Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber Kalium

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR
(Ipomoea batatas L.) TERHADAP BERBAGAI JENIS SUMBER KALIUM

SKRIPSI

OLEH :

EVI ROSALIA / 110301060
BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR
(Ipomoea batatas L.) TERHADAP BERBAGAI JENIS SUMBER KALIUM

SKRIPSI

OLEH :


EVI ROSALIA / 110301060
BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi
Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber
Kalium
Nama
: Evi Rosalia
NIM
: 110301060

Program Studi : Agroekoteknologi
Minat
: Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

(Dr. Nini Rahmawati, S.P, M.Si.)
Ketua

(Ir. Rosita Sipayung, M.P.)
Anggota

Mengetahui,

(Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc.)
Ketua Program Studi Agroekoteknologi

ABSTRAK
EVI ROSALIA : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Ubi

Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber Kalium. dibimbing
oleh NINI RAHMAWATI dan ROSITA SIPAYUNG.
Ubi jalar merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok
penduduk Indonesia. Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain
itu juga memiliki nilai jual yang cukup baik. Salah satu upaya peningkatan
produktivitas ubi jalar adalah penggunaan varietas unggul dan pemberian berbagai
jenis sumber kalium. Penggunaan varietas unggul diharapkan mampu
meningkatkan produksi ubi jalar karena berkaitan dengan potensi hasil yang
tinggi. Pemberian berbagai jenis sumber kalium dibutuhkan ubi jalar untuk dapat
memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama umbi. Penelitian
ini dilaksanakan di lahan masyarakat Desa Namo Gajah, Medan Tuntungan
dengan ketinggian tempat ± 25 meter dpl dari bulan Mei sampai Oktober 2015,
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor
pertama adalah varietas dengan 3 jenis yaitu Antin-2 (V1); Beta-2 (V2); Kidal
(V3) dan faktor kedua yaitu pemberian berbagai jenis sumber kalium dengan 4
jenis yaitu Tanpa pemupukan kalium (K0); Pupuk KCl (K1); Biochar sekam padi
(K2); dan kompos TKKS (K3). Parameter yang diamati adalah pertambahan
panjang tanaman, panjang umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, bobot umbi
per sampel, bobot biomassa tanaman per sampel, rataan bobot umbi, dan indeks
panen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh
nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-8 MST, jumlah umbi
per sampel, bobot umbi per sampel, dan Indeks Panen. Pemberian berbagai jenis
sumber kalium berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang
tanaman 4-6 MST. Interaksi antara perlakuan varietas dengan pemberian berbagai
jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman 48 MST.
Kata Kunci : Ubi jalar, varietas, sumber kalium

ABSTRACT
EVI ROSALIA:Response in growth and productionsome varieties of sweet potatoes
(Ipomoea batatasL.) on various types of potassium source . Supervised by NINI
RAHMAWATI and ROSITA SIPAYUNG.
Sweet potato is a staple food for the population group of Indonesia . Sweet
potato has a high nutritional content . It also has a pretty good selling point . One
effort to improve the productivity of sweet potato is the use of high yielding
varieties and the provision of various types of sources of potassium . The use of
high yielding varieties is expected to increase the production of sweet potato
because it is associated with high yield potential . Provision of various types of
sources of potassium needed for the sweet potato can improve the growth and
development of plants , especially tuber.This research was conducted in Desa

Namo Gajah, Medan Tuntunganwith altitude ± 25 meters above sea surface
began from Mei to October 2015. This research used factorial randomized block
design with two factors. The first factor was varieties with three kinds Antin-2
(V1), Beta-2 (V2), and Kidal (V3) and the second factor was application of
various types of source of potassium with four kinds without potassium
fertilization (K0); KCl fertilizer (K1); Biochar rice husks (K2); TKKS compost
(K3). Parameter observed was plant’s length; long tubers per sample; the number
of tubers per sample; weight of tuber per sample; the weight of plant biomass per
sample; the average weight of tubers ; and harvest index .
The result of this research showed that varieties were significantly effect
to plant’s length parameter on 4-8 weeks after planting, the number of tubers per
sample , weight of tuber per sample , and harvest Index. Application of various
types of source of potassium were significantly effect to plant’s length parameter
4-6 weeks after planting. Interaction of varieties and application of various types
of source of potassium significantly effect to plant’s length parameter on 48weeks after planting.
Key words : Sweet potato, variety, source of potassium

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 21 April 1994 anak kedua dari 2
bersaudara dari ayahanda Alm. Suerlan dan Ibunda Rostina.

Tahun 2011 penulis lulus dari SMA N 6 Medan dan pada tahun 2011
masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih minat
Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi Agroekoteknologi.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai asisten praktikum di
Laboratorium Agroklimatologi dan Ekologi Tanaman dan Laboratorium Budidaya
Tanaman Obat dan Rempah.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Wanasari
Nusantara Kebun Sei Jake pada tahun 2014.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Juduldari skripsi ini adalah
“Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea
batatasL.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber Kalium”.Skripsi ini merupakan
syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Nini Rahmawati, SP,
MSi dan Ir. Rosita Sipayung, MP selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberi bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Ayahanda Alm. Suerlan, Ibunda
Rostina, kakanda Rudi Sukmayana atas semangat, doa, dan dukungannya. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada mestika, rian, irna, riri, cut, desi, kak dwi,
eka, rada, heru, zein serta kepada seluruh tim asisten KLIMTAN dan teman-teman
lainnya yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu.
Semoga hasil skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ............................................................................................. 4
Syarat Tumbuh ............................................................................................... 5
Iklim ....................................................................................................... 5
Tanah ...................................................................................................... 6
Varietas Ubi Jalar .................................................................................................. 7
Pupuk KCl...................................................................................................... 9
Biochar Sekam Padi ....................................................................................... 11
Kompos TKKS............................................................................................... 12
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 14
Bahan dan Alat ............................................................................................... 14
Metode Penelitian .......................................................................................... 14

