± 0.35 1 Pemodelan Dinamik Pengelolaan Kawasan Wisata Pesisir Secara Interspasial (Studi Kasus: Pesisir Tanjung Pasir Dan Pulau Untung Jawa).
                                                                                27 Pulau  Rambut  yang  digunakan  sebagai  wisata  snorkeling  memiliki
kelebihan  dari  segi  kecerahan  perairan  tinggi  karena  lokasi  yang  terlindung, kecepatan arus yang rendah, dan kedalaman terumbu karang yang cukup. Selain
itu, Pulau Rambut secara geografis memiliki lokasi terdekat dengan Pulau Untung Jawa dibandingkan pulau lainnya.  Akan tetapi,  persentase tutupan karang  yang
juga rendah, jenis life form, dan jenis ikan karang yang sedikit beragam. Indeks kesesuaian  wisata  snorkeling  Pulau  Rambut  sebesar  56.14  dengan  kategori
tergolong sesuai Lampiran 3. Daya dukung kawasan dengan luasan hamparan terumbu karang 1100 m
2
Gambar 13 sebesar 20 orang per hari Lampiran 3.
Gambar 12  Sebaran wisatawan dan kesesuaian wisata Pulau Untung Jawa
Gambar 13  Sebaran wisatawan dan kesesuaian wisata di Pulau Rambut
28 Jumlah wisatawan aktual pada tahun 2014 yang diperoleh dari pengamatan
dan  rata-rata  data  wisatawan  yang  tercatat  berkunjung  ke  objek  wisata menunjukkan  telah  melebihi  daya  dukung  kawasan  setiap  objek  wisata  baik  di
Tanjung Pasir  maupun di Pulau Untung Jawa Tabel 12. Ada perbedaan yang signifikan  antara  jumlah  wisatawan  pada  hari  kerja  dibandingkan  dengan  hari
libur  atau  akhir  pekan.  Jumlah  penduduk  Pulau  Untung  Jawa  pada  tahun  2014 berjumlah 2 152 orang dan memiliki 605 kepala keluarga.
Tabel 12  Kondisi aktual jumlah wisatawan tahun 2014
Jenis kunjungan oranghari
Tanjung Pasir Pulau Untung Jawa
Pantai Pantai selatan  Pantai timur  Mangrove  Snorkeling
Hari kerja 894
436 1598
326 244
Hari libur nasional dan akhir pekan
1664 800
2935 598
448
Karakteristik wisatawan
a. Wisatawan Tanjung Pasir Kunjungan  wisatawan  ke  wisata  Pantai  Tanjung  Pasir    terjadi  pada  akhir
pekan Sabtu dan Minggu dan puncak wisatawan terjadi pada hari libur nasional. Hal ini disebabkan karena waktu tersebut merupakan saat puncak liburan sehingga
masyarakat lebih banyak dapat meluangkan waktu berwisata ke Pantai Tanjung Pasir.  Hasil  survei  wisatawan  yang  berkunjung  ke  Pantai  Tanjung  Pasir    maka
diperoleh  persentase  kunjungan  wisatawan  berdasarkan  jenis  kelamin,  usia, tingkat  pendidikan,  jenis  pekerjaan,  penghasilan  per  bulan,  dan  asal  daerah
Gambar 14. Sejumlah 87 pria yang berwisata ke Pantai Tanjung Pasir, lebih besar  dibandingkan  wanita  sebesar  13.  Sejumlah  50  wisatawan  memiliki
kisaran usia antara 21
– 30 tahun dan sebesar 37 berusia antara 31-40 tahun. Kisaran  umur  tersebut  tergolong  kalangan  pemuda-pemudi  dan  keluarga  kecil.
Wisatawan  yang  berkunjung  ke  Pantai  Tanjung  Pasir    berdasarkan  tingkat pendidikannya, tingkat pendidikan menengah yaitu SMA sebesar 54 dan SMP
sebesar 10, hanya 21 yang berpendidikan tinggi S1, serta terdapat pula yang berpendidikan  dasar  sebesar  3.
Berdasarkan  jenis  pekerjaan,  maka  persentase wisatawan  terbesar  berprofesi  sebagai  karyawan  swasta  sebesar  63,  kemudian
masing-masing  sebesar  10  sebagai  PNS  dan  pelajar,  7  berprofesi  sebagai wiraswasta dan IRT, serta buruh sebesar 3 Gambar 14.
Berdasarkan  penghasilan  atau  pendapatan  per  bulan  maka  wisatawan berpenghasilan  berkisar  antara  Rp.  2  000  000  -  Rp.  3  000  000  sebesar  43,
kemudian wisatawan berpenghasilan antara Rp. 3 000 000 -  Rp. 5 000 000 sebesar 37, dan hanya 7 wisatawan yang memiliki penghasilan lebih dari Rp. 5 000
000 per bulan
.
Berdasarkan asal daerahnya sebesar 77 wisatawan berasal dari Tangerang, sebesar 3 dari Jakarta, 7 dari banten, dan 3 berasal dari Bogor
Gambar  14.  Secara  keseluruhan  dari  penilaian  wisatawan  terhadap  kondisi Pantai Tanjung Pasir  menunjukkan nilai yang mendominasi yaitu sedang dan baik.
Jumlah penilaian yang buruk persentasenya terbilang kecil Gambar 15. Penilaian buruk  pada  atribut  wisata  yang  terbesar  ada  pada  aksesibilitas  menuju  lokasi
wisata. Wisatawan menilai akses untuk ke lokasi sangat kurang tidak layak dan tidak  memiliki  jalur  darat  alternatif,  sehingga  kemungkinan  besar  akan  terjadi
kemacetan besar saat hari libur nasional atau sejenisnya.
29
Gambar 15  Penilaian wisatawan terhadap atribut wisata di Pantai Tanjung Pasir
20 40
60 80
100
Sarana dan Prasarana
Panorama Alam
Aksesibilitas Keamanan Sikap
Masyarakat Pengelola
Objek wisata
P en
ilaian w
is aw
an
Atribut wisata Baik
Sedang Buruk
Pelajar 10
Karyawan swasta 63
PNS 10
IRT 7
Buruh 3
Wiraswasta 7
1 jt 10 1-2 jt
3
2-3 jt 43
3-5 jt 37
5 jt 7
SD 3
SMP 10
SMA 54
S1 33
10-20 thn 3
21-30 thn 50
31-40 thn
37 41-50 thn
10
Tangerang 77
Jakarta 13
Bogor 3
Banten 7
Laki-laki 87
Perempuan 13
a. Jenis kelamin b. Usia
c. Tingkat pendidkan d. Jenis pekerjaan
e. Penghasilan per bulan f. Asal daerah
Gambar 14  Karakteristik wisatawan Pantai Tanjung Pasir
30 b. Wisatawan Untung Jawa
Kunjungan  wisatawan  tertinggi  ke  wisata  pantai  Pulau  Untung  Jawa terjadi  pada  hari  libur  nasional.  Hal  ini  disebabkan  karena  masyarakat
Jabodetabek  memiliki  keinginan  berlibur  di  sela-sela  aktivitas  kerja  sehari-hari sehingga lebih banyak dapat meluangkan waktu berwisata ke wilayah yang cukup
dekat yaitu Pulau Untung Jawa.
Hasil  survei  wisatawan  yang  berkunjung  ke  Pulau  Untung  Jawa menunjukkan karakteristik pengunjung cukup bervariasi. Sejumlah 83 pria dan
wanita sebesar 17. Sejumlah 40 wisatawan memiliki kisaran usia antara 21 –
30 tahun, sebesar 27 berusia antara 31- 40 tahun, kurang dari 20 tahun 10, dan lebih dari 40 tahun sebanyak 23. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Untung
Jawa berdasarkan tingkat pendidikan maka tingkat pendidikan menengah SMP dan  SMA  sebanyak  54,  pendidikan  tinggi  S1  dan  S2  sebesar  36.
Berdasarkan jenis pekerjaan, maka persentase wisatawan terbesar adalah berprofesi sebagai  karyawan  swasta  sebesar  40,  kemudian  diikuti  wiraswasta  dan  pelajar
sebesar 17, PNS sebanyak 10, serta IRT dan buruh masing-masing sebesar 10 dan  6.
Berdasarkan  penghasilan  atau  pendapatan  per  bulan  maka  wisatawan berpenghasilan  berkisar  antara  Rp.  2  000  000  -  Rp.  3  000  000  sebesar  34,
sebanyak 23 wisatawan memiliki penghasilan lebih dari Rp. 5 000 000 per bulan
,
kemudian wisatawan berpenghasilan antara Rp. 3 000 000 - Rp. 5 000 000 dan kurang dari Rp. 1 000 000 masing-masing sebesar 13.
Sebanyak 40 wisatawan berasal dari Tangerang, sebanyak 30 berasal dari Jakarta, dan sebanyak 30 dari
Jawa Barat Depok, Bogor, dan Bandung Gambar 16.
Hasil  dari  penilaian  wisatawan  terhadap  kondisi  Pulau  Untung  Jawa menunjukkan  dominansi  nilai  sedang  dan  baik.  Penilaian  buruk  persentasenya
terbilang kecil untuk semua atribut wisata Gambar 17. Penilaian yang tergolong baik dan sedang pada atribut wisata di kawasan Pulau Untung Jawa karena telah
banyak  pembangunan  setiap  tahunnya  yang  dilakukan  oleh  pemerintah  daerah untuk meningkatkan daya tarik wisata agar tingkat kujungan wisatawan semakin
meningkat.  Pembangunan  yang  dilakukan  diantaranya  pengelolaan  tata  ruang wisata, perbaikan lingkungan, peningkatan sanitasi, pembatasan jumlah bangunan,
pembuatan taman, serta program penanaman mangrove dan pengembangan wisata mangrove dengan penyediaan fasilitas tracking.
Berdasarkan  karakteristik  wisatawan  Pantai  Tanjung  Pasir  dan  Pulau Untung Jawa dari segi penghasilan, pendidikan, pekerjaan, dan asal daerah maka
jenis  kedua  kawasan  tersebut  merupakan  wisata  yang  banyak  diminati  oleh kalangan ekonomi menengah kebawah dan akses wisata yang mudah dicapai dari
tempat  tinggal.  Selain  itu,  penilaian  wisatawan  terhadap  panorama  dan  sarana prasarana  yang  dominan  bernilai  sedang-buruk  tidak  menyebabkan  terjadinya
penurunan jumlah wisatawan setiap tahunnya. Hal ini karena wisatawan kurang memprioritaskan  kenyamanan  dan  keindahan  alam  sebagai  tujuan  utama,
sehingga merasa puas dengan kondisi wisata yang bersifat murah meriah.
31
Gambar 17  Penilaian wisatawan terhadap atribut wisata di Pulau Untung Jawa
20 40
60 80
100
Sarana dan Prasarana
Panorama Alam
Aksesibilitas Keamanan Sikap
Masyarakat Pengelola
Objek wisata P
en ilaian
w is
ataw an
Atribut wisata Baik
Sedang Buruk
1 jt 13
1-2 jt 17
2-3 jt 34
3-5 jt 13
5 jt 23
SMP 10
SMA 44
D3 10
S1 33
S2 3
Pelajar 17
Karyawan swasta
40 PNS
10 IRT
10 Buruh
6 Wiraswasta
17 10-20 thn
10
21-30 thn
40 31-40
thn 27
41-50 thn
10 51-60 thn
6 61-80 thn
7
Tangerang 40
Jakarta 30
Bogor 20
Depok 4
Bandung 3
Beka si
3 Laki-laki
83 Perempuan
17
a. Jenis kelamin b. Usia
c. Tingkat pendidkan d. Jenis pekerjaan
e. Penghasilan per bulan f. Asal daerah
Gambar 16
Karakteristik wisatawan Pulau Untung Jawa
32
Valuasi ekonomi wisata Travel cost method
Komponen biaya perjalanan merupakan kumulatif biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk sampai ke wisata Tanjung Pasir  maupun Pulau Untung Jawa.
Biaya  perjalanan  terdiri  dari  biaya  transportasi,  biaya  akomodasi  penginapan selama  berada  di  lokasi,  biaya  konsumsi,  tiket  masuk,  pendapatan  yang  hilang
selama  melakukan  kegiatan  wisata  dan  biaya  lain-lainnya  yang  medukung kegiatan  wisata.  Biaya  lainnya  dapat  berupa  biaya  sewa  alat  untuk  snorkeling,
sewa perahu, dan biaya yang dikeluarkan untuk membeli cinderamata.
Gambar 18   Perbandingan persentase jenis biaya terhadap biaya total yang dikeluarkan wisatawan
Proporsi  biaya  yang  dikeluarkan  oleh  wisatawan  tentunya  berbeda-beda, sesuai dengan tujuan wisata dan lokasi yang dituju. Setelah ditelaah lebih rinci,
terdapat  perbedaan  pola  biaya  yang  dikeluarkan  wisatwan  pada  kedua  lokasi Tanjung  Pasir  dan  P.  Untung  Jawa  tersebut.  Wisatawan  di  Tanjung  Pasir
mengeluarkan  proporsi  biaya  yang  lebih  tinggi  untuk  konsumsi  dan  souvenir cinderamata. Wisatawan P. Untung Jawa mengeluarkan biaya dengan proporsi
yang lebih tinggi untuk transportasi utama dan konsumsi. Selain itu, wisatawan P. Untung Jawa memiliki biaya untuk sewa alat snorkeling dan olah raga air di pantai
Gambar 18.
Persamaaan  regresi  berganda  untuk  jumlah  kunjungan  wisatawan  V terhadap beberapa variabel bebas yaitu presepsi terhadap biaya perjalanan X
1
, presepsi lingkungan X
2
, waktu wisata X
3
, biaya subtitusi X
4
, pendapatan X
5
, usia  X
6
,  dan  tingkat  pendidikan  X
7
.  Persamaan  jumlah  kunjungan  wisata  di Pantai Tanjung Pasir  adalah sebagai berikut:
Ln V = 5.4551
a
– 0.5806
a
Ln X
1
+ 0.4329
c
Ln X
2
+ 0.1801
b
Ln X
4
+ e
i
R
2
= 38.72, P=0.004  ...................................................... Persamaan 1
Ket. tanda a, b, c menunjukkan taraf nyata koefisien regresi masing-masing variabel berturut-turut pada α= 1, 10, dan 20.
20 40
60 80
100
Tanjung Pasir Untung Jawa
P er
sen tase
biay a
p er
jalan an
Lokasi wisata Biaya tol dan parkir
Sewa alat Biaya souvenir
Biaya akomodasi Biaya konsumsi
Biaya Transportasi lokal Biaya Transportasi utama
33 Tingkat  signifikansi  hubungan  nilai  jumlah  kunjungan  dengan  beberapa
variabel  lain  ditunjukkan  dengan  nilai  R-square  sebesar  38.72  dan  P-value sebesar  0.004  Persamaan  1,  sehingga  sebesar  38.72  jumlah  kunjungan
wisatawan  dapat  dijelaskan  oleh  variabel  dari  persamaan  tersebut,  sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan. Hasil regresi jumlah kunjungan
terhadap beberapa variabel bebas menunjukkan bahwa hubungan bernilai negatif dengan biaya perjalanan Persamaan 1, sehingga semakin tinggi biaya perjalanan
maka tingkat kunjungan wisatawan ke wisata Pantai Tanjung Pasir  akan semakin rendah. Akan tetapi, berhubungan positif dengan presepsi lingkungan dan biaya
subtitusi Persamaan 1, sehingga apabila kondisi lingkungan semakin baik dan biaya  subtitusi  wisata  lain  semakin  besar,  akan  menaikkan  tingkat  kunjungan
wisatawan ke Pantai Tanjung Pasir. Persamaan jumlah kunjungan wisata di Pulau Untung Jawa adalah sebagai berikut:
Ln V = 6.1413
a
– 0.6489
a
Ln X
1
+ 0.8580
b
Ln X
2
+ 1.0123
c
Ln X
7
+ e
i
R
2
= 42.63, P= 0.002 .................................................... Persamaan 2
Ket. tanda a, b, c menunjukkan taraf nyata koefisien regresi masing-masing variabel berturut-turut pada α= 1, 5, dan 10.
Tingkat  signifikansi  hubungan  nilai  jumlah  kunjungan  dengan  beberapa variabel  lain  ditunjukkan  dengan  nilai  R-square  sebesar  42.63  dan  P-value
sebesar  0.002  Persamaan  2,  sehingga  sebesar  42.63  jumlah  kunjungan wisatawan  dapat  dijelaskan  oleh  variabel  dari  persamaan  tersebut,  sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan. Hasil regresi jumlah kunjungan di Pulau  Untung  Jawa  terhadap  beberapa  variabel  bebas  menunjukkan  hubungan
negatif  dengan  biaya  perjalanan  Persamaan  2,  sehingga  semakin  tinggi  biaya perjalanan  akan  menurunkan  tingkat  kunjungan  wisatawan  ke  wisata  Pulau
Untung Jawa. Akan tetapi, berhubungan positif dengan presepsi lingkungan dan tingkat pendidikan Persamaan 2, sehingga apabila kondisi lingkungan semakin
baik dan pendidikan semakin tinggi akan menaikkan tingkat kunjungan wisatawan ke Pulau Untung Jawa.
Rendahnya  koefisien  determinasi  pada  kedua  persamaan  tersebut  karena biaya  perjalanan  bukanlah  pertimbangan  yang  utama  bagi  wisatawan  sekitar
Tangerang relatif murah. Pulau Untung Jawa menjadi satu-satunya objek wisata bahari yang lokasinya mudah dicapai masyarakat Tangerang. Selain itu, kurang
beragamnya  responden  yang  diwawancarai  dan  variabel  penyusun  yang  tidak tepat dapat menyebabkan persamaan kurang representatif.
Tabel 13  Nilai agregat surplus konsumen SK di wisata Tanjung Pasir dan Pulau
Untung Jawa
Keterangan Tanjung Pasir
P. Untung Jawa Rasio
Jumlah kunjungan orangtahun 419 400
1 431 895  1 : 3.4 Luas wilayah ha
10 40.1  1 : 4
SK responden Rptotal kunjungan 556 119
2 509 569  1 : 4.5 SK rata-rata per responden
Rpkunjungan 189 802
a
738 109
a
1 : 3.9 Total SK responden Rptahun
79 602 884 299 1 056 893 880 406  1 : 13.3
Total SK per area Rphatahun 7 960 288 430
26 356 455 870  1 : 3.3
a
Hasil analisis surplus konsumen dengan biaya perjalanan Lampiran 5
34 Nilai  surplus  konsumen  rata-rata  di  Pulau  Untung  Jawa  lebih  tinggi
dibandingkan dengan Tanjung Pasir. Hal yang sama juga ditunjukkan dari jumlah kunjungan rata-rata di kedua tempat tersebut, sehingga nilai ekonomi total Pulau
Untung Jawa lebih tinggi dibandingkan Tanjung Pasir. Hal ini menjelaskan bahwa pengeluaran wisatawan untuk berwisata di Pulau Untung Jawa lebih besar, maka
total  keuntungan  per  individu  juga  semakin  besar,  sehingga  total  nilainya  akan lebih besar Tabel 13.
Wisatawan Pulau Untung Jawa sebagian besar memilih jalur akses melalui Tanjung Passir sebagai lokasi penyebrangan menuju Pulau Untung Jawa, dengan
persentase  wisatawan  sebesar  87,  kemudian  biaya  yang  dikeluarkan  untuk transportasi  utama  darat  dan  laut  sebesar  35  dari  total  pengeluaran.  Nilai
surplus  konsumen  Pulau  Untung  Jawa  sebesar  1.05  triliun  per  tahun,  maka sebanyak 30.45 atau 322 miliar per tahun merupakan surplus konsumen yang
masuk ke kawasan Tanjung Pasir .
