Persamaan Penduga Volume Pohon Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Metode Pengambilan Data

3. Menguji berbagai persamaan yang disusun dan memilih salah satu persamaan yang dianggap paling optimum Menurut Loetsch et al. 1973 tidak ada jawaban sederhana pada pernyataan berapa banyak pohon contoh, berdiri atau rebah yang akan diukur untuk memperoleh suatu persamaan volume. Untuk menyusun tabel volume lokal yang dapat dipakai untuk jenis tunggal, mungkin cukup 50 sampai 100 pohon.

2.4 Persamaan Penduga Volume Pohon

Beberapa persamaan hubungan antar volume pohon dengan peubah- peubah penentunya yang biasa digunakan dalam penyusunan tabel volume pohon Loetsch et al. 1973: 1. Satu peubah bebas, hanya diameter pohon: V = + Kopezky-Gehrhardt V = d + Dissescu-Meyer V = + + Hohenadl-Krenn V = Berkhout Log V = + log d Husch 2. Dua peubah bebas, diameter dan tinggi pohon: V = d²h V = + + h + h V = + h + h + h² V = dimana : V : Volume pohon m³ d : Diameter pohon setinggi dada cm h : Tinggi pohon total m b ,b 1 ... : Konstanta

2.5 Matoa Pometia pinnata

Tabel 1 Taksonomi Matoa Pometia pinnata Sumber : haruting.wordpess.com Pometia pinnata J.R Forst G. Forst atau lebih dikenal dengan sebutan Matoa termasuk dalam suku rambutan-rambutanan Sapindaceae. Jenis ini mempunyai beberapa sinonim antara lain Irina glabra Blume 1825, Irina tomentosa Blume 1825, I. alnifolia Blume 1847, I. tomentosa Blume var. cuspidate Blume 1847, Nephelium acuminatum Hook.f. 1860, Pometia macrocarpa Kurz 1876, P. coriacea Radlk 1913, P. pinnata Forst Forst f. repanda Jacobs 1962 Sudarmono 2000. Matoa merupakan pohon raksasa dengan tinggi dapat mencapai 47 m, dengan diameter mencapai 187 cm. Mudah dikenali dengan ciri-ciri batang tanpa bonggol-bonggol, mempunyai alur yang lebar dan dalam serta berakar papan yang berukuran kecil. Kulit batang memiliki ketebalan ± 5 mm, sebelah luar berwarna kelabu dengan bintik-bintik kuning. Kulit sebelah luar licin dengan pecah-pecah halus melintang dan memanjang serta mengeluarkan cairan semacam perekat sedikit tidak berwarna, tidak berbau, rasanya sangat pahit. Cabangranting muda berwarna coklat kuning. Daun tua sebelah atas berwarna hijau Thahjono 1972 dalam Nugraha 2008. Kalkman 1959 dan Faber 1959 dalam Kapisa 1984 membedakan matoa kedalam tiga jenis berdasarkan sifat dan ciri-cirinya. Pometia pinnata Forst mempunyai ciri berdaun lebar, buahnya dapat dimakan, tinggi bebas cabang umumnya sekitar 10 meter dan batangnya kurang bagus dibandingkan P.acuminate Radkl dan P.corriaceae Radkl. Taksonomi Matoa Kingdom Plantae Divisi Magnoliophyta Kelas Magnoliopsida Sub Kelas Rosidae Ordo Sapindales Famili Sapindaceae Genus Pometia Spesies Pometia pinnata Sifat dan ciri Pometia acuminate Radkl dan Pometia corriaceae Radkl, yaitu: berdaun kecil, tinggi bebas cabangnya lebih dari 10 meter, tajuknya bulat dengan diameter batang rata-rata 100 cm. Pometia spp berbuah sekali dalam setahun, dimana pada bulan Agustus sampai SeptemberOktober berbunga, dan tiga atau empat bulan kemudian matang atau dapat dipanen Kapisa 1984. Matoa merupakan salah satu jenis pohon yang kayunya dimanfaatkan untuk industri perkayuan. Menurut Martawijaya dan Kartasujana 1977 kayu jenis ini dapat dipakai untuk bahan bangunan perumahan dan jembatan, mebel, lantai, moulding, tangkai peralatan dan olahraga, serta baik juga untuk perkapalan. Oleh karena itu mengingat kegunaan kayu matoa bagi industri perkayuan cukup besar, maka ketersediaan tabel volume matoa yang lebih akurat dan luwes sebagai perangkat pembantu dalam pendugaan volume pohon sangat diperlukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Areal Kerja perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri di Provinsi Papua. Penelitian lapangan dilakukan selama satu setengah bulan yaitu dari bulan Juni 2011 hingga bulan Juli 2011.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pengambilan data dilapangan adalah phiband, galah sepanjang 2 meter, camera digital, tally sheet, dan alat tulis. Sedangkan alat yang digunakan untuk keperluan pengolahan data adalah Software Microsoft Excel dan software statistik Minitab versi 14. Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah tegakan Matoa Pometia pinnata pada berbagai kelas diameter.

3.3 Metode Pengambilan Data

Terdapat dua macam data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data primer yang diperoleh langsung dari pengukuran di lapangan, dan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur.

3.3.1 Data Primer

Data primer dikumpulkan dengan memilih pohon contoh yang memenuhi syarat, yaitu pohon tersebut harus sehat, bentuknya normal, dan mewakili ukuran dimensi penaksirnya. Pohon contoh yang diteliti sebanyak 165 pohon yang terbagi menjadi 11 kelas diameter dengan interval kelas 5 cm. Kelas diameter dimulai dari kelas diameter 10-14,9 cm, 15-19,9 cm hingga kelas diameter 60 cm. Jumlah pohon pada setiap kelas diameter sebanyak 15 pohon dimana 10 pohon tiap kelas diameter untuk penyusunan model dan 5 pohon untuk validasi. Pada setiap pohon contoh yang terpilih, dilakukan pengukuran-pengukuran terhadap empat dimensi pohon sebagai berikut: 1. Diameter setinggi dada dbh, 2. Diameter pangkal dan ujung seksi, 3. Panjang seksi 2 m, 4. Panjang pohon bebas cabang. Untuk mengetahui sebaran jumlah pohon contoh pada berbagai kelas diameter dan kelas tinggi, maka setiap pohon contoh yang telah diukur dimasukkan kedalam tabel sebaran jumlah pohon contoh pada berbagai kelas diameter dan kelas tinggi. Data yang diperoleh dari pengukuran dipergunakan untuk : 1. Menentukan volume seksi dengan menggunakan rumus Smallian, yaitu: = x 2. Menentukan volume pohon dengan cara menjumlahkan volume seluruh seksi pada setiap pohon dengan menggunakan rumus : V = + + +…….+

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data mengenai keadaan umum lokasi penelitian. Data ini didapat dari arsip yang ada di kantor IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri Provinsi Papua. 3.4 Analisis Data 3.4.1 Analisis Hubungan Panjang Pohon dan Diameter Pohon