format atau

bahasa yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di
halaman web. Dikatakan markup language karena HTML berfungsi untuk
memformat file dokumen teks biasa untuk bisa ditampilkan pada web browser
dengan bantuan tanda-tanda yang sudah ditentukan. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan menambahkan elemen atau yang sering disebut sebagai tag. Elemen
HTML biasanya berupa tag yang berpasangan dan setiap tag ditandai dengan
simbol < dan >.
3.13.

PHP (Hypertext Preprocessor) 21
PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML

untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting
adalah sintaks dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan
di server tetapi disertakan pada dokumen HTML. Pembuatan web in merupakan
kombinasi antara PHP sendiri sebagai bahasa pemrograman dan HTML sebagai
pembangun halaman web. Langkah-langkah dalam membuat website adalah:
1. Membuat Sketsa Desain
Desainer bisa saja menuangkan ide dalam membuat interface suatu homepage
dalam bentuk sketsa di kertas dahulu. Untuk kebanyakan orang, biasanya
langkah ini dilewatkan dan langsung pada langkah membuat desain layout
dengan menggunakan software.
2. Membuat Layout Desain
20
21

Bimo Sunarfrihantono, ST, PHP dan MySQL Untuk Web, (Yogyakarta : Andi, 2002), Hal. 1-2.
Sutarman, Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2007), Hal. 265- 267.

Dalam mendesain, desainer menuangkan ide dalam membuat interface suatu
homepage.Dalam desain layoutwebsite dapat menggunakan software seperti
Photoshop, Macromedia, adobe Illustrator.
3. Membagi Gambar dalam Potongan Kecil-kecil
Setelah desain layout hompage sudah jadi, file gambar tersebut dipecah
menjadi potongan kecil-kecil untuk mengoptimalkan waktu download.
4. Membuat Animasi
Animasi diperlukan untuk menghidupkan homepage agar menarik pengunjung.
5. Membuat HTML
Setelah tahap desain layout, tahap selanjutnya merapikan layout desain seperti
menempatkan beberapa tombol, gambar dan teks.HTML atau yang memiliki
kepanjangan Hypertext Markup Language adalah script di mana bisa
menampilkan informasi dan daya kreasi lewat internet. HTML sendiri adalah
suatu dokumen teks biasa yang mudah dimengerti dibanding bahasa
pemrograman lainnya, dan karena bentuknya itu maka HTML dapat dibaca
oleh berbagai platform seperti: Windows, Linux, Macintosh. Kata “Markup
Language“ pada HTML menunjukkan fasilitas yang berupa tanda tertentu
dalam skrip HTML, dimana di dalam skrip bisa mengatur judul, garis, tabel,
gambar, dan lain-lain dengan perintah yang telah ditentukan pada elemen
HTML.

6. Programming dan Script

Programming dan script yang bisa digunakan PHP, Borland Delphy, Visual
Basic. Programming dan script biasanya dilakukan setelah desain homepage
telah jadi. Pembuatan programming dan script mulai dari pembuatan database
dan kemudian listing program.
7. Evaluasi dan Test
Setelah selesai membuat situs secara keseluruhan sangatlah perlu untuk
melakukan evaluasi, apakah link-link yang ada sudah berjalan dengan benar
dan bukan broken link (link yang salah target atau tidak target).
8. Upload HTML
Setelah file menjadi html beserta gambar dan script-nya, perlu mengupload file
ke suatu tempat (hosting), agar semua orang di dunia dapat mengakses halaman
html.
9. Promosi Homepage
Pada tahap ini promosikan situs di search engine yang ada seperti
www.yahoo.com, www.google.com, www.altavista.com dan sebagainya, agar
suatu saat user mencari alamat situs anda akan ditemukan pada database server
search engine yang bersangkutan.

3.14.

MyStructure Query Language (MySQL) 22
MySQL adalah sistem manajemen database relasi (relational database

management system) yang bersifat terbuka (open source). Terbuka maksudnya
adalah MySQL boleh di-download oleh siapa saja, baik versi kode program

22

Arbie, Manajemen Database dengan MySQL, (ANDI :Yogyakarta, 2004). Hal.1-7.

aslinya (source code program) maupun versi binernya (executable program) dan
bisa digunakan secara relatif baik untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
seseorang maupun sebagai suatu program aplikasi komputer. MySQL memiliki
kinerja, kecepatan proses, dan ketangguhan yang tidak kalah banding databasedatabase besar lainnya yang komersil seperti ORACLE,Sybase, Unify, dan
sebagainya. Ada beberapa pertimbangan mengapa memilih MySQL:
1.