Pelaksanaan Penelitian ......................................................................................... 17
Persiapan lahan .................................................................................. 17
Pembuatan Bedengan ........................................................................ 17
Persiapan bibit ................................................................................... 17
Pembuatan Biochar sekam padi.........................................................
Pengaplikasian Pupuk KCl ................................................................ 17
Pengaplikasian Biochar sekam padi .................................................. 18
Pengaplikasian Kompos TKKS ......................................................... 18

Penanaman ......................................................................................... 18
Pemupukan Dasar .............................................................................. 18
Pemeliharaan ..................................................................................... 19
Penyiraman.................................................................................... 19
Penyulaman............................................................................... 19
Pengangkatan Batang................................................................ 19
Penyiangan dan Pembumbunan .................................................... 19
Pengendalian hama dan penyakit.............................................. 19
Panen ................................................................................................. 20
Pengamatan Parameter ................................................................................... 20
Pertambahan panjang tanaman (cm) ................................................. 20

Panjang umbi per sampel (cm) .......................................................... 20
Jumlah umbi (umbi) .......................................................................... 20
Bobot umbi per sampel (g) ................................................................ 21
Bobot umbi per plot (g) ..................................................................... 21
Bobot biomassa tanaman (g) ............................................................. 21
Rataan bobot umbi ............................................................................. 21
Indeks panen ...................................................................................... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ................................................................................................... 22
Pembahasan ........................................................................................ 31
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................ 34
Saran ................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35
LAMPIRAN .......................................................................................................... 38

DAFTAR TABEL
No

Hal


1.

Rataan pertambahan panjang tanaman 4-8 MST (cm) ................................ 23

2.

Panjang umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai
jenis sumber kalium ..................................................................................... 25

3.

Jumlah umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai
jenis sumber kalium ..................................................................................... 26

4.

Bobot umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai
jenis sumber kalium ..................................................................................... 27

5.

Bobot biomassa tanaman per sampel dengan perlakuan varietas dan
pemberian berbagai jenis sumber kalium .................................................... 29

6.

Rataan bobot umbi dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis
sumber kalium ............................................................................................. 29

7.

Indeks panen dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis
sumber kalium ............................................................................................. 29

DAFTAR GAMBAR
No

Hal

1.

Diagram hubungan antara jumlah umbi per sampel dengan perlakuan
varietas ......................................................................................................... 26

2.

Diagram hubungan antara bobot umbi per sampel dengan perlakuan
varietas ......................................................................................................... 27

3.

Diagram hubungan antara bobot biomassa tanaman per sampel dengan
perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium ............... 29

4.

Diagram hubungan antara indeks panen dengan perlakuan varietas ........... 31

DAFTAR LAMPIRAN
No

Hal

1.

Bagan penanaman pada plot ........................................................................ 39

2.

Bagan plot penelitian .................................................................................. 40

3.

Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian ...................................................... 41

4.

Deskripsi varietas ubi jalar .......................................................................... 42

5.

Perhitungan kebutuhan pupuk berbagai sumber kalium.............................. 47

6.

Perhitungan kebutuhan pupuk dasar tanaman ubi jalar ............................... 48

7.

Data pertambahan panjang tanaman 1 MST................................................ 49

8.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 1 MST.................................... 49

9.

Data pertambahan panjang tanaman 2 MST................................................ 50

10.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 2 MST.................................... 50

11.

Data pertambahan panjang tanaman 3 MST................................................ 51

12.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 3 MST.................................... 51

13.

Data pertambahan panjang tanaman 4 MST................................................ 52

14.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 4 MST.................................... 52

15.

Data pertambahan panjang tanaman 5 MST................................................ 53

16.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 5 MST.................................... 53

17.

Data pertambahan panjang tanaman 6 MST................................................ 54

18.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 6 MST.................................... 54

19.

Data pertambahan panjang tanaman 7 MST................................................ 55

20.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 7 MST.................................... 55

21.

Data pertambahan panjang tanaman 8 MST................................................ 56

22.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 8 MST.................................... 56

23.

Data pertambahan panjang tanaman 9 MST................................................ 57

24.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 9 MST.................................... 57

25.

Data pertambahan panjang tanaman 10 MST.............................................. 58

26.

Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 10 MST.................................. 58

27.

Data panjang umbi per sampel .................................................................... 59

28.

Sidik ragam panjang umbi per sampel ........................................................ 59

29.

Data jumlah umbi per sampel ...................................................................... 60

30.

Sidik ragam jumlah umbi per sampel .......................................................... 60

31.

Data bobot umbi per sampel ........................................................................ 61

32.

Sidik ragam bobot umbi per sampel ........................................................... 61

33.

Data bobot biomassa tanaman per sampel ................................................... 62

34.

Sidik ragam bobot biomassa tanaman per sampel ....................................... 62

35.

Data rataan bobot umbi per sampel ............................................................. 63

36.

Sidik ragam rataan bobot umbi per sampel ................................................ 63

37.

Data indeks panen ........................................................................................ 64

38.

Sidik ragam indeks panen ............................................................................ 64

39.

Foto umbi ..................................................................................................... 65

40.

