PENGEMBANGAN RELIGIOSITAS SISWA DI SMP NEGERI 18 KOTA MALANG

(1)

أ

PENGEMBANGAN RELIGIOSITAS SISWA DI SMP NEGERI 18 KOTA MALANG

SKRIPSI

Oleh : AHMAD FAHDI

NIM : 09110052

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

2013


(2)

ب

PENGEMBANGAN RELIGIOSITAS SISWA DI SMP NEGERI 18 MALANG

SKRIPSI

Oleh : AHMAD FAHDI

NIM : 09110052

JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013


(3)

ج

PENGEMBANGAN RELIGIOSITAS SISWA DI SMP NEGERI 18 MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

Oleh : AHMAD FAHDI

NIM : 09110052

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH 2013


(4)

د

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN RELIGIOSITAS SISWA DI SMP NEGERI 18 MALANG

SKRIPSI

Oleh: AHMAD FAHDI

NIM 09110052

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II


(5)

ه

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,

Dan diterima untuk memenuhi persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Program (S.Pd.I) Pada Tanggal: 26 Oktober 2013


(6)

و

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Ahmad Fahdi

NIM : 09110052

Tempat/Tgl. Lahir : Malang, 24 Desember 1989

Jurusan : Tarbiyah

Fakultas : Agama Islam

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan Religiositas Siswa di SMP Negeri 18 Malang” adalah karya saya, dan dalam naskah ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 26 Oktober 2013 Yang menyatakan,


(7)

ز

KATA PENGANTAR

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-NYA.

Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”

(Q.S. Al-Qashash (28) : 56)

Allahamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, hidayah, taufiq serta inayahNYA sehingga kita dapat menikmati indahnya dunia dengan balutan syariat Islam.

Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada penutup para nabi dan pemimpin para rasul, baginda Muhammad SAW. Atas perjuangan dan kerja kerasnya-lah kita bisa menikmati nikmat paling besar, yaitu iman dan Islam.

Berkat hidayah dan inayah Allah SWT yang tiada tara, penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengembangan Religiositas Siswa di SMP Negeri 18 Malang” dengan lancar, meski tidak luput dari rintangan

dan hambatan yang menyertainya.

Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan baik tanpa bantuan, motivasi, serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:


(8)

ح

1. Allah SWT, yang senantiasa memberi nikmat, rahmat, dan inayah kepada hambaNYA, sehingga dengan kesemuanya itu penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

2. Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam sehingga penulis dapat merasakan nikmat paling besar, yaitu iman dan Islam.

3. Ayahanda Moch. Daroini dan Ibunda Mudawamah, kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan banggakan. Yang tiada henti memberikan motivasi, nasehat, bimbingan, serta do’a yang menguatkan penulis untuk tetap berdiri dan tersenyum dalam keadaan apa pun.

4. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang telah memberikan penulis kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman yang sangat berharga sebagai bekal masa depan.

5. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP dan para Pembantu Rektor, atas segala motivasi dan fasilitas yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di UMM.

6. Dekan Fakultas Agama Islam, bapak Drs. H. Faridi, M.Si atas motivasi, dukungan, dan fasilitas akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di FAI UMM.

7. Ketua Jurusan Tarbiyah, Bapak Drs. Hadi Nur Taufiq, M. Ag atas dukungan, motivasi dan fasilitas akademik yang disuguhkan selama penulis menuntut ilmu di jurusan Tarbiyah FAI UMM.

8. Dosen wali, ibu Dra. Romlah, M.Ag, atas bimbingan dan motivasi yang tiada henti-hentinya sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.


(9)

ط

9. Prof. Dr. Tobroni, M.Si dan Drs. Khozin, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan II, atas keikhlasan dan kesabaran dalam membimbing, mendidik, dan memotivasi penulis, sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan baik. 10. Jajaran dekanat dan dosen FAI, atas keikhlasan dalam mendidik, memotivasi

serta mengarahkan penulis untuk menjadi orang yang bermanfaat.

11. Keluarga besar SMP Negeri 18 Malang, atas kesempatan untuk melakukan penelitian dan keikhlasan dalam membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

12. PDM Kab. Malang, atas kepercayaan dan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

13. Keluarga besar PPUT dan IMM “Tamaddun FAI”, atas kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman yang tak ternilai harganya.

