Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) pada Berbagai Dosis Pupuk anorganik

PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS UBI JALAR

(Ipomoea batatas L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK ANORGANIK
SKRIPSI

OLEH :
DEWI SARTIKA HSB
070301043
BUDIDAYA PERTANIAN-AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara

PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS UBI JALAR

(Ipomoea batatas L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK ANORGANIK

SKRIPSI

OLEH :
DEWI SARTIKA HSB
070301043
BUDIDAYA PERTANIAN-AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara

Judul Penelitian

Nama:
NIM
Departemen
Program Studi

: Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Ubi Jalar
(Ipomoea batatas L.) pada Berbagai Dosis Pupuk
anorganik
: Dewi Sartika Hsb
: 070301043
: Budidaya Pertanian
: Agronomi

Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing

(Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MS)
Ketua

(Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP)

Anggota

Mengetahui

(Ir. T. Sabrina, M.Agr. Sc.Phd)
Ketua Departemen Agroekoteknologi

Tanggal Lulus:

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
DEWI SARTIKA HSB. Pertumbuhan dan hasil tiga varietas ubi jalar (Ipomoea
batatas (L) Lam) pada pemberian beberapa dosis pupuk anorganik. Dibimbing
oleh CHAIRANI HANUM dan RATNA ROSANTY LAHAY.
Ubi jalar sebagai salah satu tanaman penghasil karbohidrat yang keempat
setelah padi, jagung dan ubi kayu dalam hal kandungan gizinya terutama pada
kandungan beta karoten yang cukup tinggi. Pemilihan kultivar yang ditanam erat
hubungannya dengan tujuan pemanfaatnya. Pupuk anorganik dapat
mempengaruhi sifat fisik, anorganik dan biologi tanah yang pada gilirannya akan

memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman. Penelitian ini untuk
mengetahui efektivitas pupuk kima terhadap pertumbuhan dan hasil ubi jalar.
Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian Cengkeh Turi, Binjai mulai dari bulan
Desember sampai Februari 2011. Metode yang digunakan adalah Rancangan
Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor. Faktor I yakni tiga varietas yaitu A82,
MSU 03028-10 dan Daya. Faktor ke II yakni dosis pupuk anorganik yaitu 0%,
50%, 100%, dan 150 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing varietas memberikan
perbedaan nyata terhadap pertambahan panjang tanaman, jumlah umbi per
sampel, bobot umbi per sampel, rataan bobot umbi, bobot umbi per plot dan
indeks panen. Pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang
tanaman, bobot umbi per sampel, rataan bobot umbi, dan bobot umbi per plot.
Interaksi varietas dengan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap panjang
umbi per sampel dan indeks panen.
Kata kunci: ubi jalar, varietas, pupuk anorganik

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
DEWI SARTIKA HSB. Growth and production three of variety sweet potatoes

(Ipomoea batatas (L) Lam) by giving variety and anorganic fertilizer. Supervised
by CHAIRANI HANUM and RATNA ROSANTY LAHAY.
Sweet potatoes is stample food by people which produce carbohidrate
number fourth after rice, corn, and cassava and contains carotein is more.
Cultivar is related by the porpuse. can effect physics, anorganic and biological of
soil that can repair growth and product plants. This research is want to know
effectivity of anorganic fertilizer to growth and production of sweet potatoes. This
research was held in practice field of Cengkeh Turi, Binjai from Desember to
February 2011. The method of this research is randomized block design factorial
with 2 factors. Factor I is A 82 Variety , Variety II is MSU 03028-10 Variety, Variety
III is Daya variety, Factor 2 is anorganic fertylizer 0%, 50 %, 100 % and 150 %.
The result of this result showed that variety effected significantly on
increase height of plant, height of tuber, weight tuber per sample, average weight
tuber, weight tuber per plot and index of yield. Anorganic fertylizer effect
significantly on increase height of plant weigh, weight tuber per plots, average
weight tuber,weight tuber per sample tuber per sample and average weight tuber.
The interaction of variety and anorganic fertylizer effect significantly to height of
tuber and index of yield.
Keywords: sweet potatoes, variety, anorganic fertilizer


Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Dewi Sartika Hsb lahir pada tanggal 5 Desember 1987 di Medan, anak
pertama dari tiga bersaudara putri dari Ayahanda Mansyur Hsb dan Ibunda Rahma
Sarie bt Harun.
Pendidikan yang pernah ditempuh hingga saat ini adalah tahun 2000 tamat
dari Sekolah Dasar Negeri 010086 Kisaran, pada tahun 2003 tamat dari Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kisaran, dan pada tahun 2006 tamat dari
Sekolah Menengah Umum Negeri 7 Medan.
Terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi Agronomi Jurusan Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur
SPMB pada tahun 2007.
Terdaftar sebagai asisten Laboratorium Morfologi dan Taksonomi
Tumbuhan (2009-2010), Laboratorium Anatomi Tumbuhan (2010-2011),
Laboratorium Dasar Agronomi (2011)
Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni-Juli 2010
di PTPN II Kebun Sawit Seberang Kabupaten Langkat Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya lah proposal penelitian ini dapat diselesaiakan.
Adapun judul dari penelitian ini adalah Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas
Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Anorganik .
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat
yang tulus penulis sampaikan kepada Ayahanda Mansyur Hsb dan Ibunda Rahma
Sarie bt Harun yang telah memberikan dorongan moril dan material serta doa
yang tulus, Ibu Dr. Ir. Chairani Hanum, MP sebagai ketua komisi pembimbing
dan Ibu Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP selaku anggota komisi pembimbing yang
telah banyak memberi arahan, bimbingan, dan masukan dalam menyelesaikan
penulisan proposal penelitian ini. Kepada kedua adik saya M. Zul Abror Hsb dan
Nurul Zakiyah Hsb saya ucapkan terima kasih yang mendalam atas bantuan dan
dukungannya. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Chaty,
Eriska, Iqbal, Hendra dan rekan-rekan BDP yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan proposal penelitian ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Akhir kata penulis
mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Maret 2011

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRACT ............................................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
PENDAHULUAN

Latar Belakang ...............................................................................................1
Tujuan Penelitian ...........................................................................................5
Hipotesa Penelitian.........................................................................................5
Kegunaan Penelitian.......................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .............................................................................................6
Syarat Tumbuh ...............................................................................................7
Iklim ........................................................................................................7
Tanah .......................................................................................................8
Varietas ..........................................................................................................7
Pupuk Anorganik .........................................................................................10

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Tempat dan waktu Penelitian .......................................................................13
Bahan dan alat ..............................................................................................13
Metode Penelitian.........................................................................................13
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Areal ............................................................................................16
Pembuatan Bedengan...................................................................................16
Persiapan Bahan Tanaman ...........................................................................16

Penanaman ...................................................................................................16
Aplikasi Pupuk Anorganik...........................................................................16
Pemeliharaan Tanaman ................................................................................17
Penyiraman ............................................................................................17
Penyulaman............................................................................................17
Penyiangan dan Pembumbunan .............................................................17
Pengangkatan Batang.............................................................................17
Pengendalian Hama dan Penyakit..........................................................18
Panen .....................................................................................................18
Peubah Amatan ............................................................................................18
Pertambahan Panjang Tanaman (cm) ....................................................18
Jumlah Umbi Per Sampel (umbi)...........................................................18

Universitas Sumatera Utara

Bobot Umbi Per Sampel (g)...................................................................18
Panjang Umbi Per Sampel (cm).............................................................18
Lilit Umbi Per Sampel (cm)...................................................................19
Ratan Bobot Umbi (g)............................................................................19
Bobot Umbi Per Plot (g) .......................................................................19

Indeks Panen ...........................................................................................19

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ...........................................................................................................20
Pembahasan .................................................................................................33

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..................................................................................................39
Saran ...........................................................................................................39
DAFTAR PUSATAKA .....................................................................................40

LAMPIRAN .......................................................................................................42

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.

Judul

Halaman

1. Pertambahan panjang tiga varietas ubi jalar dengan
pemberian pupuk anorganik pada 6 MST ..................................................... 20
2. Jumlah umbi per sampel dari tiga varietas ubi jalar dengan
pemberian pupuk anorganik.......................................................................... 22
3. Bobot umbi per sampel dari tiga varietas ubi jalar dengan
pemberian pupuk anorganik.......................................................................... 23
4. Panjang umbi per sampel dari tiga varietas ubi jalar dengan
pemberian pupuk anorganik.......................................................................... 25
5. Lilit umbi per sampel dari tiga varietas ubi jalar dengan
pemberian pupuk anorganik.......................................................................... 27
6. Rataan bobot umbi dari tiga varietas ubi jalar dengan
pemberian pupuk anorganik.......................................................................... 28
7. Bobot umbi per plot dari tiga varietas dengan pemberian
pupuk anorganik............................................................................................ 30
8. Indeks panen dari tiga varietas ubi jalar dengan pemberian
pupuk anorganik............................................................................................ 31

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No.

Judul

Halaman

1. Pertambahan panjang tiga varietas ubi jalar pada 6 MST.................... 21
2. Pertambahan panjang ubi jalar pada 6 MST dengan
pemberian pupuk anorganik................................................................ 21
3. Jumlah umbi dari tiga varietas ubi jalar ............................................... 23
4. Bobot umbi dari tiga varietas ubi jalar................................................. 24
5. Bobot umbi pada pemberian pupuk anorganik .................................... 25
6. Panjang umbi pada interaksi varietas dengan pupuk
anorganik.............................................................................................. 26
7. Rataan bobot umbi dari tiga varietas.................................................... 28
8. Rataan bobot umbi pada pemberian pupuk anorganik ........................ 29
9. Bobot umbi dari tiga varietas ubi jalar................................................. 30
10. Bobot umbi pada pemberian pupuk anorganik .................................... 31
11. Indeks panen dari tiga varietas ubi jalaar ............................................. 32
12. Indeks panen pada interaksi varietas dengan pupuk anorganik ........... 33

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Judul

Halaman

1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Anorganik.................................................... 42

2. Bagan Penelitian............................................................................................ 44
3. Plot Penelitian ............................................................................................... 44

4. Analisa Tanah Daerah Cengkeh Turi............................................................ 45

5. Jadwal kegiatan penelitian ............................................................................ 46
6. Pertambahan panjang tanaman 1 MST (cm)................................................. 47

7. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman 1 MST ..................................... 47
8. Pertambahan panjang tanaman 2 MST (cm)................................................. 48

9. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman ................................................. 48
10. Pertambahan panjang tanaman 3 MST (cm)................................................. 49

11. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman ................................................. 49
12. Pertambahan panjang tanaman 4 MST (cm)................................................. 50

13. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman ................................................. 50
14. Pertambahan panjang tanaman 5 MST (cm)................................................. 51

15. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman ................................................. 51
16. Pertambahan panjang tanaman 6 MST (cm)................................................. 52

17. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman ................................................. 52
18. Pertambahan panjang tanaman 7 MST (cm)................................................. 53

