Jenis Terbitan Penerbit dan Terbitannya

2. Penerbit Buku Anak-Anak Pada penerbit jenbis ini, judul-judul lama merupakan modal utama karena pada umumnya buku anak-anak yang klasik selalu dicetak ulang. Agar menarik buat pembaca yang masih kecil-kecil, buku anak-anak biasanya sarat warna, sehingga biaya produksinya besar. Untuk mengatasi biaya besar itu, penerbit sering bekerja sama dengan penerbit lain. Khusunya penerbit luar negri untuk menerbitkan judul yang sama. 3. Penerbit Buku Khusus Dalam kelompok ini terdapat penerbit buku pelajaran sekolah dasar dan menengah selanjutnya disebut penerbit buku sekolah, penerbit buku universitas, dan penerbit buku ilmiah. Diperkirakan 65 penerbit di Indonesia bergerak dalam penerbitan buku sekolah termasuk buku anak-anak, dan sekitar 15 menerbitkan buku universitas. Penerbit buku ilmiah jumlahnya sangat sedikit, diperkirakan tidak sampai 5 ceramah ketua IKAPI, Juli 1990.

2.3.2 Jenis Penerbit Menurut Statusnya

Penerbit dapat juga dikelompokkan menurut statusnya, yaitu penerbit swasta dan penerbit pemerintah. Penerbit swasta dikelola oleh badan swasta, biasanya mengutamakan keuntungan. Sebaliknya, penerbit pemerintah dikelola oleh lembaga pemerintah, dan biasanya tidak terlalu menggutamakan keuntungan, melainkan lebih menitikberatkan pemenuhan kebutuhan pemerintah.

2.3.3 Jenis Terbitan

Seperti juga penerbit, terbitan dapaat dikelompokkan. Pengelompokkan pertama adalah menurut jenis barang yang diterbitkan, yaitu majalah, koran, dan buku. Majalah dan jurnal ilmiah biasanya terbit dalam bentuk seperti buku, yaitu mempunyai sampul dan isi. Keduanya terbit secara berkala, dapat mingguan, bulanan, Universitas Sumatera Utara tribulanan, dan sebagainya. Berbeda dengan koran dan majalah, buku tidak terbit secara berkala. Sebuah buku dapat dicetak beberapa kali dengan isi yang tetap sama. Buku yang dicetak pertama kali disebut cetakan pertama, yang kedua kali cetakan kedua, dan seterusnya. Bila buku dipinda oleh pengarangnya, artinya ada perubahan nyata dalam isinya, maka buku hasil pindaan itu disebut edisi baru. Jadi, buku berjudul sama tetapi edisinya berbeda, tentu berbeda isinya, meskipun perbedaan itu tidak selalu mencolok. Menurut sampulnya, buku dapat dikelompokkan dalam dua bagian besar. Buku bersampul tegar dan bersampul lembek. Dewasa ini, berkat kemajuan teknologi di bidang perbukuan, jenis sampul sudah lebih beragam, ada yang terbuat dari sejenis plastik atau kulit buatan. Jenis kertas sampulpun bermacam-macam, sehingga sampul untuk buku bersampul lembek dapat dipilih sesuai dengan keinginan. Kita juga mengenal kelompok buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi adalah rekaan pengarang, misalnya novel dan cerita pendek, serta buku rekaan ilmiah. Buku nonfiksi adalah kebalikan buku fiksi, yaitu buku yang ditulis berdasarkan kejadian nyata, fakta, atau hukum alam. Contohnya adalah biografi dan buku ilmu pengetahuan. Dari pembacanya kita mengenal pembaca dewasa, kaum wanita, kaum pria, anak-anak, remaja, pelajar, mahasiswa, kelompok berpendidikan tinggi, kelompok berpendidikan rendah, kaum profesional orang yang mempunyai keahlian tertentu yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaannya, misalnya para manajer perusahaan, ahli komputer, pakar olah raga, guru, juru masak, dan sebagainya. Dari isinya buku dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok besar. Jika kita pada jenis pengelompokkan pokok bahasan menurut sistem Dewey yang lazim digunakan, maka kita mengenal kelompok buku yang membahas tentang informasi, agama, ekonomi, sosial, matematika, fisika, kedokteran dan farmasi, teknik, arsitektur dan sipil, sastra dan fiksi, dan geografi. Kelompok besar ini dapat dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil, misalnya kelompok buku ekonomi dirinci menjadi bisnis, manajemen, akuntansi, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam dunia penerbitan dan percetakan mendorong diciptakannya jenis terbitan yang tidak menggunakan kertas sebagai wahananya. Di masa awal 1960-an sudah dikenal naskah dalam bentuk gulungan film dan mikrofis. Untuk membaca naskah yang dimuat dalam bentuk tersebut diperlukan alat pembaca khusus yang dilengkapi dengan sebuah layanan seperti televisi. Di Indonesia alat seperti ini dapat dijumpai antara lain di Perpustakaan Nasional, Peropustakaan PDII, Perpustakaan The British Council, Perpustakaan Pusat ITB. Sejumlah buku, khususnya buku rujukan seperti kamus, buku katalog, dan ensiklopedi, diterbitkaan dalam bentuk cakram keras, disebut CD-ROM compac disk- read only memory. Cakram tersebut dapat memuat data dalam jumlah yang sangat besar, misalnya 18 jilid Encyclopedia Britanica yang tebalnya 200-an ribu halaman dapat dimuat dalam satu cakram saja. Untuk membacannya, pembaca memerlukan seperangkat alat khusus yang dapat menampilkan naskah dalam cakram itu pada layar monitor. Disamping buku dalam bentuk yang bermacam-macam tadi, penerbit juga menyediakan alat pendukung lain seperti lembaran teransparansi untuk menyajikan kuliah, bagan berbagai macam proses, slide, dan kaset video.

2.4 Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia