Penelitian Pendahuluan Prosedur Penelitian

19 Gambar 8. Diagram alir penelitian

1. Penelitian Pendahuluan

Ubi jalar putih Ipomoea batatas L. yang digunakan sebagai bahan penghasil pati diperoleh dari Pasar Anyar Bogor dan hanya dari satu pedagang untuk menjaga keseragaman. Pembuatan pati mengacu pada Shinta 2007 dengan modifikasi yang dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10. Pengamatan Ubi jalar segar bersih 10 kg Disortasi Dibersihkan abrassive peeler Kotoran Dirajang slicer Diblender Air Diperas Disaring kain batis Ampas Suhu ruang B1 Suhu 5°C B2 Organoleptik Warna Susut bobot Laju respirasi 20 Gambar 9. Diagram alir pembuatan pati ubi jalar Shinta, 2007 Diendapkan selama 5 jam Pati ubi jalar basah Dikeringkan dengan oven 40°C Pati ubi jalar kering Air Diperas Disaring dengan kain saring Ampas Ubi jalar segar 5 kg Disortasi Dicuci dan dikupas Ubi jalar bersih 3.1 kg Diparut dengan mesin pemarut kelapa Digiling Disaring dengan pengayak 100 mesh Pati ubi jalar 5.1 kg 21 Gambar 10. Diagram alir pembuatan pati ubi jalar modifikasi Modifikasi pembuatan pati ubi jalar dilakukan pada tahapan pembersihan, pemarutan, dan pengeringan. Pengupasan kulit pada penelitian ini tidak menggunakan abrassive peeler melainkan dilakukan secara manual agar tidak banyak bagian yang terbuang sehingga dapat mengurangi rendemen. Pemarutan juga dilakukan dengan mesin pemarut kelapa agar lebih efisien. Pengeringan menggunakan oven Gambar 11 pada proses pembuatan pati dilakukan dua kali, yakni sebelum dan sesudah pengecilan ukuran menggunakan blender kering yang terdapat pada Gambar 12. Gambar 11. Oven yang digunakan untuk pengeringan pada pembuatan pati Diendapkan selama 5 jam pada suhu ruang Pati ubi jalar basah Dikeringkan dengan oven 40°C selama 4 jam Disaring dengan pengayak 100 mesh Pati ubi jalar 5.1 kg Filtrat Dihaluskan blender kering skala 1 Dikeringkan dengan oven 40°C selama 18 jam 22 Gambar 12. Blender kering yang digunakan untuk pengeringan pada pembuatan pati Selain pembuatan pati, pada penelitian pendahuluan juga dilakukan penentuan konsentrasi pati dan CMC yang memberikan viskositas tidak terlalu kental juga tidak terlalu encer yang dinilai secara visual subjektif. Terdapat empat kombinasi konsentrasi pati dan CMC yang dicobakan, yaitu 1 pati ubi jalar 1 bv; CMC 0.5 bv, 2 pati ubi jalar 1 bv; CMC 1 bv, 3 pati ubi jalar 2 bv; CMC 0.5 bv, dan 4 pati ubi jalar 2 bv; CMC 1 bv. Volume yang dimaksud yakni volume larutan pati setelah ditambahkan dengan CMC. CMC digunakan sebagi campuran pati karena kemampuannya menyerap oksigen tanpa meningkatkan kandungan karbondioksida. Larutan edible coating yang terlalu encer akan mengurangi efek penghambatan reaksi pencoklatan produk, dalam hal ini apel potong segar. Sementara itu, larutan edible coating yang terlalu kental selain mengakibatkan lapisan yang terbentuk tidak merata, juga akan memperlama waktu pengeringan produk serta dapat mengakibatkan fermentasi anaerobik. Setelah diperoleh kombinasi pati dan CMC yang tepat, penelitian dilanjutkan dengan pembuatan larutan edible coating yang selanjutnya digunakan untuk melapisi apel potong segar. Mekanisme pembuatan edible coating mengacu pada Santoso et al. 2004 dengan modifikasi yang dapat dilihat pada Gambar 13 dan 14. 23 Gambar 13. Diagram alir pembuatan edible coating Santoso et al., 2004 Gambar 14. Diagram alir pembuatan edible coating modifikasi Pati Air Diaduk dengan mixer selama 15 menit Disaring Gliserol 15 vb tapioka, asam stearat, CMC Dipanaskan pada suhu 70°C sambil terus diaduk Degassing selama 20 menit Larutan edible coating Didinginkan sampai suhu kamar Pati 2 gram CMC 1 gram Air destilata 197 ml Diaduk manual menggunakan gelas pengaduk Diaduk dengan magnetic stirer skala 8 selama 15 menit Dipanaskan sampai suhu 85°C, sambil diaduk dengan magnetic stirer Gliserol 15 vb pati Degassing dengan pompa vakum sampai tidak ada gelembung lagi Larutan edible coating 24 Tahapan yang dimodifikasi pada pembuatan edible coating adalah penambahan CMC dan penggunaan magnetic stirrer. Penambahan CMC pada penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pencampuran pati dan air destilata untuk kemudian diaduk dengan gelas pengaduk. Tujuan pengadukan dengan gelas pengaduk adalah untuk mengurangi gumpalan yang diakibatkan adanya CMC sehingga larutan lebih homogen. Pada penelitian ini digunakan magnetic stirrer Gambar 15 sebagai pengganti mixer . Penggunan magnetic stirrer menyebabkan proses pembuatan edible coating lebih mudah karena pengadukan berlangsung otomatis. Pembuatan edible coating juga tidak ditambahi asam stearat dan degassing dilakukan sampai tidak terlihat gelembung lagi. Gambar 15. Pemanasan dan pengadukan pati menggunakan magnetic stirrer

2. Penelitian Utama