Foto kegiatan penelitian............................................................................... 67

ABSTRAK
EVI ROSALIA : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Ubi
Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber Kalium. dibimbing
oleh NINI RAHMAWATI dan ROSITA SIPAYUNG.
Ubi jalar merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok
penduduk Indonesia. Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain
itu juga memiliki nilai jual yang cukup baik. Salah satu upaya peningkatan
produktivitas ubi jalar adalah penggunaan varietas unggul dan pemberian berbagai
jenis sumber kalium. Penggunaan varietas unggul diharapkan mampu
meningkatkan produksi ubi jalar karena berkaitan dengan potensi hasil yang
tinggi. Pemberian berbagai jenis sumber kalium dibutuhkan ubi jalar untuk dapat
memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama umbi. Penelitian
ini dilaksanakan di lahan masyarakat Desa Namo Gajah, Medan Tuntungan
dengan ketinggian tempat ± 25 meter dpl dari bulan Mei sampai Oktober 2015,
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor
pertama adalah varietas dengan 3 jenis yaitu Antin-2 (V1); Beta-2 (V2); Kidal
(V3) dan faktor kedua yaitu pemberian berbagai jenis sumber kalium dengan 4
jenis yaitu Tanpa pemupukan kalium (K0); Pupuk KCl (K1); Biochar sekam padi
(K2); dan kompos TKKS (K3). Parameter yang diamati adalah pertambahan
panjang tanaman, panjang umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, bobot umbi
per sampel, bobot biomassa tanaman per sampel, rataan bobot umbi, dan indeks
panen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh
nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-8 MST, jumlah umbi
per sampel, bobot umbi per sampel, dan Indeks Panen. Pemberian berbagai jenis
sumber kalium berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang
tanaman 4-6 MST. Interaksi antara perlakuan varietas dengan pemberian berbagai
jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman 48 MST.
Kata Kunci : Ubi jalar, varietas, sumber kalium

ABSTRACT
EVI ROSALIA:Response in growth and productionsome varieties of sweet potatoes
(Ipomoea batatasL.) on various types of potassium source . Supervised by NINI
RAHMAWATI and ROSITA SIPAYUNG.
Sweet potato is a staple food for the population group of Indonesia . Sweet
potato has a high nutritional content . It also has a pretty good selling point . One
effort to improve the productivity of sweet potato is the use of high yielding
varieties and the provision of various types of sources of potassium . The use of
high yielding varieties is expected to increase the production of sweet potato
because it is associated with high yield potential . Provision of various types of
sources of potassium needed for the sweet potato can improve the growth and
development of plants , especially tuber.This research was conducted in Desa
Namo Gajah, Medan Tuntunganwith altitude ± 25 meters above sea surface
began from Mei to October 2015. This research used factorial randomized block
design with two factors. The first factor was varieties with three kinds Antin-2
(V1), Beta-2 (V2), and Kidal (V3) and the second factor was application of
various types of source of potassium with four kinds without potassium
fertilization (K0); KCl fertilizer (K1); Biochar rice husks (K2); TKKS compost
(K3). Parameter observed was plant’s length; long tubers per sample; the number
of tubers per sample; weight of tuber per sample; the weight of plant biomass per
sample; the average weight of tubers ; and harvest index .
The result of this research showed that varieties were significantly effect
to plant’s length parameter on 4-8 weeks after planting, the number of tubers per
sample , weight of tuber per sample , and harvest Index. Application of various
types of source of potassium were significantly effect to plant’s length parameter
4-6 weeks after planting. Interaction of varieties and application of various types
of source of potassium significantly effect to plant’s length parameter on 48weeks after planting.
Key words : Sweet potato, variety, source of potassium

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubi jalar merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok
penduduk Indonesia, karena itu tanaman ubi jalar ikut memegang peranan penting
di dalam posisi lumbung pangan nasional.Tanaman tersebut juga memegang
peranan penting dalam perekonomian nasional, terutama di kalangan masyarakat
pedesaan di Indonesia.Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang cukup
tinggi.Selain itu juga memiliki nilai jual yang cukup baik (Suparman, 2007).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi ubi jalar Indonesia
pada tahun 2012 adalah sebesar 2.483.460 ton dengan produktivitas 139.29 Ku/ha
dan mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu produksi sebesar 2.386.729 ton
dan produktivitas 147.47 Ku/ha. Produksi ubi jalar di provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2013 sebanyak 116.671ton juga mengalamipenurunandibandingkan
pada tahun 2012 yaitu 186.583 ton.
Untuk mengatasi masalah tersebut upaya yang masih mungkin dapat
dilakukan untuk meningkatan produksi ubi jalar adalah melalui intensifikasi yaitu
melalui penggunaan benih unggul, perbaikan pengelolaan usahatani ubi jalar
dengan penggunaan pupuk berimbang dosis, waktu dan cara yang tepat sesuai
dengan kondisi dan sifat kimia tanah setempat (Sasongko, 2009).
Varietas Unggul Baru merupakan komponen teknologi produksi yang
sangat strategis dalam upaya meningkatkan produksi ubijalar karena berkaitan
dengan potensi hasil yang tinggi. Varietas unggul baru yang mempunyai karakter
sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna juga relatif mudah diterima
petani, dan kompatibel dengan komponen teknologi budidaya lain. Hingga tahun