19. Sidik ragam pertambahan panjang tanaman ................................................. 53
20. Jumlah umbi per sampel (umbi).................................................................... 54

21. Sidik ragam jumlah umbi per sampel............................................................ 54
22. Bobot umbi per sampel (g)............................................................................ 55

23. Sidik ragam bobot umbi per sampel.............................................................. 55
24. Panjang umbi per sampel (cm)...................................................................... 56

25. Sidik ragam panjang umbi per sampel .......................................................... 56

26. Lilit umbi per sampel (cm)............................................................................ 57

27. Sidik ragam lilit umbi per sampel ................................................................. 57
28. Rataan bobot umbi per sampel (g) ................................................................ 58

Universitas Sumatera Utara

29. Sidik ragam bobot umbi per sampel.............................................................. 58
30. Bobot umbi per plot (g)................................................................................. 59

31. Sidik ragam bobot umbi per plot.................................................................. 59
32. Indeks panen.................................................................................................. 60

33. Sidik ragam indeks panen ............................................................................. 60

34. Rangkuman hasil uji beda rataan .................................................................. 61
35. Lahan penelitian ............................................................................................ 62
36. Ubi jalar setiap perlakuan pada 11 MST....................................................... 63
37. Produksi ubi jalar .......................................................................................... 68
38. Deskripsi Daya .............................................................................................. 70

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
DEWI SARTIKA HSB. Pertumbuhan dan hasil tiga varietas ubi jalar (Ipomoea
batatas (L) Lam) pada pemberian beberapa dosis pupuk anorganik. Dibimbing
oleh CHAIRANI HANUM dan RATNA ROSANTY LAHAY.
Ubi jalar sebagai salah satu tanaman penghasil karbohidrat yang keempat
setelah padi, jagung dan ubi kayu dalam hal kandungan gizinya terutama pada
kandungan beta karoten yang cukup tinggi. Pemilihan kultivar yang ditanam erat
hubungannya dengan tujuan pemanfaatnya. Pupuk anorganik dapat
mempengaruhi sifat fisik, anorganik dan biologi tanah yang pada gilirannya akan
memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman. Penelitian ini untuk
mengetahui efektivitas pupuk kima terhadap pertumbuhan dan hasil ubi jalar.
Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian Cengkeh Turi, Binjai mulai dari bulan
Desember sampai Februari 2011. Metode yang digunakan adalah Rancangan
Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor. Faktor I yakni tiga varietas yaitu A82,
MSU 03028-10 dan Daya. Faktor ke II yakni dosis pupuk anorganik yaitu 0%,
50%, 100%, dan 150 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing varietas memberikan
perbedaan nyata terhadap pertambahan panjang tanaman, jumlah umbi per
sampel, bobot umbi per sampel, rataan bobot umbi, bobot umbi per plot dan
indeks panen. Pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang
tanaman, bobot umbi per sampel, rataan bobot umbi, dan bobot umbi per plot.
Interaksi varietas dengan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap panjang
umbi per sampel dan indeks panen.
Kata kunci: ubi jalar, varietas, pupuk anorganik

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
DEWI SARTIKA HSB. Growth and production three of variety sweet potatoes
(Ipomoea batatas (L) Lam) by giving variety and anorganic fertilizer. Supervised
by CHAIRANI HANUM and RATNA ROSANTY LAHAY.
Sweet potatoes is stample food by people which produce carbohidrate
number fourth after rice, corn, and cassava and contains carotein is more.
Cultivar is related by the porpuse. can effect physics, anorganic and biological of
soil that can repair growth and product plants. This research is want to know
effectivity of anorganic fertilizer to growth and production of sweet potatoes. This
research was held in practice field of Cengkeh Turi, Binjai from Desember to
February 2011. The method of this research is randomized block design factorial
with 2 factors. Factor I is A 82 Variety , Variety II is MSU 03028-10 Variety, Variety
III is Daya variety, Factor 2 is anorganic fertylizer 0%, 50 %, 100 % and 150 %.
The result of this result showed that variety effected significantly on
increase height of plant, height of tuber, weight tuber per sample, average weight
tuber, weight tuber per plot and index of yield. Anorganic fertylizer effect
significantly on increase height of plant weigh, weight tuber per plots, average
weight tuber,weight tuber per sample tuber per sample and average weight tuber.
The interaction of variety and anorganic fertylizer effect significantly to height of
tuber and index of yield.
Keywords: sweet potatoes, variety, anorganic fertilizer

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubi jalar atau ketela rambat atau sweet potato diduga berasal dari Benua
Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi
jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai
Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer
asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke
seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orangorang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang,
dan Indonesia. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas ke seluruh
provinsi di Indonesia. Pada tahun 1968 Indonesia merupakan negara
penghasil ubi jalar nomor empat di dunia. Sentra produksi ubi jalar adalah
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya, dan Sumatra Utara
(http://www.tazar.co.id, 2010).
Salah satu produk pertanian Indonesia yang potensial untuk dijadikan
alternatif pengganti terigu ialah ubi jalar. Keberadaan ubi jalar cukup dikenal oleh
masyarakat Indonesia, bahkan di beberapa daerah seperti Papua, ubi jalar
dijadikan sebagai makanan pokok. Selain itu, ditinjau dari segi potensinya, ubi
jalar memiliki prospek yang cukup bagus sebagai komoditas pertanian unggulan.
Sebagai tanaman palawija yang memiliki potensi produksi ± 25-40 ton/ha dan
waktu tanam yang relatif singkat (3,5-6 bulan), saat ini ubi jalar merupakan
tanaman umbi-umbian yang paling produktif (Widhi dan Dahrul , 2008).

