PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN

(1)

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1)

Pada Program Studi Manajemen

Oleh :

Moh Choirul M 201010160311014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh:

Moh Choirul M 201010160311014

Judul:

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN

Telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian/sidang Skripsi

Program Studi Manajemen

Tanggal, ……….

Pembimbing I Pembimbing II


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Pacitan”.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kelengkapan guna memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini maka penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah memberi dukungan, bantuan dan bimbingan sampai selesainya studi ini, antara lain kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang;

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang; 3. Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Malang;

4. Dosen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dalam membimbing penyusunan skripsi ini;

5. Camat Pacitan atas ijin penelitian dan dukungan selama penelitian berlangsung;

6. Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang;


(4)

v

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membina persahabatan dan kerjasama dengan baik selama berlangsungnya studi;

8. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang juga telah banyak membantu kelancaran dan penyelesaian studi.

Semoga segala jasa dan budi baik yang dilakukan Bapak, Ibu serta Saudara sekalian dalam ikut membantu kelancaran studi penulis mendapatkan balasan pahala yang sesuai dihadapan Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin.

Malang, 18 Januari 2016 Peneliti


(5)

vi

DAFTAR ISI

SAMPUL... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 12

C. Batasan Penelitian ... 13

D. Tujuan Penelitian ... 13

E. Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Landasan Teori ... 16

1. Pengertian Kinerja ... 16

2. Pengukuran Kinerja ... 18

3. Penilaian Kinerja ... 19

4. Tujuan Penilaian Kinerja ... 20

5. Pengertian Motivasi ... 21

6. Teori–teori Motivasi ... 21

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja (Prestasi kerja) ... 30


(6)

vii

9. Kerangka Pikir ... 33

10.Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 37

B. Jenis Penelitian ... 37

C. Populasi dan Teknik Pengambilan ... 37

D. Definisi Oprasional Variabel ... 39

E. Sumber dan Jenis Data ... 44

F. Teknik Pengumpulan Data... 46

G. Teknik Pengukuran Variabel ... 46

H. Metode Pengujian Instrumen ... 48

I. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55

B. Gambaran Karakteristik Responden ... 67

C. Uji Instrumen ... 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 101

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103


(7)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 LAKIP Kantor Kecamatan Pacitan Tahun 2012, 2013 dan

2014 ... 7

Tabel 1.2 Persentase Realisasi Pekerjaan Tahun 2012, 2013 dan 2014... 8

Tabel 1.3 Data Absensi Pegawai Kantor Kecamatan Pacitan Kab. Pacitan Periode Juni 2013 – Mei 2014 ... 10

Tabel 3.1 Populasi Sampel Pegawai Kantor Kecamatan Pacitan ... 38

Tabel 3.2. Rentang Skala ... 51

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 67

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Perkawinan ... 69

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 70

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 71

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Gaji ... 71

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga ... 72

Tabel 4.8 Uji Validitas Butir-butir Variabel ... 74

Tabel 4.9 Deskripsi Responden terhadap Hygiene ... 76

Tabel 4.10 Deskripsi Responden terhadap Motivator ... 80

Tabel 4.11 Deskripsi Responden terhadap Kinerja ... 84

Tabel 4.12 Hasil Koefisien Korelasi Determinasi... 87

Tabel 4.13 Persamaan Regresi ... 89

Tabel 4.14 Hasil Uji Simultan ... 91


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Motivasi dan Kinerja ... 35 Gambar 4.1 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji F ... 92 Gambar 4.2 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji t ... 95


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Keusioner Penelitian Lampiran 2 Tabulasi Data Lampiran 3 Uji Validitas Lampiran 4 Uji Reliabilitas Lampiran 5 Diskripsi Variabel Lampiran 6 Korelasi

Lampiran 7 Regresi Linear Berganda Lampiran 8 Persuratan


(10)

xi

ABSTRAKSI

Moh Choirul M. NIM. 201010160311014. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Pacitan. Skripsi. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang, 2016.