2009, Badan Litbang Pertanian telah melepas masing-masing 10 varietas unggul
ubikayu dan 19 ubijalar, masing-masing dengan sifat keunggulan (Saleh, 2011).
Ubi jalar varietas Antin-2 di lepas tahun 2013, umur panen 4-4,5 bulan,
hasil rata-rata 20,4 ton/ha. Keunggulan varietas Antin-2 adalah kadar antosianin
510.80 mg/100 gbahan, agak tahan hama boleng, dan penyakit kudis. Ubi jalar
varietas Beta-2dilepas tahun 2009.Umur panen tanaman 4-4,5 bulan, hasil
produksi 25-35 ton/ha. Adapun keunggulan dari ubi jalar varietas Beta-2 adalah
kadar betakaroten 4.629 mg/100 gbahan, agak tahan kudis dan boleng. Ubi jalar
varietas kidal tahun di lepas 2001 umur panen 4-4,5 bulan, hasil 25-30 ton/ha.
Adapun keunggulan ubi jalar varietas kidalyaitu agak tahan hama boleng dan
hama penggulung daun serta tahan penyakit kudis dan bercak daun (Balitkabi,
2011).
Salah satu pupuk anorganik yang dibutuhkan oleh tanaman ubi jalar yang
dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan terutama umbi adalah
Kalium.Kalium adalah salah satu unsur hara essensial yang dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah besar. Peran kalium dalam tanaman, yakni membantu
proses fotosintesis untuk membentuk senyawa organik baru yang akan
ditranslokasikan ke organ tempat penyimpanan dalam hal ini umbi dan sekaligus
memperbaiki kualitas umbi tanaman ubi jalar (Sianturi dan Ernita, 2014).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk
meningkatkan ketersediaan unsur hara/bahan organik tanah dengan pemberian
berbagai

sumber

kalium

pada

beberapa

varietas

ubi

jalar

mampumeningkatkan pertumbuhan dan produksi umbi pada ubi jalar.

sehingga

Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuanuntuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi
beberapa varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) terhadap berbagai jenis sumber
kalium.
Hipotesa Penelitian
Aplikasi berbagai sumber kalium berpengaruh nyata meningkatkan
pertumbuhan dan produksi beberapa varietasUbi Jalar(Ipomoea batatasL.) dan
interaksi keduanya.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh data dalam penyusunan
skripsi dan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Suparman (2007), sistematika tanaman ubi jalar adalah sebagai
berikut : Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Sub-divisio :
Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Convolvulales , Famili :
Convolvulaceae, Genus : Ipomoea, Spesies : Ipomoea batatasL.
Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar
lumbung atau umbi.Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat
untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akanterbentuk umbi.
Kedalaman tanah akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15 persen dari
seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang
tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih aktif
(Sonhaji, 2007).
Ubi jalar memiliki batang lunak, berbentuk bulat, batang ubi jalar beruasruas dan panjang satu ruas antara 1-3 cm dan setiap ruas ditumbuhi daun, akar,
dan tunas atau cabang. Panjang batang utama beragam yaitu tergantung
varietasnya, dan umumnya berkisar antara 2-3 meter untuk varietas ubi jalar
merambat (Juanda dan Cahyono, 2000).Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda
tergantung

varietasnya.

Tangkaidaun

melekat

pada

buku-buku

batang

(Suparman, 2007).
Mahkota bunga menyatu membentuk terompet, berdiameter 3-4 cm,
berwarna merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau
ungu, menyerupai warna bunga mekar pagi (morning glory).Bunga mekar pada

pagi hari, dan menutup serta layu dalam beberapa jam.Penyerbukan dilakukan
oleh serangga.Biji terdapat dalam kapsul, sebanyak 1-4 biji.Biji matang berwarna
hitam, bentuknya memipih, dan keras, dan biasanya memerlukan pengausan
(skarifikasi) untuk membantu perkecambahan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Buah pada ubi jalar berkotak tiga yang terbentuk setelah terjadi
penyerbukan.Satu bulan setelah terjadi penyerbukan buah ubi jalar sudah masak,
didalam buah terdapat biji yang sangat ringan. Biji buah memiliki kulit yang keras
yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif untuk
menghasilkan varietas ubi jalar yang baru (Juanda dan Cahyono, 2000).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab.
Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu
21-27°C. Daerah yang mendapatkan sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan
daerah yang disukai.Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usah atani ubi
jalar tercapai pada musim kering (kemarau).Di tanah yang kering (tegalan) waktu
tanam yang baik untuk ubi jalar yaitu pada waktu musim hujan, sedangkan pada
tanah sawah waktu yang baik yaitu sesudah tanaman padi dipanen. Tanaman ubi
jalar dapat ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000mm/tahun, optimalnya
antara 750-1500mm/tahun (Deputi Menegristek,2008).
Ubi jalar sangat membutuhkan udara panas, lembab dan kandungan air
tinggi. Suhu yang dibutuhkan sekitar 24°C sampai 27°C dengan lama penyinaran
matahari 10-12jam sehari. Meskipun demikian tanaman ubi jalar dapat tumbuh

sepanjang tahun, asalkan berada di tempat lahan yang terbuka dan tidak
tergenangi air (Suparman, 2007).
Kelembaban berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika kelembaban udara
lingkungan di sekitar tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada
tumbuhan akan berlangsung lambat. Sebaliknya, jika kelembaban di sekitar
tumbuhan rendah, difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan berlangsung cepat
(Lakitan, 2007).
Tanah
Hampir semua jenis tanah petanian cocok untuk membudidayakan ubi
jalar.Janis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak
mengandung bahan organik aerasi serta drainasenya baik. Pananaman ubi jalar
pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar mudah terserang
hama penggerek (Cylas sp.). sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah
becek atau drainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi
jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol
(Deputi Menegristek, 2008).
Tanaman ini dapat diusahakan di berbagai tempat, baik dataran rendah
maupun dataran tinggi/pegunungan, serta di segala macam tanah.Tetapi yang
paling cocok dan potensial, dengan hasil produksi yang bagus dan tinggi adalah di
tanah pasir berlempung yang gembur dan halus.Tanah dengan pH 5.6-6.6 lebih
disukai untuk pertumbuhannya (Koswara, 2013).
Ubi jalar menyukai tanah liat berpasir remah yang berdrainase baik,
dengan aerase yang memadai.Pemadatan tanah berpengaruh buruk terhadap
bentuk dan ukuran umbi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Varietas Ubi Jalar
Konsumsi bahan pangan setiap tahun cenderung meningkat. Keadaan ini
disebabkan antara lain karena bertambahnya jumlah penduduk dan makin
meningkatnya pendapatan masyarakat. Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut
salah satu usaha di bidang tanaman adalah mengoptimalkan teknologi budidaya
tanaman pertanian, khususnya dengan pemakaian varietas unggul.Penggunaan
varietas merupakan teknologi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam hal
meningkatkan produksi pertanian, tetapi dampaknya juga meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.Oleh karena itu varietas unggul yang
memiliki berbagai sifat yang diinginkan memegang peranan penting untuk tujuan
dimaksud.Varietas unggul pada umumnya memiliki sifat-sifat yang menonjol
dalam hal potensi hasil tinggi.Tahan terhadap organisme pengganggu tertentu dan
memiliki keunggulan pada ekolokasi tertentu serta mempunyai sifat-sifat
agronomis penting lainnya. Dengan menggunakan varietas unggul tahan hama dan
penyakit adalah merupakan cara paling murah untuk menekan pengganggu
tanaman tanpa adanya kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lingkungan.
Dalam upaya untuk terus meningkatkan produksi pertanian, para pemulia tanaman
senantiasa berusaha menciptakan varietas unggul modern yang memiliki sifat-sifat
yang dinginkan dan cocok untuk kondisi lingkungan tertentu (Balitkabi, 2011).
Varietas atau kultivar atau klon ubi jalar yang ditanam di berbagai daerah
jumlahnya cukup banyak, antara lain: lampeneng, sawo, cilembu, rambo, SQ-27,
jahe, kleneng, gedang, tumpuk, georgia, layang-layang, karya, daya, borobudur,
prambanan, mendut, dan kalasan. Varietas yang digolongkan sebagai varietas
unggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Berdaya hasil tinggi, di atas

30 ton/hektar, berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan, rasa ubi enak dan manis,
tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.) dan penyakit kudis oleh cendawan
Elsinoe sp., kadar karotin tinggi di atas 10 mg/100 gram, keadaan serat ubi relatif
rendah (Jayanto, 2009).
Ubi jalar termasuk tanaman tropis dan dapat tumbuh dengan baik di
daerah sub tropis. Disamping iklim, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ubi
jalar adalah jarak tanam, varietas dan lokasi tanam.Umumnya ubi jalar dibagi
dalam dua golongan, yaitu ubi jalar yang berumbi keras (karena banyak
mengandung pati) danubi jalar yang berumbi lunak (karena banyak mengandung
air).Dari warna daging umbinya, ada yang berwarna putih, merah kekuningan,
kuning, merah, krem, jingga atau ungu dan lain-lain.Menilik umurnya, ada ubi
jalar yang berumur pendek (dapat dipanen pada usia 4-6 bulan) dan ada yang
berumur

panjang

(baru

dapat

dipanen

setelah

berumur

8-9

bulan)

(Koswara, 2013).
Umbi tanaman ubi jalar memliki tekstur daging bervariasi, ada yang masir
(mempur) dan ada pula yang benyek berair. Rasa umbi tanaman ubi jalar pun
bervariasi, ada yang manis, kurang manis, dan ada pula yang gurih. Bentuk dan
ukuran umbi merupakan salah satu kriteria untuk menentukan harga jual di
pasaran. Bentuk umbi yang rata (bulat dan bulat lonjong) dan tidak banyak
lekukan termasuk umbi yang berkualitas baik (Juanda dan Cahyono, 2000).
Peningkatan
promosiubijalar

konsumsi

sebagai

ubijalar

pangan

juga

fungsional

dapat
dan

dilakukan

pangan

melalui

sehat.Senyawa

betakaroten pada ubijalar kuning/orange dan antosianin pada ubijalar ungu yang
bermanfaat bagi kesehatan perlu ditonjolkan untuk menghapus citra ubijalar yang

