39 daerah.Mengalokasikan dalam skema pendanaan yang inovatif untuk menarik
keterlibatan sektor swasta yang lebih besar sangat demikian penting.
d. Perpajakan
Melengkapi jaringan perjanjian bilateral tentang penghindaran pajak berganda antar semua negara anggota pada tahun 2010, serendah mungkin.
e. E-Commerce
Meletakkan kebijakan dan infrastruktur hukum terkait perdagangan elektronik dan mengupayakan perdagangan barang on-line e-commerce dalam
ASEAN melalui penerapan Kerangka Perjanjian e-ASEAN dan berdasarkan kerangka acuan umum.
2.4.2.3 Pembangunan Ekonomi Berkeadilan a. Pembangunan Usaha Kecil-Menengah UKM
Cetak Biru Kebijakan ASEAN untuk Pengembangan UKM APBSD 2004-2014 menguraikan kerangka kerja untuk pengembangan UKM di kawasan
ASEAN. Kebijakan Ini terdiri dari program kerja strategis, langkah-langkah kebijakan dan keluaran yang indikatif. Tujuannya adalah untuk:
Mempercepat laju pembangunan UKM, mengoptimalkan pada keragaman Negara Anggota ASEAN
Universitas Sumatera Utara
40 Meningkatkan daya saing dan dinamisme UKM ASEAN dengan
memfasilitasi akses mereka terhadap informasi, pasar, pengembangan sumber daya manusia dan kemampuan, keuangan serta teknologi
Memperkuat ketahanan UKM ASEAN untuk lebih baik dalam menanggulangi kerugian ekonomi makro dan kesulitan keuangan, serta
tantangan dari situasi perdagangan yang lebih liberal Meningkatkan kontribusi UKM terhadap pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan dan pengembangan ASEAN sebagai kawasan.
b. Inisiatif Integrasi ASEAN
Mengingat tingkat perkembangan yang berbeda antara Negara-Negara Anggota ASEAN, timbullah kebutuhan untuk memastikan pendalaman dan
perluasan integrasi ASEAN disertai dengan teknis dan kerja sama pembangunan untuk mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi ekonomi
Negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang sehingga manfaat dari integrasi ASEAN dapat dibagi dan dinikmati oleh semua negara anggota ASEAN.
Hal ini akan memungkinkan Negara anggota ASEAN untuk bergerak secara terpadu.
Inisiatif Integrasi ASEAN IAI, diluncurkan pada bulan November 2000, memberikan arah dan mempertajam fokus upaya kolektif untuk mempersempit
kesenjangan pembangunan tidak hanya di ASEAN tetapi antara ASEAN dan
Universitas Sumatera Utara
41 bagian lain dunia juga. IAI saat ini mencakup wilayah prioritas berikut, yaitu
infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, Teknologi, informasi dan komunikasi ICT, pengembangan kapasitas untuk integrasi ekonomi regional,
energi, iklim investasi, pariwisata, pengurangan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup.
Menghadapi AEC, CLMV Cambodia, Laos, Myanmar, Vietnam akan ditantang untuk mengembangkan kebijakan dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, memperkuat daya saing ekonomi, meningkatkan investasi langsung dalam dan luar negeri, memperluas perusahaan swasta sambil memenuhi tujuan
publik negaranya.
2.4.2.4 Integrasi dalam Ekonomi Global
ASEAN beroperasi dalam lingkungan yang semakin global, dengan pasar yang saling bergantung dan industri - industri global. Untuk memungkinkan bisnis
ASEAN bersaing secara internasional, untuk membuat ASEAN sebagai segmen rantai pasokan global yang lebih dinamis dan lebih kuat dan untuk memastikan
bahwa pasar internal tetap menarik untuk investasi asing, sangat penting bagi ASEAN untuk melihat melampaui perbatasan AEC. Aturan dan peraturan
eksternal harus semakin diperhitungkan saat mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan AEC.
Universitas Sumatera Utara
42
a. Pendekatan koheren terhadap Hubungan Ekonomi Eksternal