BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur merupakan cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI.
Kesejahteraan akan dicapai seiring tercapainya pembangunan yang merata baik di pusat maupun daerah. Wilayah NKRI yang cukup luas yang terdiri dari gugusan
kepulauan yang dipisahkan oleh lautan mengakibatkan pembangunan di berbagai daerah tidak merata. Akibat tidak meratanya pembangunan di daerah, Pemerintah
Pusat memberikan wewenang kepada masing-masing Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan
pembangunan di
daerahnya masing-masing seiring
diberlakukannya Otonomi Daerah pada tanggal 01 Januari 2001. Pemerintah Daerah sebagai salah satu komponen Pemerintah Pusat secara
otomatis memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengisi kas pemerintahannya melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh daerah
tersebut. Pada hakekatnya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus mengarah pada kemajuan
daerah. Pembangunan dilakukan secara sadar, terencana dan bertahap yang mana dalam hal ini dibutuhkan segala potensi yang ada, baik itu sumber daya alam,
teknologi, finansial, manajemen maupun sumber daya manusia. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 17 ayat 2 huruf a Undang-undang
No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yaitu pelaksanaan pemanfaatan
Universitas Sumatera Utara
sumber daya alam dan sumber daya lainnya menjadi kewenangan daerah. Dalam hal ini daerah berhak mengatur rumah tangganya sendiri secara luas, nyata dan
bertanggung jawab, termasuk mengenal penerimaan dan pengeluaran keuangan, perencanaan pelaksanaan pembangunan, pelaksanaan pelayanan, dan pelaksanaan
pemerintahan dapat berialan dengan efektifdan efisien. Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 157 tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah, berasal dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah,
hasil Perusahaan Milik Daerah, hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Undang-undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD bersumber dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo dan penerimaan berupa Dana Perimbangan yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN. Berdasarkan kutipan tersebut jelas diketahui bahwa Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo diharapkan dapat menjadi tulang punggung pembiayaan bagi daerah-daerah yang melaksanakan
otonomi. Pajak Daerah mempakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah PAD yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan keuangan
daerah. Pajak Daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik yang diatur
Universitas Sumatera Utara
dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
Dimana Pajak Daerah terbagi menjadi 2 dua jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten Kota. Dimana Pajak Kabupaten dan Kota terdiri dari :
1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Pengambilan dan Bahan Galian Golongan C
7. Pajak Parkir UU No. 34 Tahun 2000 Sebagai salah satu sumber pengelolaan keuangan dan aset yang memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi Kabupaten Karo, penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Hotel bagi Pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo Sesuai dengan pengertian hotel pada Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 tentang Pajak
Daerah yaitu bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut
bayaran, termasuk bangunan yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran, maka dapat kita lihat objek-objek
pajak hotel yang ada di kabupaten Karo. Mulai dari hotel kelas bintang empat hingga hotel kelas melati, wisma-wisma, losmen-losmen, dan lain sebagainya.
Objek pajak hotel pastilah terns bertambah seiring visi Kabupaten Karo.
Universitas Sumatera Utara
Dengan dasar inilah penulis memilih kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo sebagai tempat melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri PKLM dan Kontribusi Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo sebagai
objek yang menarik untuk dijadikan wadah PKLM.
2. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM