PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN

D.2 PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN

1. Pada tahun 2013 Kementerian Perdagangan cq Sekretariat Jenderal telah menandatangani MoU dengan PT. Pertamina (Persero) terkait pembelian tanah seluas 12.144 m 2 yang terletak di Jl. M.I. Ridwan Rais No. 3 Jakarta

Pusat dengan nilai Rp467.544.000.000. Sesuai kesepakatan tentang pembayaran tahap pertama telah dibayarkan sebesar Rp23.475.000.000 yang tertera di SP2D dan SPM (terlampir). Nilai tanah ini belum tercatat pada akun Tanah, namun masih tercatat sebagai KDP.

2. Pada tahun 2013 pada Kementerian Perdagangan cq Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional terdapat kegiatan kampanye Nation Branding di media-media TV internasional seperti CNN, CNBC, BBC, dan Bloomberg. Materi Nation Branding yang memuat potensi perdagangan Indonesia diharapkan dapat meningkatkan citra Indonesia sebagai negara produsen yang handal sekaligus mitra dagang yang dapat dipercaya. Implementasi Nation Branding juga dituangkan dalam bentuk penyelenggaraan Indonesian Night pada World Economic Forum di Davos, Swiss, pada Januari 2013 lalu serta kegiatan-kegiatan besar di dalam negeri seperti APEC CEO Summit dan Konferensi Organisasi Perdagangan Internasional (World Trade Organization). Pagu Anggaran kegiatan Nation Branding meliputi:

a. Pembuatan bahan penayangan pada TVC sebesar Rp1,5 M, realisasi sebesar Rp1,449 M. Pagu penayangan Nation Branding pada empat TVC sebesar Rp92,894 M, realisasi sebesar Rp92,885 M.

b. Anggaran untuk kegiatan World Economic Forum (Indonesian Night) di Davos, Swiss, pada tanggal 24 Januari 2013 sebesar Rp1,897 M, realisasi sebesar Rp1,490 M.

3. Pada tahun 2013 Kementerian Perdagangan cq Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional mendapat kesempatan menjadi penyelenggara Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) ke-9 diselenggarakan di Nusa Dua Bali pada tanggal 3-7 Desember 2013. Hasil KTM ke-9 WTO yang dikemas menjadi Paket Bali (Bali Package) yang awalnya ditentang oleh beberapa negara, memuat tiga agenda tersebut yakni fasilitas perdagangan (trade facility), sektor pertanian, dan pembangunan negara-negara kurang berkembang (Least Developed Countries/LDCs).

Paket Bali (Bali Package) menjadi momentum bersejarah dalam perjalanan WTO sejak didirikan tahun 1995, yang berisi tiga agenda penting, yaitu: Paket Bali (Bali Package) menjadi momentum bersejarah dalam perjalanan WTO sejak didirikan tahun 1995, yang berisi tiga agenda penting, yaitu:

b. Paket Bali memberi keleluasaan bagi negara-negara berkembang khususnya negara dengan populasi besar seperti Indonesia dan India untuk memberikan subsidi kepada petaninya dan menjamin ketersediaan pangan bagi kelompok miskin

c. Hasil kesepakatan Paket Bali juga mendorong untuk memberikan perhatian lebih bagi negara-negara kurang berkembang baik dalam hal akses pasar maupun bantuan lainnya.

Agenda tersebut telah memberikan kesempatan bagi negara-negara berkembang dan kurang berkembang memperoleh manfaat yang besar dengan hasil negosiasi trade facility yang baru pertama kali dilakukan sepanjang perjalanan WTO. Dengan kesepakatan ini, negara-negara berkembang/kurang berkembang memiliki kesempatan yang besar untuk memperluas akses bebas barang/jasa sehingga dapat mendorong kapasitas perdagangan masing- masing. Sebelumnya, dalam sejumlah perundingan WTO yang dilakukan selalu gagal menghasilkan kesepakatan karena adanya benturan kepentingan antara negara-negara anggotanya. Karena itu, kesepakatan pada pertemuan WTO Bali kali ini menjadi babak baru sejarah perdagangan dunia khususnya ketika perdagangan global dalam beberapa tahun ini relatif tertekan. Dengan disepakatinya Paket Bali ini, perdagangan global diharapkan dapat bergairah kembali dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi global. Kegiatan Konferensi WTO di Bali dibiayai APBN Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2013 dengan rincian sebagai berikut : Pagu

: Rp 119.577.650.000

Realisasi : Rp 112.438.294.388 Saldo

: Rp 7.139.355.612

4. Pada tahun 2013 Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan cq Biro Hukum terdapat kegiatan Rancangan Undang-Undang Perdagangan menjadi Undang-Undang Perdagangan, adapun pagu angggaran kegiatan Pembahasan RUU Perdagangan pada Tahun 2013 sebesar

Rp4.600.092.000 dengan nilai realisasi sebesar Rp3.272.469.300 atau 71,13 %. Pada tanggal 11 Februari 2014 RUU Perdagangan telah disahkan menjadi UU Perdagangan.

5. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Perdagangan, memutuskan bahwa Kementerian Perdagangan mendapat Tunjangan Kinerja terhitung mundur mulai bulan Juli 2013. Penjelasan tentang Tunjangan Kinerja dapat dilihat pada CaLK Neraca C.1.3 Kas Lainnya dan Setara Kas.

6. Tahun 2013 Kementerian Perdagangan cq Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri mengalokasikan dana untuk pembangunan 176 pasar pada 122 kabupaten/kota melalui mekanisme Tugas Pembantuan (TP) dengan rincian: - Pasar non percontohan

: 150 pasar

- Pasar percontohan

: 23 pasar

- Pusat distribusi regional : 3 pasar Pagu Anggaran Pembangunan Pasar sebagaimana tersebut di atas sebesar Rp777.500.000.000 dan realisasi mencapai Rp731.446.589.710 (94,08%).

7. Jumlah Satker di lingkungan Kementerian Perdagangan tahun 2013 sebanyak 255 Satker. Di antaranya terdapat 1 (satu) Badan lainnya setara Satker yaitu Badan Perlindungan Konsuman Nasional (BPKN) yang menginduk pada Eselon I Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (Ditjen SPK).