Buku Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(1)

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gedung Mina Bahari III Lantai 10


(2)

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR

DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA


(3)

STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA

Proil 113 Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

PENGARAh: Sudirman Saad

Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

PENANGGUNGJAWAb: Agus Dermawan

Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

PENyUSUN: Agus Dermawan Syamsul bahri Lubis Suraji

Nilfa Rasyid, Muschan Ashari, Tendy Kuhaja, Ahmad Soiullah, Muhammad Saefudin, Asri Setianingrum Kenyo handadari, Ririn Widiastutik, Dyah Retno Wulandari. Tim Subdit Konservasi Kawasan – Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

ISbN: 978-602-7913-22-6

© 2014

DITERbITKAN OLEh:

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUbLIK INDONESIA

Jl. Medan Merdeka Timur No. 16,

Gedung Mina bahari III Lantai 10 Jakarta 10110 Telp./Fax. (021) 3522045

http://kkji.kp3k.kkp.go.id

Foto Sampul: “boo Windows in the Misool Area is a photo site which should feature in everyone’s Raja Ampat portfolio. here I tried to take a diferent angle and exploit the schooling silversides for an original take on this beautiful scene”, Alex Tattersal, wetpixel.com

P

engelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tidak akan pernah terlepas dari fungsi konservasinya. Bahkan konservasi telah diyakini sebagai upaya penting yang mampu menyelamatkan potensi sumberdaya tetap tersedia dalam mewujudkan perikehidupan lestari yang menyejahterakan. Konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas

kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa depan.

Hingga tahun 2014, Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan telah membukukan luas kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia mencapai 16,45 Juta Hektar (melebihi target 15,5 juta Hektar). Capaian ini merupakan hasil kolaborasi pemerintah dan pemerintah daerah bersama masyarakat dalam upaya konservasi sumberdaya ikan. Konservasi dalam pembangunan kelautan dan perikanan lima tahun kedepan dipastikan menjadi agenda utama dan tetap menjadi prioritas sebagai penyeimbang kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Disamping upaya pengembangan kawasan konservasi menjadi 20 juta hektar, pengelolaan efektif merupakan sasaran utama yang hendak dicapai, diantaranya melalui penguatan kelembagaan pengelolaan efektif yang mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan bersama (co-management). Melalui berbagai upaya ini, konservasi tengah

mengukuhkan pilar-pilar perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan yang memberi manfaat keekonomian pendorong kesejahteraan masyarakat. Evaluasi tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dilakukan dengan alat ukur E-KKP3K, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Nomor Kep.44/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Evaluasi Evektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K). Pedoman E-KKP3K memuat tata-cara atau panduan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan

pengelolaan berkelanjutan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Pada tingkat makro, E-KKP3K digunakan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menilai tingkat pengelolaan kawasan konservasi perairan yang ada di Indonesia. Sementara pada tingkat mikro, E-KKP3K dapat pula digunakan swa-evaluasi terhadap kinerja pengelolaan suatu kawasan konservasi perairan sekaligus membuat perencanaan dalam rangka peningkatan kinerja. Pada pelaksanaannya, metode evaluasi ini disederhanakan menjadi tiga kategori yang terdiri dari Perunggu, Perak dan Emas. Peringkat Emas merupakan kawasan konservasi mandiri yang telah dikelola secara optimum, dimana masyarakat di sekitar kawasan sejahtera dan mempunyai pendanaan berkelanjutan. Pencapaian dan Upaya pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang telah dilakukan dituturkan secara runut dalam buku yang berjudul “Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di Indonesia”, edisi tahun 2014. Kehadiran buku ini diharapkan mampu memberikan sajian informasi kekayaan sumberdaya hayati dan ulasan yang memadai atas upaya pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang telah dilakukan serta dapat dipetik pembelajaran dalam rangka pengembangan pengelolaan efektif kawasan konservasi dimasa yang akan datang.

Kami mengucapkan puji syukur kepada Allah

Subhanallahuwata’ala atas terselesaikannya penyusunan buku ini. Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada para pihak yang telah membantu proses penyusunan, pembahasan hingga terselesaikannya buku ini.

Semoga bermanfaat.

Agus Dermawan


(4)

Daftar Isi

Kata Pengantar ...

iii

Konservasi: Pilar Pembangunan Kelautan dan Perikanan

...

1

Perkembangan Luas Kawasan Konservasi

...

7

Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi

...

9

Hasil Evaluasi Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi

...

20

Profil Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi

Taman Wisata Perairan Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya ...

47

Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas dan Laut Sekitarnya...

55

Taman Wisata Perairan Gili Ayer, Gili Meno dan Gili Trawangan ...

61

Taman Nasional Perairan Laut Sawu dan Laut Sekitarnya ...

75

Taman Wisata Perairan Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya ...

79

Taman Wisata Perairan Laut Banda ...

83

Suaka alam Perairan Kepulauan Aru Bagian Tenggara dan Laut Sekitarnya ...

87

Suaka Alam Perairan Raja Ampat dan Laut Sekitarnya ...

91

Suaka Alam Perairan Waigeo Sebelah Barat dan Laut Sekitarnya ...

97

Taman Wisata Perairan Kepulauan Padaido dan Laut Sekitarnya... 101

Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

SUMATERA

KKPD - Kota Sabang... 107

KKPD - Kabupaten Aceh Besar ... 117

KKPD - Kabupaten Aceh Jaya ... 121

KKPD - Kabupaten Simeulue ... 125

KKPD - Kabupaten Nias (utara) ... 131

KKPD - Kabupaten Nias Selatan ... 135

KKPD - Kabupaten Tapanuli Tengah ... 139

KKPD - Kabupaten Serdang Bedagai ... 143

KKPD - Kabupaten Padang Pariaman ... 149

KKPD - Kabupaten Pasaman Barat ... 153

KKPD - Kabupaten Agam ... 156

KKPD - Kabupaten Solok ... 159

KKPD - Kota Padang... 160

KKPD - Kota Pariaman ... 162

KKPD - Kabupaten Pesisir Selatan ... 165

KKPD - Kabupaten Pesisir Selatan ... 167

KKPD - Kabupaten Kepualuan Mentawai ... 171

KKPD - Kota Batam ... 175

KKPD - Kabupaten Bengkalis ... 179

KKPD - Kabupaten Natuna ... 183

KKPD - Kabupaten Natuna - Serasan ... 185

KKPD - Kabupaten Lingga ... 189

KKPD - Kabupaten Bintan ... 193

KKPD - Kabupaten Sorolangun... 203

KKPD - Kabupaten Bungo... 209

KKPD - Kabupaten Bangka Barat ... 215

KKPD - Kabupaten Bangka Selatan ... 217

KKPD - Kabupaten Belitung ... 221

KKPD - Kabupaten Belitung Timur ... 247

KKPD - Kabupaten Muko Muko ... 251

KKPD - Kabupaten Bengkulu Utara ... 255

KKPD - Kabupaten Kaur ... 259

KKPD - Kabupaten Lampung Barat (Pesisir Barat) ... 261

KKPD - Kabupaten Tanggamus ... 265

JAWA

KKPD - Kabupaten Pandeglang ... 270

KKPD - Kabupaten Sukabumi ... 273

KKPD - Kabupaten Indramayu ... 277

KKPD - Kabupaten Ciamis (Pangandaran) ... 283

KKPD - Kabupaten Brebes ... 289

KKPD - Kabupaten Tegal ... 293

KKPD - Kabupaten Pekalongan ... 296

KKPD - Kabupaten Batang ... 299

KKPD - Kabupaten Jepara ... 302

KKPD - Kabupaten Gunung Kidul ... 305

KKPD - Kabupaten Bantul ... 307


(5)

KKPD - Kabupaten Situbondo... 312

KKPD - Kabupaten Pasuruan ... 314

KKPD - Kabupaten Sumenep ... 316

BALI DAN NUSA TENGGARA

KKPD - Kabupaten Buleleng ... 321

KKPD - Kabupaten Klungkung ... 325

KKPD - Kabupaten Jembrana ... 328

KKPD - Kabupaten Lombok Barat ... 331

KKPD - Kabupaten Lombok Tengah ... 337

KKPD - Kabupaten Lombok Timur ... 343

KKPD - Kabupaten Lombok Barat ... 349

KKPD - Kabupaten Tatar Sepang Sekongkang ... 355

KKPD - Kabupaten Sumbawa ... 361

KKPD - Kabupaten Bima ... 368

KKPD - Kabupaten Dompu ... 370

KKPD - Kabupaten Sikka ... 373

KKPD - Kabupaten Flores Timur ... 374

KKPD - Kabupaten Alor ... 377

KKPD - Kabupaten Lembata ... 380

KALIMANTAN

KKPD - Kabupaten Bengkayang ... 385

KKPD - Kabupaten Kota Baru ... 391

KKPD - Kabupaten Tanah Bumbu ... 396

KKPD - Kabupaten Berau ... 399

KKPD - Kota Bontang ... 402

KKPD - Kabupaten Nunukan - Tanjung Cantik ... 406

KKPD - Kabupaten Nunukan - Sebatik Barat ... 408

SULAWESI

KKPD - Kabupaten Bitung... 412

KKPD - Kabupaten Minahasa Utara ... 414

KKPD - Kabupaten Minahasa Selatan ... 416

KKPD - Kabupaten Bone Bolango ... 418

KKPD - Kabupaten Boalemo ... 420

KKPD - Kabupaten Toli Toli ... 425

KKPD - Kabupaten Banggai Kepulauan ... 428

KKPD - Kabupaten Banggai ... 430

KKPD - Kabupaten Parigi Moutong ... 432

KKPD - Kabupaten Morowali ... 434

KKPD - Kabupaten Polewali Mandar ... 436

KKPD - Kabupaten Majene ... 438

KKPD - Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ... 441

KKPD - Kabupaten Barru ... 448

KKPD - Kabupaten Kepulauan Selayar ... 451

KKPD - Kabupaten Pulo Pasi Gusung ... 454

KKPD - Provinsi Sulawesi Tenggara ... 462

KKPD - Kabupaten Kolaka ... 464

KKPD - Kabupaten Konawe ... 469

KKPD - Kabupaten Buton (Buton, Buton Tengah dan Buton Selatan) ... 473

KKPD - Kabupaten Muna ... 477

KKPD - Kabupaten Bombana ... 486

KKPD - Kabupaten Luwu utara ... 489

PAPUA DAN MALUKU

KKPD - Kabupaten Pulau Morotai ... 495

KKPD - Kabupaten Tidore Kepulauan ... 499

KKPD - Kabupaten Halmahera Tengah ... 502

KKPD - Kabupaten Halmahera Selatan ... 505

KKPD - Kabupaten Seram Bagian Timur ... 508

KKPD - Kabupaten Maluku Tenggara ... 510

KKPD - Kabupaten Raja Ampat ... 517

KKPD - Kabupaten Sorong ... 522

KKPD - Kabupaten Kaimana ... 526


(6)

I

P

engelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tidak akan pernah terlepas dari fungsi konservasinya. Bahkan konservasi telah diyakini sebagai upaya penting yang mampu menyelamatkan potensi sumberdaya tetap tersedia dalam mewujudkan perikehidupan lestari yang menyejahterakan. Pengelolaan secara efektif kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan akan mampu memberikan jaminan dalam eisiensi

pemanfaatan sumberdaya alam, sebagai sumber yang efektif menyokong pemanfaatan lain secara ramah lingkungan, serta dapat menumbuhkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat lokal. “Konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa depan”.

Pengelolaan ekosistem melalui upaya konservasi telah dipahami sebagai upaya seimbang untuk perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan ekosistem secara berkelanjutan. Satu atau lebih tipe ekosistem dapat ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang dalam pengelolaannya dilakukan dengan sistem zonasi. Paradigma dan Pengelolaan kawasan konservasi perairan di Indonesia menapaki era baru, setidaknya terdapat dua poin. Poin pertama, dalam hal kewenangan pengelolaan kawasan konservasi, kini tidak lagi menjadi monopoli pemerintah pusat melainkan sebagian telah terdesentralisasi menjadi kewajiban pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut. Poin kedua, adalah

pengelolaan kawasan konservasi dengan sistem ZONASI, Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan diatur dengan sistem ZONASI. Merujuk UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan beserta perubahannya (UU No. 45 tahun 2009) dan PP No. 60 tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan, sedikitnya ada 4 (empat) pembagian zona yang dapat dikembangkan di dalam kawasan konservasi perairan yakni: zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan

Konservasi: Pilar Pembangunan

Kelautan dan Perikanan

Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil sebagaimana telah ubah dengan UU no 1 tahun 2014 juga mengatur zonasi di kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil. Aturan ini membagi kedalam 3 (tiga) zona, yaitu Zona Inti, Zona Pemanfaatan terbatas dan Zona lainnya, dimana dalam zona pemanfaatan terbatas dapat digunakan untuk pemanfaatan di bidang perikanan dan pariwisata. Perlu digarisbawahi bahwa zona perikanan berkelanjutan tidak pernah diatur dalam regulasi pengelolaan kawasan konservasi terdahulu. Seiring dengan perkembangan desentralisasi, konservasi tidak lagi hanya menjadi kewenangan pemerintah pusat saja, Pemerintah daerah juga diberi kewenangan dalam mengelola kawasan konservasi di wilayahnya. Sistem zonasi yang memberi ruang pemanfaatan untuk perikanan berkelanjutan dan pariwisata bahari serta kewenangan desentralisasi pengelolaan telah menjadi paradigma baru pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia. Pengaturan sistem zonasi dalam pengelolaan kawasan konservasi serta perkembangan desentralisasi dalam pengelolaan kawasan konservasi, jelas hal ini merupakan pemenuhan hak-hak bagi masyarakat lokal, khususnya nelayan. Kekhawatiran akan mengurangi akses nelayan yang disinyalir banyak pihak dirasakan sangat tidak mungkin. Justru hak-hak tradisional masyarakat sangat diakui dalam pengelolaan kawasan konservasi. Masyarakat diberikan ruang pemanfaatan untuk perikanan di dalam kawasan konservasi (zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan, maupun zona lainnya), misalnya untuk budidaya dan penangkapan ramah lingkungan maupun pariwisata bahari dan lain sebagainya. Pola-pola seperti ini dalam konteks pemahaman konservasi terdahulu (sentralistis) hal ini belum banyak dilakukan. Peran Pemerintah pusat dalam konteks ini, hanya memfasilitasi dan menetapkan kawasan konservasi, sedangkan proses inisiasi, identiikasi, pencadangan maupun pengelolaannya secara keseluruhan dilakukan dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Tentu bukan hal yang mudah bagi Kementerian Kelautan


(7)

melekatkan pemahaman umum yang menilai pengelolaan kawasan konservasi secara sentralistik, tertutup, hanya larangan serta menihilkan partisipasi masyarakat dalam konteks pemanfaatannya. Upaya sosialisasi dan peningkatan pemahaman serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi terus dilakukan termasuk upaya nyata mengimplementasikan blue economy dalam pengelolaan kawasan konservasi yang menyejahterakan. Sebagai upaya konservasi wilayah perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil, pemerintah telah menetapkan kebijakan antara lain, ditetapkannya target nasional yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pertemuan Convention on Biological Diversity (CBD) di Brazil tahun 2006, yaitu pencanangan target 10 juta hektar kawasan konservasi Laut pada tahun 2010, yang menjadi dasar komitmen kementerian kelautan dan perikanan untuk menggandakan target menjadi 20 juta hektar pada tahun 2020, sebagaimana pernyataan Presiden mengenai Coral Triangle Initiative (CTI) dalam forum APEC Leaders Meeting di Sydney, 2007. Dukungan kebijakan kebijakan nasional dalam pengembangan kawasan konservasi perairan dibuat secara menyeluruh dan terpadu serta mempertimbangkan desentralisasi dalam pelaksanaannya. Berbagai kebijakan, peraturan, pedoman terkait pengelolaan kawasan konservasi perairan telah dikembangkan. Dalam konteks pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil termasuk pengelolaan jenis ikan yang merupakan peraturan organik dari Undang-undang Perikanan dan Undang-undang Pengelolaan wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil antara lain: PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan; Permen KP no. Per.17/Men/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil; Permen KP No. Per.02/ Men/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Permen KP No. Per.03/Men/2010 tentang tata cara penetapan perlindungan jenis ikan; Permen KP No. Per.04/ Men/2010 tentang tata cara pemanfataan jenis dan genetik ikan; Permen KP No. Per.30/Men/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan; KepMen KP No Kep. 59/Men/2011 tentang Perlindungan terbatas ikan terubuk; KepMen KP No. 18/KEPMEN-KP/ 2013 tentang Perlindungan Ikan Hiu Paus; KepMenKP No. 37/KEPMEN-KP/2013 tentang Perlindungan Terbatas Ikan Napoleon; KepMenKP No. 4/KEPMEN-KP/2014 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Pari Manta;

Ikan; (6) Pembinaan dan Penguatan Sumber Daya Manusia; (7) Penguatan Kebijakan, Peraturan dan Pedoman; serta (7) Kerjasama Lokal, Regional, Internasional.

Konservasi dalam pembangunan kelautan dan perikanan lima tahun kedepan dipastikan menjadi agenda utama dan tetap menjadi prioritas sebagai penyeimbang kebutuhan ekonomi Permen KP No. 13/PERMAN-KP/2014 tentang Jejaring Kawasan

Konservasi Perairan; Keputusan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil No. Kep. 44/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K); Peraturan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil No. 02/Per-DJKP3K/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Penataan Batas Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP) yang diselenggarakan dalam 3 (tiga) Tahap, yang saat ini memasuki tahap pelembagaan dengan sebutan COREMAP-CTI merupakan salah bentuk komitmen nasional sebagai rangkaian kerjasama regional untuk mewujudkan konsern global dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil secara efektif dan berkelanjutan.

Penetapan Kawasan Konservasi Perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil bertujuan untuk, kriteria penetapan kawasan konservasi memperhatikan sedikitnya tiga aspek penting, yaitu ekologi, meliputi keanekaragaman hayati, kealamiahan, keterkaitan ekologis, keterwakilan, keunikan, produktivitas, daerah ruaya, habitat ikan langka, daerah pemijahan ikan, dan daerah pengasuhan; sosial dan budaya, meliputi tingkat dukungan masyarakat, potensi konlik kepentingan, potensi ancaman, kearifan lokal serta adat istiadat; dan ekonomi, meliputi nilai penting perikanan, potensi rekreasi dan pariwisata, estetika, dan kemudahan mencapai kawasan.

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis ikan (KKJI)

menjalankan roda konservasi menyokong target yang disasar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam notulen Renstra 2010-2014, yakni pengelolaan efektif kawasan konservasi laut tahun pada tahun 2014 seluas  4,5 juta hektar, serta menambah 2 juta hektar kawasan konservasi dari status 13,5 juta pada tahun 2009 sebagai titik tolak angka renstra. 15 (lima belas) jenis yang dikelola secara berkelanjutan antara lain: penyu , napoleon, dugong, arwana, hiu paus, pari manta, hiu appendiks (hiu koboy dan martil), lola, kima, sidat, bambu laut, terubuk, capungan banggai, paus, dan karang hias. Sedangkan kawasan konservasi seluas 4,5 juta hektar mencakup 21 dan kemudian diperluas menjadi 24 lokasi prioriras. Beberapa program yang dijalankan antara lain: (1) Konservasi Ekosistem/Konservasi Kawasan; (2) Konservasi Jenis Ikan dan Genetik; (3) Data, Informasi dan Jejaring

dan kelestarian lingkungan. Kelembagaan pengelolaan efektif kawasan konservasi menjadi kunci utama dengan mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan bersama (co-management). “Konservasi mengukuhkan pilar-pilar perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan yang memberi manfaat keekonomian pendorong kesejahteraan masyarakat”.

Tabel. Target Konservasi Kawasan dan Konservasi Jenis 2010 - 2014

Sumber: Renstra 2010 – 2014 2010

Pengelolaan efektif 900.000 Ha

3 spesies

2011

• Pengelolaan

efektif 2,5 juta Ha

• Penambahan

luas 700.000 Ha

6 spesies

2012

• Pengelolaan

efektif 3,2 juta Ha

• Penambahan

luas 500.000 Ha (akumulasi 1,2 juta Ha)

9 spesies

2013

• Pengelolaan

efektif 3,6 juta Ha

• Penambahan

luas 500.000 Ha (akumulasi 1,7 juta Ha)

12 spesies

2014

• Pengelolaan efektif 4,5 juta Ha • Penambahan

luas 300.000 Ha (akumulasi 2 juta Ha)

15 spesies


(8)

Rencana Strategis KKJI 2015-2019 menyasar target pencapaian luasan kawasan konservasi 20 juta hektar dan pengelolaan efektif 35 kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pengelolaan konservasi 20 Jenis Ikan langka untuk ditetapkan status perlindungannya, dilestarikan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Sebagai Kerangka Acuan 2015-2019, tahun 2014 tengah

disusun peta jalan (roadmap) pengelolaan kawasan konservasi, antara lain strategi pencapaian target kawasan konservasi 20 Juta Hektar dan status pengelolaan efektif kawasan konservasi. Selain itu, nilai penting sumberdaya kawasan juga dihitung sebagai arahan untuk menggenjot keekonomian kawasan konservasi melalui upaya pemanfaatan berkelanjutan dalam Program Investasi dan Pengembangan Ekonomi Berbasis Konservasi- PROSPEK.

Pada tataran konservasi jenis ikan, ada 3 (tiga) tahapan yang akan dilakukan, yaitu (1) Perencanaan: Menyusun Rencana Aksi Konservasi Jenis Ikan sebagai acuan bagi berbagai pihak dalam melakukan program konservasi jenis suatu spesies, terutama spesies dilindungi dan spesies rawan terancam punah. Implementasi, dan Evaluasi. (2) Implementasi: melalui program Perlindungan, Pelestarian dan Pemanfaatan Berkelanjutan, meliputi : Jumlah jenis/kelompok jenis ikan yang ditetapkan status perlindungannya (3 jenis/kelompok jenis); Jumlah jenis/kelompok jenis ikan yang diupayakan pelestariannya (7 jenis/kelompok jenis); Jumlah jenis/ kelompok jenis ikan yang dikelola pemanfaatannya (10 jenis/ kelompok jenis). (3) Monitoring dan Evaluasi: dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengelolaan konservasi jenis ikan yang telah dilakukan, menggunakan tools indikator pengelolaan yang dipersiapkan.

Tabel. Target Rencana Strategis Pengelolaan Kawasan Konservasi

Termasuk Pengelolaan 7 (tujuh) Taman Nasional Laut inisiasi Kementerian Kehutanan, sebagai tindaklanjut amanat Pasal 78 A, Undang-Undang No.1 tahun 2014

Program COREMAP-CTI menjadi salah satu bagian strategis upaya KKJI untuk mendorong pencapaian target pengelolaan kawasan konservasi dan jenis ikan yang lebih baik. Program ini akan dilaksanakan di 8 Provinsi, 14 kabupaten/kota termasuk di 14 KKP Daerah, 6 UPT KP3K dan 10 KKP Nasional. Sasaran Strategis COREMAP-CTI secara garis besar adalah (1) Terjaga atau meningkatnya ekosistem terumbu karang dan asosiasinya, dinilai dengan indikator Indeks kesehatan karang; (2) Meningkatnya kesejahteraan masyarakat penerima manfaat, dinilai dengan indikator pendapatan masyarakat; dan (3) Meningkatnya efektivitas pengelolaan KKP/3K, dinilai dengan indikator peringkat/level E-KKP3K.

Penguatan data, informasi dan jejaring konservasi serta kerjasama multipihak dalam pengelolaan kawasan konservasi dan jenis ikan terus ditingkatkan untuk mewujudkan konservasi yang efektif bagi kesejahteraan masyarakat.


(9)

Capaian Luas Kawasan Konservasi, yaitu bertambahnya 14 kawasan konservasi baru di Indonesia seluas 875.492,47 Ha. Meski demikian, berdasarkan hasil veriikasi data tim terdapat pula sejumlah kawasan yang menambah dan mengurangi luasan sehingga akumulasi penambahan luas kawasan pada

tahun 2014 terkoreksi menjadi seluas 686.866,11 Ha. Sehingga secara keseluruhan telah memiliki 145 kawasan konservasi dengan total luasan 16.451.076,96 Ha. Data rinci sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut:

Perkembangan Luas Kawasan Konservasi


(10)

Tabel 2. Luas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia Tahun 2014

Sumber: Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, kkji.kp3k.kkp.go.id)

No

Kawasan Konservasi

Jumlah

Kawasan

Luas (Ha)

A

Dikelola Kemenhut

32

4.694.947,55

Taman Nasional Laut

7

4.043.541,30

Taman Wisata Alam Laut

14

491.248,00

Suaka Margasatwa Laut

5

5.678,25

Cagar Alam Laut

6

154.480,00

B

Dikelola KKP dan Pemda

113

11.756.129,41

Taman Nasional Perairan

1

3.355.352,82

Suaka Alam Perairan

3

445.630,00

Taman Wisata Perairan

6

1.541.040,20

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

103

6.414.106,39

Jumlah Total

145

16.451.076,96

T

ujuan utama pengelolaan kawasan konservasi adalah pengelolaan efektif melalui pengelolaan berdasarkan sistem zonasi yang dapat dilakukan berbagai upaya pengelolaan sumberdaya kawasan maupun pengelolaan sosial budaya dan ekonomi yang keduanya memberikan umpan balik terhadap penguatan kelembagaan dan tatakelola kawasan konservasi. Upaya-upaya tersebut sedikitnya dapat melalui tiga strategi pengelolaan, yaitu: (1) Melestarikan lingkungannya, melalui berbagai program konservasi, (2) menjadikan kawasan konservasi sebagai penggerak ekonomi, diantaranya melalui program perikanan budidaya ramah lingkungan, penangkapan ikan ramah lingkungan, pariwisata alam perairan dan pendanaan mandiri yang berkelanjutan, dan (3) pengelolaan kawasan konservasi sebagai bentuk tanggungjawab sosial yang mensejahterakan masyarakat. Evaluasi tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dilakukan dengan alat ukur E-KKP3K, berdasarkan Keputusan

Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi

III

Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Nomor Kep.44/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Evaluasi Evektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K). Pedoman E-KKP3K memuat tata-cara atau panduan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pengelolaan berkelanjutan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Pada tingkat makro, E-KKP3K digunakan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menilai tingkat pengelolaan kawasan konservasi perairan yang ada di Indonesia. Sementara pada tingkat mikro, E-KKP3K dapat pula digunakan swa-evaluasi terhadap kinerja pengelolaan suatu kawasan konservasi perairan sekaligus membuat perencanaan dalam rangka peningkatan kinerja. E-KKP3K juga didukung dengan perangkat lunak (software) E-KKP3K untuk lebih mempermudah evaluasi di lapangan. Lebih lengkap mengenai E-KKP3K dan status pengelolaan KKP3K dapat mengunjungi: kkji.kp3k.kkp.go.id.

a. perlindungan habitat dan populasi ikan; b. rehabilitasi habitat dan populasi ikan; c. penelitian dan pengembangan; d. pemanfaatan sumber daya ikan; e. pariwisata alam dan jasa lingkungan; f. pengawasan dan pengendalian; dan/atau g. monitoring dan evaluasi

a. pengembangan sosial ekonomi masyarakat; b. pemberdayaan masyarakat;

c. pelestarian adat dan budaya; dan/atau d. monitoring dan evaluasi

a. peningkatan sumber daya manusia; b. penatakelolaan kelembagaan c. peningkatan kapasitas infrastruktur; d. penyusunan peraturan pengelolaan kawasan; e. pengembangan organisasi/kelembagaan masyarakat; f. pengembangan kemitraan;

g. pembentukan jejaring kawasan konservasi perairan; h. pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan;

dan/atau


(11)

Untuk mendukung kinerja pengelolaan KKP/3K, telah disusun Suplemen pendukung Panduan E-KKP3K yang bertujuan memberikan pedoman teknis untuk membekali pengelola KKP/3K, antara lain: (1) Panduan usulan inisiatif, identiikasi dan inventarisasi, dan Pencadangan; (2) Panduan Kelembagaan; (3) Panduan Rencana Pengelolaan dan Zonasi; (4) Panduan Sarana dan Prasarana; (5) Panduan Pendanaan; (6) Panduan Penetapan; (7) Panduan Penataan Batas; (8) Panduan Monitoring Bioisik (Sumberdaya Kawasan); dan (9) Panduan

Monitoring Sosial Budaya dan Ekonomi.

Kriteria yang digunakan untuk melakukan evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi (E-KKP3K) pada tingkat makro, terdiri dari 5 peringkat, 17 kriteria dan 74 dafter pertanyaan. 5 (lima) peringkat tersebut pada pelaksanaannya disederhanakan menjadi 3 Kategori yaitu: perunggu (level 1); perak (level 2) dan emas (level 3) sebagaimana disajikan pada gambar berikut ini:

Penilaian efektivitas secara nasional selain untuk mengetahui status efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil, juga sekaligus dijadikan ajang pemberian penghargaan yang mampu mendorong peningkatan pengelolaan efektif KKP3K. Anugerah E-KKP3K (E-KKP3K Awards) merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada pemerintah daerah/kepala daerah/ pengelola KKP3K yang konsisten mengembangkan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Penghargaan terdiri atas kategori Favorit 1 penghargaan, kategori percontohan 5 penghargaan, dan kategori

percepatan 17 penghargaan, serta kategori khusus. Anugerah E-KKP3K (E-KKP3K Awards) diagendakan setiap 2 (dua) tahun sekali. Kegiatan Anugerah E-KKP3K diselenggarakan pertama kali pada tahun 2013, dan selanjutnya pada Renstra 2015-2019 akan dilaksanakan pada 2015, 2017 dan 2019.

Pengelolaan kawasan konservasi perairan nasional dilakukan oleh Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang dan Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru. Pengelolaan di Setiap lokasi KKPN dilaksanakan oleh Satuan Kerja Kawasan Konservasi Perairan Nasional (Satker KKPN) yang merupakan bagian dari wilayah Kerja Balai/Loka KKPN. Masing-masing KKPN, walau tidak seluruhnya berstatus Taman Nasional Perairan, pengelolaan kawasan konservasi tersebut tetap dilakukan oleh satu Unit organisasi tersendiri, sehingga pemangkuan kawasan melalui pengelolaan kawasan dengan sistem zonasi dapat dilakukan secara optimal. Sedangkan untuk pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terdapat Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) di Padang, Denpasar, Pontianak dan Makassar serta Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) di Serang dan Sorong. Keenam Balai/Loka PSPL ini juga mempunyai perpanjangan organisasi berupa Satker-Satker yang mewakili jangkauan pelayanan di seluruh provinsi Penerima Anugerah E-KKP3K (E-KKP3K Awards) 2013 Kategori Percontohan: Suaka Alam Perairan Pesisir Timur Pulau

Weh Kota SABANG, Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Kabupaten SUKABUMI, Taman Pesisir Ujungnegoro-Roban Kabupaten BATANG, Taman Wisata Perairan Nusa Penida Kabupaten KLUNGKUNG, Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten ALOR, dan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten RAJA AMPAT. Kategori Khusus: Bupati Kepulauan Anambas. Penyerahan

penghargaan disampaikan oleh Menteri kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo. (level 1); perak (level 2) dan emas (level 3) sebagaimana disajikan pada gambar berikut ini:


(12)

Taman Nasional Laut Sawu dan Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas merupakan 2 (dua) KKPN yang diinisiasi, dicadangkan, ditetapkan dan dikelola oleh Kementerian Kelautan dan perikanan melalui Balai/Loka KKPN tersebut. Selain itu, Balai/Loka KKPN melalui satker-satkernya juga mengelola 8 (delapan) KKKPN berdasarkan harmonisasi serah terima dari kementerian kehutanan, antara lain Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Aru Bagian Tenggara di Provinsi Maluku; SAP Kepulauan Raja Ampat – Papua Barat; SAP Kepulauan Waigeo sebelah Barat, dalam hal ini Kepulauan Panjang di Provinsi Papua Barat; Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Kapoposang di Provinsi Sulawesi Selatan; TWP Pulau Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat; TWP Kepulauan Padaido di Provinsi Papua; TWP Laut Banda di Provinsi Maluku; dan TWP Pulau Pieh di Provinsi Sumatera Barat. Langkah harmonisasi Pengelolaan Kawasan Konservasi selanjutnya menyangkut pengelolaan KPA/KSA laut yang masih dikelola kementerian kehutanan, diantaranya 7 (tujuh) taman nasional laut. Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 pasal 78A, kawasan-kawasan tersebut menjadi kewenangan menteri kelautan dan perikanan.

Ditingkat regional, upaya pengelolaan efektif KKP/3K dalam koridor kerjasama Coral Triangle Initiative (CTI) telah disusun sebuah sistem pengelolaan kawasan konservasi di segitiga karang - Coral Triangle Marine protected Area System (CTMPAS) yang memberikan manfaat bagi ekosistem terumbu karang di 6 negara CTI (Indonesia, Malaysia, Philipina, Papua Nugini, Solomon Island dan Timor Leste) dan keuntungan bagi masyarakat yang berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Indonesia menjadi bagian dari 13 Nominasi kawasan konservasi CTMPAS 2013. untuk kategori 3 (Priority Development Sites) antara lain: KKPN TWP kapulauan Anambas, KKPN TNP laut Sawu dan KKP3KD TP Pangumbahan – Sukabumi. Sedangkan TNL Wakatobi menjadi bagian kategori 4 (Flagship). Tiga prioritas kawasan pengembangan tersebut akan digenjot pengelolaan efektifnya, dan satu lokasi yang menjadi lagship tentunya menjadi percontohan pengembangan pengelolaan efektif di wilayah CTI.

Kawasan konservasi satu dan lainnya saling terkait secara bioisik dalam satu kesatuan jejaring KKP/3K. Kerjasama

Jejaring KKP dapat dilakukan untuk pengelolaan 2 (dua) atau lebih kawasan konservasi perairan secara sinergis, baik secara lokal, nasional maupun regional. Kerjasama Jejaring KKP/3K juga dapat memberikan nilai tambah lebih dibandingkan beberapa KKP yang berdiri sendiri karena: (1) jejaring melindungi sumberdaya, ekosistem dan habitat secara terpadu; dan (2) jejaring mendorong pembagian kapasitas dan pengelolaan yang merata . Jejaring KKP/3K telah diatur berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. 13/PERMEN-KP/2014 tentang Jejaring Kawasan Konservasi Perairan. Pun demikian, upaya pemanfaatan kawasan konservasi, kerjasama dan kemitraan dalam pengelolaan kawsan konservasi menjadi bagian penting upaya pengelolaan efektif sebuah kawasan konservasi dapat ditingkatkan. Saat ini sedang dalam inalisasi Peraturan menteri kelautan dan Perikanan tentang Kemitraan, serta Peraturan Menteri kelautan dan perikanan tentang Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan untuk berbagai kegiatan, antara lain: Penangkapan dan Pebudidayaan Ikan, Pariwisata Alam Perairan, Pendidikan dan Penelitian. Sebuah payung program efektivitas dan keekonomian kawasan konservasi tengah dijalankan melalui Program Investasi dan Pengembangan Ekonomi berbasis Konservasi (PROSPEK).

Releksi Pengelolaan Kawasan Konservasi

Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Tahun

2014.

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan memiliki target pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil (KKP3K) seluas 4,5 juta hektar pada tahun 2014. Target kumulatif ini telah terlampaui berkat upaya-upaya pokok pengelolaan kawasan seperti asistensi pencadangan-penetapan kawasan, pembinaan pengelolaan kawasan, penyusunan NSPK pengelolaan kawasan, evaluasi-penetapan kawasan serta asistensi rencana pengelolaan dan zonasi kawasan. Ada pula kegiatan penyusunan sub-project kawasan konservasi yang pendanaannya didukung melalui Proyek Rehabilitasi Pengelolaan Terumbu Karang (Coremap-CTI). Dalam rangka persiapan Coremap-CTI juga telah dilaksanakan penyusunan best practices dan replikasi pengelolaan teumbu karang.

Dua indikator keberhasilan pencapaian target ini adalah luas kawasan dan hasil evaluasi perangkat E-KKP3K. Pertama, dalam konteks luas kawasan yang dikelola, secara kumulatif hampir 7,8 juta hektar kawasan telah terkelola efektif hingga akhir tahun 2014. Angka ini jauh melampaui target pengelolaan efektif yang telah ditentukan pada periode awal renstra 2010-2014 seluas 4,5 juta hektar antara lain karena implementasi kebijakan blue economy di tiga lokasi kawasan konservasi yakni di Taman Wisata Perairan (TWP) Anambas, TWP Nusa Penida Klungkung dan TWP Lombok Timur. Tiga lokasi ini menyumbang hampir 1,3 juta luas kawasan pengelolaan efektif tambahan selama periode RPJM 2010-2014 dan menggenapkan jumlah fokus lokasi pengelolaan efektif pada periode tersebut menjadi 24 lokasi. Selain itu, sejumlah kawasan juga telah mengubah (menambah dan mengurangi) area konservasinya seperti yang terjadi di Taman Pesisir (TP) Ujungnegoro-Roban Kabupaten Batang, TP Pangumbahan Sukabumi dan TWP Kepulauan Raja Ampat. Meski demikian, seluruh dinamika tersebut tidak berimbas signiikan terhadapcapaian kinerja pengelolaan efektif kawasan konservasi.Kedua, dalam konteks hasil evaluasi E-KKP3K, seluruh kawasan konservasi yang masuk dalam fokus pengelolaan efektif telah meningkat level pengelolaannya. Perlu dipahami bahwa level pengelolaan efektif kawasan konservasi yang diakui berdasarkan E-KKP3K sejatinya adalah ketika semua kriteria pada salah satu tingkatan telah terpenuhi 100%.

Sejak dirilis pada akhir tahun 2012 melalui Keputusan Direktur Jenderal KP3K Nomor Kep.44/KP3K/2012, perangkat E-KKP3K telah menjadi alat ukur level pengelolaan efektif kawasan konservasi yang independen dan terukur.Bahkan untuk pertama kalinya pada tahun 2013 perangkat E-KKP3K diandalkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mengganjar para pengelola kawasan konservasi perairan daerah berprestasi melalui ajang E-KKP3K Awards. Sembilan dari 24 kawasan konservasi yang menjadi fokus pengelolaan menunjukan level pengelolaan yang sangat menggembirakan karena telah berhasil menapaki level biru (Gambar). Kawasan konservasi tersebut yakni: KKPD Alor, KKPD Batang, KKPD Raja Ampat, KKPD Sukabumi, KKPN Laut Sawu, KKPN Pulau Pieh, KKPN Laut Banda, KKPN Aru Tenggara dan KKPN Anambas. Sementara itu, meski pembenahan pengelolaan masih perlu

terus dilakukan, KKPD Klungkung selangkah lebih maju ketimbang lokasi lain lantaran telah berhasil menapaki level E-KKP3K tertinggi yakni level emas yang berarti bahwa upaya pokok pengelolaan telah mulai terasa manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan hasil evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil menggunakan perangkat E-KKP3K, seluruh kawasan konservasi yang masuk dalam target pengelolaan efektif telah meningkat signiikan level efektivitas pengelolaannya (lihat tabel 3). Upaya implementasi E-KKP3K ini juga mendukung Goal No. 3 CTI, melalui Coral Triangle Marine Protected Area System (CTMPAS) yakni operasionalnya pengelolaan kawasan konservasi pada tahun 2020. Pelatihan E-KKP3K yang telah dilaksanakan di Batam dan Makassar pada tahun 2014 menjadi langkah penting menuju tercapainya sasaran tersebut. Hasil evaluasi E-KKP3K dan pembelajaran pengelolaan efektif kawasan konservasi telah dipaparkan tim KKJI dalam World Parks Congress, November 2014 di Sydney Australia. Pembelajaran pengelolaan efektif juga dilakukan dengan bercermin dari negara lain, salah satunya melalui studi lesson-learned di Auckland Selandia Baru. Peningkatan kapasitas pengelolaan kawasan juga digalang melalui sejumlah keikutsertaan dalam pelatihan internasional seperti

Economic Tool For Conservation di Palau, MPA Management and Networks - BOBLME di Penang dan Sustainable Fisheries di Rhode Island. Semangat pengembangan konservasi seiring dengan kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan yang baru telah ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan di Pangandaran, Berau dan Simeuleu untuk menjawab permasalahan pengelolaan terkini dan peningkatan efektivitas kawasan konservasi. Upaya nyata lain seperti pilot project perlindungan dan pelestarian kawasan di beberapa lokasi seperti revitalisasi fungsi kawasan di TWP Gili Matra (font box), turtle watching dan program adopsi penyu di TP Pangumbahan-Sukabumi disertai dialog peran para pihak dalam pengelolaan efektif kawasan konservasi juga telah dilakukan pada tahun 2014. Penyusunan nilai penting kawasan konservasi dan penilaian-penyusunan status pengelolaan efektif kawasan konservasi menambah panjang daftar upaya nyata dalam rangka mendorong pengelolaan efektif kawasan konservasi yang telah dilakukan.


(13)

E

valuasi dilakukan terhadap 24 kawasan konservasi sesuai dengan Renstra Pengelolaan KKP/KKP3K tahun 2010-2014. Dalam capaiannya, baik hasil evaluasi E-KKP3K maupun luas kawasan yang dikelola telah tercapai bahkan melebihi target yang diharapkan. Pertama, dalam konteks luas kawasan yang dikelola, secara kumulatif hampir 7,8 juta hektar kawasan telah terkelola efektif hingga akhir tahun 2014. Angka ini jauh melampaui target pengelolaan efektif yang telah ditentukan pada periode awal renstra

2010-Hasil Evaluasi Status Pengelolaan Efektif

Kawasan Konservasi

IV

2014 seluas 4,5 juta hektar antara lain karena implementasi kebijakan blue economy di tiga lokasi kawasan konservasi yakni di Taman Wisata Perairan (TWP) Anambas, TWP Nusa Penida Klungkung dan TWP Lombok Timur. Tiga lokasi ini menyumbang hampir 1,3 juta luas kawasan pengelolaan efektif tambahan selama periode RPJM 2010-2014 dan menggenapkan jumlah fokus lokasi pengelolaan efektif pada periode tersebut menjadi 24 lokasi.

Tabel 3. Efektivitas Pengelolaan Kawasan Tahun 2014 berdasarkan E-KKP3K

No Nam a KKP/ Loka si Luas Target saat renstra disusu n (ha) Luas terkini (Ha) Status Kawas an (KKPN /KKPD ) NOMOR

KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN (berdasarkan EKKP3K) T YANG TARGE INGIN DICAP AI PADA TAHUN 2014 KETE RAN GAN PENCADAN GAN PENETAP AN 2014

MERAH KUNING HIJAU BIRU EMAS STATUS

AKHIR PERUNGG

U PERAK EMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1

KKPD Indram ayu

720 720 KKPD

No.556/Kep. 528 Diskanla /2004 Tgl.7-4-2004 Merah 100% Kuning 55% Merah 100% Kuning 50% PERUN GGU

2 KKPD Alor 400,008 400,008 KKPD No.12 Tahun 2006 Tgl. 17 juli 2006 perubahan dengan SK n0 6 th 2009 tgl 6 Maret

2009 Merah 100% Kuning 91% Hijau 76% Biru 48% Merah 100% Kuning 50% PERAK

3 KKPD Berau 300,000 285,000 KKPD No.70 Tahun 2004 Tgl.8-4-2004 No. 31 Tahun 2005 Tgl. 27-12-2005 diubah menjadi SK Bupati Berau No. 516 Tahun 2013. Tgl 02

09-2013 Merah 100% Kuning 91% Hijau 29% Merah 100% Kuning 75% Hijau 25% PERUN GGU


(14)

perubahan SK no 378 tahun 2008 luas 142997 10 TP Ngamb ur Lampu ng Barat 14,866.0 0 14,866.0 0 KKPD

SK Pencadanga n Bupati Lampung Barat Nomor B/206/KPTS /II.12/2012 Merah 100% Kuning 55% Merah 100% Kuning 50% PERUN GGU 11 TP Pangu mbaha n Sukab umi

1,771 2,660 KKPD Nomor 523/Kep.63 9-Dislutkan/20 08 tanggal 31 Desember 2008 direvisi Nomor 523/Kep.62 1-Dislutkan/20 12 Merah 100%Kuni ng 100%Hija u 52%Biru 15% Merah 100%Kuni ng 100%Hija u 50%Biru 15% PERAK 12 KKP Daerah Pesisir Selata n

733 733 KKPD Nomor 523/465/Kpt s/BPT-PS/2011 Merah 100% Kuning 82% Merah 100% Kuning 75% PERUN GGU 13 TNP Laut Sawu 3,521,13 0 3,355,35 2 KKPN

KEP.38/ME N/2009 Kepmen NOMOR 5/KEPME N-KP/2014 Merah 100% Kuning 100% Hijau 86% Biru 39% Merah 100% Kuning 100% Hijau 25% PERAK 14 SAP Raja Ampat

60,000 60,000 KKPN KEP.64/MEN/2009

Merah 100% Kuning 100% Merah 100% Kuning 100% PERUN GGU 15 SAP Waige o Barat

271,630 271,630 KKPN KEP.65/M EN/2009 Merah 100% Kuning 100% Hijau 38% Merah 100% Kuning 100% Hijau 35% PERUN GGU No Nam a KKP/ Loka si Luas Target saat renstra disusu n (ha) Luas terkini (Ha) Status Kawas an (KKPN /KKPD ) NOMOR

KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN (berdasarkan EKKP3K) T YANG TARGE INGIN DICAP AI PADA TAHUN 2014 KETE RAN GAN PENCADAN GAN PENETAP AN 2014

MERAH KUNING HIJAU BIRU EMAS STATUS

AKHIR PERUNGG

U PERAK EMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 p.

4 KKPD

Batang 6,800 4,015 KKPD No. 523/283/Tah un 2005 Tgl 15-12-2005 Perubahan No 523/306/201 1 diubah SK Bupati Batang Nomor 523/194/201 2 KepmenN omor Kep.29/ MEN/2012 Merah 100% Kuning 100% Hijau 38% Biru 18% Merah 100% Kuning 100% Hijau 35% Biru 15% PERUN GGU 5 KKPD Bone Bolang o

2,460 2,460 KKPD No. 165 Tahun 2006 Tgl. 6 November 2006 Merah 100% Kuning 82% Merah 100% Kuning 75% PERUN GGU 6 KKPD Raja Ampat

46,240 1,026,54 0 KKPD

PP Bupati Raja ampat No 66 tahun 2007 Tgl 14 Juni 2007 dan Perarturan Bupati Raja Ampat no 05 tahun 2009 tgl 16 April 2009 Kepmen NOMOR 36/KEPM EN-KP/2014 Merah 100% Kuning 100% Hijau 81% Biru 75% Merah 100% Kuning 100% Hijau 25% PERAK

7 KKPD

Bintan 472,905 472,905 KKPD No. 261/VIII/200 7 Tgl 23 Agustus 2007 Merah 100% Kuning 100% Merah 100% Kuning 100% PERUN GGU 8 KKPD

Batam 66,867 66,867 KKPD

SK Walikota Batam No. Kpts 14/HK/VI/20 07 tgl 4 Juni 2007 Merah 100% Kuning 100% Merah 100% Kuning 100% PERUN GGU

9 KKPD Natuna 142,997 142,997 KKPD

SK Bupati no. 299 tahun 2007 tgl 5 September 2007 luas 116600 Merah 100% Kuning 82% Merah 100% Kuning 75% PERUN GGU No Nam a KKP/ Loka si Luas Target saat renstra disusu n (ha) Luas terkini (Ha) Status Kawas an (KKPN /KKPD ) NOMOR

KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN (berdasarkan EKKP3K)

TARGE T YANG INGIN DICAP AI PADA TAHUN 2014 KETE RAN GAN PENCADAN GAN PENETAP AN 2014

MERAH KUNING HIJAU BIRU EMAS STATUS

AKHIR PERUNGG

U PERAK EMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 p.


