sekam dijaga agar tetap dalam kondisi lembab. Arang sekam kemudian dicuci dan dikeringkan pada ruangan terbuka.
3.3.2 Proses Aktivasi pelarutan silika pada arang sekam
Sebelum diaktivasi, arang sekam terlebih dahulu dihaluskan dengan menggunakan mortar dan disaring dengan ayakan 65 mesh 210 µm. Proses
aktivasi dilakukan secara eksplorasi dan kualitatif untuk menemukan larutan pereaksi yang paling efektif dalam melarutkan silika. Perlakuan yang diberikan
yaitu: kontrol arang sekam tanpa perlakuan, arang sekam + akuades, arang sekam + HCl, dan arang sekam + NaOH. Perbandingan arang sekam dengan
larutan masing-masing yaitu 50 g dalam 250 mL.
3.3.3 Proses Karakterisasi dan Pengujian 3.3.3.1 Analisis Sifat Panas dengan Thermogravimetry and Differential
Thermal Analysis TGDTA
Tahap ini merupakan percobaan eksplorasi dan kualitatif untuk menemukan konsentrasi pereaksi yang paling efektif melarutkan silika dengan
melihat bobot yang hilang weight loss. Semakin tinggi nilai weight loss, menunjukkan bahwa pencucian silika semakin efektif. Nilai yang dihasilkan dari
pengukuran menggunakan TGDTA cukup tepat dan selain itu juga dapat diketahui kadar abunya.
3.3.3.2 Pengamatan Struktur dan Bentuk Permukaan Arang Aktif
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop polarisasi dan Scanning Electron Microscope
SEM untuk melihat karakteristik pori-pori yang terdapat pada arang sekam sebelum dan sesudah pelarutan silika. Spesimen yang
diamati meliputi arang sekam padi, arang aktif dari sekam padi, dan arang aktif komersial sebagai pembanding.
3.3.3.3 Pengujian Absorpsi Arang Aktif
Pengujian dilakukan dengan membandingkan daya serap arang aktif berbahan baku sekam padi dengan daya serap arang aktif komersial, dan juga
kontrol arang sekam. Pengujian daya serap ini antara lain dalam kemampuan menjernihkan air dan mengukur seberapa besar keefektifan kerja arang aktif dari
sekam padi. Pengamatan dilakukan secara visual dan juga dengan menggunakan
alat uji Spektrofotometri UV-Vis. Larutan yang digunakan dalam pengujian adalah biru metilena. Prosedurnya sebagai berikut :
a. Contoh yang telah dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC selama 60
menit, ditimbang sebanyak 0,1 g ke dalam erlenmeyer 100 mL. b.
Ditambahkan 25 mL larutan biru metilena 1200 ppm ke dalam contoh. c.
Larutan tersebut dikocok selama 30 menit, dan disaring dengan kertas saring berabu.
d. Filtrat dipipet sebanyak 1 mL ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian ditera
dengan akuades. e.
Diukur serapan contoh dengan spektrofotometer pada λ 620 nm. Daya Serap Biru Metilena mggram
= Keterangan :
C = Konsentrasi methylene blue setelah diserap dengan arang aktif mgL
3.3.3.4 Kadar Air
Arang sekam yang telah berhasil menjadi arang aktif kemudian diukur kandungan airnya secara gravimetri. Prosedurnya sebagai berikut :
a. Cawan porselin kosong dimasukkan dalam oven 105ºC selama 60 menit,
kemudian disimpan dalam desikator dan setelah dingin ditimbang dengan neraca analitik.
b. Contoh ditimbang sebanyak 3 kali ulangan di dalam cawan porselin yang
telah diketahui bobotnya. c.
Cawan berisi contoh dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105ºC selama 3 jam, kemudian didinginkan di dalam desikator.
d. Cawan berisi contoh ditimbang hingga diperoleh bobot tetap.
Kadar Air =
+,-.+,+ +
x 100
3.3.3.5 Penetapan pH