Kata Kunci: Motivasi kerja, hygiene, motivator, kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui motivasi kerja yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator serta tingkat kerja para pegawai; 2) mengetahui pengaruh antara faktor hygiene dan faktor motivator terhadap kinerja pegawai; dan 3) mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian dilaksanakan di Kantor Kecamatan Pacitan, Populasi penelitian adalah seluruh pegawai pada Kantor Kecamatan Pacitan yang berjumlah 39 pegawai, seluruh pegawai dijadikan sampel sehingga penelitian ini disebut penelitian sensus atau populasi. Variabel penelitian meliputi variabel bebas yaitu motivasi kerja yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator serta variabel terikat yaitu kinerja pegawai. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan kuesioner. Instrument yang dipakai menggunakan skala likert dengan pengisian kuisioner yang disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Analisis data meliputi renatang skala, regresi linier berganda, koefisien determinasi, uji f dan uji t.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulan bahwa motivasi pegawai yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator pada Kantor Kecamatan Pacitan masuk dalam kriteria tinggi. Hasil uji hipotesis dapat di ketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor hygiene dan faktor motivator terhadap kinerja pegawai, dan faktor hygiene paling berpengaruh terhadap kinerja Kantor Kecamatan Pacitan.


(11)

xii

ABSTRACTION

Moch Choirul M. NIM. 201010160311014. Effect of Work Motivation on Employee Performance in Pacitan District Office. Essay. Management Studies Program Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Malang, 2016.

Keywords: Motivation, hygiene, motivator, performance

This study aims to: 1) know the motivation of the work consisting of hygiene factors and motivational factors and the level of work of employees; 2) determine the effect of hygiene factors and motivational factors to employee performance; and 3) determine which is the most influential factors on employee performance.

The research is a survey research. The study population is all employees in Pacitan District Office totaling 39 employees, all employees sampled so this study is called a census or population studies. The research variables include the independent variable is motivation consisted of hygiene factors and motivational factors as well as the dependent variable is the performance of employees. The technique of collecting data using interviews and questionnaires. Instrument used using a Likert scale questionnaire compiled by filling in the form of a question sentence. Includes renatang scale data analysis, multiple linear regression, the coefficient of determination, F test and t test.

Based on the results of the study be concluded that the motivation of employees consisting of hygiene factors and motivational factors in Pacitan District Office into the high criteria. Hypothesis test results can be in the know that there is significant influence between the factors of hygiene and motivator factor to employee performance, and hygiene factors most affect the performance of Pacitan District Office.


(12)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi tidak akan terlepas dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM). Manusia sebagai Sumber Daya yang potensial merupakan sumber kekuatan bagi suatu organisasi. Organisasi yang hebat adalah organisasi yang mempunyai sumber daya manusia yang handal. Kualitas sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan suatu organisasi untuk tetap ada dan berkembang didalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat.

Pengakuan akan pentingnya Sumber Daya Manusia dalam setiap organisasi disebabkan Karena Sumber Daya Manusia merupakan satuan tenaga kerja organisasi yang vital bagi pencapaian tujuan organisasi dan pemanfaatan berbagai fungsi didalam kegiatan pemerintahan agar efektif dan efisien. Setiap Instansi Pemerinatah di tuntut untuk meningkatkan hasil kinerja pegawai memlalui Sumber daya Manusia yang berkualitas.

Pentingnya kinerja pegawai dalam instansi pemerintah akhirnya menjadi sebuah keharusan dan kebutuhan bagi instansi yang ingin meningkatkan kemampuan pengetahuan dan pengalaman para pegawainya. Faktor – faktor kinerja itu dipengaruhi oleh baik buruknya instansi pemerintah dalam mengelola Sumber Daya Manusia yang ada seperti kehlian dan


(13)

2

pengalaman–pengalaman yang dimiliki oleh pegawai sebagai asset bagi kemajuan instansi itu sendiri.

Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai yang menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Menurut Hasibuan (2011:94) pengertian kinerja adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Oleh karena itu agar sebuah organisasi dalam pemerintahan berkembang secara optimal maka perlunya adanya motivasi untuk meningkatkan cara kerja pegawai dalam suatu instansi pemerintahan dalam lingkup kecil adalah Kantor Kecamatan, pegawai diharapkan juga akan lebih memaksimalkan tanggung jawab akan pekerjaan karena pegawai telah terbekali akan motivasi kerja dari atasan.


