b b Kualitas visual dan fungsional rumput golf Cynodon dactylon var Tifway yang diberi pupuk NPK pada media campuran pasir dan bentonit

28 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5. M1 : pupuk NPK dosis 2.5 gram Nm 2 aplikasi M2 : pupuk NPK dosis 5 gram Nm 2 aplikasi M3 : pupuk NPK dosis 10 gram Nm 2 aplikasi m0 : media tanam 100 pasir m1 : media tanam 87.5 pasir + 12.5 bentonit 25 mesh m2 : media tanam 75 pasir + 25 bentonit 25 mesh Berdasarkan hasil selama pengamatan, kombinasi perlakuan dosis pupuk rendah tanpa campuran bentonit dalam media tanam M1m0 pada peubah tinggi rumput relatif memberikan hasil yang buruk. Perlakuan kombinasi pupuk dosis 10 g Nm 2 aplikasi dengan media pasir bercampur bentonit M3m1 dan M3m2 terbukti lebih sering memberikan hasil tinggi rumput terbaik pada penelitian ini. Kombinasi lain yang memberikan hasil terbaik pada peubah tinggi tanaman adalah M2m2. Kombinasi M2m2, yaitu perlakuan dosis pupuk 5 g Nm 2 aplikasi dengan campuran media tanam 75 pasir + 25 bentonit 25 mesh memberikan hasil tinggi rumput terbaik pada 4 MST. Hal ini memperlihatkan peranan bentonit memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman. Selain itu, antar perlakuan pada peubah tinggi rumput juga menunjukkan interaksi saat rumput berumur 7 MST. Interaksi antar perlakuan tersebut disajikan dalam Tabel 9 di bawah ini. Tabel 9 Interaksi antar perlakuan peubah tinggi rumput saat 7 MST Perlakuan m0 m1 m2 M1 2.00c 2.06bc 2.14bc M2 2.31bc 2.47ab 2.11bc M3 2.25bc 2.30bc 2.75a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5. M1 : pupuk NPK dosis 2.5 gram Nm 2 aplikasi M2 : pupuk NPK dosis 5 gram Nm 2 aplikasi M3 : pupuk NPK dosis 10 gram Nm 2 aplikasi m0 : media tanam 100 pasir m1 : media tanam 87.5 pasir + 12.5 bentonit 25 mesh m2 : media tanam 75 pasir + 25 bentonit 25 mesh Tabel 9 menunjukkan bahwa interaksi yang nyata dari perlakuan pupuk NPK dosis 5 gram Nm 2 aplikasi dengan media tanam 87.5 pasir + 12.5 bentonit 25 mesh M2m1 memberikan respon yang sama baiknya dengan kombinasi M3m2. Hal ini menunjukkan penggunaan dosis pupuk dan campuran bentonit taraf sedang sudah dapat menghasilkan respon ketinggian rumput yang sama baiknya dengan kombinasi pupuk dan media tanam bercampur bentonit taraf tinggi. Oleh karena itu penggunaan dosis pupuk yang lebih tinggi dan campuran bentonit yang lebih banyak menjadi tidak efisien. 29 Kepadatan Pucuk Kepadatan pucuk menunjukkan tingkat pertumbuhan dan penyerapan nutrisi oleh rumput. Kombinasi perlakuan pupuk yang tinggi dengan jumlah bentonit yang cukup banyak dalam campuran media tanam memiliki kepadatan pucuk yang tinggi. Hal ini karena jumlah nutrisi yang tersedia lebih banyak dibanding dengan perlakuan dosis pupuk rendah. Kepadatan pucuk yang tinggi akhirnya menyebabkan pola pertumbuhan rumput meninggi ke atas karena tidak tersedia lagi ruang untuk rumput bergerak menyebar. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam Tabel 10, terdapat perlakuan dosis pupuk yang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kepadatan pucuk saat 5 hingga 9 MST. Begitu pula dengan perlakuan campuran media tanam, saat 4, 5, dan 7 MST terdapat perlakuan campuran media tanam yang memberikan pengaruh yang berbeda nyata yang menaikkan jumlah kepadatan pucuk. Tabel 10 Kepadatan Pucuk Umur 4 MST – 9 MST pucuk100cm 2 Perlakuan Minggu 4 5 6 7 8 9 Dosis pupuk M1 76.61c 82.67c 87.44b 95.07b 120.04b 144.81b M2 82.99c 92.10b 97.05a 107.04a 128.48a 160.30a M3 83.70c 98.63 a 99.93 a 112.19 a 130.93 a 160.81 a Media tanam m0 79.10ab 86.56b 94.81b 98.93b 123.78b 152.04b m1 76.03b 88.82a 92.00b 104.37ab 124.22b 154.19b m2 88.18 a 98.04 a 97.59 b 111.00a 131.45 b 159.70 b Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5. M1 : pupuk NPK dosis 2.5 gram Nm 2 aplikasi M2 : pupuk NPK dosis 5 gram Nm 2 aplikasi M3 : pupuk NPK dosis 10 gram Nm 2 aplikasi m0 : media tanam 100 pasir m1 : media tanam 87.5 pasir + 12.5 bentonit 25 mesh m2 : media tanam 75 pasir + 25 bentonit 25 mesh Kepadatan pucuk menunjukkan peningkatan jumlah dari minggu ke minggu. Pada minggu keempat, campuran media tanam memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertambahan kepadatan pucuk. Sebaliknya, perlakuan dosis pupuk tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kepadatan pucuk. Pemberian dosis pupuk tertinggi M3 pada 4 MST menghasilkan kepadatan pucuk tertinggi, yaitu sebanyak 83.70 pucuk100 cm 2 . Pengaruh yang sangat nyata pada 4 MST diberikan oleh perlakuan campuran media tanam 75 pasir + 25 bentonit 25 mesh. Perlakuan taraf m2 ini juga menunjukkan hasil kepadatan pucuk tertinggi, yakni sebanyak 88.18 pucuk100 cm 2 . 