Universitas Sumatera Utara

Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan salah satu komoditi
bahan makanan pokok. Ubi jalar merupakan komoditi pangan penting di
Indonesia dan diusahakan penduduk mulai dari daerah dataran rendah sampai
dataran tinggi. Tanaman ini mampu beradaptasi di daerah yang kurang subur dan
kering. Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai bentuk atau macam produk
olahan. Beberapa peluang penganeka-ragaman jenis penggunaan ubi jalar dapat
dilihat berikut ini:
a) Daun: sayuran, pakan ternak
b) Batang: bahan tanam, pakan ternak
c) Kulit ubi: pakan ternak
d) Ubi segar: bahan makanan
e) Tepung: makanan
f) Pati: fermentasi, pakan ternak, asam sitrat
(Tim Penulis MIG Corp, 2010).
Ada beberapa produk yang dapat diolah dari umbi ubi jalar, yaitu gaplek
ubi jalar, tepung ubi jalar, keripik ubi jalar, french fries ubi jalar, kue ubi jalar
(dodol, cookies, dan cheese stick), dan manisan kering ubi jalar. Jika produk di
atas diolah secara baik, kemungkinan besar banyak masyarakat akan menyukainya
karena harganya cukup murah dan rasanya cukup enak (Hasbullah, 2010).
Ubi jalar merupakan sumber utama karbohidrat yang baik untuk penderita
diabetes karena kandungan gulanya sederhana. Ubi jalar merah juga sangat kaya
akan pro vitamin A atau retinol. Di dalam 100 gr ubi jalar merah terkandung 2310
mcg (setara dengan satu tablet vitamin A). Bahkan dibandingkan bayam dan
kangkung, kandungan vitamin A ubi jalar merah masih setingkat lebih tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Keistimewaan

ubi

ini

juga

terletak

pada

kandungan

seratnya

yang

sangat tinggi. Bagus untuk mencegah kanker saluran pencernaan dan
mengikat

zat

karsinogen

penyebab

kanker

di

dalam

tubuh

(http://banabakery.wordpress.com, 2010).
Berat kering umbi adalah 16-40 % berat basah. Sebanyak 75-90 % dari
berat kering adalah karbohidrat (pati, gula, selulosa, hemiselulosa, dan pektin).
Disamping karbohidrat, ubi jalar mengandung protein, lemak, dan mineral dapat
dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut :
Tabel 1. Komposisi kimia ubi jalar
Senyawa Kimia
Energi (kj/100gr)
Protein (%)
Lemak (%)
Pati (%)
Gula (%)
Serat makanan (%)
Kalsium (mg/100gr)
Fospor (mg/100gr)
Besi (mg/100gr)
Vitamin A (mg/100gr)
Vitamin B (mg/100gr)

Kandungan
71,1
1,43
0,17
22,4
2,4
1,6
29
51
0,49
0,01
0,09

Sumber : Hasbullah, 2010
Produksi ubi jalar Indonesia masih rendah. Hasil umbi basah rata-rata
pada tingkat petani 7,3 ton per hektar; sedangkan rata-rata produksi di tingkat
nasional 9,5 ton per hektar. Produksi yang rendah ini dapat disebabkan oleh
banyak faktor, antara lain misalnya pelaksanaan teknik budidaya yang belum
sempurna, di samping itu juga diakibatkan oleh pemanfaatan ubi jalar sampai
sekarang terbatas sebagai tanaman sampingan saja. Peningkatan produksi ubi jalar
masih terus dilakukan, untuk itu usaha yang dapat ditempuh salah satunya

Universitas Sumatera Utara

perbaikan dalam hal pemupukan. Pemberian pupuk yang tepat baik dalam
komposisi maupun pelaksanaan pemupukannya sangat berpengaruh dalam
peningkatan produksi tanaman yang diusahakan (Djalil dkk, 2004).
Untuk peningkatan produksi tanaman, pupuk buatan lebih banyak
digunakan karena pupuk ini mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
1. Pupuk buatan dapat memberikan unsur hara yang cepat tersedia bagi
tanaman.
2. Lebih mudah menentukan jumlah pupuk yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
3. Pupuk dapat diberikan pada saat yang tepat.
4. Pupuk buatan pada umumnya mengandung unsur hara yang tinggi.
5. Pengangkutan dan pemberiannya lebih murah, mudah dan ekonomis.
(Hasibuan, 2004).
Bibit baik yang akan menghasilkan produksi tinggi menurut petani adalah
dari keturunan kedua dan ketiga sejak pembibitan asal umbi. Selama ini
dinyatakan oleh sebagian besar petani ubi jalar bahwa generasi bibit akan
mempengaruhi produktivitas, namun berhubung tidak ada kebun khusus yang
menghasilkan bibit, pada akhirnya petani menggunakan bibit dari pertanaman
sebelumnya yang diusahakan oleh petani lain yang seringkali tidak lagi diketahui
sudah memasuki generasi keberapa, ada yang telah mencapai generasi keempat,
kelima, bahkan keenam. Salah satu upaya untuk meningkatan produktivitas pada
tanaman ubi jalar adalah dengan menggunakan sarana produksi pupuk dan bibit
yang baik dengan potensi produksi yang tinggi (Sulistyowati dan Suwarto, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Sel-sel yang membentuk organ vegetatif seperti akar, dipengaruhi oleh
pengaturan gen-gen yang berinteraksi dalam pertumbuhan organisme. Interaksi
antar gen dan gen serta lingkungan mampu mengatur urutan perkembangan sel-sel
tanaman. Interaksi dari gen-gen yang mengatur pembentukan hasil fotosintesis di
daun dan penyimpan hasil assimilasi di bagian akar, serta pertumbuhan akar yang
baik dengan keadaan lingkungan yang mendukung seperti keadaan tanah yang
baik