Contingen valuation method
Hasil valuasi dengan keinginan masyarakat untuk membayar willingness to pay
;  WTP  untuk  memperbaiki  kualitas  lingkungan  pesisir  dan  laut  di  wisata Tanjung Pasir sebesar Rp. 13 350 per kunjungan. Nilai ini menunjukkan kesediaan
wisatawan untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sumber daya pesisir yang  terbebas  dari  kerusakan  dan  pencemaran.  Persamaaan  regresi  WTP
menggunakan beberapa variabel bebas yaitu presepsi terhadap jumlah kunjungan V, biaya perjalanan X
1
, presepsi lingkungan X
2
, waktu wisata X
3
, , biaya subtitusi X
4
, pendapatan X
5
, usia X
6
, dan tingkat pendidikan X
7
. Persamaan kesedian membayar untuk dana konservasi yang di Pantai Tanjung Pasir  adalah
sebagai berikut: WTP = 34454.47
a
+ 2385.22
b
V – 8512.88
c
X
2
– 2177.80
b
X
3
+ e
i
R
2
= 33.57, P= 0.026 .................................................... Persamaan 3
Ket. tanda a, b, c menunjukkan taraf nyata koefisien regresi masing-masing variabel berturut-turut pada α= 1, 5, dan 10.
Tingkat signifikansi  hubungan nilai kesediaan membayar dana konservasi dengan beberapa variabel lain ditunjukkan dengan nilai R-square sebesar 33.57
dan  P-value  sebesar  0.026  Persamaan  3,  sehingga  sebesar  33.57  kesediaan membayar wisatawan untuk dana konservasi dapat dijelaskan oleh variabel dari
persamaan  tersebut,  sisanya  dijelaskan  oleh  variabel  lain  di  luar  persamaan. Tingkat kunjungan berhubungan positif dengan WTP, sehingga semakin banyak
jumlah  kunjungan  maka  akan  menaikan  kesediaan  membayar  dana  konservasi. Presepsi lingkungan dan waktu wisata berhubungan negatif dengan WTP, maka
semakin  baik  lingkungan  dan  semakin  banyak  waktu  di  tempat  wisata  akan menurunkan kesediaan membayar dana konservasi lingkungan.
WTP = -832.26 + 395.21
a
X
3
+ 0.002
b
X
4
+ 0.0025
b
X
5
+ e
i
R
2
= 38.55, P=0.006 ....................................................... Persamaan 4
Ket. tanda a dan b, menunjukkan taraf nyata koefisien regresi masing-masing variabel berturut- turut
pada α= 5 dan 10.
35 Berdasarkan hubungan tersebut Persamaan 4 menunjukkan bahwa biaya
konservasi yang dibebankan pada kenaikan tiket masuk dinilai tidak memberatkan bagi wisatawan. Tingkat signifikansi hubungan nilai kesediaan membayar dana
konservasi  dengan  beberapa  variabel  lain  ditunjukkan  dengan  nilai  R-square sebesar  38.55  dan  P-value  sebesar  0.006  Persamaan  4,  sehingga  sebesar
38.55 kesediaan membayar wisatawan untuk dana konservasi dapat dijelaskan oleh variabel dari persamaan tersebut, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar
persamaan.  Waktu  wisata,  biaya  subtitusi,  dan  pendapatan  berhubungan  positif dengan  WTP,  sehingga  semakin  banyak  waktu  yang  dihabiskan  di  wisata,  dan
semakin  besar  biaya  subtitusi  dan  semakin  tinggi  pendapatan  per  bulan  akan menaikan kesediaan membayar dana konservasi.
Kedua  persamaan  tersebut  Persamaan  3  dan  4  terlihat  bahwa  semakin banyak seorang menghabiskan waktu di objek wisata maka nilai WTP terhadap
dana  konservasi  semakin  tinggi.  Hal  ini  karena  wisatawan  memandang  objek wisata  tersebut  sebagai  sesuatu  yang  penting  dan  ketergantungan  wisatawan
terhadap  objek  tersebut,  sehingga  berdampak  positif  terhadap  kesediaan  untuk mempertahankan  keberlanjutan  wisata.  Rendahnya  koefisien  determinasi  pada
kedua  persamaan  tersebut  karena  besarnya  WTP  yang  diberikan  wisatawan kurang  beragam  dan  variabel  penyusun  persamaan  yang  tidak  tepat  sehingga
kurang representatif.
