REPORTASE BANGBANG WETAN BULAN FEBRUARI

AF’AL MAIYAH 1

ir Pak Dudung kemudian membuka penjelasannya perihal perubahan-perubahan apa saja

l Akh iu

yang akan dilakukan di tahun 2015 ini dan sejak kapan perubahan-perubahan tersebut

ab dicetuskan.

1 “Di awal bulan Desember lalu, jamaah maiyah menyelenggarakan silaturrahim nasional

1 0 di Purwokerto yang dihadiri hampir semua perwakilan jamaah maiyah di seluruh

2 Nusantara, termasuk para penggiat BBW. Disana mencetuskan rekomendasi-

ari ru

rekomendasi, salah satunya adalah semacam tuntutan untuk merumuskan kembali

5 bagaimana maiyah seharusnya. Karena kondisinya berbeda-beda di setiap wilayah, Feb

maka perubahan-perubahan yang terjadi akan berbeda. Di masing-masing lingkaran – an

maiyah, mereka memiliki ciri-ciri dan kekhasan tersendiri. Namun secara umum, bahwa et di struktur maiyah dibentuk af’al maiyah, struktur organisasi yang mengadopsi dari

g W struktur thariqah. Yang tertinggi adalah Dzat, dibawahnya ada Sifat, kemudian Isim dan

an

b g yang terakhir adalah Jasad. Di maiyah pusat juga terdapat struktur af’al maiyah. Dimana b g yang terakhir adalah Jasad. Di maiyah pusat juga terdapat struktur af’al maiyah. Dimana

Kemudian mas Amin menambahkan “Secara alamiah ternyata maiyah ini sendiri bersifat cair, yang memiliki Dzat yang berlokasi di pusat dan di setiap wilayah memiliki Sifat, yaitu orang-orang yang meng-influence kita atau mempengaruhi kita dengan paradigma di wilayahnya masing-masing. Sementara Isim ini sama saja dengan jamaah yang sering repot-repot sendiri seperti mengkoordinir sound, mantau terop dan sebagainya. Dan yang terakhir adalah Jasad, yaitu kita semua sebagai jamaah maiyah. Harapan ke depan nantinya akan menjadi masyarakat maiyah, dimana masyarakat maiyah ini menjadi entry

H point atau visi bersama. Ketika sudah memiliki ilmu, memiliki kesadaran diri dan memiliki 6 3

4 pengalaman yang baik ataupun buruk, maka kewajiban yang utama adalah menularkan

1 ir

atau memasyarakatkan dan bersama- sama bermaiyah.” l Akh

iu Pak Dudung kemudian menambahkan penjelasan sebelumnya, “ada satu perubahan lagi

ab yang akan terjadi. Kalau selama ini kita dimanjakan oleh khasanah ilmu yang

5 disampaikan oleh Cak Nun, dan bahkan Cak Nun berusaha untuk hadir di hampir semua 1

5 / lingkaran maiyah. Ke depan peran itu akan dikurangi, ada level dibawah yang harus

0 1 tumbuh. Ada mas Sabrang, Kyai Muzamil, dan banyak tokoh yang dapat berbagi ilmu 2

ari dengan kita. Dan untuk memberikan kesempatan itu, maka kehadiran Cak Nun

ru dimanapun termasuk di Padhang Bulan akan mulai dikurangi. Ada semacam pembagian

5 Feb wilayah, jika di Jogja soko gurunya Cak Nun, di Kenduri Cinta Cak Nur Shomad Khamba, – di Padhang Bulan ada Cak Fuad yang menjadi soko gurunya, sementara di Surabaya ini

an kita kebingungan siapa yang nantinya akan rutin datang kesini? Dengan melihat banyak

et

g potensi dan karakter dari jamaahnya adalah pemuda, maka yang ditugaskan untuk W an

menjadi sumber ilmu di Bangbang Wetan adalah mas Sabrang. Tapi bukan berarti Cak

b g nun tidak akan datang kesini, hanya persoalan penjadwalannya saja, mungkin dua kali b g nun tidak akan datang kesini, hanya persoalan penjadwalannya saja, mungkin dua kali

