H JALAN ‘AQLI 6 3
H JALAN ‘AQLI 6 3
1 Setelah Kyai Muzamil merampungkan penjelasannya tentang tugas yang diamanahkan
ir Cak Nun, forum dikembalikan kepada mas Amin dan diberikan kesempatan kepada mas
l Akh Sabrang untuk menyampaikan sumbangsih ilmunya yang terakhir. Kemudian mas
iu
ab Sabrang memulainya dengan menceritakan pengalamannya ketika belajar di luar negeri.
5 “Dulu saya sempat Atheis selama satu tahun. Kerjaan saya disana mencari telepon
5 / umum agar bisa tidur disana dengan nyaman. Kemudian terpikir kenapa tidak tidur di
0 1 masjid, karena di masjid bisa menampung siapa saja. Akhirnya saya putuskan untuk
2 ari
pergi kesana. Disitu saya mempunyai kesempatan untuk mengobrol dengan seorang ru Syaikh.
5 Feb Syaikh, kalau memang benar Gusti Allah itu ada dan Islam itu benar, saya mempunyai
– pertanyaan, Syaikh. Katanya Tuhan Maha Adil, kata al-Quran setan masuk neraka.
an et
Setan juga bisa berkembang biak kan, kalau syetan lahir satu detik sebelum kiamat
g W bagaimana? Dia belum sempat melakukan kesalahan apapun, lalu dia masuk surga atau an
neraka? Kalau dia masuk surga, berarti al- Qur’an salah, Islam salah. Kalau masuk b g
Dalam batin saya modyar kowe, piye jawabe, hehe. Syaikh itupun tertawa kepada saya. Kemudian beliau balik bertanya.
Kamu tahu syetan berkembangbiak dengan bagaimana? Lantas saya berpikir, oh iya ya. Ya sama seperti manusia jawab saya. Kemudian Syaikh
itu melanjutkan pertanyaannya. Apa kamu yakin syetan lahir karena persetubuhan kemudian melahirkan anak? Kamu
tahu informasinya darimana? Kalau misalnya dia berkembangbiak dengan membelah diri seperti Amoeba bagaimana? Berarti entitas baru anaknya itu melakukan dosa juga seperti orang tuanya. Berarti mungkin kan dia masuk neraka?
Batin saya, oh iya ya, sing pekok iki utekku wae koyoke. Setelah itu saya pikir, ini urusan Gusti Allah, kita sebagai manusia percaya saja. Kalau ada yang tidak beres atau tidak konsisten, berarti urusan otak kita saja yang belum beres. Ada pengetahuan yang belum kita sampai, atau ada asumsi dalam diri yang belum diurai. Setelah itu saya Islam lagi, dan percaya kepada Gusti Allah. Dan ternyata untuk menemukan jalan Tuhan itu bermacam-macam, ada yang rumit dan ada yang sangat sederhana. Ada teman saya bernama Merlis yang rupanya sangat jelek seperti gendruwo jadi kalau saya ditanya apa dia teman saya, saya jawab bukan, ini setan pohon yang saya ambil. Karena anaknya juga menyenangkan. Dia tidak memikir panjang, dia tidak percaya sama Tuhan. Terakhir saya ketemu dia, dia sholat dengan rajin. Kemudian saya tanya. Piye, piye perjalananmu nemokke Gusti Allah? Dia menjawab :
Dulu, aku iki gak percoyo karo Gusti Allah. Jare Gusti Allah iki Maha Besar, Maha iki,
H Maha iki. Kok isok lho. Sak piro gedhene, gak masuk akal. Terus aku belajar matematika,
4 aku ngitung siji, loro, telu, papat dan seterusnya. Sampe sejuta itu masih ada lagi.
1 ir
Sampai semilyar masih ada lagi, setriliun masih ada lagi, tak terbatas. Wong matematika ngunu wae aku percoyo tak terbatas kok, Gusti Allah tak terbatas kok aku ora percoyo.
l Akh iu
ab Sederhana sekali ketika ia ingin menemukan Tuhan. Mungkin Tuhan adil, untuk IQ melati
5 maka dibutuhkan bukti yang melati juga mungkin. Saya yakin bahwa Tuhan pasti
5 / menyiapkan jalan untuk manusia kemana dia harus mencari. Semoga kita disini
0 1 bersama-sama bisa mencari kebenaran, bisa menemukan posisi kita, bisa menjalankan
2 ari
tugas kita di dunia dengan selamat, direntangkan hidup kita, direntangkan nyawa kita ru sampai kembali kepadaNya. Amin ya robbal ‘alamin. Maturnuwun..”
5 Feb Setelah itu dilanjut dengan bersholawat bersama Gus Luthfi dan pada penghujung acara
– Kyai Muzamil menutup forum Bangbang Wetan dengan doa bersama.
an et
g W an