(14)

3

Adanya motivasi yang dapat mempengaruhi tingkat keputusan karyawan dalam perusahaan. Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang karyawan yaitu faktor lingkungan (hygiene factor). Faktor ini merupakan karakteristik eksternal yang penting untuk menghindari ketidakpuasan kerja terdiri dari upah dan gaji, pengawasan, kondisi kerja, hubungan antara individu, dan kebijaksanaan perusahaan yang kedua adalah faktor motivator (motivator factory) yang terdiri dari prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan. Sedangkan variable kinerja menurut Malthis dan Jackson, terdiri atas kuantitas, kualitas, ketepatan waktu, tingkat absensi, sikap koopratif. Di simpulkan bahwa motivasi kerja dan budaya organisasi secara persial mempengaruhi kinerja pekerjaan sosial. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa semakin besar motivasi kerja maka kinerjanya akan semakin baik (Ma’rifah 2005).

Obyek penelitian dilakukan di Kantor Kecamatan Pacitan Provinsi Jawa Timur dengan membawahi 20 desa dan 5 kelurahan .dengan jumlah penduduk yaitu 35.713 jiwa. Kecamatan merupakan line office dari pemerintah daerah yang berhadapan langsung dengan masyarakat dan mempunyai tugas membina desa/kelurahan dan melayani masyarakat diantaranya, pengurusan KTP, kartu keluarga, PBB, IMB, Kartu Kuning, Surat Keterangan Pindah, dan Surat izin Keramaian.

Kantor Kecamatan Pacitan selalu berupaya untuk memotivasi para pegawai melalui faktor hygiene yaitu seperti gaji, dimana system penggajian di Kecamatan Pacitan sesuai dengan tingkat dan golongannya. Indikator


(15)

4

selanjutnya yaitu pengawasan, pada Kantor Kecamatan Pacitan setiap Jum’at dilakukan rapat kerja khusus untuk setiap kepala bagian mengenai kinerja setiap pegawai selama 1 minggu. Kondisi kerja dan hubungan antara individu tidak terjadi permasalahan yang serius karena disana terjalin komunikasi dan kerjasama (team work). Dari segi kebijakan, Kecamatan Pacitan sendiri melakukan kebjakan yang ketat untuk para pegawai yang melanggar aturan. Salah satunya yaitu bagi para pegawai yang keluar kantor pada saat jam kerja dengan tanpa alasan yang jelas.

Selanjautnya, dari faktor motivator dengan indikatornya kinerja para pegawai mengenai pekerjaan yang memberikan prestasi,yaitu setiap pegawai diberikan reward dan pujian dari pimpinan atas hasil kerja dari pegawainya langsung, dan setiap 10 tahun pegawai yang kinerjanya baik mendaptkan satya lencana dari pemerintah pusat

Tanggung jawab dan pekerjaan itu sendiri yaitu setiap hari senin pegawai diberikan tugas berupa piket dan rapat kerja kekantor daerah. Selanjutnya pengembangan mengenai jenjang karir, kesempatan promosi dan rotasi dan juga berupa pelatihan. Kecamatan Pacitan diberlakukan system regular dimana setiap 5 tahun sekali pegawai akan mengalami rotasi kerja dan bagi pegawai yang memiliki kinerja baik akan mendapatkan reward berupa kenaikan pangkat dan setiap 6 bulan sekali pegawai akan diikutkan pelatihan keluar kota.

Perilaku kerja merupakan setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh seorang PNS yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan


(16)

5

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011, unsur perilaku kerja meliputi: (1) orientasi pelayanan merupakan sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain; (2) Integritas merupakan kemampuan seorang PNS untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika dalam organisasi; (3) Komitmen merupakan kemauan dan kemampuan seorang PNS untuk dapat menyeimbangkan antara sikap dan tindakan untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan/atau golongan; (4) Disiplin merupakan kesanggupan seorang PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi sanksi; (5) Kerja sama merupakan kemauan dan kemampuan seorang PNS untuk bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan, bawahan baik dalam unit kerjanya maupun instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang diembannya; dan (6) Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kemauan PNS untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi.