Ahmad Faisol, salah satu jamaah memberikan pendapatnya tentang kebutuhan Bangbang Wetan. “Yang dibutuhkan sekarang adalah adanya regenerasi, dan regenarsi tersebut di-training agar kelak bukan hanya sekedar regenerasi tetapi juga bisa menularkan ilmunya. Dan forum seperti ini sebaiknya terus di-istiqomah-kan, karena hanya forum maiyah seperti ini yang tidak dikemas secara eksklusif dan diadakan di hotel, di café, ataupun di restoran. Forum ini sangat merakyat, dan hanya disini ada kopi hitam rokok lintingan .”

KEWAJIBAN MEMANCARKAN ENERGI

Salah satu jamaah yang baru dua kali menghadiri forum Bangbang Wetan, mengatakan “Kebaikan yang tidak terstruktur akan kalah dengan kejahatan yang terstruktur. Setelah saya amati setelah bergabung dengan Bangbang Wetan terakhir dua bulan, memang perlu adanya formalisasi. Karena masyarakat sekarang memandang bahwa yang formal lebih banyak diikuti. Seperti Hari Tanoe Sudibyo yang mendirikan organisasi perusahaan- perusahaan Apindo yang sekarang sudah bermetamorfosa menjadi Perindo. Hal itu sebagai cerminan kita bahwa formalisasi itu sangat penting di tataran masyarakat.

Karena forum yang cair ini sangat enak diikuti bagi sebagian orang, tapi ada keinginan

3 6 untuk menambah jamaah maka salah satu jembatannya adalah formalisasi.”

1 ir

Pak Al-Juwaini Budi Santoso, salah satu jamaah yang sudah setahun mengikuti Bangbang Wetan menceritakan pengalamannya selama bermaiyah dan apa saja yang

l Akh iu

beliau lakukan. “Saya mempunyai jamaah ‘Bonek Tayang’, arek-arek Bonek sing tak

ab R klumpukno tapi sembahyang . Saya juga punya jamaah namanya ‘Santri Wiritan’ santri-

1 santri sing wira-wiri nang prapatan. Arek-arek sing senengane balapan nang Demak tak

5 / klumpukno tak jak tithik-tithik istighfar. Saya kepingin mengajak anak-anak saya tadi

2 untuk ikut kesini tapi setiap kali mau kesini saya baru mendapat sms siangnya atau

ari sorenya. Saya sangat senang acara ini, karena saya lihat yang datang kesini adalah

ru orang- orang muda. Jadi ketika tadi disuruh berdo’a, saya ngomong Allahumma hubbaka,

5 Feb duh Gusti dadekno kabeh jamaah iki katresnan dumateng Sampean. Saya juga bilang wa

– ‘ammal ladzi yuballighuni hubbaka, dadekno penggaweane Bangbang Wetan niki

an et

ndadekno kabeh dadi katresnan dumateng Jenengan. Mugo-mugo iki dadi kebagusan

g W kabeh, rek. Kita disini tidak menjadi anggota DPR tetapi paling tidak ide-ide yang an

dihasilkan dari Bangbang Wetan ini bisa sampai. Dan satu lagi yang saya senangi dsini dihasilkan dari Bangbang Wetan ini bisa sampai. Dan satu lagi yang saya senangi dsini

Pak Dudung kemudian menengahi, “Teman-teman, pertumbuhan apa sih yang diharapkan dari maiyah ini? Jangan berharap Bangbang Wetan ini nantinya akan menjadi lebih besar dan jamaah menjadi banyak. Justru pertumbuhan-pertumbuhan seperti yang dilakukan oleh Pak Juwaini lah yang diharapkan. Artinya dari forum ini memunculkan ide- ide untuk melakukan sesuatu di daerah masing-masing, itu saja sudah cukup. Nggak usah mbok jenengi maiyah yo gakpopo, nggak usah dijenengi Bangbang Wetan juga ndak papa. Artinya ide-ide seperti mengumpulkan anak-anak jalanan untuk diajak ngaji bareng itu sudah luar biasa dan mungkin nanti akan ada ide-ide baru dari teman-teman untuk melakukan sesuatu di daerahnya masing-masing. Kita pernah terpikir untuk membesarkan, caranya dengan mengadakan koperasi, Lembaga Amil Zakat, tapi ternyata juga tidak awet.”

“Saya yakin pasca dari Bangbang Wetan ini, kita pasti akan menyebarkan energi. Entah itu dalam pekerjaan, dalam keluarga atau dimanapun cuma skalanya berbeda .” Mas Amin menambahkan pendapat dari pak Dudung bahwa kita mempunyai kewajiban untuk

mentransformasikan energi atau memancarkan energi setelah menyerap energi di H

6 3 Bangbang Wetan ini.

1 ir

*** l Akh

iu Mas Amin membuka sesi bagi para jamaa’ah untuk memberikan pertanyaan atau

ab R menceritakan pengalamannya bermaiyah. Marzuki salah seorang jamaah berpendapat

1 “Setelah Januari kemarin Bangbang Wetan ini vacum, saya dan teman-teman merasa

5 / ada sesuatu yang hilang. Dan ketika ada kabar bahwa Cak Nun tidak akan rutin datang,

2 maka ketakutannya ketika waktunya Cak Nun datang, semua jamaah berbondong-

ari bondong datang. Tapi ketika Cak Nun tidak hadir, jamaah maiyah ini ikut tidak hadir.

ru Mungkin ketika adanya regenerasi nanti, hal ini juga dipikirkan.”

5 Feb

“Saya menganggap bahwa maiyah ini yang dititikberatkan adalah kualitas bukan – an kuantitas, sehingga nanti bisa menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif yang mampu

et memberikan sumbangsih ilmunya di depan, dan siapa tahu nanti ketika saya kembali ke

g W kampung saya, saya bisa mengaplikasikannya.” an

Salah satu jamaah perempuan, Wahyu, yang baru bergabung dengan Bangbang Wetan menyampaikan uneg-unegnya, “Saya disini penasaran dan ingin mengenal maiyah ini seperti apa. Apakah sebuah aliran, apakah sebuah pergerakan keagamaan. Jadi manhaj al fikr nya maiyah ini apa, sebuah landasannya untuk mencari solusi atas permasalahan di kehidupan sehari-hari. Dan kurikulum apa yang digunakan oleh maiyah ini? ”

Mas Amin menjelaskan bahwa secara prinsip, forum maiyah ini adalah untuk meluaskan pemikiran kita, menambah jernih pemikiran kita, dan dalam Maiyah ini kita melakukan proses penyadaran diri. Kita melakukan proses penjernihan berpikir. Ketika kita melakukan hal yang baik, maka kebaikan itu harus disertai dengan kebenaran dan keindahan. Artinya kebaikan itu harus berestetika. Ketika kita diluar maiyah, maka yang harus kita lakukan adalah proses pengayoman. Dan kurikulum maiyah sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

*** Setelah para jamaah berdiskusi yang dimoderatori oleh mas Amin, mas Zainudin seorang

pengacara yang berjumpa secara energi di youtube dengan maiyah ataupun cak Nun dipersilahkan untuk memberikan pengalamannya.

“Di tengah-tengah hiruk pikuk perpolitikan disana, telah membuat suatu edigiom yang dirubah adalah mental, jadi revolusi mental. Sementara di maiyah ini adanya revolusi berpikir. Di dalam maiyah ini kita diajarkan bahwa ketika kita menjalin hubungan cinta segitiga antara aku, Allah dan Rasulullah, maka ketenangan itu ada dalam diri kita. Hiruk pikuk itu semua terjadi ketika ada seorang yang dianggap tersangka, padahal kalau kita

H lihat diri kita sendiri, bahwa kita ini semua merupakan calon-calon terdakwa ketika di

4 Padang Mahsyar, dimana kita dihisab. Ada pesan nabi kita yaitu laa ilaha anta

1 ir

subhanaka inni kuntu mina dzolimin, kita harus selalu mengingat bahwa kita ini adalah orang yang dzolim yang mencari ridlonya Allah dengan setulus hati. Dan adanya carut

l Akh iu

ab terdakwa. Ketika saya bermaiyah, saya merasakan ketentraman.” R

marut di negeri seberang karena tidak adanya kesadaran diri bahwa dirinya adalah calon

KESADARAN PERAN GENERASI

2 Mas Sabrang dipersilahkan untuk memberikan sumbangsih ilmunya kepada jamaah. Mas

ari ru

Sabrang senang berdiskusi ketimbang berceramah.