dianggap sebagai makanan inferior. Betakaroten memiliki 100% aktivitas
provitamin A dan antosianin dapat berfungsi sebagai antioksidan, sehingga
berperan positif terhadap pemeliharaan kesehatan tubuh. Jepang merupakan salah
satu negara yang intensif mempromosikan manfaat antosianin ubijalar.Senyawa
fenol pada ubijalar juga berfungsi sebagai antioksidan, kandungan serat pangan
dan nilai glikemik indeks (GI) ubijalar yang relatif rendah memberi nilai tambah
bagi komoditas ini sebagai pangan fungsional (Ginting et al., 2011).
Ubi jalar ungu jenis Ipomoea batatasL. Poir memiliki warna ungu yang
cukup pekat pada daging ubinya, sehingga banyak menarik perhatian.Warna ungu
pada ubi jalar disebabkan oleh adanya pigmen ungu antosianin yang menyebar
dari bagian kulit sampai dengan daging ubinya.Konsentrasi antosianin inilah yang
menyebabkan beberapa jenis ubi ungu mempunyai gradasi warna ungu yang
berbeda.Secara nutrisi, ubi jalar pada umumnya didominasi oleh karbohidrat yang
dapat mencapai 27,9% dengan kadar air 68,5%, sedang dalam bentuk tepung
karbohidratnya mencapai 85,26% dengan kadar air 7,0% (Hardokoet al., 2010).
Sejauh ini pengolahan ubi jalar cenderung secara tradisional dan kurang
dapat diaplikasikan untuk produk yang lebih luas.Jenis ubi jalar yang berpotensi
untuk dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu ubi jalar oranye yang merupakan
sumber karbohidrat cukup tinggi dan memiliki senyawa antioksidan alami betakaroten.Ubi jalar oranye memiliki beragam varietas.Salah satu varietas unggul
yang sedang dikembangkan oleh Balai Penelitian Kacang dan Umbi atau
BALITKABI yaitu Beta 2. Ubi jalar oranye varietas Beta 2 ini memiliki
kandungan pati yang cukup tinggi yaitu 17.80 % dan total karoten sebesar 4629
μg/100gram (Kautsary et al., 2015).

Beta-2 adalah varietas ubi jalar yang memiliki kandungan betakaroten
tinggi, tetapi potensi produksi dan kandungannya lebih rendah dibandingkan
beta-1. Keunggulan varietas ubi jalar ini terbilang tinggi dan betakaroten juga
tinggi.Varietas ubi jalar yang kaya β-karotin ini potensial dikembangkan secara
potensial oleh agroindustri pangan dalam meningkatkan asupan pro-vitamin A
bagi masyarakat (Litbang Pertanian, 2013).
Kidal, merupakan varietas unggul baru ubijalar dengan tipe tanaman semi
kompak.Produktivitas mencapai 25-30 ton/ha.Bentuk umbi membulat, tangkai
umbi sangat pendek.Warna kulit umbi merah dan warna daging umbi kuning tua.
Rasa enak, kandungan bahan kering 31 %, kandungan pati 32,85 %, kandungan
beta karoten 345 mkg/100 g. Varietas Kidal agak tahan hama boleng, dan
penyakit kudis. Varietas ini cocok untuk dikonsumsi. Umur panen 4,0-4,5 bulan
(Dinas Pertanian Yogyakarta, 2011).
Pupuk KCl
Unsur nitrogen, fosfor dankalium, merupakan hara makro yangmutlak
diperlukan untuk pertumbuhandan perkembangan tanaman ubijalar.Unsur kalium
paling banyak dibutuhkankarena berperan penting dalam meningkatkan aktivitas
fotosintesis terutamapada periode pembentukkan umbi.Kalium diperlukan untuk
meningkatkanaktivitas kambium dalam akar yang menyimpan pati di dalamnya
dan jugauntuk meningkatkan aktivitas sintesis pati dalam umbi (Paulus, 2011).
Usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produksi ubi jalar
adalah

dengan

melakukan

pemupukan

baik

pupuk

organik

maupun

anorganik.Salah satu pupuk an-organik yang dibutuhkan tanaman ubi jalar yang
dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan terutama umbi adalah

Kalium.Kalium adalah suatu satu unsur hara esensial yang di butuhkan oleh
tanaman dalam jumlah besar.Kalium di serap tanaman dalam bentuk ion K+ di
dalam tanah.Ion ini bersifat dinamis, sehingga mudah tercuci tanah berpasir dan
tanah dengan pH rendah.peran kalium dalam tanaman, yakni membantu proses
fotosintesis, untuk membentuk senyawa organik baru yang akan ditranslokasikan
ke organ tempat penyimpanan dalam hal ini umbi dan sekaligus memperbaiki
kualitas umbi tanaman ubi jalar. KCl adalah pupuk buatan yang mengandung
Kalium (52% K20) di mana untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dan perbaikan
tanah (Sianturi dan Ernita, 2014).
Dalam pemberian KCl, perlu diperhatikan jumlah kalium yang tersedia
dalam tanah. Pada tanah ber-pH rendah ketersediaan kaliumnya sangat
rendah.Ketersediaan kalium biasanya baik pada tanah netral maupun pada tanah
basa yang menunjukkan pencucian kaliaum dapat di tukar terbatas.Ketersediaan
kalium diartikan sebagai kalium yang dibebaskan dari bentuk tidak dapat
dipertukarkan kebentuk yang dapat dipertukarkan, sehingga dapat diserap
tanaman.Barbagai faktor yang dapat dipengaruhi ketersediaan tanaman adalah
peristiwa pembekuan dan pencairan, pembasahan dan pengeringan, ph tanah dan
pelapukan.