mampu

meningkatkan

volume

akar

untuk

pembentukan

umbi

(Amin dkk, 2008).
Berdasarkan
melakukan

uraian

penelitian

di

tentang

atas

maka

pertumbuhan

penulis
dan

hasil

tertarik
tiga

untuk
varietas

ubi jalar (Ipomoea batatas L.) pada berbagai dosis pupuk anorganik.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari perbedaan
pertumbuhan dan hasil tiga varietas ubi jalar (Ipomoea batatas L.) pada berbagai
dosis pupuk anorganik.
Hipotesa Penelitian
Ada

perbedaan

pertumbuhan

dan

hasil

tiga

varietas

ubi jalar (Ipomoea batatas L.) akibat pemberian berbagai dosis pupuk anorganik.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk
pihak-pihak yang berkepentingan dalam budidaya ubi jalar (Ipomea batatas L.).

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Dalam Rukmana (1997) sistematika tanaman ubi jalar diklasifikasikan ke
dalam golongan sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Solanales

Family

: Convolvulaceae

Genus

: Ipomoea

Spesies

: Ipomoea batatas (L.) Lam

Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar
lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat
untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi.
Kedalaman akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15 persen dari seluruh
akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang
tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih tetapi aktif
(Sonhaji, 2007).
Ubi jalar adalah tanaman dikotiledon tahunan dengan batang panjang
menjalar dan daun berbentuk jantung hingga bundar yang bertopang tangkai daun
tegak. Bagian tengah batang tempat tumbuhnya cabang lateral biasanya bengkok
dan bergantung pada panjang ruas batang, dapat terlihat berupa semak. Tipe

Universitas Sumatera Utara

kultivar yaitu semak, semak menjalar, atau menjalar, lebih ditentukan oleh
panjang ruas daripada oleh panjang batang, percabangan batang berbeda

beda

bergantung pada kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkai
daun melekat pada buku-buku batang (Suparman, 2007).
Mahkota bunga menyatu membentuk terompet, berdiameter 3

4 cm,

berwarna merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau
ungu, menyerupai warna bunga mekar pagi (morning glory). Bunga mekar pada
pagi hari, dan menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan
oleh serangga. Biji berbentuk dalam kapsul, sebanyak 1
berwarna
memerlukan

hitam,

bentuknya

pengausan

memipih,

(skarifikasi)

dan

untuk

4 biji. Biji matang

keras,

membantu

dan

biasanya

perkecambahan

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Waktu yang diperlukan mulai dari bibit ubijalar ditanam sampai dipanen
adalah sekitar 100-150 hari tergantung jenis ubi jalar dan keadaan lingkungan
tumbuhnya (Suparman, 2007).
Syarat Tumbuh
Iklim
Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi
dengan daerah beriklim lebih memberikan suhu rata-rata tidak turun di bawah
20 °C dan suhu minimum tinggal di atas 15 °C.

Untuk budidaya ubi jalar

temperatur antara 15 hingga 33 °C diperlukan selama siklus vegetatif, dengan
suhu optimal yang antara 20 hingga 25 °C. Temperatur rendah pada malam
mendukung pembentukan umbi-umbian, dan temperatur tinggi pada siang hari

Universitas Sumatera Utara

mendukung perkembangan vegetatif (perkembangan umbi-umbian hanya terjadi
dalam kisaran suhu 20 hingga 30 °C, optimum 25 °C dan umumnya berhenti di
bawah 10 °C). Ubi jalar adalah tanaman hari pendek, yang memerlukan cahaya
untuk pembangunan maksimum. Temperatur dan fluktuasi suhu bersama-sama
dengan hari-hari pendek mendukung pertumbuhan umbi-umbian dan membatasi
pertumbuhan dedaunan. Kelembaban memiliki pengaruh yang menentukan
pertumbuhan ubi dan produksi. Kadar air daun adalah (86%), batang (88,4%) dan
umbi (70,6%). Kelembaban penting untuk mencapai perkecambahan yang baik.
Tanah juga harus tetap basah selama masa pertumbuhan (60-120 hari), meskipun
pada panen kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi . Kondisi yang
mendukung perkembangan bagian vegetatif tanaman meliputi kelembaban relatif
80% dan tanah lembab (http://www.fao.org, 2008).
Tanah
Tanaman ubi jalar tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang becek
atau berdrainase buruk dan akan mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun
menguning dan umbi membusuk. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada keasaman
tanah (pH) 4,5-7,5, tetapi yang optimal untuk pertumbuhan umbi pada pH 5,5-7.
Sewaktu muda tanaman membutuhkan kelembaban tanah

yang cukup

(Sarwono, 2005).
Varietas
Indonesia merupakan pusat keanekaragaman ubi jalar kedua setelah Amerika
Latin. Ubi jalar berdaging umbi jingga adalah salah satu sumber

-Karoten atau

provitamin A. Meskipun potensinya cukup besar, tetapi studi genetika sebagai dasar
pengembangan

kultivar

masih

terbatas.

Salah

satu

penyebabnya

karena

ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman heksaploid (2n = 6x = 90) serta

Universitas Sumatera Utara

mempunyai sistem ketidakserasian sendiri (self-incompatibility) dan ketidakserasian
silang (cross- incompatibility) (Onggo, 2008).

Plasma nutfah (sumber genetik) tanaman ubi jalar yang tumbuh di dunia
diperkirakan berjumlah lebih dari 1000 jenis, namun baru 142 jenis yang
diidentifikasi oleh para peneliti. Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan
salah satu komoditi bahan makanan pokok (Trisnawati dkk, 2004).
Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah
dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau
stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.

Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.

b.

Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.

c.

Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat,
normal, tidak terlalu subur.

d.

Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya
rapat dan buku-bukunya tidak berakar.

e.

Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari.

Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas
ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan
tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai
kecenderungan penurunan hasil pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena
itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam
atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan (Tim Penulis MIG Corp, 2010).
Untuk

memperoleh

tanaman

sehat

dan

hasil

tinggi,

sebaiknya

menggunakan bibit yang sehat dari hama dan penyakit serta dengan varietas/klon

Universitas Sumatera Utara

yang mempunyai potensi produksi tinggi. Di dalam penyediaan bibit perlu
diperhatikan kemurnian dan keseragaman tumbuh di lapangan, bibit bebas dari
kotoran

serta

mempunyai

daya

kecepatan

tumbuh

yang

tinggi

(Setyono dkk, 1995).
Pemilihan kultivar yang ditanam erat hubungannya dengan tujuan
pemanfaatnya. Untuk tujuan makanan pokok dan olahan, diperlukan ubi jalar
yang mempunyai kadar pati tinggi yang umumnya terdapat pada kultivar yang
mempunyai sifat daging umbi kering (dry-fleshed), jenis ubi ini bila dicampur
dengan bahan pangan lain, tidak mempengaruhi rasa bahan campuran utama,
sedang untuk tujuan penganan dipilih yang mempunyai rasa manis dan umumnya
terdapat pada ubi yang berdaging umbi lembek (moist-fleshed) (Onggo, 2008).
Pupuk anorganik
Pupuk Nitrogen
Kekurangan unsur N pada ubi jalar terlihat dari gejala warna kuning pucat
pada permukaan daun dan warna ungu pada tulang daun. Senyawa N sangat
penting untuk pembentukan klorofil dan protein, sehingga pada tanah miskin N
memerlukan pemupukan N.
Gejala tanaman yang membutuhkan unsur ini adalah pertumbuhan
tanaman terlambat, mula-mula daun menguning lalu rontok, daun menguning
diawali daun bagian bawah lalu ke daun bagian bawah (Agromedia, 2007).
Apabila pupuk N diberikan dalam jumlah besar, maka level karbohidrat
cadangan dalam tanaman segera menurun, tetapi jika suplai N terbatas maka level
ini meningkat. Oleh karena itu, optimalisasi pupuk N memerlukan kiat tersendiri

Universitas Sumatera Utara

agar pengaruh positif dapat dikelola sekaligus dampak negatif menjadi seminimal
mungkin (Hanafiah, 2007).
Zat lemas ini berfungsi untuk

meningkatkan pertumbuhan vegetatif,

menyehatkan hijau daun (klorofil), meningkatkan kadar protein dalam tanaman,
meningkatkan kualitas tanaman yang menghasilkan daun, meningkatkan
berkembangnya mikroorganisme dalam tanah yang penting bagi kelangsungan
pelapukan bahan organik (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).
Pupuk Phosfor
Pemupukan phosfor dapat merangsang pertumbuhan awal bibit tanaman.
Phosfor merangsang pembentukan bunga, buah dan biji. Bahkan mampu
mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas.
Pemupukan phosfor sangat diperlukan oleh tanaman yang tumbuh di daerah
dingin, tanaman dengan perkembangan akar yang lambat atau terhambat, dan
tanaman yang seluruh bagiannya dipanen (Novizan, 2002).
Bila tanaman kahat P, berpengaruh pertumbuhan tanaman seperti
pertumbuhan kecil, hal ini terjadi karena pembelahan sel terganggu. Warna daun
berubah menjadi ungu atau cokelat mulai ujungnya. Hal ini jelas terlihat dalam
tanaman yang masih muda (Hasibuan, 2004).
Phosfor diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah
menjadi senyawa organic. Pospor mobil mudah bergerak antar jaringan tanaman.
Kadar tanaman optimal pospor dalam tanaman pada saat pertumbuhan vegetative
adalah 0.3 % - 0.5 % dari berat kering tanaman (Rosmarkan dan Yuwono, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Pupuk Kalium
Kalium mempunyai fungsi antara lain : membentuk dan mengangkut
karbohidrat, sebagai katalisator dalam pembentukan protein, menetralkan reaksi
dalam sel terutama dari asam organik, menaikkan pertumbuhan jaringan
meristem, memperkuat tegaknya batang sehingga tidak roboh. Selain hal-hal di
atas kalim juga berperan meningkatkan kualitas umbi, mengaktifkan enzim baik
secara langsung maupun tidak langsung dan membantu perkembangan akar
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Fungsi Kalium antara lain adalah translokasi gula pada pembentukan pati
dan protein. Membantu membuka dan menutup stomata, memperbaiki ukuran dan
kualitas umbi, menambah rasa manis pada umbi dan membantu memproduksi
karbohidrat dalam jumlah yang besar (Novizan, 2002).
Unsur kalium diperlukan tanaman untuk pembentukan karbohidrat di
dalam umbi, untuk kekuatan daun, dan pembesaran daun. Tetapi pengaruhnya
terhadap pertumbuhan vegetativ tidak begitu nyata. Disamping itu unsur kalium
berpengaruh nyata terhadap peningkatan daya serap air pada tanaman sehingga
ketahanan terhadap hama dan pentakit, memperbesar umbi dan meningkatkan
daya simpan umbi (Ringkas, 2007).
Dosis pupuk yang dianjurkan pada tanaman ubi jalar adalah 45-90 kg N/ha
(100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg
K2O/ha (100 kg KCl/ha). Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian
pupuk N (urea) dan K (KCl) (Sonhaji, 2007).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat

Desa Cengkeh Turi,

Binjai dengan ketinggian tempat ±25 di atas permukaan laut, mulai bulan
Desember 2010 sampai Februari 2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit ubi jalar varietas
A82, MSU 03028-10, dan Daya, pupuk Urea, TSP dan KCl sebagai pupuk yang
diberikan, Insektisida dan fungisida serta bahan lain yang mendukung penelitian
ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, tali, meteran, body
sprayer, tugal, pacak sampel, timbangan, pacak perlakuan, gembor, buku tulis,
kalkulator, pena dan penggaris.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial
dengan 2 faktor perlakuan yaitu :
Faktor I

: Varietas dengan 3 taraf, yaitu:
V1= A82
V2= MSU 03028-10
V3= Daya

Faktor II

: Pupuk anorganik dengan 4 taraf
K0 = 0
K1 = 50% ( Urea 2,5 g/tan, TSP 0,63g/tan, KCl 1,25g/tan)
K2 = 100% (Urea 5 g/tan, TSP 1,25g/tan, KCl 2,5g/tan)

Universitas Sumatera Utara

K3 = 150% (Urea 7,5 g/tan, TSP 1,88 g/tan, KCl 3,75g/tan)
Sehingga didapat 12 kombinasi:
V1K0

V2K0

V3K0

V1K1

V2K1

V3K1

V1K2

V2K2

V3K2

V1K3

V2K3

V3K3

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah Plot

: 12

Jumlah plot seluruhnya

: 36

Panjang Plot

: 200 cm

Lebar Plot

: 50 cm

Jarak antar Blok

: 50 cm

Jarak atar Plot

: 100 cm

Jumlah tanaman per plot

: 6 tanaman

Jumlah sampel per plot

: 4 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya : 144 tanaman
Jumlah seluruh tanaman

: 216 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier
sebagai berikut :
Yijk = µ + i +

j+ k+(

) jk + ijk

Dimana :
Yijk

= hasil pengamatan blok ke-i dengan perlakuan varietas pada taraf ke-j dan
pupuk anorganik pada taraf ke-k

µ

= nilai tengah perlakuan

Universitas Sumatera Utara

(

i

= pengaruh blok ke-i

j

= pengaruh varietas pada taraf ke-j

k

= pengaruh pupuk anorganik pada taraf ke-k
) jk = pengaruh interaksi antara varietas pada taraf ke-j dan pupuk anorganik

pada taraf ke-k
ijk

= pengaruh galat percobaan blok ke-i yang mendapat perlakuan varietas

ke-j dengan pupuk anorganik pada taraf ke-k
Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan
dengan uji beda rataan yaitu uji Duncan dengan taraf 5%.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Dalam Rukmana (1997) sistematika tanaman ubi jalar diklasifikasikan ke
dalam golongan sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Solanales

Family

: Convolvulaceae

Genus

: Ipomoea

Spesies

: Ipomoea batatas (L.) Lam

Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar
lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat
untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi.
Kedalaman akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15 persen dari seluruh
akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang
tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih tetapi aktif
(Sonhaji, 2007).
Ubi jalar adalah tanaman dikotiledon tahunan dengan batang panjang
menjalar dan daun berbentuk jantung hingga bundar yang bertopang tangkai daun
tegak. Bagian tengah batang tempat tumbuhnya cabang lateral biasanya bengkok
dan bergantung pada panjang ruas batang, dapat terlihat berupa semak. Tipe

Universitas Sumatera Utara

kultivar yaitu semak, semak menjalar, atau menjalar, lebih ditentukan oleh
panjang ruas daripada oleh panjang batang, percabangan batang berbeda

beda

bergantung pada kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkai
daun melekat pada buku-buku batang (Suparman, 2007).
Mahkota bunga menyatu membentuk terompet, berdiameter 3

4 cm,

berwarna merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau
ungu, menyerupai warna bunga mekar pagi (morning glory). Bunga mekar pada
pagi hari, dan menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan
oleh serangga. Biji berbentuk dalam kapsul, sebanyak 1
berwarna
memerlukan

hitam,

bentuknya

pengausan

memipih,

(skarifikasi)

dan

untuk

4 biji. Biji matang

keras,

membantu

dan

biasanya

perkecambahan

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Waktu yang diperlukan mulai dari bibit ubijalar ditanam sampai dipanen
adalah sekitar 100-150 hari tergantung jenis ubi jalar dan keadaan lingkungan
tumbuhnya (Suparman, 2007).
Syarat Tumbuh
Iklim
Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi
dengan daerah beriklim lebih memberikan suhu rata-rata tidak turun di bawah
20 °C dan suhu minimum tinggal di atas 15 °C.