Adapun visi dari Kantor Kecamatan Pacitan adalah “Terwujudnya Perencanaan, Koordinasi penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan


(17)

6

masyarakat yg efisien, efektif dan akuntable di kecamtan Pacitan” sedangkan misi dari Kantor Kecamatan Pacitan adalah:

1. Mewujudkan perencanaan yang sesuai dengan skala prioritas di Kecamatan Pacitan

2. Meningkatkan koordinasi pembangunan yang berada di kecamatan pacitan 3. Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan pemdes/kelurahan

4. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Pimpinan Kantor Kecamatan Pacitan (Bapak Camat) dalam mengukur kinerja seorang pegawai indikatornya bisa dilihat dari kuantitas mengenai jumlah layanan yang dihasilkan dari layanan tersebut dan ketepatan waktu mengenai waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaanya, dimana tugas yang dibebankan kepada pegawai baik dari pimpinan maupun masyarakat selalu selesai tepat waktu dan hasilnya maksimal atau sesuai dengan jangka waktu yang di tentukan yaitu 1 hari. Jika terjadi keterlambatan dalam penyelesaian tugas ini terjadi karena bahan–bahan yang dibutuhkan. Datang terlambat dan persyaratan yang dibutuhkan belum terpenuhi.


(18)

7

Hasil observasi terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kecamatan Pacitan di dapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1.1 LAKIP Kantor Kecamatan Pacitan Tahun 2012, 2013 dan 2014

LAKIP Tahun Persentase Kategori

2012 80,47 Baik

2013 98,73 Sangat Baik

2014 80,62 Baik

Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2015)

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, laporan ini adalah memberikan gambaran penjelasan dan penyajian data baik secara kuantitas maupun kualitas potensi yang ada pada Kantor Kecamatan Pacitan sebagai bahan masukan langkah kedepan dalam melaksanakan visi dan misi yang dijabarkan dalam program-program operasional yang di atur oleh Peraturan Menteri Negara Pendayaguna Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik indonesia nomor 29 Tahun 2015. Atas dasar penilaian capaian kinerja sasaran dan kegiatan pada tahun 2012 Kantor Kecamatan Pacitan mencapai nilai 80,47% dengan kategori baik, pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 98,73% dengan kategori sangat baik, namun pada tahun 2014 nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 18,11% atau meraih capaian kinerja sebesar 80,62% dengan kategori baik.

Observasi lapangan yang dilakukan peneliti di Kantor Kecamatan Pacitan menunjukkan masih banyak para pegawai dalam melakukan tugasnya sering tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Mereka


(19)

8

sering melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi, misalnya sering tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, tidak sungguh-sungguh mematuhi peraturan jam kerja, dan yang kerap terjadi dalam akhir-akhir ini adalah pada saat pengurusan E-KTP, Kartu Keluarga (KK) dan lain-lain, para pegawai kadang tidak menghiraukan masyarakat yang menunggu lama dalam proses pendaftaran, sering menunda-nunda pekerjaan, lamban dalam bekerja, dan ada juga pegawai hanya duduk-duduk santai dengan sesama pegawai pada saat jam kerja berlangsung. Hal ini akan berakibat tidak baik bagi organisasi, karena pekerjaan menjadi sering tidak dapat selesai pada waktu yang ditentukan, banyak waktu yang tidak terpakai dengan baik.

Berdasarkan laporan realisasi kinerja Kantor Kecamatan Pacitan tiga tahun terakhir menunjukkan penurunan dalam rangka penerimaan target PAD, belum memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat dari data berikut:

Tabel 1.2 Persentase Realisasi Pekerjaan Tahun 2012, 2013 dan 2014

Tahun Persentase Realisasi

PBB KTP IMB KK UUG 2012 52,98 40,17 61,32 38,16 39,02

2013 76,05 30,91 42,54 29,27 27,06

2014 82,66 28,90 32,24 20,50 7,06 Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2015)

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, angka-angka tersebut secara umum dapat mengindikasikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan khususnya yang berkaitan dengan pelayanan belum optimal. Pengaduan lainnya seperti


(20)

9

menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit dalam pengurusan, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana pelayanan sehingga tidak menjamin kepastian (hukum, waktu dan biaya) serta masih banyak dijumpai praktek pungutan liar serta tindakan-tindakan yang berindikasi penyimpangan.

Kendala lainnya antara lain fasilitas penunjang yang masih kurang, sistem aplikasi komputer yang belum stabil dan masih belum mencukupi, serta prosedur dan peraturan yang belum mapan yang disebabkan karena adanya tumpang tindih pelayanan antara Kantor Kecamatan Pacitan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Kabupaten Pacitan.

Indikator selanjutnya yaitu tingkat absensi pegawai mengenai jumlah rata-rata pegawai masuk dalam menjalankan aktifitas yang sesuai dengan standar yang di tentukan. Adapun untuk membuktikan kondisi tersebut disajikan data tingkat absensi pegawai dari bulan Juni 2013 sampai Mei 2014.


(21)

10

Tabel 1.3 Data Absensi dan Jumlah Jasa yang Diselesaikan Pegawai Kantor Kecamatan Pacitan Kab. Pacitan Periode Juni 2013 – Mei 2014

Bulan Alpa Sakit Izin

Juni 20 2 8

Juli 9 4 2

Agustus 17 1 2

September 14 2 4

Oktober 8 6 2

November 19 3 3

Desember 3 2 1

Januari 6 4 1

Februari 13 1 2

Maret 1 4 2

April 3 2 2

Mei 16 2 1

Jumlah 129 33 30

Persentase 40,35% 10,32% 9,38%

Total 192

Sumber: Absensi Kantor Kecamatan Pacitan (2015)

Berdasarkan tabel 1.3 di atas diketahui bahwa selama satu tahun jumlah pegawai yang tidak masuk kerja mencapai 192 pegawai dengan perincian ijin sebanyak 30 orang atau 9,38%, karena sakit sebanyak 33 orang atau 10,32%, dan alpa (tanpa ada keterangan) sebanyak 129 orang atau 40,35%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa ketidakhadiran tanpa ada alasan pegawai dalam satu tahun paling banyak yaitu 40,35%.

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan Camat Pacitan, pihak kecamatan menetapkan bahwa untuk jumlah pegawai yang tidak masuk kerja bergantian dengan kepentingan dan alasan yang berbeda-beda untuk setiap bulannya. Selain itu didapat informasi dari pegawai bahwa adanya ketidak puasan yang terjadi disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang kondusif. Lingkungan kerja kurang kondusif yang dimaksud adalah adanya masalah


(22)

11

interen antara satu pegawai dengan pegawai lain dan kurang luasnya tempat kerja, sehingga berdampak langsung pada motivasi pegawai yang menurun.

Hal ini tentu saja membawa dampak yang sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena pegawai yang mempunyai motivasi yang rendah akan menghasilkan prestasi kerja dan produktivitas yang rendah pula. Kondisi pegawai seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dengan motivasi yang rendah, pegawai tidak bisa mencurahkan seluruh jiwa, perasaan dan waktu mereka untuk kemajuan perusahaan yang pada akhirnya perusahaan tersebut akan kehilangan daya saing. Pegawai dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya pegawai tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja itu (Robbins, 1996: 179).

Absensi dalam birokrasi pemerintahan merupakan masalah, karena absensi berarti kerugian akibat terhambatnya penyelesaian pekerjaan dan penurunan kinerja. Hal ini juga merupakan indikasi adanya ketidakpuasan kerja karyawan yang dapat merugikan institusi dan masyarakat pada umumnya. Situasi seperti tersebut di atas akan sangat mengganggu kelancaran tugas pemerintahan.

Berdasarkan uraian di atas yang di dukung fenomena dan data, bahwa sebuah lembaga sebagai bentuk dari organisasi, memerlukan sumber daya manusia dalam mencapai visi dan misinya. Kantor Kecamatan Pacitan sebagai lembaga yang memiliki tugas membina desa/kelurahan dan pelayan masyarakat, harus memiliki pegawai dengan motivasi kerja tinggi untuk


(23)

12

memenuhi tugas pokok tersebut. Namun lembaga akan menemui kendala saat motivasi kerja pegawainya menurun yang berakibat kepada penurunan kinerja. Untuk itu lembaga harus mencari cara untuk meningkatkan kerja pegawainya, meningkatkan kerja pegawai bisa dilakukan dengan memperhatikan faktor hygiene (gaji, pengawasan, kondisi kerja, kebijakan perusahaan dan hubungan antar pribadi) dan faktor motivator (prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan kemajuan dan kemungkinan berkembang).

Berdasarkan paparan di atas dan mengingat begitu pentingnya faktor hygiene dan faktor motivator yang di duga bisa meningkatkan kinerja pegawai, di mana kinerja pegawai akan menentukan ketercapaian tujuan lembaga. Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Pacitan

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah di sampaikan di atas dapat di rumuskan permasalahan yaitu :

1. Bagaimana motivasi kerja yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator serta kinerja para pegawai pada Kantor Kecamatan Pacitan? 2. Apakah ada pengaruh antara faktor hygiene dan faktor motivator terhadap

kinerja pegawai Kantor Kecamatan Pacitan?

3. Diantara motivasi yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator, faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Pacitan?


(24)

13

C. Batasan Penelitian

Sebagaimana disebutkan di atas, supaya lebih terarah serta tidak menyimpang dari permasalahan yang ada maka penulis memfokuskan penelitian ini membahas tentang Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Pacitan. Teori yang digunakan adalah teori Frederick Herzberg sebagai variabel bebas sedangkan variabel kinerja di ukur berdasarkan teori dari Mathis dan jakson

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendiskripsikan motivasi kerja yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator serta tingkat kerja para pegawai pada Kantor Kecamatan Pacitan

2. Untuk menganalisis pengaruh antara faktor hygiene dan faktor motivator terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Pacitan

3. Untuk menganalisis faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja Kantor Kecamatan Pacitan


(25)

14

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berusaha mengungkapkan kenyataan – kenyataan yang sebenarnya terjadi di lapangan, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Kantor Kecamatan Pacitan

Bagi instansi Kantor Kecamatan pacitan dapat di gunakan untuk pengambilan kebijakan untuk memberikan motivasi

2. Bagi ilmu pengetahuan

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang memotivasi pegawai

3. Bagi peneliti lain

Memberikan gambaran maslah untuk di kembangkan dalam penelitian sejenis yang lebih mendalam


(1)

menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit dalam pengurusan, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana pelayanan sehingga tidak menjamin kepastian (hukum, waktu dan biaya) serta masih banyak dijumpai praktek pungutan liar serta tindakan-tindakan yang berindikasi penyimpangan.

Kendala lainnya antara lain fasilitas penunjang yang masih kurang, sistem aplikasi komputer yang belum stabil dan masih belum mencukupi, serta prosedur dan peraturan yang belum mapan yang disebabkan karena adanya tumpang tindih pelayanan antara Kantor Kecamatan Pacitan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Kabupaten Pacitan.

Indikator selanjutnya yaitu tingkat absensi pegawai mengenai jumlah rata-rata pegawai masuk dalam menjalankan aktifitas yang sesuai dengan standar yang di tentukan. Adapun untuk membuktikan kondisi tersebut disajikan data tingkat absensi pegawai dari bulan Juni 2013 sampai Mei 2014.


(2)

Tabel 1.3 Data Absensi dan Jumlah Jasa yang Diselesaikan Pegawai Kantor Kecamatan Pacitan Kab. Pacitan Periode Juni 2013 – Mei 2014

Bulan Alpa Sakit Izin

Juni 20 2 8

Juli 9 4 2

Agustus 17 1 2

September 14 2 4

Oktober 8 6 2

November 19 3 3

Desember 3 2 1

Januari 6 4 1

Februari 13 1 2

Maret 1 4 2

April 3 2 2

Mei 16 2 1

Jumlah 129 33 30

Persentase 40,35% 10,32% 9,38%

Total 192

Sumber: Absensi Kantor Kecamatan Pacitan (2015)

Berdasarkan tabel 1.3 di atas diketahui bahwa selama satu tahun jumlah pegawai yang tidak masuk kerja mencapai 192 pegawai dengan perincian ijin sebanyak 30 orang atau 9,38%, karena sakit sebanyak 33 orang atau 10,32%, dan alpa (tanpa ada keterangan) sebanyak 129 orang atau 40,35%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa ketidakhadiran tanpa ada alasan pegawai dalam satu tahun paling banyak yaitu 40,35%.

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan Camat Pacitan, pihak kecamatan menetapkan bahwa untuk jumlah pegawai yang tidak masuk kerja bergantian dengan kepentingan dan alasan yang berbeda-beda untuk setiap bulannya. Selain itu didapat informasi dari pegawai bahwa adanya ketidak puasan yang terjadi disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang kondusif. Lingkungan kerja kurang kondusif yang dimaksud adalah adanya masalah


(3)

interen antara satu pegawai dengan pegawai lain dan kurang luasnya tempat kerja, sehingga berdampak langsung pada motivasi pegawai yang menurun.

Hal ini tentu saja membawa dampak yang sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena pegawai yang mempunyai motivasi yang rendah akan menghasilkan prestasi kerja dan produktivitas yang rendah pula. Kondisi pegawai seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dengan motivasi yang rendah, pegawai tidak bisa mencurahkan seluruh jiwa, perasaan dan waktu mereka untuk kemajuan perusahaan yang pada akhirnya perusahaan tersebut akan kehilangan daya saing. Pegawai dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya pegawai tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja itu (Robbins, 1996: 179).

Absensi dalam birokrasi pemerintahan merupakan masalah, karena absensi berarti kerugian akibat terhambatnya penyelesaian pekerjaan dan penurunan kinerja. Hal ini juga merupakan indikasi adanya ketidakpuasan kerja karyawan yang dapat merugikan institusi dan masyarakat pada umumnya. Situasi seperti tersebut di atas akan sangat mengganggu kelancaran tugas pemerintahan.

Berdasarkan uraian di atas yang di dukung fenomena dan data, bahwa sebuah lembaga sebagai bentuk dari organisasi, memerlukan sumber daya manusia dalam mencapai visi dan misinya. Kantor Kecamatan Pacitan sebagai lembaga yang memiliki tugas membina desa/kelurahan dan pelayan masyarakat, harus memiliki pegawai dengan motivasi kerja tinggi untuk


(4)

memenuhi tugas pokok tersebut. Namun lembaga akan menemui kendala saat motivasi kerja pegawainya menurun yang berakibat kepada penurunan kinerja. Untuk itu lembaga harus mencari cara untuk meningkatkan kerja pegawainya, meningkatkan kerja pegawai bisa dilakukan dengan memperhatikan faktor hygiene (gaji, pengawasan, kondisi kerja, kebijakan perusahaan dan hubungan antar pribadi) dan faktor motivator (prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan kemajuan dan kemungkinan berkembang).

Berdasarkan paparan di atas dan mengingat begitu pentingnya faktor hygiene dan faktor motivator yang di duga bisa meningkatkan kinerja pegawai, di mana kinerja pegawai akan menentukan ketercapaian tujuan lembaga. Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Pacitan

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah di sampaikan di atas dapat di rumuskan permasalahan yaitu :

1. Bagaimana motivasi kerja yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator serta kinerja para pegawai pada Kantor Kecamatan Pacitan? 2. Apakah ada pengaruh antara faktor hygiene dan faktor motivator terhadap

kinerja pegawai Kantor Kecamatan Pacitan?

3. Diantara motivasi yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator, faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Pacitan?


(5)

C. Batasan Penelitian

Sebagaimana disebutkan di atas, supaya lebih terarah serta tidak menyimpang dari permasalahan yang ada maka penulis memfokuskan penelitian ini membahas tentang Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Pacitan. Teori yang digunakan adalah teori Frederick Herzberg sebagai variabel bebas sedangkan variabel kinerja di ukur berdasarkan teori dari Mathis dan jakson

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendiskripsikan motivasi kerja yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator serta tingkat kerja para pegawai pada Kantor Kecamatan Pacitan

2. Untuk menganalisis pengaruh antara faktor hygiene dan faktor motivator terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Pacitan

3. Untuk menganalisis faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja Kantor Kecamatan Pacitan


(6)

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berusaha mengungkapkan kenyataan – kenyataan yang sebenarnya terjadi di lapangan, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Kantor Kecamatan Pacitan

Bagi instansi Kantor Kecamatan pacitan dapat di gunakan untuk pengambilan kebijakan untuk memberikan motivasi

2. Bagi ilmu pengetahuan

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang memotivasi pegawai

3. Bagi peneliti lain

Memberikan gambaran maslah untuk di kembangkan dalam penelitian sejenis yang lebih mendalam


Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

30 242 142

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN DAU

0 6 36

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kelurahan di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.

0 4 11

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kelurahan di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.

0 3 14

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinrja Pegawai (Studi Kasus di Kantor BP3AKB).

0 4 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali.

1 3 14

PENGARUH KOMPETENSI, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PANGKALBALAM

2 8 22

PENGARUH BUDAYA KERJA, DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR KECAMATAN PEMALI KABUPATEN BANGKA

0 3 23

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR, MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN BELINYU KABUPATEN BANGKA

0 0 22

PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR KECAMATAN KLATEN UTARA - UNWIDHA Repository

0 2 24