Kecepatan
Berdasarkan hasil pengujian, MySQL memilki kecepatan paling baik
dibanding database server lainnya. Kemudian, dengan adanya fitur tambahan
Query Catching pada MySQL rilis 4.0., kinerja query secara umum akan naik
rata-rata 200% dari kinerja biasanya.

2.

Mudah digunakan
Perintah-perintah

dan

aturan-aturan

pada

MySQL

maupun

proses

instalisasinya relatif mudah digunakan.
3.

Open Source
Dengan konsep ini siapa pun dapat berpartisipasi untuk mengembangkan
MySQL dan hasil pengembangan itu diserahkan kepada umum atau kepada
komunitas OpenSource.

4.

Kapabilitas
MySQL telah digunakan untuk mengelola database dengan jumlah 50 juta
record. Bahkan, sanggup untuk mengelola 60.000 tabel dengan jumlah baris
5.000.000.000. mendukung penggunaan index hingga 32 buah index pertabelnya, sedangkan setiap indexnya terdiri dari 1 hingga 16 kolom kriteria.

5.

Replikasi Data
Dengan adanya fasilitas replikasi data ini, dapat mempunyai beberapa
database bayangan pada beberapa server lainnya yang berasal dari satu
database induk sehingga akan meningkatkan kinerja dan kecepatan MySQL.

6.

Konektifitas dan keamanan
MySQL mendukung dan menerapkan sistem keamanan dan izin akses tingkat
lanjut (advanced permissions and security system), termasuk dukungan
pengamanan dengan cara pengacakan lapisan data (SSL transport layer
encryption). Bahkan, pada MySQL rilis 4.0. dapat juga diterapkan
pembatasan penggunaan sumber daya server berdasarkan penggunaan per
user. Adanya tingkatan user dan jenis aksess yang beragam dapat
memberikan batasan akses berdasarkan lokasi (mesin) pengakses, dan
terdapatnya sistem pengacakan password (encrypted password) akan
memberikan jaminan keamananan pada MySQL.

7.

Fleksibilitas/Portalitas
MySQL mendukung perintah-perintah ANSI SQL 99 dan beberapa perintah
database alternatif lainnya sehingga memudahkan untuk beralih dari dan ke
MySQL.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ ini berlokasi di Sumatera Utara.

Penelitian dilakukan selama 6 bulan pada tahun 2015.

4.2.

Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah aliran sistem informasi yang terkait

dengan bagian penerimaan bahan baku dan produksi.

4.3.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini

merupakan salah satu bentuk rancangan penelitian untuk mendeskriptifkan dan
menjelaskan secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai gambaran aliran
sistem informasi selama ini.

4.4.

Kerangka Berpikir Penelitian
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi. Kerangka berpikir
akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.
Kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Kerangka Berfikir Penelitian

4.5.

Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian sebagai berikut:

1.

Variabel Independen
Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah data yang terkait
dalam aliran sistem informasi penerimaan bahan baku dan produksi yakni,
data stok bahan baku, data stok PKO, data perintah produksi, data hasil
produksi, data pemesanan bahan baku, dan data perhitungan kebutuhan
bahan baku

2.

Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah laporan persediaan
yang berisi laporan stok bahan baku, laporan stok PKO dan jadwal
pemesanan bahan baku.

4.6.

Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:
1.

Pada awal penelitian dilakukan identifikasi masalah pada saat penelitian
berlangsung sehingga dapat mengangkat permasalahan secara jelas dan
terarah.

2.

Dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan, aliran
proses bisnis, aliran sistem informasi, dan informasi pendukung yang

diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang
digunakan dan teori pendukung lainnya.
3.

Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. Data yang
dikumpulkan ada dua jenis yaitu:
a. Data primer
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data aktivitas
yang dilakukan oleh setiap bagian yang ada di perusahaan.
b. Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan adalah format form yang te