14. Keluarga besar FAI, khususnya teman-teman Jurusan Tarbiyah Angkatan 2009, Usroh G-Imortal el-Gontory, Sheval futsal club atas kasih sayang, persaudaraan, dan kekeluargaan yang tak ternilai harganya.

Semoga segala keikhlasan dalam membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini diberikan jaza ahsanu al-jaza di sisi Allah SWT wata’ala..amiin.

Malang, 26 Oktober 2013


(10)

ي DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... I

KATA PENGANTAR ……… II

DAFTAR ISI ……….. IV

DAFTAR TABEL ……….. VII

DAFTAR GAMBAR ………... VII I

DAFTAR LAMPIRAN ……….. IX

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah ……….. 1

B Rumusan Masalah……….... 6

C Tujuan Penelitian………. 6

D Manfaat Penelitian……… 6

E Batasan Istilah………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 9

A Pengertian Siswa……….………. 9

1. Pembawaan Anak Didik………...…………. 12

B Religius dan Religiositas………..………. 16

C Dimensi Religiositas………. 18

1. Dimensi Keyakinan……….………. 19

2. Dimensi Praktik Agama………..…….. 19

3. Dimensi Pengalaman………..….. 20

4. Dimensi Pengetahuan Agama………... 20

5. Dimensi Pengamalan dan Konsekuensi……… 21

D Faktor-faktor Yang MempengeruhiReligiositas……….. 21

a) Faktor Internal……….. 22

b) Faktor Eksternal……… 27

E Perkembangan Keagamaan Remaja………. 31

F Strategi Pengembangan Religiositas Siswa di Sekolah………… 34

a) Pendekatan Struktural……….. 35

b) Pendekatan Formal……….. 35

c) Pendekatan Mekanik……… 36

d) Pendekatan Organik………. 37

BAB III METODE PENELITIAN………. 38

A Jenis Penelitian………. 38

B Lokasi Penelitian………... 38


(11)

ك

D Metode Pengumpulan Data……….. 40

1) Wawancara Mendalam…….……… 40

2) Observasi ………... 41

3) Dokumentasi ……… 42

E Analisis Data………. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 45

A Strategi Pengembangan Religiositas Siswa di SMP Negeri 18 Malang……….. 45

a) Pendekatan Struktural………...……….…………... 47

b) Pendekatan Formal………..………. 50

c) Pendekatan Organik………... 61

B Perilaku Religius Siswa SMP Negeri 18 Malang Sebagai Akibat Dari Pengembangan Religiositas Siswa di Sekolah……. 64

a) Perilaku Turut-turutan…..………...………. 66

b) Perilaku Dengan Kesadaran..………..…... 89

BAB V PENUTUP……… 95

A Kesimpulan………... 95

B Saran………. 97 DAFTAR PUSTAKA


(12)

ل

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 1.1 Alur tinjauan pustaka...………9

Gambar1.2 Proses analisis data……….……44

Gambar 1.3 Strategi pengembangan religiositas siswa SMP Negeri

18 Malang………….………..47

Gambar 1.4 Perilaku Religius Siswa SMP Negeri 18 Malang Sebagai

Pengembangan Religius Siswa di Sekolah……….65 Tabel 1.1 Manfaat pesantren kilat (pondok Ramadhan)...73 Tabel 1.2 Manfaat ekstrakurikuler mengaji (BTQ)……….………...88


(13)

م

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 2. Surat izin penelitian dari Diknas Kota Malang Lampiran 3 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah

SMP Negeri 18 Malang

Lampiran 4. Transkrip wawancara dengan guru PAI SMP Negeri 18 Malang

Lampiran 5. Transkrip wawancara dengan waka kurikulum SMPN 18 Kota Malang

Lampiran 6. Transkrip wawancara dengan siswa SMP Negeri 18 Malang

Lampiran7. Absensi IMTAQ

Lampiran 8. Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 18 Malang Nomor: 800/450/35.73.307.05/SMP 18/2013 Tentang Pembagian Tugas Guru Dalam Proses Pembelajaran Atau Bimbingan dan Tugas Tambahan Semester Gasal Tahun Pelajaran 2013/2014, juga memberikan dampak secara langsung kepada siswa.

