Kriteria.Informasi yang diperoleh dalam mengaudit harus diverifikasi dan Kompeten. Auditor harus mempunyai kualifikasi, memahami kriteria yang Independen. Auditor harus menjaga tingkat independensinya agar tetap Aud

jumlah kekurangan dana kas kecil, atau dapat juga berbentuk kualitatif, seperti kewajaran keabsahan laporan keuangan.

e. Kriteria yang telah ditetapkan. Yaitu standar-standar yang digunakan sebagai

dasar untuk menilai asersi pernyataan, dimana hal ini dapat berupa:

i. Peraturan-peraturan spesifik yang ditetapkan atau dibuat oleh badan

legislatif. ii. Anggaran atau ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan oleh manajemen. iii. Generally Accepted Accounting Principle GAAP=Prinsip akuntansi yang berlaku umum yang ditetapkan oleh Financial Accounting Standards Board FASB= Badan standar akuntansi keuangan.

f. Penyampaian Hasil. Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan

atestasi attestation. Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit yang menunjukkan derajad kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. Penyampaian hasil inidapat meningkatkan atau menurunkan derajad kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang diaudit.

g. Pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu mereka yang menggunakan atau

mengandalkan temuan-temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis, mereka adalaj para pemegang saham, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, calon investor dan kreditor, organisasi buruh, kantor pelayanan pajak, dan masyarakat umum. Selain pengertian Auditing yang diungkapkan diatas, pengertian Auditing juga diungkapkan oleh Castle 2010 yaitu “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and estabished criteria. Auditing should be done by a competent, Independen person.” Kata Kunci untuk Definisi Auditing menurut Castle adalah :

a. Bukti Evidence. Informasi yang digunakan auditor untuk menetapkan apakah

inf ormasi yang diaudit dinyatakan berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

b. Kriteria.Informasi yang diperoleh dalam mengaudit harus diverifikasi dan

dievaluasi dengan standart kriteria tertentu, misal: dalam mengaudit laporan keuangan historis maka standar yang digunakan PABU.

c. Kompeten. Auditor harus mempunyai kualifikasi, memahami kriteria yang

digunakan dan mengetahui tipe dan berbagai macam bukti audit untuk mengambil kesimpulan setelah bukti tersebut diuji kebenarannya.

d. Independen. Auditor harus menjaga tingkat independensinya agar tetap

memperoleh kepercayaan dari pengguna telah memintanya untuk melakukan audit atas laporannya.

e. Audit Report. Merupakan tahap akhir dalam proses audit dan merupakan

pengkomunikasian temuan auditor dengan pengguna laporan keuangan perusahaan. Audit report umumnya menginformasikan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang ditetapkan.

2. Jenis-Jenis Audit a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan financial statement audit adalah audit yang dilakukan terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan untuk menyatakan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum GAAP.

b. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan Compliance audit adalah audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu. Kriteria yang ditetapkan dalam audit jenis ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti kebijakan manajemen, hukum, peraturan atau persyaratan lain dari pihak ketiga. Laporan audit kepatuhan umumnya ditujukan kepada otoritas yang menerbitkan kriteria tersebut dan dapat terdiri dari 1 ringkasan temuan atau 2 pernyataan keyakinan mengenai derajad kepatuhan dengan kriteria tersebut.

c. Audit Operasional

Audit operasional adalah audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Menurut Mulyadi [1998:30] tujuan audit operasional adalah untuk: i. Mengevaluasi kinerja ii. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan iii. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Oleh karena itu, laporan untuk audit operasional tidak hanya memuat pengukuran efisiensi dan efektivitas saja, namun juga memuat rekomendasi untuk peningkatan kinerja.

3. Jenis-Jenis Auditor a. Auditor Independen

Menurut Boynton 2003:8 auditor independen di Amerika Serikat biasanya adalah CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Menurut Mulyadi 1998:27 auditor independen merupakan auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Untuk berpraktik sebagai auditor independen, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalam kerja tertentu. Auditor independen harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau memiliki ijazah yang disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijasah Akuntan, dan mendapat izin dari Menteri Keuangan.

b. Auditor Internal

Menurut Boyton 2003:8 Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang diaudit. Menurut Mulyadi 199:28 auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan perusahaan negara maupun perusahaan swasta yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi , serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

c. Auditor Pemerintah