1
UIN Syarif Hidayatullah BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jinten hitam habbatussauda merupakan tanaman herbal berbunga tahunan  yang  banyak  ditanam  di  negara  Mediterania,  Timur  Tengah,
Eropa  Timur,  dan  Asia  Barat.  Di  Timur  Tengah,  Afrika  Utara,  dan  India biji  jinten  hitam  telah  lama  digunakan  secara  tradisional  selama  berabad-
abad  untuk  pengobatan  asma,  batuk,  bronkitis,  sakit  kepala,  rematik, demam,  influenza  dan  eksim  serta  sebagai  antihistamin,  antidiabetes,
antiinflamasi,  antioksidan,  dan  meningkatkan  sistem  imun  Burits  and Bucar, 2000; Padmaa, 2010.
Biji  tanaman  habbatussauda  ini  memiliki  kandungan  kimia  fixed oil
berupa  asam-asam  lemak  tidak  jenuh,  misalnya  asam  linoleat,  asam oleat,  asam  palmitat,  asam  stearat,  asam  laurat,  asam  miristat,  serta  asam
linolenat. Minyak atsiri Nigella sativa mengandung beberapa zat seperti 4- terpineol
,  thymohydroquinone,  thymoquinone,  carvacrol,  carvone  dan thymol
.  Thymoquinone  sendiri  merupakan  salah  satu  komponen  Nigella sativa
yang  memiliki  peran  penting  dalam  efek  farmakologis  Subijanto dan Diding, 2008.
MBJH  yang  berada  di  pasaran  pada  umumnya  berupa  sediaan minyak  yang  dikemas  dalam  botol,  dalam  bentuk  soft  kapsul,  dan  dalam
bentuk  serbuk  yang  dicampur  dengan  minyak  zaitun,  sari  kurma,  serta madu. Dan pada penelitian kali ini, MBJH ini akan dibuat menjadi sediaan
emulsi oral. Sediaan yang mengandung minyak rentan terhadap oksidasi. Untuk
meningkatkan  ketahanan  emulsi  MBJH  ini  terhadap  oksidasi,  diperlukan tambahan antioksidan  dari  luar sebagai  pengganti  antioksidan  alami  yang
hilang  akibat  proses  tertentu.  Salah  satu  antioksidan  sintetik  yang  sering digunakan adalah butil hidroksi toluena BHT. Senyawa ini tidak beracun
tapi menunjukkan aktifitas sebagai antioksidan dengan cara mendeaktifasi senyawa radikal Herawati, et, al., 2006.
2
UIN Syarif Hidayatullah
BHT merupakan antioksidan sintetik yang sering digunakan untuk sediaan farmasi. Selain memiliki aktifitas yang baik terhadap radikal, BHT
juga  mempunyai  kelarutan  yang  baik  dalam  minyaklemak,  serta  cukup tahan terhadap proses pemanasan. Karena itu BHT memiliki potensi yang
sangat  besar  sebagai  salah  satu  alternatif  antioksidan  yang  digunakan untuk memperbaiki stabilitas emulsi MBJH Herawati, et, al., 2006.
Formulasi emulsi dari berbagai jenis bahan alami telah dibuat dan digunakan  dalam  industri  makanan,  farmasi,  dan  kosmetik.  Ada  berbagai
bahan  yang  ditambahkan  untuk  meningkatkan  nilai  gizi  maupun  sifat fisikokimia  dari  sediaan  yang  dibuat.  Bahan  tambahan  ini  terkadang
mengalami  degradasi  secara  perlahan  dan  bahkan  bisa  sampai menghilangkan  aktivitasnya  sebagai  antioksidan  karena  mengalami
oksidasi,  bereaksi  dengan  komponen  yang  ada  dalam  sistem  sehingga dapat  membatasi  bioavailibilitas,  atau  mengubah  warna  dan  rasa  produk,
dimana hal ini akan mempengaruhi keamanan dan efektivitas dari sediaan yang dibuat Achouri, Zamani, and Boye, 2012.
Pada  penelitian  sebelumnya  telah  dibuat  emulsi  MBJH,  tetapi kurang  stabil  secara  kimia  ditandai  dengan  berkurangnya  kadar
thymoquinone yang  merupakan  komponen  utama  minyak  atsiri  dalam
MBJH.  Oleh  karena  itu,  dalam  penelitian  ini  dibuat  emulsi  MBJH  yang dimodifikasi dengan penambahan antioksidan BHT.
Formula  yang  digunakan  adalah MBJH  10  Handbook  of  Herbs and  Spices,  tragakan  1,5  optimasi  Nabiela,  2013,  sukrosa  25
optimasi  Indayanti,  2014,  natrium  benzoat  0,10  optimasi  Indayanti, 2014,  BHT  0,02  optimasi  Herawati,  et,  al.,  2006  dan  aquadest  ad
100. Penyimpanan dilakukan selama 21 hari Baby, et al., 2007.
1.2. Batasan Masalah