Untuk budidaya ubi jalar

temperatur antara 15 hingga 33 °C diperlukan selama siklus vegetatif, dengan
suhu optimal yang antara 20 hingga 25 °C. Temperatur rendah pada malam
mendukung pembentukan umbi-umbian, dan temperatur tinggi pada siang hari

Universitas Sumatera Utara

mendukung perkembangan vegetatif (perkembangan umbi-umbian hanya terjadi
dalam kisaran suhu 20 hingga 30 °C, optimum 25 °C dan umumnya berhenti di
bawah 10 °C). Ubi jalar adalah tanaman hari pendek, yang memerlukan cahaya
untuk pembangunan maksimum. Temperatur dan fluktuasi suhu bersama-sama
dengan hari-hari pendek mendukung pertumbuhan umbi-umbian dan membatasi
pertumbuhan dedaunan. Kelembaban memiliki pengaruh yang menentukan
pertumbuhan ubi dan produksi. Kadar air daun adalah (86%), batang (88,4%) dan
umbi (70,6%). Kelembaban penting untuk mencapai perkecambahan yang baik.
Tanah juga harus tetap basah selama masa pertumbuhan (60-120 hari), meskipun
pada panen kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi . Kondisi yang
mendukung perkembangan bagian vegetatif tanaman meliputi kelembaban relatif
80% dan tanah lembab (http://www.fao.org, 2008).
Tanah
Tanaman ubi jalar tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang becek
atau berdrainase buruk dan akan mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun
menguning dan umbi membusuk. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada keasaman
tanah (pH) 4,5-7,5, tetapi yang optimal untuk pertumbuhan umbi pada pH 5,5-7.
Sewaktu muda tanaman membutuhkan kelembaban tanah

yang cukup

(Sarwono, 2005).
Varietas
Indonesia merupakan pusat keanekaragaman ubi jalar kedua setelah Amerika
Latin. Ubi jalar berdaging umbi jingga adalah salah satu sumber

-Karoten atau

provitamin A. Meskipun potensinya cukup besar, tetapi studi genetika sebagai dasar
pengembangan

kultivar

masih

terbatas.

Salah

satu

penyebabnya

karena

ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman heksaploid (2n = 6x = 90) serta

Universitas Sumatera Utara

mempunyai sistem ketidakserasian sendiri (self-incompatibility) dan ketidakserasian
silang (cross- incompatibility) (Onggo, 2008).

Plasma nutfah (sumber genetik) tanaman ubi jalar yang tumbuh di dunia
diperkirakan berjumlah lebih dari 1000 jenis, namun baru 142 jenis yang
diidentifikasi oleh para peneliti. Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan
salah satu komoditi bahan makanan pokok (Trisnawati dkk, 2004).
Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah
dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau
stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.

Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.

b.

Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.

c.

Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat,
normal, tidak terlalu subur.

d.

Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya
rapat dan buku-bukunya tidak berakar.

e.

Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari.

Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas
ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan
tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai
kecenderungan penurunan hasil pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena
itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam
atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan (Tim Penulis MIG Corp, 2010).
Untuk

memperoleh

tanaman

sehat

dan

hasil

tinggi,

sebaiknya

menggunakan bibit yang sehat dari hama dan penyakit serta dengan varietas/klon

Universitas Sumatera Utara

yang mempunyai potensi produksi tinggi. Di dalam penyediaan bibit perlu
diperhatikan kemurnian dan keseragaman tumbuh di lapangan, bibit bebas dari
kotoran

serta

mempunyai

daya

kecepatan

tumbuh

yang

tinggi

(Setyono dkk, 1995).
Pemilihan kultivar yang ditanam erat hubungannya dengan tujuan
pemanfaatnya. Untuk tujuan makanan pokok dan olahan, diperlukan ubi jalar
yang mempunyai kadar pati tinggi yang umumnya terdapat pada kultivar yang
mempunyai sifat daging umbi kering (dry-fleshed), jenis ubi ini bila dicampur
dengan bahan pangan lain, tidak mempengaruhi rasa bahan campuran utama,
sedang untuk tujuan penganan dipilih yang mempunyai rasa manis dan umumnya
terdapat pada ubi yang berdaging umbi lembek (moist-fleshed) (Onggo, 2008).
Pupuk anorganik
Pupuk Nitrogen
Kekurangan unsur N pada ubi jalar terlihat dari gejala warna kuning pucat
pada permukaan daun dan warna ungu pada tulang daun. Senyawa N sangat
penting untuk pembentukan klorofil dan protein, sehingga pada tanah miskin N
memerlukan pemupukan N.
Gejala tanaman yang membutuhkan unsur ini adalah pertumbuhan
tanaman terlambat, mula-mula daun menguning lalu rontok, daun menguning
diawali daun bagian bawah lalu ke daun bagian bawah (Agromedia, 2007).
Apabila pupuk N diberikan dalam jumlah besar, maka level karbohidrat
cadangan dalam tanaman segera menurun, tetapi jika suplai N terbatas maka level
ini meningkat. Oleh karena itu, optimalisasi pupuk N memerlukan kiat tersendiri

Universitas Sumatera Utara

agar pengaruh positif dapat dikelola sekaligus dampak negatif menjadi seminimal
mungkin (Hanafiah, 2007).
Zat lemas ini berfungsi untuk

meningkatkan pertumbuhan vegetatif,

menyehatkan hijau daun (klorofil), meningkatkan kadar protein dalam tanaman,
meningkatkan kualitas tanaman yang menghasilkan daun, meningkatkan
berkembangnya mikroorganisme dalam tanah yang penting bagi kelangsungan
pelapukan bahan organik (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).
Pupuk Phosfor
Pemupukan phosfor dapat merangsang pertumbuhan awal bibit tanaman.
Phosfor merangsang pembentukan bunga, buah dan biji. Bahkan mampu
mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas.
Pemupukan phosfor sangat diperlukan oleh tanaman yang tumbuh di daerah
di