3 3
3 38
8 8
8
MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
BAB XI BAB XI
BAB XI BAB XI
SARANA DAN PRASARANA SARANA DAN PRASARANA
SARANA DAN PRASARANA SARANA DAN PRASARANA
INSTALASI FARMASI KABUPATEN INSTALASI FARMASI KABUPATEN
INSTALASI FARMASI KABUPATEN INSTALASI FARMASI KABUPATENKOTA
KOTA KOTA
KOTA
Sesuai dengan tujuan Kebijakan Obat Nasional KONAS, penggunaan DAK Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah untuk
menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat essensial generik dan perbekalan kesehatan rumah tangga di sarana
pelayanan kesehatan dasar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana Instalasi Farmasi yang memadai.
A. A.
A. A. Pembangunan Baru
Pembangunan Baru Pembangunan Baru
Pembangunan Baru Pembangunan baru Instalasi Farmasi dilaksanakan dalam rangka
menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat essensial generik dan perbekalan kesehatan.
1. Persyaratan Umum 1. Persyaratan Umum
1. Persyaratan Umum 1. Persyaratan Umum
Pembangunan baru Instalasi Farmasi diprioritaskan pada: Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini
a Daerah pemekaran b Perpindahan lokasikantor
c Pemerintah daerah yang belum mempunyai Instalasi
Farmasi d Relokasi Instalasi Farmasi yang disebabkan bencana alam,
jalur hijau, perubahan rencana tata ruangwilayah atau . terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
39
MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
2. 2.
2. 2. Persyaratan Teknis
Persyaratan Teknis Persyaratan Teknis
Persyaratan Teknis a Luas lahan dan bangunan yang diperlukan, disesuaikan
dengan kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus disediakan.
b Denah tata ruang Rencana tata ruangbangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan kesehatan serta mengacu pada buku Standar Sarana
Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan tahun 2005.
c Pemerintah Daerah harus menyediakan peralatan mebeler, biaya operasional, biaya pemeliharaan pada pembangunan baru Instalasi
Farmasi dari sumber anggaran lainnya. B.
B. B.
B. Rehabilitasi Rehabilitasi
Rehabilitasi Rehabilitasi
1. 1.
1. 1. Persyaratan Umum
Persyaratan Umum Persyaratan Umum
Persyaratan Umum Rehabilitasi Instalasi Farmasi diprioritaskan pada Instalasi
Farmasi yang mengalami kerusakan berat.
40
MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
2. 2.
2. 2. Persyaratan Teknis
Persyaratan Teknis Persyaratan Teknis
Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus disediakan.
b. Denah tata ruang Rencana tata ruangbangunan rehabilitasi agar
memperhatikan fungsi sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan kesehatan serta mengacu pada buku
Standar Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Tahun 2005
C. Sarana Pendukung C. Sarana Pendukung
C. Sarana Pendukung C. Sarana Pendukung
Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas.
Sarana pendukung
Instalasi Farmasi
dapat berupa
sarana penyimpanan
produk biologis
sistem rantai
dingincotf chain
termasuk pemeliharaan sistem rantai dingincotf chain dalam
distribusi produk biologis dan sarana distribusi roda empatroda duaperahu bermotor
. 1. Persyaratan Umum
1. Persyaratan Umum 1. Persyaratan Umum
1. Persyaratan Umum a. Diprioritaskan pada daerah yang Instalasi Farmasinya belum
memiliki sarana pendukung.
4 4
4 41
1 1
1
MENTERI MENTERI
MENTERI MENTERI KESEHATAN
KESEHATAN KESEHATAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
b. Sebagai pengganti sarana pendukung yang rusak berat 2.
2. 2.
2. P P
P Persyaratan Teknis
ersyaratan Teknis ersyaratan Teknis
ersyaratan Teknis a. Penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi yang
telah habis masa pakainya absolete harus dilakukan
dengan spesifikasi teknis dan kapasitas yang sama b. Pengadaan atau penggantian sarana distribusi berdasarkan
pertimbangan operasional serta kondisi dan letak geografistopografi daerah.
c. Pengadaan sarana pendukung Instalasi Farmasi KabKota disesuaikan dengan kebutuhan, mengacu pada buku
Standar Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Tahun 2005.
4 4
4 42
2 2
2
MENTERI MENTERI
MENTERI MENTERI
KESEHATAN KESEHATAN
KESEHATAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
BAB XII BAB XII
BAB XII BAB XII
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI
GAWAT DARURAT IGD RUMAH SAKIT GAWAT DARURAT IGD RUMAH SAKIT
GAWAT DARURAT IGD RUMAH SAKIT GAWAT DARURAT IGD RUMAH SAKIT
Pengadaan peralatan kesehatan Instalasi Gawat Darurat IGD rumah sakit dimaksudkan untuk mewujudkan rumah sakit sebagai
Safe Community Center yang mendukung Desa Siaga.
Sebagai perwujudan dari konsep Safe Community maka dikembangkan
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu SPGDT. Secara umum
SPGDT menyangkut penanganan penderita gawat darurat pra rumah sakit di tengah masyarakat, Poskesdes, Puskesmas, selama dalam
transport , rumah sakit IGD2HCU2ICU2kamar jenazah dan antar rumah sakit.
• Pada fase rumah sakit, unsur utama yang perlu dilakukan penguatan
adalah IGD sebagai ujung tombak pelayanan pasien di rumah sakit. Secara umum keberadaan IGD rumah sakit bertujuan untuk :
1. Mencegah kematian dan kecacatan 2. Menerima rujukan atau merujuk pasien baik secara horizontal
maupun vertikal 3. Melakukan penanggulangan korban bencana massal yang terjadi di
dalam dan di luar rumah sakit 4. Melakukan penanganan kasus
true dan false emergency selama 24 jam.
5. Mengembangkari dan menyebarluaskan