(15)

24 KKPD Klungk ung (blue econo my)

20,057 20,057 KKPD

Peraturan Bupati Klungkung Nomor 12 Tahun 2010 Kepmen KP NOMOR 24/KEPM EN-KP/2014 "Merah 100% Kuning 100% Hijau 80% Biru 71% Emas 33% Merah 100% Kuning 75% Hijau 25% PERAK TOTAL 6,990,031 7,791,013

No Nam a KKP/ Loka si Luas Target saat renstra disusu n (ha) Luas terkini (Ha) Status Kawas an (KKPN /KKPD ) NOMOR

KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN (berdasarkan EKKP3K)

TARGE T YANG INGIN DICAP AI PADA TAHUN 2014 KETE RAN GAN PENCADAN GAN PENETAP AN 2014

MERAH KUNING HIJAU BIRU EMAS STATUS

AKHIR PERUNGG

U PERAK EMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 p. 16 SAP Aru Tengg ara

114,000 114,000 KKPN KEP.63/M EN/2009 Merah 100% Kuning 91% Hijau 57% Biru 16% Merah 100% Kuning 75% PERAK 17 TWP Pulau Pieh

39,900 39,900 KKPN KEP.70/MEN/2009

Merah 100% Kuning 100% Hijau 57% Biru 18% Merah 100% Kuning 100% Hijau 35% PERAK 18 TWP Kapop osang

50,000 50,000 KKPN KEP.66/MEN/2009

Merah 100% Kuning 100% Hijau 38% Merah 100% Kuning 100% Hijau 35% PERUN GGU 19 TWP Laut Banda

2,500 2,500 KKPN KEP.69/MEN/2009

Merah 100% Kuning 100% Hijau 38% Biru 20% Merah 100% Kuning 100% Hijau 25% PERUN GGU 20 TWP Gili Matra

2,954 2,954 KKPN KEP.67/M EN/2009 Merah 100% Kuning 100% Hijau 38% Merah 100% Kuning 100% Hijau 35% PERUN GGU 21 TWP Padaid o

183,000 183,000 KKPN KEP.68/M EN/2009 Merah 100% Kuning 100% Hijau 29% Merah 100% Kuning 100% Hijau 25% PERUN GGU 22 TWP Anamb as 1,262,68 6 1,262,68 6 KKPN

KEP.35/ME N/2011 NOMOR 37/KEPM EN-KP/2014 Merah 100% Kuning 100% Hijau 62% Biru 5% Merah 100% Kuning 50% PERAK 23 KKPD Lombo k Timur (blue econo my)

5,807 9,162 KKPD SK Pencadanga n Bupati 188.45/332/ KP/2012 Merah 100% Kuning 73% Hijau 19% Merah 100% Kuning 50% Hijau 15% PERUN GGU No Nam a KKP/ Loka si Luas Target saat renstra disusu n (ha) Luas terkini (Ha) Status Kawas an (KKPN /KKPD ) NOMOR

KEPUTUSAN STATUS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN (berdasarkan EKKP3K)

TARGE T YANG INGIN DICAP AI PADA TAHUN 2014 KETE RAN GAN PENCADAN GAN PENETAP AN 2014

MERAH KUNING HIJAU BIRU EMAS STATUS

AKHIR PERUNGG

U PERAK EMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 p.


(16)

Tanggal Evaluasi

22-Sep-2014

Tipe Kawasan

Suaka Alam Perairan

uan aru Bagian Tenggara dan Laut Sekitarnya

Lokasi KKP

Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku

Lakukan kajian untuk memastikan jumlah SDM di unit organisasi pengelola memadai untuk

menjalankan organisasi.

Rekomendasi Peringkat Kuning

Merah

100%

Kuning

91%

Hijau

57%

Biru

16%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

10.00

12.00

4.50

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Merah

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6

Catatan Evaluator

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Alor (Selat Pantar)

Lokasi KKP

Kabupaten Alor

Mengusulkan pembiayaan pengelolaan

Rekomendasi Peringkat Kuning

Merah

100%

Kuning

91%

Hijau

76%

Biru

48%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

10.00

16.00

13.50

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Merah

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6


(17)

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Batam

Lokasi KKP

Kepulauan Riau

Tempatkan SDM pada unit organisasi pengelola dengan jumlah yang sesuai dengan fungsi

pengelolaan (pengawasan, monitoring sumberdaya, sosekbud).

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa kualifikasi SDM pada unit organisasi pengelola

diwakili oleh minimal 2 (dua) kompetensi pengelolaan yang dibutuhkan (perencanaan,

Laksanakan inisiasi kemitraan dengan pemangku kepentingan.

Rekomendasi Peringkat Hijau

Merah

100%

Kuning

100%

Hijau

0%

Biru

0%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

11.00

0.00

0.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Kuning

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6

Catatan Evaluator

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Batang

Lokasi KKP

Daerah Pantai Ujungnegoro - Roban

Usulkan dokumen final rencana pengelolaan untuk disahkan.

Usulkan dokumen rencana pengelolaan untuk disahkan.

Buat SOP tentang administrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan.

Rekomendasi Peringkat Hijau

Merah

100%

Kuning

100%

Hijau

38%

Biru

18%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

11.00

8.00

5.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Kuning

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6


(18)

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Taman Pesisir

Taman Pesisir Kep. Derawan

Lokasi KKP

Kabupaten Berau

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan unit pengelola dilengkapi dengan prasarana

pengelolaan (alat monitoring, alat komunikasi).

Rekomendasi Peringkat Kuning

Merah

100%

Kuning

91%

Hijau

29%

Biru

0%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

10.00

6.00

0.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Merah

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6

Catatan Evaluator

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Bintan

Lokasi KKP

Kabupaten Bintan

Tempatkan SDM pada unit organisasi pengelola dengan jumlah yang sesuai dengan fungsi

pengelolaan (pengawasan, monitoring sumberdaya, sosekbud).

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa kualifikasi SDM pada unit organisasi pengelola

diwakili oleh minimal 2 (dua) kompetensi pengelolaan yang dibutuhkan (perencanaan,

Laksanakan inisiasi kemitraan dengan pemangku kepentingan.

Rekomendasi Peringkat Hijau

Merah

100%

Kuning

100%

Hijau

0%

Biru

0%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

11.00

0.00

0.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Kuning

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6


(19)

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Bone Bolango

Lokasi KKP

Desa Olele Kab Bone Bolango

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit

pengelola.

Mengusulkan pembiayaan pengelolaan

Rekomendasi Peringkat Kuning

Merah

100%

Kuning

82%

Hijau

0%

Biru

0%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

9.00

0.00

0.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Merah

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6

Catatan Evaluator

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Indramayu (Pulau Biawak)

Lokasi KKP

Kabupaten Indramayu

Bangun kantor unit pengelola!

Dirikan papan informasi kawasan!

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit

pengelola.

Rekomendasi Peringkat Kuning

Merah

100%

Kuning

55%

Hijau

0%

Biru

0%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

6.00

0.00

0.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Merah

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6


(20)

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Lampung Barat

Lokasi KKP

Kabupaten Lampung Barat

Bangun kantor unit pengelola!

Dirikan papan informasi kawasan!

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit

pengelola.

Rekomendasi Peringkat Kuning

Merah

100%

Kuning

55%

Hijau

0%

Biru

0%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

6.00

0.00

0.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Merah

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6

Catatan Evaluator

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Lombok Timur (Gili Sulat dan Gili Law

Lokasi KKP

Kabupaten Lombok Timur

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit

pengelola.

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan unit pengelola dilengkapi dengan prasarana

pengelolaan (alat monitoring, alat komunikasi).

Mengusulkan pembiayaan pengelolaan

Rekomendasi Peringkat Kuning

Merah

100%

Kuning

73%

Hijau

19%

Biru

0%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

8.00

4.00

0.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Merah

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6


(21)

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Natuna

Lokasi KKP

Kabupaten Natuna

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan unit pengelola dilengkapi dengan prasarana

pengelolaan (alat monitoring, alat komunikasi).

Mengusulkan pembiayaan pengelolaan

Rekomendasi Peringkat Kuning

Merah

100%

Kuning

82%

Hijau

0%

Biru

0%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

9.00

0.00

0.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Merah

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6

Catatan Evaluator

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Nusa Penida

Lokasi KKP

Kabupaten Klungkung

Laksanakan strategi penguatan sosial, ekonomi, dan budaya!

Laksanakan upaya pemanfaatan kawasan (minimum satu bentuk pemanfaatan)!

Serahkan usulan penetapan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.

Rekomendasi Peringkat Hijau

Merah

100%

Kuning

100%

Hijau

81%

Biru

71%

Emas

33%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

11.00

17.00

20.00

2.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Kuning

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6


(22)

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Pesisir Selatan (P.Penyu)

Lokasi KKP

Kabupaten Pesisir Selatan

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan peralatan kantor minimum dimiliki oleh unit

pengelola.

Mengusulkan pembiayaan pengelolaan

Rekomendasi Peringkat Kuning

Merah

100%

Kuning

82%

Hijau

0%

Biru

0%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

9.00

0.00

0.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Merah

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6

Catatan Evaluator

Tanggal Evaluasi

06-Sep-2014

Tipe Kawasan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

KKPD Raja Ampat

Lokasi KKP

Raja Ampat

Laksanakan strategi penguatan sosial, ekonomi, dan budaya!

Laksanakan upaya pemanfaatan kawasan (minimum satu bentuk pemanfaatan)!

Serahkan usulan penetapan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.

Rekomendasi Peringkat Hijau

Merah

100%

Kuning

100%

Hijau

81%

Biru

75%

Emas

0%

Jumlah

Pertanyaan

Peringkat

Persentase

8.00

11.00

17.00

21.00

0.00

Jumlah

Jawaban Ya

Rincian Evaluasi :

Kuning

Dengan capaian

100%

Peringkat/tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

8

11

21

28

6


(1)

Nama Kawasan :

Kawasan Konservasi Perairan Abun Kabupaten Sorong

Dasar Hukum :

Dasar hukum Pecadangan Kawasan Konservasi Perairan Abun adalah SK Bupati Kabupaten Sorong No. 142 Tahun 2005. Ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah

Luas Kawasan :

Kawasan Konservasi ini memiliki luas 26.795,53 ha

Letak Geograis dan Administratif :

Secara geograis, KKLD Abun terletak pada posisi 0°17’22” - 0°21’44” LS dan 132o20’56”-132o37’11” BT memiliki luas wilayah sekitar 26.795,53 ha. Sementara secara administratif, KKLD Abun berbatasan dengan Samudera Pasiik di sebelah Utara, sebelah Selatan Distrik Yembun, Fef dan Miyah, sebelah Timur Saukorem dan Amberbaken, dan sebelah Barat Distrik Moraid.