Tabel 14  Hasil estimasi agregat WTP untuk dana konservasi lingkungan di Tanjung Pasir dan Pulau Untung Jawa
Keterangan Tanjung Pasir
P. Untung Jawa Rata-rata jumlah kunjungan orangtahun             419 400
1 431 895 Rata-rata WTP Rpkunjungan
13 350 16 517
Agregat WTP Rptahun 5 598 990 000   23 650 609 715
Nilai  WTP  rata-rata  di  P.  Untung  Jawa  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan Tanjung Pasir. Hal yang sama juga ditunjukkan dari jumlah kunjungan rata-rata
di kedua tempat tersebut, sehingga nilai agregat WTP P. Untung Jawa lebih tinggi dibandingkan Tanjung Pasir Tabel 14.
Pengelolaan wisata
Pengelolaan  dalam  pemanfaatan  sumber  daya  alam  dan  jasa  lingkungan untuk kegiatan wisata ditujukkan untuk menjaga keberlanjutan dari segi ekologi,
sosial,  dan  ekonomi.  Pendekatan  pengelolaan  yang  melibatkan  masyarakat diharapakan  akan  memberikan  manfaat  yang  luas.  Salah  satu  aspek  untuk
penilaian pengelolaan yang lebih baik secara partisipatif dengan cara menanyakan saran perbaikan yang perlu dilakukan untuk keberlangsungan objek wisata, pihak
yang  menikmati  sumber  daya  dan  jasa  lingkungan  secara  langsung  adalah wisatawan.
Presepsi  wisatawan  terhadap  pengelolaan  yang  harus  ditingkatkan  untuk menjaga keberlanjutan wisata memiliki perbedaan antara lokasi Tanjung Pasir dan
Pulau  Untung  Jawa  Gambar  19.  Wisatawan  di  Pantai  Tanjung  Pasir    lebih memprioritaskan  pengelolaan  terhadap  perbaikan  sarana  prasarana  dengan
persentase lebih dari 40 karena sebagian besar wisatawan menilai sarana dan prasarana di wisata tersebut masih sangat minimal. Berbeda dengan wisatawan
36 Pulau  Untung  Jawa  lebih  memprioritaskan  pengelolaan  terhadap  pelestarian
lingkungan  alami  dengan  persentase  lebih  dari  40.  Hal  ini  karena  wisatawan menilai  Untung  Jawa  dari  segi  ekologi  kondisi  pantai,  perairan,  dan  terumbu
karang sudah sangat rusak dan kebersihan lingkungan yang rendah.
Gambar 19  Presepsi wisatawan terhadap atribut pengelolaan wisata di Pantai Tanjung Pasir dan Pulau Untung Jawa
Sistem  dinamik  dapat  memberikan  suatu  pemahaman  dan  gambaran bagaimana  suatu  sumber  daya  harus  dikelola  secara  tepat  agar  tercipta
keseimbangan  ekosistem  di  masa  depan.  Oleh  karena  itu,  dalam  penelitian  ini dilakukan skenario dengan menggunakan model simulasi dinamik dalam rentang
waktu 10 tahun 2014-2024. Validasi telah dilakukan terhadap kinerja atau output model  yang  sudah  dibuat.  Hasil  validasi  ini  menunjukkan  nilai  penyimpangan
sebesar  0.39
–4.35  pada  wisatawan  Tanjung  Pasir  dan  3.96–4.04  pada wisatawan  Pulau  Untung  Jawa  Lampiran  6,  sehingga  model  dapat  dipercaya
pada taraf nyata 5 P  0.05. Simulasi dilakukan berdasarkan asumsi bahwa kecenderungan sistem saat
ini  akan  terus  berlanjut  di  masa  yang  akan  datang  dan  selanjutnya  dilakukan beberapa skenario sebagai berikut:
                