Lampiran 9. Surat edaran dan jadwal Pondok Ramadhan, Nuzul


(14)

ن

DAFTAR PUSTAKA

Abdul HadiAhyadi, 1995, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila (Bandung:Sinar Baru Algensindo Offset)

Akdon, 2009, Strategic Management for Educational Management (Bandung :ALFABETA)

Ancok Djamaluddin, Suroso Nashori Fuat, 1995, Psikologi Islami Solusi atas Problem-problem Psikologi, cet. Kedua, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar) Bungin Burhan M, 2001, Metode Penelitian Sosial dan Format-format

Kualitatif-Kuantitatif, (Surabaya: Permata Permai)

Bungin Burhan M, 2010, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet-4)

Bungin Burhan M, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, cet. Ke-8 (Jakarta: RajaGrafindo Persada,)

Daradjat Zakiah, 1970, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang)

DedeRosyada, 2003, Paradigma Pendidikan Demokratis, cet. II; (Jakarta: Kencana Prenada Group)

Depdikbud, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisiketiga (Balai Pustaka)

Desmita, 2010, Psikologi Perkembangan (Bandung: Remaja Rosdakarya)

Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2012, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia)

Drs. Peter Salim, M.A, Yenny Salim, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press)

Drs.H.Baharuddin, M.Pd.I dan Moh. Makin, S.Ag, Am. Pd, 2009, Pendidikan Humanistik Konsep, Teori, dan Aplikasi Praksis dalam Dunia Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia)

HadiSudomo A, PENDIDIKAN SuatuPengantar (Surakarta: LPP UNS dan UNS Press)


(15)

س

Hamalik Oemar, 2009, Dasar-dasar pengembangan kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya)

Hasbullah, 2009, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi (Jakarta: RajaGrafindo Persada)

Idi Abdullah, 2007, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media)

Jalaluddin, 1998, Psikologi Agama (Jakarta: RajaGrafindo Persada)

Jalaluddin, 2008, Psikologi Agama Memahami Perilaku Keagamaan Dengan Mengaplikasikan Prinsip-prinsip Psikologi, Edisi revisi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada)

Majid Abdul, Mufid, Suyoto, Tobroni, Nurhakim Moh, Rahman Fathur, 1995, Al-Islam 1, cet. Ketiga, (Malang: Lembaga Studi Islam-Kemuhammadiyahan UMM)

Muhaimin, 2010, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada) Pendidikan Karakter, diakses pada tanggal 05 Desember 2012 dari

http://www.setkab.go.id/artikel-5257-.html

Romlah, 2010, Psikologi Pendidikan (Malang: UMM press)

Sahlan Asmaun, 2010, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah upaya mengembangkan PAI dari teori ke aksi, (Malang: UIN Maliki Press) Sholihin Ismail, 2012, Manajemen Strategik (Jakarta: Erlangga)

Soejono Ag, 1980, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum (Bandung)

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta)

Tobroni, 2008, Pendidikan Islam Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas, (Malang: UMM Press)


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, sudah selayaknya menjadikan religius sebagai karakter bangsa. Hal ini dapat diwujudkan dengan penanaman karakter melalui media pendidikan, mengingat pendidikan merupakan sarana agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Karakter religius merupakan salah satu karakter yang penting dan utama yang mempengaruhi pembentukan sikap dan tingkah laku siswa, sehingga sudah semestinya karakter ini mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan praktisi pendidikan, untuk dikembangkan di lingkungan sekolah, sehingga tercipta generasi bangsa yang memiliki jiwa agamis sebagai dasar dalam berperilaku sehari-hari.