5 Feb “Betapa pentingnya yang namanya regenerasi, saya dulu pernah menulis konsep dimana

– disitu ada generasi Larva, generasi yang mampu mendefinisikan siapa dirinya dan

an menjadi penerus yang memiliki beberapa rumus. Dimana-mana pasti ada generasi muda et

W yang nantinya juga akan menjadi generasi tua juga. Ditransisi itu ada beberapa jenis

g an

yang tergantung generasi tersebut memilih yang mana. Tipe pertama adalah tipe yang tergantung generasi tersebut memilih yang mana. Tipe pertama adalah tipe

pikir.” “Ada tujuh pola dalam kehidupan manusia, tapi pasti ada variable didalamnya. Sepuluh

tahun pertama mengenal siapa dirinya, mengenal keberadaannya. Anak kecil melakukan apapun yang membuat dia merasa ‘aku ada’, aku dengan senengnya, aku dengan

gembiranya, dengan sedihnya, kecewanya, dia merasakan semua itu. Sepuluh tahun kedua seharusnya ia mulai belajar tentang kehidupan, belajar bagaimana bertahan hidup. Sepuluh tahun ketiga dia mengolah akal sekencang-kencangnya, dimana usia paling produktif adalah usia 20-30 tahun. Dia benar-benar mengolah pikirnya dan menentukan dia mau kemana. Sepuluh tahun yang keempat yaitu usia 30-40 tahun,

H gelem ora gelem sinau tresno karena dia harus merawat rumah tangganya. Setelah dia 6 3

4 belajar cinta, dia melakukan kehiran kembali ketika masuk 40 tahun itu. Akalnya sudah

1 ir

menentukan hidupnya dimana, dia sudah punya modal cinta dan dia sudah tahu keberadaanya. Ia lahir kembali, karena memang 40 tahun adalah titiknya dimana ia lahir l Akh

iu dengan pilihannya sendiri. Di Sepuluh tahun kelima, dia belajar tentang kebijaksanaan.

ab R Karena ketika sudah menentukan pilihannya sendiri, dia punya cinta, dia mampu

1 mengaplikasikan akalnya dan keputusan hidupnya di sepuluh tahun ketiga tadi, dia harus

0 laku didalam hidupnya, dia harus menyeimbangkan lakunya dengan kebijaksanaanya 1

2 yang dia miliki. Jadi ketika dia dikampleng orang lain, dia harus bisa memaafkan. Ketika

ari dia mau membalas maka membalasnya dengan konsep yang berbeda, dia marah tanpa ru

amarah. Sepuluh tahun yang keenam, dia sudah mulai mandhito. Dia sudah belajar kasih

5 Feb sayang, sudah belajar kebijaksanaan, dan sudah mampu membungkus keseimbangan 0 –

antara kasih sayang dan kebijaksanaan yang dibungkus dalam kebijaksanaan. Pada titik an et

inilah generasi ini sudah menjadi generasi tua, generasi tua adalah generasi yang harus

g W bersedia diam membiarkan generasi muda menjawab tantangan zamannya. Dia mulai

an mandhito dan menjadi sumber ilmu. Kalau ada yang salah dengan langkah generasi b g an mandhito dan menjadi sumber ilmu. Kalau ada yang salah dengan langkah generasi b g

*** Bambang, salah satu jamaah yang mengikuti maiyahan pada tahun 2008 sampai

sekarang dan membawa semangat Bangbang Wetan dalam membentuk komunitas Literasi Jawa Timur, komunitas untuk meningkatkan minat baca . “Anak-anak muda sekarang dihantam habis-habisan oleh media, hampir 60% waktunya dihabiskan untuk menonton TV dan bermain-main. Generasi seperti ini termasuk generasi apa? ”

Dahlan, salah seorang jamaah dari Gresik mengaku dia pernah mendengar bahwa Mas Sabrang itu mengerti bagaimana orang dulu bisa memetik kelapa tanpa memanjat? Maksudnya mungkin ini menyangkut keyakinan.