Keanekaragaman Hayati :

Sepanjang pesisir pantai Kabupaten Sorong merupakan tipe

vegetasi hutan pantai, namun tidak terdapat hutan bakau (mangrove). Vegetasi didominasi oleh jenis-jenis pandan laut,

ketapang, batatas laut, bakung laut, waru laut, dan putat laut.

Vegetasi ini sangat baik untuk meneduhi kawasan pantai peneluran penyu, khususnya jenis penyu hijau dan penyu sisik. Adapun jenis penyu yang biasa ditemukan di daerah Distrik Abun adalah jenis Penyu Belimbing (Dermochelys

coreacea), Penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu sisik

(Eretmochelys imbricate), Penyu lekang (Lepidochelys oliace).

Kondisi terumbu karang di Kabupaten Sorong masih

tergolong cukup baik dengan persentase penutupan

mencapai 60%, dengan luas hamparan karang diperkirakan 484.985 ha. Terumbu karang hanya dijumpai pada daerah

di sekitar tubir, dan reef latnya didominasi oleh karang

papan. Pada beberapa daerah terumbu karang hidup ditemukan pada kedalaman 15 m. Di kawasan ini ditemukan

8 jenis seagrass yang tergolong dalam 2 family, yakni

Hydrocharitaceae dan Cymodoceae.

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Srong

1. 132° 21’ 00” BT, 0° 22’ 36” LS 2. 132° 20’ 56” BT, 0° 17’ 22” LS 3. 132° 37’ 11” BT, 0° 17’ 26” LS 4. 132° 37’ 11” BT, 0° 21’ 44” LS

PETA KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH PERAIRAN DAN PESISIR DISTRIK ABUN

KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT

ASMAT SARMI MIMIKA MAPPI WAROPEN NABIRE MERAUKE PANIAI YAHUKIMO BURU SORONG JAYAWIJAYA MANOKWARI BOVENDIGOEL FAK-FAK TELUKBINTUNI KAIMANA KEEROM JAYAPURA PUNCAKJAYATOLIKARA SORONG SELATAN MALUKU TENGAH YAPEN SERAM BAGIAN TIMUR

RAJAAMPAT

TELUKWONDAMA SERAM BAGIAN BARAT

KEPULAUAN-SULA KEPULAUAN-ARU HALMAHERA TIMUR BIAKNUMFOR KOTA TIDORE HALMAHERA SELATAN

MALUKU TENGGARA BARAT SUPIORI HALMAHERA TENGAH KOTA JAYAPURA BOLAANGMONGONDOW KOTA SORONG MALUKU TENGGARA WNNP KOTA AMBON WAKATOBI

Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil

Departemen Kelautan Dan Perikanan Tahun Anggaran 2009

Indek Lokasi

Luas Kawasan = 26.795,53 Ha Koordinat Titik Batas

Skala 1: 100.000 !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! ! ! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !! ! !! ! ! !! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !!! ! !! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !! !!! !!! !!! !! ! !! ! ! !! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !!! ! !! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! ! ! ! !!! !!! !!! !!! !!! !! ! !! ! !! ! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !! ! !! ! !!! !!! ! ! ! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! ! ! ! !!! !!! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !!!!! ! !! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !!! !! ! !! ! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! ! !! ! !! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !!! ! !! !!! !! ! !!! !!! !!! !!!! !! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !!! !! ! !! ! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! ! !! ! !! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !!! ! !! !!! !! ! !!! !!! !!! !!! ! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !! ! ! !! !!! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !! ! ! !! ! !! ! !! !!! !!! ! !! !!! !! ! !!! ! !! !!! ! ! ! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !!! ! !! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !!! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! ! !! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !! ! !! ! !!! !!! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !! ! !!! !!! ! ! ! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!!!!! !! ! !!! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! !! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! ! !! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! !!! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !!! !! ! ! !! ! !! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !! ! ! !! !!! !!! !!! !! ! !!! ! !! ! !! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! !! ! !! ! ! !! !!! !!! !! ! !!! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !!! !!! !! ! ! !! !!! ! !! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !! ! ! !! !!! !! ! !!! !!! ! !! !!! !!! ! !! !!! !! ! !!! ! !! !!! !!! !!! !! !! ! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !! ! ! ! ! !!! !! ! ! !! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !! ! !!! ! !! !!! !! !!! ! !!! ! . !. ! . ! . WAU AUN BIKAR WERUR KWOOR HOPMARE SAUBEBA BO SAUSAPOR WARMANDI Tg. Weyos Tg. Rapon Tg. Rakrak

Tg. Waimak Tg. B Tg. Bang Tg. Warmadi PEG. STEILE WERUR BESAR Tg. Hopmarie Tg. Bangkaweyos Yogya (Baturumah) Pegunungan Tamrau Tg. Yamursba (Tg. Refun)

L A

L A U T P A S I F I K

-250 -500 -750 -10 00 -3000 -3250 -2750 -3750 -2500 -2250 -2000 -3500 -1750 -1250 -1500 -4000 -4250 -45 00 -47 50 4 1 3 2 132°40'0"E 132°40'0"E 132°30'0"E 132°30'0"E 132°20'0"E 132°20'0"E 132°10'0"E 132°10'0"E 0 °1 0 '0 "S 0 °1 0 '0 "S 0 °2 0 '0 "S 0 °2 0 '0 "S 0 °3 0 '0 "S 0 °3 0 '0 "S 0 °4 0 '0 "S 0 °4 0 '0 "S

±

Bathimetri

0 - 500 m 500 - 1000 m 1000 - 3000 m 3000 - 5000 m > 5000 m Kawasan Konservasi

Legenda

!. Koordinat Titik Batas

Sungai Jalan Batas Desa ! ! ! Kota !

Ibu Kota Kabupaten

" /


(2)

Potensi Pariwisata :

Obyek wisata di Kabupaten Sorong tersebar di beberapa kawasan, namun secara keseluruhan mudah dijangkau dari

pusat Kota Aimas (ibu kota Kabupaten Sorong) melalui darat

dan laut. Obyek wisata unggulan di Kabupaten Sorong antara

lain:

l Wisata alam Pantai Katatop lengkap dengan gugusan

Pulau Mangrove. Lokasi wisata itu terletak sekitar 10 km dari Aimas atau sekitar 30 km dari pusat Kota Sorong. Di

sini para wisatawan bisa menyaksikan gugusan pulau yang

sangat indah dan ideal untuk rekreasi pantai.

l Pulau Um. Pulau ini memiliki keindahan pantai yang

landai. Di sekitar pantai itu hidup dan berkembang ribuan

ekor kelelawar dan burung elang laut (sea hawk).

l Main selancar angin cocok sekali dilakukan wisatawan di

Pantai Walio, di Distrik Seget Selatan, sekitar 20 km dari pusat Kota Aimas. Atau, kurang lebih 40 km dari pusat

Kota Sorong. Di kawasan pantai itu terdapat hamparan pasir putih yang panjangnya mencapai puluhan kilometer.

l Sementara lokasi yang cocok untuk berselancar air,

juga terdapat di Kampung Moraid, memanjang ke arah Kampung Dela. Di sepanjang pantai tersebut juga terdapat hamparan pasir putih yang indah untuk rekreasi pantai. Menyangkut wisata pantai, wisatawan juga bisa datang langsung ke Kampung Makbon, 30 km dari pusat

Kota Aimas, atau sekitar 21 km dari pusat Kota Sorong.

Pantai ini sangat indah dan panjang. Air lautnya bening,

mirip benar dengan permandian di kolam buatan.

l Obyek wisata air terjun terletak di Kampung Klabot dan

Kampung Clarion, Distrik Beraur/Wanurian, Kabupaten Sorong. Kawasan air terjun ini berjarak 3 km dari pusat ibu kota distrik (kecamatan). Air terjun ini dikelilingi oleh gugusan Pegunungan Kli dan Kalif Dail. Pegunungan itu memiliki pemandangan alam yang asri dan indah. Gugusan pegunungan ini berjarak 3 km dari pusat ibu kota Distrik Beraur.

l Selain itu, Kabupaten Sorong juga memiliki sejumlah lora

dan fauna yang dapat menarik wisatawan. Antara lain,

habitat penyu belimbing (Dermochelys coriacea vandelli).

Penyu tersebut terdapat di Kampung Yamursba Medi dan Wau Distrik Abun dan Sausafor, 20 km dari pusat Kota Sorong atau 30-an km dari Kota Aimas.

l Batu Rumah, batu yang menyerupai bentuk rumah.

l Juga ada penyu jenis lain, seperti penyu hijau (Chelonia

mydas), penyu sisik (Eretnochelis imbrikata), dan penyu

lekang (Lepidochelis olivasia). Lokasinya dapat dicapai

melalui darat dan lau

Aksesibilitas :

KKLD Abun memiliki aksesibilitas relatif mudah dijangkau

melalui laut dibanding melalui darat ataupun udara. Kawasan ini dapat dicapai dengan menggunakan kapal perintis, motor

tempel (longboat) dan speedboat.

Dari kota Sorong, KKLD Abun dapat dicapai dalam waktu

sekitar 8 jam dengan menggunakan speed boat. Satu-satunya

kapal perintis yang rutin melayani di kawasan ini adalah KM Meranti, dengan jadwal 4-6 hari sekali.

Dalam beberapa waktu ke depan, KKLD Abun akan dapat

dicapai dengan menggunakan jalan darat, karena saat ini

sedang dibangun jalan darat yang menghubungkan Kota Sorong dengan Manokwari. Sehingga untuk mencapai Abun dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.


(3)

Nama Kawasan :

Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Kaimana

Dasar Hukum :

Dasar hukum pencadangan Kawasan Konservasi Laut Kaimana adalah Peraturan Bupati Kaimana No. 4 Tahun 2008.

Luas Kawasan :

Kawasan Konservasi ini memiliki luas sekitar 597.747 Hektar.