Pendidikan karakter dewasa ini mulai disosialisasikan di Indonesia. Hal ini diawali dari kunjungan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saat memberikan arahan dalam Sidang Kabinet Terbatas tanggal 31 Agustus 2012, yang membahas Program Strategis Pemerintah di bidang Pendidikan. Beliau berharap perlu ada kontribusi yang dapat

1


(17)

disumbangkan oleh sektor pendidikan untuk memperkuat toleransi, baik nilai sikap mental dan perilaku bagi bangsa yang majemuk untuk lebih baik lagi. Sikap toleransi harus dibangun, diajarkan, dan diperkuat kepada anak didik hingga tingkat wajib belajar sembilan atau 12 tahun, sehingga diharapkan dapat membuahkan sesuatu yang baik. Wajib belajar sembilan tahun dapat dikatakan sebagai formative years, yaitu waktu untuk membentuk karakter, nilai, sikap, dan perilaku bagi perjalanan kehidupan manusia. Jika pemerintah dapat mengajarkan sikap toleransi dengan metodologi yang tepat, maka hal ini akan melekat lama.2

Tidak hanya dalam kesempatan di Sidang Kabinet, dalam beberapa acara antara lain National Summit dan Peringatan Hari Ibu, Presiden SBY menekankan pentingnya nation character building. Kutipan pernyataan Presiden SBY adalah sebagai berikut:

“Dalam era globalisasi, demokrasi, dan modernisasi dewasa ini, watak

bangsa yang unggul dan mulia adalah menjadi kewajiban kita semua untuk membangun dan mengembangkannya. Character building penting, sama dengan national development yang harus terusmenerus dilakukan. Marilah kita berjiwa terang, berpikir positif, dan bersikap optimistis.Dengan sikap seperti itu, seberat apapun persoalan yang dihadapi bangsa kita, insya Allah akan selalu ada jalan, dan kita akan bisa terus meningkatkan

kesejahteraan rakyat Indonesia”.

Seruan presiden ini bukan tanpa alasan, karena dewasa ini masyarakat Indonesia khususnya pelajar mengalami degradasi moral yang sangat tajam. Indikatornya yang sangat nyata adalah sangat meningkatnya para pelajar yang terlibat dalam tindakan pidana seperti tawuran, penggunaan narkoba, pencurian,

2Pendidikan Karakter,

diakses pada tanggal 05 Desember 2012 dari http://www.setkab.go.id/artikel-5257-.html.


(18)

pemerkosaan, pergaulan bebas dan sebagainya.3 Jika realitas ini dibiarkan seperti apa adanya, maka bukan mustahil jika frekuensi tawuran dan tindakan pidana yang dilakukan para pelajar terus meningkat dalam setiap tahunnya.

Fenomena di atas merupakan salah satu indikasi dari kegagalan lembaga pendidikan dalam merealisasikan salah satu tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.

Tampak saat ini banyak lembaga pendidikan yang hanya berfokus pada aspek perbaikan materi, sehingga menciptakan paradigma bahwa lulusan yang baik adalah mereka yang hanya menguasai materi-materi yang dituangkan dalam sebuah kurikulum dan silabus. Akibatnya, pendidikan yang ada sekarang ini telah mengalami pendangkalan makna yaitu pengajaran untuk mengejar NEM setinggi-tingginya. Akibatnya, pendidikan bukan untuk berorientasi “menjadi” (being)

melainkan berorientasi “memiliki” sesuatu (having) apakah pengetahuan atau

keterampilan. Artinya, pendidikan hanya diartikan sebagai proses “transfer of knowladge” dan bukan “transfer of value”. Dan bila masalah ini dibiarkan, maka tujuan pertama dan kedua dari Tujuan Nasional Pendidikan tidak akan tercapai, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.4

3

Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi, (Malang: 2010), hal. 6.

4

Tobroni, Pendidikan Islam Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas (Malang: 2008), hal. 150.


(19)

Di Indonesia belum banyak lembaga pendidikan yang mengembangkan religiositas siswa di sekolah.5 Sebagian besar lembaga pendidikan hanya mementingkan terlaksakannya kurikulum formal saja, sehingga guru merasa sudah selesai tugasnya apabila telah mengajarkan atau menyampaikan isi silabi kepada siswanya. Sehingga tujuan akhirnya hanyalah mencerdaskan siswa secara intelektual dan mengabaikan aspek religiositasnya.

Di tengah-tengah kondisi pendidikan yang memprihatinkan saat ini, ternyata masih terdapat beberapa lembaga pendidikan yang peduli untuk mengembangkan religiositas siswa di sekolah. Salah satunya adalah SMP Negeri 18 Malang. SMP Negeri 18 Malang merancang sebuah strategi untuk mengembangkan iklim religius di sekolah. Tujuannya adalah untuk mengembangkan religiositas siswa, mengingat porsi pendidikan agama di sekolah negeri yang terbatas.