Selanjutnya salah satu jamaah dari Sidoarjo, Widodo melontarkan pertanyaan terkait kesadaran atas peran tiap generasi. Bagaimana caranya agar seseorang bisa sadar mengenal perannya dimana di dalam dirinya timbul ketakutan ketika menyangka perannya adalah seperti ini, tapi ternyata perannya bukan seperti itu.

Choirul Suyanto, salah satu jamaah melontarkan pertanyaan sembari mengungkapkan

unek-uneknya tentang planet Mars yang konon katanya dulu pernah seperti Bumi

6 3 sekarang - ada kehidupan disana. Bahkan katanya kendaraan untuk mencapai planet

1 lain menggunakan piring. Ini berdasarkan dari jurnal ilmiah dri Eropa. Ada seorang

ir pemuda usia 17 tahun yang tiap malam tertentu di suatu perkumpulan didatangi utusan-

l Akh utusan yang mengaku berasal dari planet Mars. Mereka datang untuk mengingatkan iu

ab untuk tidak mengembangkan senjata nuklir terus menerus, karena pada puncaknya nanti

5 bisa menghancurkan planet Bumi seperti halnya Mars dahulu. Nah, kalau dulu Mars bisa

5 / dihuni sekarang tidak, mungkinkah nasib Bumi akan seperti Mars bila Amerika jadi

1 0 menginvasi Ukraina atau Rusia, ataukah bila China lebih unggul dari Amerika ataukah

2 ari

bila Jawa menjadi lebih unggul seperti jaman Jawa dwipa. ru Kemudian salah satu jamaah dari Sepanjang menceritakan kegiatannya mengadakan

5 Feb

kumpul – kumpul diskusi tiap malam jumat dengan tagline forum Maiyah di Trosobo – diberi nama Maiyah Mentas. Lalu dia melontarkan pertanyaan, “Seperti dikatakan dalam an

et Q.S. Al Hujurat bahwa Tuhan menciptakan bersuku – suku bangsa yang dinilai adalah

g W ketaqwaannya. Sementara di forum lain ada perbandingan agama. Nah yang jadi

an

b pertanyaan apa betul agama yang ada di dunia ini diperbandingkan atau semuanya b pertanyaan apa betul agama yang ada di dunia ini diperbandingkan atau semuanya

MENYIKAPI ARUS GLOBAL

Pertanyaan dan uneg-uneg dari jamaah kemudian ditanggapi Mas Sabrang satu persatu. “Generasi pendobrak, generasi penerus dan generasi pembangun ini bukan berarti pengklasifikasian generasi. Maksudnya ketiga generasi itu dia sebagai pemuda dia memilih tipenya yang mana dan tergantung keputusan pemudanya bagaimana. Dunia terus berkembang, karena itu setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing untuk dijawab. Ketika ada bapak berpikir bahwa dulu dizamannya tidak ada komputer dan baik-baik saja kemudian menyuruh anaknya tidak usah memakai komputer, maka bapaknya tidak menyiapkan anaknya untuk menjawab tantangan zamannya. Peran orang tua disini mendampingi anaknya untuk mengolah pikir dan menjadikan apa saja yang terjadi dizamannya sebagai proses berpikir dari anak. Dan di era digital sekarang, masalah literasi ini berubah menjadi sangat mengerikan dimana minat baca orang semakin rendah, orang-orang lebih suka membaca Twitter ketimbang membaca buku. Koran New York Post sampai mengganti websitenya akibat Twitter, karena orang-orang lebih suka membaca tulisan yang pendek-pendek. Itu semua bukan berarti lebih buruk atau lebih baik. Semua bahan ataupun konsep yang ada di dunia, bisa menjadi baik dan bisa menjadi buruk tergantung bagaimana anaknya mengolahnya. Bagaimana anak mengolahnya, yaitu bagaimana orang tua membantu si anak untuk mengolah apa yang ada disekitarnya. Dunia digital bisa sangat membantu, juga bisa sangat mengerikan. Sama seperti zaman-zaman yang lain, pasti memiliki tantangannya juga. Jadi tidak bisa

kita mendefinisikan apakah dengan digital ini pasti buruk atau pasti baik. Bagaimana H