Kalium

diserap

dalam

bentuk

K+

yang

monovalen

(Gardner et al., 1991).
Biochar Sekam Padi
Biochar merupakan substansi arang kayu yang digunakan untuk kegiatan
pertanian. Biochar dibuatmenggunakan proses pirolisis. Bahan baku yang
digunakan adalah limbah-limbah pertanian dan limbah kehutanan.Bila limbahlimbah tersebut mengalami pembakaran dalamkeadaan tanpa oksigen akan

menghasilkan 3 substansi,yaitu: metana dan hidrogen yang dapat dijadikan bahan
bakar, bio-oil yang dapat diperbaharui dan arang hayati(biochar).Biochar dapat
memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan produksi tanaman, terutama pada
tanah-tanah yang kurang subur.Kemampuan biochar untuk memegang air dan
hara dalam tanah membantu mencegah terjadinya kehilangan pupuk akibat aliran
permukaan (runoff) dan pencucian (leaching), sehingga memungkinkan
penghematan pupuk dan mengurangi polusi pada lingkungan sekitar.Kemampuan
mempertahankan kelembaban dapat membantu tanaman pada periode-periode
kekeringan.Biochar juga sangat penting dalam memperkaya karbon organik pada
tanah-tanahmarginal dan mempercepatperkembangan mikroba-mikroba untuk
penyerapan hara dalam tanah (BPTP, 2011).
Bahan dasar yang digunakan dalam pirolisis dapat berupa berbagai jenis
dan bentuk biomassa. Residu biomassa pertanian atau kehutanan, termasuk
potongan kayu, tempurung kelapa, tongkol jagung, sekam padi atau kulit buah
kacang-kacangan, kulit kayu, sisa-sisa usaha perkayuan, limbah industri tebu, sisa
penyulingan, dan bahan organik daur ulang lainnya. Pada saat ini residu tanaman
yang paling potensial untuk pembuatan biochar adalah sekam padi.Tanaman yang
khusus untuk mengambil energinya dapat digunakan untuk menghasilkan bahan
bakar hayati (biofuels) dengan biochar sebagai hasil samping yang dapat
diaplikasikan ke tanah (Gani, 2009).
Sekam dapat diproses menjadi biochar (emas hitam untuk pertanian) yang
digunakan sebagai amelioran utama untuk meningkatkan kandungan bahan
organik, menaikkan pH dan produksi berbagai tanaman. Biochar merupakan
senyawa organik berkarbon tinggi (40 – 60%) hasil proses pirolisis (karbonisasi)

yang resisten terhadap pelapukan sehingga mampu berfungsi sebagai ameliorant
organik yang efektif untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mampu bertahan
hingga ratusan tahun di dalam tanah (Sudjana, 2014).
Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah Limbah Pabrik KelapaSawit
yang jumlahnya sangat melimpah.Setiap pengolahan 1 ton TBSmenghasilkan 230
kg tandan kosong kelapa sawit.Pengolahan dan pemanfaatanTKKS oleh pabrik
kelapa sawit masih sangat terbatas. Alternatif lain denganmenimbun (open
dumping) untuk dijadikan mulsa di perkebunan kelapa sawitatau diolah menjadi
kompos (Hanum, 2009).
Keunggulan kompos TKKS yaitu mengandung unsur hara yangdibutuhkan
tanaman antara lain K, P, Ca, Mg, C dan N. Kompos TKKS dapatmemperkaya
unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifatfisik, kimia
dan biologi tanah. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifatyang
menguntungkan antara lain membantu kelarutan unsur-unsur hara yangdiperlukan
bagi pertumbuhan tanaman, bersifat homogen dan mengurangi resikosebagai
pembawa hama tanaman, merupakan pupuk yang tidak mudah tercucioleh air
yang meresap dalam tanah dan dapat diaplikasikan pada sembarangmusim (Eleni,
2014).
Kompos tankos memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain:
1) membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman, 2) bersifat homogen dan mengurangi resiko sebagai pembawa hama
tanaman, 3) merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air, 4) dapat
diaplikasikan pada berbagai musim (Pakpahan et al., 2013).

Menurut Penelitian Astuti et al (2010), bahwa aplikasi kompos TKKS
berpengaruh terhadap perkembangan tanaman ubi jalar. Pemberian kompos
TKKS menngakibatkan perbedaan yang nyata dibandingkan yang tidak diberi
kompos padabeberapa komponen pertumbuhan, sebabtanah yang kaya akan bahan
organik relatifsedikit hara yang terfiksasi mineral tanah,sehingga yang tersedia
untuk tanaman lebihbesar. Pemberian kompos dapat memperbaiki kesuburan
tanahdibandingkan dengan tanah yang tidakdiberi kompos, dimana pemberian
komposTKKS dapat meningkatkan kadar C organikdan Kdd dalam tanah.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan masyarakat Desa Namo Gajah Kecamatan
Medan Tuntungan tepatnya di belakang Rumah Sakit Umum Pusat

H.Adam

Malik Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai
bulan Mei 2015 sampai Oktober 2015.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan ialah bibit setek pucuk ubi jalar varietas Antin 2,
varietas Beta 2 dan varietas Kidal sebagai objek yang akan diamati, pupuk Urea
dan TSP untuk pemupukan dasar, biochar sekam padi dan kompos tandan kosong
kelapa sawit sebagai perlakuan yang akan diaplikasikan pada tanaman ubi jalar,
air untuk menyiram tanaman dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian
ini.
Alat yang digunakan yaitu cangkul, pisau/cutter, pacak sampel, meteran,
timbangan analitik, gembor, serta alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan
2 faktor :
Faktor I : Varietas Ubi Jalar (V) terdiri dari 3 jenis, yaitu :
V1 : Antin 2 (Ungu)
V2 :Beta 2 (Orange)
V3 : Kidal (Kuning Tua)
Faktor II : Berbagai Jenis Sumber Kalium (K) terdiri dari 3 jenis, yaitu :
K0 : Tanpa pemupukan kalium

K1 : Pupuk KCl
K2 : Biochar Sekam Padi
K3: Kompos TKKS
Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :
V1K0