30 Saat rumput berumur 5 MST, masing-masing perlakuan dosis pupuk memberikan pengaruh yang berbeda dalam menaikkan jumlah kepadatan pucuk. Dosis pupuk taraf ketiga yaitu dengan pemberian dosis tertinggi M3, memberikan hasil kepadatan pucuk terbaik sebesar 98.63 pucukm 2 di 5 MST. Perlakuan campuran media tanam taraf m1 dan m2 pada 5 MST memberikan respon yang sama terhadap pertambahan tinggi rumput tetapi berbeda nyata terhadap m0. Perlakuan pasir 100 m0 memberikan respon hasil kepadatan pucuk terburuk. Perlakuan dosis pupuk taraf sedang dan tinggi M2 dan M3 memberikan pengaruh yang sama terhadap pertambahan jumlah pucuk sejak 6 MST hingga 9 MST tetapi berbeda nyata dengan perlakuan dosis pupuk rendah M1. Selama pengamatan, perlakuan pupuk dosis 2.5 g Nm 2 aplikasi M1 mendapatkan hasil yang paling sedikit. Secara umum perlakuan dosis tinggi, yaitu 10 g Nm2aplikasi M3 memberikan hasil yang terbaik terhadap peubah kepadatan pucuk selama pengamatan pada penelitian ini. Penggunaan campuran media tanam pasir dengan bentonit juga terlihat memberikan pengaruh positif terhadap pertambahan kepadatan pucuk. Perlakuan m2, yaitu penggunaan media tanam 75 pasir + 25 bentonit 25 mesh relatif memberikan hasil yang terbaik bagi peubah kepadatan pucuk. Peubah kepadatan pucuk juga mengalami interaksi di antara perlakuannya. Interaksi ini terjadi saat rumput berumur 7 MST dan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Interaksi antar perlakuan peubah kepadatan pucuk saat 7 MST Perlakuan m0 m1 m2 M1 84.55c 97.33bc 103.33b M2 108.33b 109.66b 103.11b M3 103.89b 106.11b 126.56a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5. M1 : pupuk NPK dosis 2.5 gram Nm 2 aplikasi M2 : pupuk NPK dosis 5 gram Nm 2 aplikasi M3 : pupuk NPK dosis 10 gram Nm 2 aplikasi m0 : media tanam 100 pasir m1 : media tanam 87.5 pasir + 12.5 bentonit 25 mesh m2 : media tanam 75 pasir + 25 bentonit 25 mesh Tabel 11 menunjukkan bahwa pada umur 7 MST perlakuan kombinasi M3m2, yaitu pupuk NPK dosis 10 gram Nm 2 aplikasi dan media tanam 75 pasir + 25 bentonit 25 mesh memperoleh kepadatan pucuk tertinggi sebesar 126.56 pucuk100 cm 2 . Kombinasi perlakuan yang mendapat kepadatan pucuk terendah saat 7 MST adalah perlakuan M1m0, yaitu kombinasi dosis pupuk terendah dengan media tanam pasir 100 sebesar 84.55 pucuk100cm 2 . Seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 12 berdasarkan kriteria kelas kepadatan pucuk menurut Beard 1982, penelitian ini mendapatkan hasil kepadatan pucuk kelas kepadatan rendah sampai sedang. Saat awal penelitian 31 yaitu umur 4 MST hingga 6 MST, kepadatan pucuk termasuk kelas kepadatan rendah. Namun, memasuki 7 MST kepadatan pucuk mulai tergolong kelas sedang yang menunjukkan rumput memberikan respon yang baik dalam peningkatan jumlah pucuk. Tabel 12 Kriteria kelas kepadatan pucuk menurut Beard 1982 Kriteria kelas kepadatan pucuk per 100 cm 2 Jumlah pucuk per 100 cm 2 Rendah 100 Sedang 100-200 Tinggi 200 Kualitas Fungsional Gelindingan Bola Perbedaan pola pertumbuhan rumput yang menyebar dan meninggi pada penelitian ini diduga memberikan pengaruh terhadap jarak gelindingan bola. Menurut Turgeon 2005 gelindingan bola yang baik diperoleh apabila rumput mampu menyerap kejutantekanan yang diberikan tanpa mengubah sifat permukaannya memiliki kepegasan yang baik. Selain itu rumput juga dikatakan memiliki gelindingan bola yang baik bila dapat menggelindingkan bola golf lebih jauh sehingga gaya dan usaha yang dikeluarkan oleh pemain lebih sedikit. Perlakuan dengan pupuk rendah dan bentonit yang sedikit cenderung memiliki gelindingan bola yang lebih baik karena pola pertumbuhannya yang menyebar creeping. Pola pertumbuhan rumput yang menyebar mampu menyerap tekanan dari bola golf tanpa berubah sifat permukaannya. Sifat permukaan rumput yang tidak berubah inilah yang membuat permukaan lapangan tetap rata sehingga bola dapat tetap meluncur tanpa hambatan. Berbeda dengan perlakuan dosis pupuk dan jumlah campuran media bentonit yang sedikit, perlakuan dosis pupuk dan campuran bentonit yang tinggi cenderung memiliki jarak gelindingan bola yang pendek. Hal ini diduga karena pola pertumbuhan rumput yang meninggi ke atas kurang dapat menyerap dan menahan kejutan yang dimiliki bola golf. Akibatnya setelah bola golf sampai pada permukaan rumput, sifat permukaan rumput berubah menjadi tidak tegar sehingga permukaan rumput yang masih tegar dapat menghambat bola meluncur. Gelindingan bola menurun pada 9 MST diduga karena pertambahan pucuk seiring bertambahnya umur tanaman yang menjadikan permukaan rumput semakin kasar sehingga menghambat bola meluncur Perlakuan dosis pemupukan memberikan perbedaan pengaruh yang sangat nyata pada 5 MST dan berpengaruh yang berbeda nyata pada 6 hingga 7 MST. Perlakuan pupuk NPK dosis 2.5 gram Nm 2 aplikasi M1 berpengaruh nyata terhadap perlakuan M2 dan M3 pada 5 hingga 7 MST. Namun perlakuan campuran media tanam tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil gelindingan bola di seluruh minggu pengamatan. Hasil pengamatan peubah gelindingan bola dapat dilihat dalam Tabel 13. 32 Tabel 13 Gelindingan Bola Umur 5 MST - 9 MST cm Perlakuan Minggu 5 6 7 8 9 Dosis pupuk M1

79.95 a

95.23 a

102.96 a 95.11c 97.54 c M2 73.78b 91.26bc 96.42ab 97.79c 94.81c M3 71.28b 86.06c 92.96b 97.88c 92.31c Media tanam m0 75.58b

93.34 b

98.23b 96.93b

96.03 b

m1 76.54 b 90.45b

98.71 b

95.93b 94.29b m2 72.89b 88.74b 95.40b 97.91b 94.33b Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5. M1 : pupuk NPK dosis 2.5 gram Nm 2 aplikasi M2 : pupuk NPK dosis 5 gram Nm 2 aplikasi M3 : pupuk NPK dosis 10 gram Nm 2 aplikasi m0 : media tanam 100 pasir m1 : media tanam 87.5 pasir + 12.5 bentonit 25 mesh m2 : media tanam 75 pasir + 25 bentonit 25 mesh Gelindingan bola erat kaitannya dengan istilah green speed pada lapangan golf. Berdasarkan kelas kecepatan bola di area green green speed menurut Beard 1982, hasil gelindingan bola yang dihasilkan pada penelitian ini masih tergolong di bawah kelas speed slow Tabel 14. Rumput bermuda varietas Tifway umum digunakan pada fairways, dengan pukulan bola yang dibutuhkan adalah pukulan melambung sehingga gelindingan bola yang lambat tidak menjadi kendala. Oleh karena itu rekomendasi dari penelitian ini adalah dengan mengaplikasikan pupuk NPK dosis 10 gram Nm 2 aplikasi dengan media tanam 87.5 pasir + 12.5 bentonit 25 mesh. Tabel 14 Kelas kecepatan bola di area green green speed menurut Beard 1982 Relative Green Speed Rata-rata panjang gelindingan Permainan reguler cm Turnamen cm Fast 244 305 Medium fast 214 275 Medium 183 244 Medium slow 153 214 Slow 122 183 33 Mutaqin 2007 mendefinisikan kecepatan green atau green speed adalah