Porsi dua jam pelajaran dalam seminggu untuk pendidikan agama di sekolah ini merupakan kebijakan pemerintah, yang tertuang dalam struktur dasar kurikulum pendidikan dan bersifat baku. Mustahil kiranya dengan hanya mengandalkan pendidikan agama yang memiliki porsi sedikit, sekolah dapat mengembangkan religiositas siswa secara efektif. Berangkat dari sinilah SMP Negeri 18 Malang membuat kebijakan tertulis dan tak tertulis yang mengatur tentang pengembangan religiositas siswa di sekolah. Tujuannya adalah terciptanya

5

Kata “religiositas” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengabdian

terhadap agama atau kesalehan. Kesalehan berasal dari kata “saleh” yang berarti taat dan sungguh -sungguh menjalankan ibadah. Sedangkan “kesalehan” diartikan sebagai ketaatan atau kepatuhan dalam menjalankan ibadah dan ajaran agama.


(20)

SKL yang cakap dalam intelektual dan memiliki karakter religius yang kokoh (Insan Kamil).6 Adapun kebijakan tertulis itu antara lain:

1. Pembentukan ekstra kurikuler mengaji. 2. Program IMTAQ.

Sedangkan kebijakan yang tak tertulis di SMP Negeri 18 Malang terkait dengan pengembangan religiositas siswa di sekolah antara lain:

1. Mengadakan shalat Dzuhur berjama’ah di musholla sekolah. 2. Mengadakan shalat Jum’at bergilir di musholla di sekolah.

3. Mengadakan shalat Dhuha pada tiap awal/akhir pelajaran Agama Islam.

4. Mengadakan IMTAQ keputrian tiap hari Jum’at 5. Mengadakan perlombaan religi pada even sekolah. 6. Merayakan PHBI.

7. Mengadakan pesantren kilat/pondok Ramadhan pada bulan Ramadhan 8. Mengadakan khataman al-Qur’an pada bulan Ramadhan

9. Silaturahmi dan do’a bersama di panti asuhan menjelang UN

10.Memasang pamflet dan rambu-rambu yang berisi budaya salam, senyum dan kebersihan.

Berangkat dari fenomena yang ada, maka peneliti melakukan penelitian terkait “Pengembangan Religiositas Siswa di SMP Negeri 18 Malang”, karena sekolah tersebut merupakan salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang mengembangkan religiositas siswa di sekolah.

6

Wawancara dengan waka kurikulum, ibu Dwi Nurhayati, S.Pd pada hari Rabu, 19 Desember 2012 di SMP Negeri 18 Malang.


(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi SMP Negeri 18 Malang dalam mengembangkan religiositas siswa di sekolah?

2. Bagaimana perilaku religius siswa di SMP Negeri 18 Malang sebagai akibat dari pengembangan religiositas siswa di sekolah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan strategi SMP Negeri 18 Malang dalam mengembangkan religiositas siswa di sekolah.

2. Mendeskipsikan perilaku religius siswa di SMP Negeri 18 Malang sebagai akibat dari pengembangan religiositas siswa di sekolah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik pada tataran teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan landasan para peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka mengembangkanreligiositas siswa di sekolah. Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahan perbandingan pengelola pendidikan di Indonesia, dalam mengembangkan religiositas siswa di sekolah, sehingga mendukung tercapainya salah satu Tujuan Nasional pendidikan, yaitu


(22)

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

E. Batasan Istilah 1. Pengembangan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pengembangan” mempunyai makna proses, cara, perbuatan mengembangkan.7 Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pengembangan adalah suatu perbuatan mengembangkan sikap religius yang ada pada diri siswa.

2. Religiositas

Religiositas berasal dari kata religius. Kata “religius” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: bersifat religi atau keagamaan, atau yang bersangkut paut dengan religi (keagamaan).8 Sedangkan religiositas dapat diartikan sebagai keberagamaan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan religiositas adalah religiositas Islam, yaitu internalisasi nilai-nilai agama Islam dalam diri seseorang. Internalisasi ini berkaitan dengan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran agama Islam baik dalam hati maupun ucapan, yang diaktualisasikan dengan perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.