3 6 orang tuanya sebagai generasi yang lebih tua mampu membuat konsep untuk menjaga si

1 ir

anak tumbuh memanfaatkan lingkungannya dengan baik. Kalau dulu orang mendapatkan informasi dari media massa koorporasi terbesar sehingga informasi itu bisa sangat

l Akh iu

mudah untuk dikontrol, sekarang dengan adanya internet, informasi itu bisa datang dari

ab semua orang sehingga sangat susah untuk mengontrol informasi. Karena sekarang siapa

5 saja bisa menjadi wartawan, sehingga kebenaran informasi bisa saja menjadi tidak jelas. 1

5 / Karena itu butuh kemampuan si anak untuk menyerap informasi dan membangun

0 1 konsistensi dari informasi tersebut. Jadi budaya berfikir anaknya memang sudah 2

ari dibangun dari awal, kalau softwarenya sudah jadi, apapun yang masuk akan bisa diolah.

ru Dunia pendidikan adalah dunia paling dinamis dimana menyiapkan setiap generasi agar

5 Feb bisa menjawab tantangan zamannya. Jadi bagaimana kita bisa menyikapinya, bukan – melawan apa yang sudah datang. Sebagai manusia kita tidak kekurangan cara untuk

an menghadapi apapun.”

et

PERIJINAN HIDUP DI MARS

an

“Jagad raya itu memang akan hancur, karena Allah sendiri menjamin bahwa dunia pasti hancur. Kalau dalam teori, 26.000 tahun sekali memang ada sebuah planet yang melintasi bumi dan menjatuhkan meteor-meteor yang besar sehingga dinosaurus punah. Di Fisika kita mengenal hukum entropi bahwa lama kelamaan dunia akan terkikis dan hilang. Apakah di Mars itu ada kehidupan? Karena di Mars sendiri pun memiliki kanal air. Namun ada yang aneh, ada daerah di Bumi yang lebih ekstrim daripada daerah di Mars. Kalau di Mars tidak ada kehidupan, maka di belahan Bumi yang paling ekstrim melebihi Mars seharusnya tidak ada kehidupan. Tapi di Bumi dimana ada tempat, disitu ada kehidupan. Misalnya di daerah Meksiko, ada sebuah pengeboran minyak ditemukan cavity, sebuah gua, dimana gua tersebut tertutup berjuta-juta tahun. Saking besarnya, sehingga ada sebuah ekosistem tersendiri didalamnya. Disana tidak ada cahaya matahari, namun tetap ada kehidupan didalamnya. Adalagi di danau yang banyak mengandung arsenik, arsenik adalah bahan paling beracun untuk makhluk hidup, tetapi ada bakteri yang hidup di dalam arsenik. Kehidupan itu tumbuh dengan apa yang ada di sekitarnya. Ada teori dalam sains yang mengatakan sebuah planet itu ada kehidupan atau tidak, itu ‘satu’ atau ‘nol’. Kalau ada satu kehidupan, maka di semua tempat di planet itu akan ada kehidupan ditempat paling ekstrim sekalipun. Kalau kita hubungkan dengan tauhid, ketika Bumi mengijinkan untuk menyedekahkan dirinya untuk dihidupi, maka terjadilah kehidupan diseluruh belahan Bumi hingga dipojok Bumi segitu rupa. Namun ketika Mars tidak mengijinkan, maka dimanapun di Mars tidak akan ditemukan kehidupan. Dengan demikian apakah ada yang berterimakasih kepada Bumi karena kita sudah hidup di Bumi, maka jangan lupa berterimakasih kepada Ibu Pertiwi sudah mengijinkan kita menumpang hidup disini.”

