Instrumen Penelitian Desain Penelitan

commit to user 28

G. Desain Penelitan

Gambar 3.1 Desain penelitian

I. Instrumen Penelitian

1. Rekam Medik Pasien digunakan untuk membedakan caregiver pasien stroke hemoragik dan non-hemoragik 2. Instrumen identitas pribadi 3. Kuesoner L-MMPI Kuesoner L-MMPI Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory. Kuesoner ini merupakan skala validitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi hasil yang mungkin invalid karena kesalahan Keluarga pasien stroke hemoragik Keluarga pasien stroke non-hemoragik Sampel · Biodata jenis kelamin kepemilkan pekerjaan · L-MMPI Hasil T-MAS T-MAS Hasil Analisis regresi logistik ganda · Biodata jenis kelamin kepemilkan pekerjaan · L-MMPI commit to user 29 atau ketidakjujuran subyek penelitian. Tes ini bertujuan untuk menguji kejujuran responden harus menjawab “ya” bila pernyataan tersebut sesuai dengan dirinya dan “tidak” bila sebaliknya. Menurut Graham dalam Handi 2004, nilai batas skala adalah 10 artinya responden mempunyai skor ³10, maka data hasil penelitian responden tersebut dinyatakan invalid 4. Kuesoner T-MAS The Taylor Minnesota Anxiety Scale Kuesioner TMAS adalah instrumen pengukuran kecemasan. TMAS berisi 50 butir pertanyaan, di mana responden menjawab keadaan ”ya” atau ”tidak” sesuai dengan keadaan dirinya, dengan memberi tanda Ö pada kolom jawaban ”ya” atau tanda X pada kolom jawaban “tidak”. Kuesoner TMAS terdiri atas 13 pertanyaan unfavourable nomor 3, 4, 9, 12, 15, 18, 20, 25, 38, 43, 44, dan 50 dan 37 pertanyaan favourable. Setiap jawaban dari pertanyaan favuorable bernilai 1 untuk jawaban ”ya” dan 0 untuk jawaban ”tidak”. Pada pertanyaan unfavourable bernilai 1 untuk jawaban ”tidak” dan bernilai 0 untuk jawaban ”ya”Lampiran 3. Sebagai cut off point adalah sebagai berikut : Skor 21 berarti tidak cemas Skor ³ 21 berarti cemas Suatu skala atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran commit to user 30 tersebut. TMAS mempunyai derajat validitas yang cukup tinggi akan tetapi dipengaruhi juga oleh kejujuran dan ketelitian responden dalam mengisinya Azwar, 2000.

J. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Jumlah Leukosit Dengan Prognostik Stroke Iskemik Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Jumlah Leukosit Dengan Prognostik Stroke Iskemik Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 3 10

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN ANGKA KEJADIAN STROKE DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Merokok Dengan Angka Kejadian Stroke Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 15

HUBUNGAN FIBRILASI ATRIUM DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan Fibrilasi Atrium dengan Stroke Iskemik di RSUD DR. Moewardi.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Stroke Iskemik Dengan Penurunan Fungsi Kognitif Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 0 17

Hubungan Usia dengan Kualitas Hidup Pasien Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 4

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PROGNOSIS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI.

0 0 11

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN DEMENSIA VASKULER PADA PASIEN PASCA STROKE DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 68

Hubungan Antara Dislipidemia Dengan Kejadian Demensia Pada Pasien Post Stroke Iskemik Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta

0 0 48

Hubungan subtipe stroke dengan kejadian demensia pada pasien post stroke di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

0 0 68