3. Siswa

Siswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer berarti orang yang menuntut ilmu di sekolah menengah atau di tempat-tempat

7

Depdikbud.,Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed.III.; Balai Pustaka, 2003), hal. 473.

8


(23)

kursus.9Siswa juga sering disebut dengan murid, anak didik atau peserta didik. Murid lebih sering digunakan untuk menunjukkan istilah bagi orang yang menuntut ilmu di sekolah dasar. Anak didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai suatu pribadi atau individu.10 Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan, bahwa yang dimaksud dengan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.11Sedangkan yang dimaksud dengan siswa pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 18 Malang.

9

Salim Peter, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: 1991), hal. 1443.

10

Hadi Sudomo A, PENDIDIKAN Suatu Pengantar (Surakarta: 2008), hal. 29.

11


(1)

pemerkosaan, pergaulan bebas dan sebagainya.3 Jika realitas ini dibiarkan seperti apa adanya, maka bukan mustahil jika frekuensi tawuran dan tindakan pidana yang dilakukan para pelajar terus meningkat dalam setiap tahunnya.

Fenomena di atas merupakan salah satu indikasi dari kegagalan lembaga pendidikan dalam merealisasikan salah satu tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.

Tampak saat ini banyak lembaga pendidikan yang hanya berfokus pada aspek perbaikan materi, sehingga menciptakan paradigma bahwa lulusan yang baik adalah mereka yang hanya menguasai materi-materi yang dituangkan dalam sebuah kurikulum dan silabus. Akibatnya, pendidikan yang ada sekarang ini telah mengalami pendangkalan makna yaitu pengajaran untuk mengejar NEM setinggi-tingginya. Akibatnya, pendidikan bukan untuk berorientasi “menjadi” (being) melainkan berorientasi “memiliki” sesuatu (having) apakah pengetahuan atau keterampilan. Artinya, pendidikan hanya diartikan sebagai proses “transfer of

knowladge” dan bukan “transfer of value”. Dan bila masalah ini dibiarkan, maka

tujuan pertama dan kedua dari Tujuan Nasional Pendidikan tidak akan tercapai, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.4

3

Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi, (Malang: 2010), hal. 6.

4

Tobroni, Pendidikan Islam Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas (Malang: 2008), hal. 150.


(2)

Di Indonesia belum banyak lembaga pendidikan yang mengembangkan religiositas siswa di sekolah.5 Sebagian besar lembaga pendidikan hanya mementingkan terlaksakannya kurikulum formal saja, sehingga guru merasa sudah selesai tugasnya apabila telah mengajarkan atau menyampaikan isi silabi kepada siswanya. Sehingga tujuan akhirnya hanyalah mencerdaskan siswa secara intelektual dan mengabaikan aspek religiositasnya.

Di tengah-tengah kondisi pendidikan yang memprihatinkan saat ini, ternyata masih terdapat beberapa lembaga pendidikan yang peduli untuk mengembangkan religiositas siswa di sekolah. Salah satunya adalah SMP Negeri 18 Malang. SMP Negeri 18 Malang merancang sebuah strategi untuk mengembangkan iklim religius di sekolah. Tujuannya adalah untuk mengembangkan religiositas siswa, mengingat porsi pendidikan agama di sekolah negeri yang terbatas.

Porsi dua jam pelajaran dalam seminggu untuk pendidikan agama di sekolah ini merupakan kebijakan pemerintah, yang tertuang dalam struktur dasar kurikulum pendidikan dan bersifat baku. Mustahil kiranya dengan hanya mengandalkan pendidikan agama yang memiliki porsi sedikit, sekolah dapat mengembangkan religiositas siswa secara efektif. Berangkat dari sinilah SMP Negeri 18 Malang membuat kebijakan tertulis dan tak tertulis yang mengatur tentang pengembangan religiositas siswa di sekolah. Tujuannya adalah terciptanya

5

Kata “religiositas” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengabdian

terhadap agama atau kesalehan. Kesalehan berasal dari kata “saleh” yang berarti taat dan sungguh -sungguh menjalankan ibadah. Sedangkan “kesalehan” diartikan sebagai ketaatan atau kepatuhan dalam menjalankan ibadah dan ajaran agama.