Letak Geograis dan Administratif :

Kabupaten Kaimana yang terletak pada posisi geograis

2o52’51”–4o15’01”LS dan 132o46’59” – 135o02’15”BT.

Sementara secara geograis, di sebelah Timur Kabupaten Kaimana berbatasan dengan Distrik Yayur, Distrik Wanggar dan Distrik Mapia, Kabupaten Nabire serta Distrik Potoway Buru, dan Kabupaten Mimika. Sebelah Barat dengan Laut Arafuru, Distrik Fak-fak Timur dan Distrik Kokas, sebelah Utara dengan Distrik Babo, Distrik Kuri dan Distrik Itorutu Kabupaten

Teluk Bintuni.

Keanekaragaman Hayati :

Spesies ikan yang paling sering dijumpai di kawasan ini

adalah Lutjanus decussatus,Parupeneus barberinus, Parupeneus

multifasciatus, Ctenochaetusbinotatus dan Scarus lavipectoralis.

Sementara lebih dari setengah dari biomas ikan target yang

tercatat terdiri dari famili Caesionidae (fusiliers), Scaridae (parrot

ish) dan Acanthuridae (surgeon ish).

Potensi Pariwisata :

Kawasan wisata yang dapat dikembangkan terletak di Teluk Triton.Berdasarkan usulan rekomendasi, kawasan perairan

Teluk Triton yang termasuk dalam zona ini diperuntukkan

sebagai kawasan Taman

Wisata Laut (wisata selam, snorkeling, berenang, memancing,

pasir putih, jelajah pulau, pengamatan burung dan satwa liar). Di dalam kawasan ini terdapat ekosistem terumbu

karang, pantai berpasir, pantai berbatu, pantai berlumpur dan

ekosistem estuari. Serta terdapat peninggalan sejarah seperti lukisan tebing yang berada di sekitar wilayah ini.

Aksesibilitas :

Kabupaten Kaimana memiliki banyak Teluk di sekitarnya

sehingga akses transportasilebih mengandalkan transportasi air sebagai sarana perhubungan antar kecamatan. Tak heran

di setiap kecamatan di Kaimana terdapat dermaga meskipun

sederhana dan terbuat dari kayu. Di Kecamatan Teluk Arguni misalnya, dermaga kayu hanya dapat menampung kapal

kecil yang masuk keluar ke Teluk Arguni. Kondisi serupa

dijumpai pula di Kecamatan Teluk Etna dan Buruway. Di

Kecamatan Buruway terdapat jalan darat, terbatas pada ibu kota kecamatan dan di Pulau Adi, sedangkan jalanakses keluar kecamatan belum tersedia. Selain lewat laut, Kaimana mengandalkan transportasi udara. Bandar Udara Utarum Kaimana dapat didarati pesawat jenis Boeing. Selama ini

masyarakat Kaimana dilayani maskapai pener bangan Merpati dan Dadali Air dan Lion Air.

Kawasan Konservasi Perairan Daerah


(4)

Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Kabupaten Biak Numfr

38

1. 136° 22’ 31” BT, 01° 04’ 09” LS 2. 136° 26’ 29” BT, 01° 02’ 26” LS 3. 136° 29’ 51” BT, 01° 05’ 00” LS 4. 136° 14’ 59” BT, 01° 14’ 56” LS 5. 136° 14’ 59” BT, 01° 17’ 01” LS 6. 136° 10’ 01” BT, 01° 17’ 01” LS 7. 136° 06’ 31” BT, 01° 11’ 36” LS

! .

! .

! .

! .

! . !

. ! . !

"

/

! !

! !

7

6 5

4

3 2

1

BIAK Korem

Syabes

Mokmer

Adibai Basnik

-250

-5 00

-750

-100 0

-12 50

-150 0

-250

136°30'0"E 136°30'0"E

136°20'0"E 136°20'0"E

136°10'0"E 136°10'0"E

136°0'0"E 136°0'0"E

0

°5

0

'0

"S

0

°5

0

'0

"S

1

°0

'0

"S

1

°0

'0

"S

1

°1

0

'0

"S

1

°1

0

'0

"S

1

°2

0

'0

"S

1

°2

0

'0

"S

PETA KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH KABUPATEN BIAK NUMFOR

PROVINSI PAPUA

ASMAT SARMI MIMIKA

MAPPI MERAUKE WAROPEN NABIREPANIAI

YAHUKIMO BURU

SORONG

JAYAWIJAYA KEEROM MANOKWARI

BOVENDIGOEL FAK-FAK

TELUKBINTUNI KAIMANA

JAYAPURA PUNCAKJAYATOLIKARA SORONG SELATAN

MALUKU TENGAH

YAPEN SERAM BAGIAN TIMUR

RAJAAMPAT

TELUKWONDAMA SERAM BAGIAN BARAT

KEPULAUAN-SULA

KEPULAUAN-ARU HALMAHERA TIMUR

BIAKNUMFOR BOLAANGMONGONDOW

ALOR

MALUKU TENGGARA BARAT HALMAHERA SELATAN

KOTA TIDORE

SUPIORI KOTA JAYAPURA KOTA SORONG

MALUKU TENGGARA WNNP KOTA AMBON

WAKATOBI BANGGAI KEPULAUAN

Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Departemen Kelautan Dan Perikanan Tahun Anggaran 2009

Bathimetri

0 - 500 m 500 - 1000 m 1000 - 3000 m 3000 - 5000 m > 5000 m

Indek Lokasi

Luas Kawasan = 24.910,00 Ha

Legenda

Koordinat Titik Batas

±

Skala 1 : 250.000

P. BIAK

LAUT PASIFIK

SELAT YAPEN

Koordinat Titik Batas

! .

Ibu Kota Kabupaten

" /

Kawasan Konservasi Kota

!

Sungai Jalan Batas Administrasi

! ! !

Daratan

!

!

! ! !

!

!

!

!

!

-100 0


(5)

Nama Kawasan :

Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Biak Numfor

Dasar Hukum :

Dasar hukum pencadangan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) adalah SK. Bupati No. 21 Tahun 2009 yang ditandatangani tanggal 17 April 2009..

Luas Kawasan :

Kawasan Konservasi ini memiliki luas sekitar 24.910 Hektar.

Letak Geograis dan Administratif :

Kawasan Konservasi Perairan Biak Numfor terletak pada posisi

Kabupaten Biak Numfor terdiri dari 2 pulau kecil yaitu Pulau

Biak dan Pulau Numfor, serta lebih dari 42 pulau sangat kecil yang termasuk ke dalam Kepulauan Padaido. Wilayah

Kabupaten Biak Numfor berbatasan dengan Kabupaten

Manokwari di sebelah Barat, sebelah Utara dengan Samudera Pasiik, sebelah Timur dengan Samudera Pasiik, dan sebelah

Selatan dengan Selat Yapen.

Keanekaragaman Hayati :

Mangrove yang berkembang di pesisir Biak Timur dan Oridek

hanya berasal dari 4 jenis yaitu Rhizophora mucronata, R.

apiculata, Bruguiera gymnorrhiza dan Nypa. Kerapatan yang

tinggi berasal dari jenis R. mucronata dan B. gymnorrhiza

yang hampir ditemukan di semua lokasi. Selain terumbu karang, hasil survei di sepanjang pesisir Biak Timur dan Oridek

ditemukan ada 4 jenis lamun, yaitu Thallasia hemprichii,

Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium dan Enhalus

acoroides. Adapun rata-rata persentase penutupan berkisar

14,17% yang ditemukan di Yenusi dan 71,67% yang

ditemukan di Woniki.

Potensi Pariwisata :

Biak Numfor memiliki sejumlah lokasi pariwisata menarik

antara lain :

• Pantai Korem, pantai ini cukup indah karena teluknya yang

melengkung sekitar 1 km sekitar areal pasir delta. Jarak

tempuh untuk mencapai pantai ini sekitar 32 km dari Kota

Biak dengan menggunakan kendaraan darat.

• Kepulauan Padaido, merupakan salah satu distrik di Kabupaten Biak Numfor dengan luas 137 km2 dan sebagai

Taman Wisata Alam.

• Pantai Anggaduber, pantai ini terletak di bagian Timur Kota Biak dan dapat ditempuh dengan ber bagai jenis kendaraan selama lebih kurang 45 menit.

• Pantai Bosnik (Pantai Segara Indah), terletak di Distrik Biak

Timur dan dapat dicapai menggunakan berbagai jenis

kendaraan dengan waktu tempuh sekitar 25 menit dari

Kota Biak.

• Pantai Asaibori, pantai ini cocok digunakan untuk rekreasi

pantai seperti berenang, snorkeling serta berjemur sinar

matahari, karena pantainya berpasir putih bersih dan didukung oleh garis pantai yang panjang.

• Pantai Inpendi, terletak di Desa Adoki, Distrik Yendidori dan dapat ditempuh selama 15 menit dari Kota Biak. Pantai ini dapat ditempuh sekitar 30 menit dari Kota Biak

dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan pribadi dan angkutan umum.

• Pantai Wari, terletak di Kampung Bosnabraidi Distrik Biak Utara, yang dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari kota Biak. • Pantai Sansundi, pantai ini memiliki letak yang strategis

terletak di Desa Sansundi dan merupakan pantai pertama

yang dijumpai saat wisatawan memasuki Kabupaten Biak

Numfor dari arah Kabupaten Supiori.

Aksesibilitas :

Untuk mencapai Biak sebagai ibukota Kabupaten Biak Numfor dapat dicapai melalui transportasi udara dan laut. Untuk transportasi udara rute Jakarta-Biak PP tersedia penerbangan

dari dan ke Biak yang dikelola oleh maskapai penerbangan Garuda dan Merpati, sedangkan untuk transportasi laut dikelola oleh PELNI dan pelayaran rakyat. Untuk transportasi udara tersedia setiap hari, sedangkan untuk transportasi laut tersedia 2 – 3 kali dalam seminggu


(6)