V2K0

V3K0

V1K1

V2K1

V3K1

V1K2

V2K2

V3K2

V1K3

V2K3

V3K3

Jumlah ulangan (Blok)

: 3 ulangan

Jumlah plot

: 36 plot

Jumlah tanaman per plot

: 6 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 216 tanaman
Jumlah sampel per plot

: 4 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya

: 144 tanaman

Jarak antar plot

: 30 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Ukuran Plot

: 200 x 100 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan
model linear sebagai berikut :
Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
dimana :
Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i denganperlakuan
Varietas ubi jalar taraf ke-j dan Sumber kalium taraf ke-k
μ

: Nilai tengah

ρi

: Efek blok ke-i

αj

: Efek varietas ubi jalar pada taraf ke-j

βk

: Efek perlakuan sumber kalium pada taraf ke-k

(αβ)jk : Efek interaksi dari varietas ubi jalar pada taraf ke-j dan perlakuan
sumber kalium pada taraf ke-k
εijk

: Galat dari blok ke-i, varietas ubi jalar pada taraf ke-j dan perlakuan
sumber kalium pada taraf ke-k
Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,

maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1989).

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Lahan penanaman yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma
di areal tersebut. Kemudian lahan diolah dan digemburkan dengan menggunakan
cangkul dengan kedalaman olah 20 cm. setelah itu dibuat plot-plot dengan ukuran
panjang 200 cm, lebar 100cm, dan tinggi 30 cm dengan jarak antar blok 50 cm
dan jarak antar plot 30 cm. pada sekeliling daerah dibuat parit drainase sedalam
30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian.
Pembuatan Bedengan
Pembuatan bedengan dilakukan pada saat setelah dilakukan persiapan
lahan dengan ukuran 200 cm x 100cm dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak
antar blok 50 cm dengan media tanam yang digunakan adalah tanah lahan yang
sudah digemburkan dan dicampur dengan kompos.
Pembuatan Biochar sekam padi
Pembuatan biochar sekam padi dilakukan 1 bulan sebelum penanaman.
Proses pembuatannya yaitu dengan memasukkan sekam padi ke dalam drum
(pirolisator) lalu dibakar hingga membara. Jika suhu sudah mencapai 200 0C,
drum ditutup dan asap akan keluar melalui cerobong hal ini menandakan bahwa
pembakaran berjalan dengan baik. Setelah 2-3,5 jam dan sudah tidak
mengeluarkan asap lagi, arang dikeluarkan dan disiram dengan air. Selanjutnya
arang dijemur lalu siap untuk digunakan.
Persiapan Bibit
Bibit yang digunakan adalah varietas Antin-2, Beta-2, dan Kidal berasal
dari Balitkabi Malang panjang stek pucuk 25 cm dan ukuran bibit relatif sama.

Pengaplikasian Biochar sekam padi
Pengaplikasian Biochar sekam padi dilakukan sesuai dengan dosis anjuran
yaitu 10 ton/ha(0.5 kg/tanaman). Pengaplikasian Biochar sekam padidilakukan
dengan cara ditabur kemudian dicampurkan ke tanah dengan cara dicangkul
sampai merata. Di aplikasikan 1 minggu sebelum stek ubi jalar akan di tanam.
Pengaplikasian Kompos TKKS
Pengaplikasian kompos TKKS dilakukan sesuai dengan dosis anjuran
yaitu 20 ton/ha(600 gr/tanaman). Pengaplikasian kompos TKKS dilakukan
dengan cara ditabur kemudian dicampurkan ke tanah dengan cara dicangkul
sampai merata. Di aplikasikan 1 minggu sebelum stek ubi jalar akan di tanam.
Pengaplikasian Pupuk KCl
Pengaplikasian Pupuk KCl dilakukan sesuai dengan dosis anjuranyaitu
100 Kg/ha (1,5 gr/tanaman). Pengaplikasian Pupuk KCl diaplikasi secara tugal di
dekat masing-masing tanaman dan ditutup dengan tanah. Di aplikasikan 1 minggu
setelah stek ubi jalar di tanam dan pada 5 minggu setelah tanam.
Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar dilakukan satu minggu setelah tanam.Pupuk yang
diberikan sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk ubi jalar yaitu Urea
200 kg/ha (40 g/plot) dan TSP100 kg/ha (20 g/plot).Pupuk diaplikasikan secara
larikan dan ditutup kembali dengan tanah.
Penanaman
Stek pucuk ditanam tegak lurus dengan pangkal stek dibenamkan (1/3
bagian stek) sehingga tinggi 2/3 bagian stek di atas tanah, jarak tanam yang
digunakan adalah 30 x 100 cm. Setiap lubang ditanami dengan 1 stek.

Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari tergantung
kondisi cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada setek yang rusak atau tidak
tumbuhpada saat 1 MST setelah penanaman di lapangan.
Pengangkatan Batang
Pengangkatan batang bertujuan mencegah terbentuknya umbi-umbi
kecil.Pengangkatan atau pembalikan batang dilakukan pada umur 50 HST atau
pengangkatan batang dilakukan berdasarkan pengamatan adanya akar yang
tumbuh pada ruas-ruas batang.
Penyiangandan Pembumbunan
Penyiangan

dilakukan

untuk

mengendalikan

gulma

sekaligus

menggemburkan tanah. Tumbuhan pengganggu perlu dikendalikan agar tidak
menjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsur hara serta untuk
mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual
dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu.Pembumbunan
dilakukan pada umur 4 MST hingga 8 MST dengan interval satu minggu.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hamadan penyakit tanaman dilakukan dengan cara manual
dengan me