(3)

SKL yang cakap dalam intelektual dan memiliki karakter religius yang kokoh

(Insan Kamil).6 Adapun kebijakan tertulis itu antara lain:

1. Pembentukan ekstra kurikuler mengaji. 2. Program IMTAQ.

Sedangkan kebijakan yang tak tertulis di SMP Negeri 18 Malang terkait dengan pengembangan religiositas siswa di sekolah antara lain:

1. Mengadakan shalat Dzuhur berjama’ah di musholla sekolah. 2. Mengadakan shalat Jum’at bergilir di musholla di sekolah.

3. Mengadakan shalat Dhuha pada tiap awal/akhir pelajaran Agama Islam.

4. Mengadakan IMTAQ keputrian tiap hari Jum’at 5. Mengadakan perlombaan religi pada even sekolah. 6. Merayakan PHBI.

7. Mengadakan pesantren kilat/pondok Ramadhan pada bulan Ramadhan 8. Mengadakan khataman al-Qur’an pada bulan Ramadhan

9. Silaturahmi dan do’a bersama di panti asuhan menjelang UN

10.Memasang pamflet dan rambu-rambu yang berisi budaya salam, senyum dan kebersihan.

Berangkat dari fenomena yang ada, maka peneliti melakukan penelitian terkait “Pengembangan Religiositas Siswa di SMP Negeri 18 Malang”, karena sekolah tersebut merupakan salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang mengembangkan religiositas siswa di sekolah.

6

Wawancara dengan waka kurikulum, ibu Dwi Nurhayati, S.Pd pada hari Rabu, 19 Desember 2012 di SMP Negeri 18 Malang.


(4)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi SMP Negeri 18 Malang dalam mengembangkan religiositas siswa di sekolah?

2. Bagaimana perilaku religius siswa di SMP Negeri 18 Malang sebagai akibat dari pengembangan religiositas siswa di sekolah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan strategi SMP Negeri 18 Malang dalam mengembangkan religiositas siswa di sekolah.

2. Mendeskipsikan perilaku religius siswa di SMP Negeri 18 Malang sebagai akibat dari pengembangan religiositas siswa di sekolah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik pada tataran teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan landasan para peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka mengembangkanreligiositas siswa di sekolah. Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahan perbandingan pengelola pendidikan di Indonesia, dalam mengembangkan religiositas siswa di sekolah, sehingga mendukung tercapainya salah satu Tujuan Nasional pendidikan, yaitu


(5)

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

E. Batasan Istilah

1. Pengembangan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pengembangan” mempunyai

makna proses, cara, perbuatan mengembangkan.7 Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pengembangan adalah suatu perbuatan mengembangkan sikap religius yang ada pada diri siswa.

2. Religiositas

Religiositas berasal dari kata religius. Kata “religius” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: bersifat religi atau keagamaan, atau yang bersangkut paut dengan religi (keagamaan).8 Sedangkan religiositas dapat diartikan sebagai keberagamaan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan religiositas adalah religiositas Islam, yaitu internalisasi nilai-nilai agama Islam dalam diri seseorang. Internalisasi ini berkaitan dengan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran agama Islam baik dalam hati maupun ucapan, yang diaktualisasikan dengan perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.

3. Siswa

Siswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer berarti orang yang menuntut ilmu di sekolah menengah atau di tempat-tempat

7

Depdikbud.,Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed.III.; Balai Pustaka, 2003), hal. 473.

8


(6)

kursus.9Siswa juga sering disebut dengan murid, anak didik atau peserta didik. Murid lebih sering digunakan untuk menunjukkan istilah bagi orang yang menuntut ilmu di sekolah dasar. Anak didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai suatu pribadi atau individu.10 Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan, bahwa yang dimaksud dengan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.11Sedangkan yang dimaksud dengan siswa pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 18 Malang.

9

Salim Peter, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: 1991), hal. 1443.

10

Hadi Sudomo A, PENDIDIKAN Suatu Pengantar (Surakarta: 2008), hal. 29.

11