3 Mas Sabrang pun menceritakan, kejadian kebocoran Nuklir dengan efek yang luar biasa 6

4 dengan radiasi yang sangat membahayakan. Orang-orang menganggap sudah tidak ada

1 ir

lagi kehidupan, namun ditemukan laba-laba yang hidup dan bermutasi. Jadi hidup tidak bisa dihentikan oleh apapun ketika Allah mengijinkan ada. l Akh

iu

ab Kemudian mas sabrang mencoba mengkorelasikan dengan teknologi dan sains modern.

5 “Apakah mungkin dulu ada jenis teknologi yang berbeda, jenis pencarian yang berbeda. 1

5 / Saya tidak bisa membuktikan secara empiris, tapi dengan peninggalan-peninggalan yang

1 0 ada maka sangat mungkin terjadi. Saiki isih ono wong 2 ‘ngilang’, isih ono maling ngitung

ari arep mlayu nangdi, isih ono santet, hal-hal itulah yang tidak dikenal oleh perkembangan

ru sains modern, berarti dulu ada pengembangan pengetahuan dengan arah yang berbeda

5 Feb sehingga outputnya tidak bisa dipahami dengan arah yang berbeda. Orang-orang dulu – pun bisa membuat Candi Borobudur, juga mampu membuat benteng di Papua sepanjang

an 128 km dengan tinggi 1,8 km. Bandingkan saja dengan zaman sekarang, membuat

et W

busway saja korupsi. Saya yakin bahwa ada pengembangan teknologi yang berbeda dari

g nenek moyang kita.” an

“Ada jurnal seorang kakek dari teman maiyah juga, dalam jurnalnya dia bercerita Aku Dolan neng Mars, kalau secara logika mau naik apa kesana. Disitu dia ceritakan wadhaq itu ada tujuh lapis, kemudian dia gelar satu dan yang lainnya dia lipat. Dia minta sama Tuhan dia pengen dolan neng Mars, kemudian tiba-tiba datang telur berwarna perak dan dia masuk ke telur itu. Setelah itu dia memegang payung, ‘teng’, tiba-tiba sudah sampai di Mars. Disitu dia mendeskripsikan apa saja yang dia temui disana. Dan yang dia deskripsikan itu kok sama dengan foto-foto yang saya temukan. Iso rono tenan tho iki? Jadi itu agak mengerikan, teknologi yang sama sekali tidak bisa saya bayangkan. Sekolahku ora kanggo untuk memahami itu. Piye carane dolen neng Mars dengan cara seperti itu, dengan cara bertapa dan bersila seperti itu. Tapi saya belum bisa mencoret bahwa itu khayalan atau tidak terjadi. Ha itu perlu saya letakkan pada kotak saya belum tahu sebenarnya apa itu. Itu adalah PR pelajaran peradaban yang menyenangkan bagi

saya.”

HUKUM SEBAB AKIBAT

“Kalau anda takut bahwa mengira peran anda ‘a’ kemudian anda salah berperan. Lho, siapa tahu peran anda adalah anda salah berperan untuk kemudian benar perannya. Iso wae, gak masalah. Yang nomor satu adalah sebenarnya niat, bagaimana niat kita untuk menjalani peran kita dengan sebenar-benarnya. Ada sebuah cara berpikir yang logis, hidup adalah sebab-akibat. Anda tidur akibat dari mengantuk, anda makan akibat dari lapar. Jadi hidup itu sebuah rangkaian sebab-akibat yang menerus. Bagaimana kita bisa bicara peran, karena hidup adalah sebab-akibat yang menggelinding saja. Akibat karena sebab yang baru dan mengakibatkan hal yang baru, sebab menjadi akibat yang

berikutnya, hal ini berlangsung terus. Terus diri kita mana yang berperan? Kemudian H

6 3 pertanyaan utamanya adalah

‘sebab’ itu dari kita atau dari Tuhan? Kalau ‘sebab’ itu dari 4

1 Tuhan, maka kita berperan sesuai dengan yang Tuhan inginkan. Kalau ‘sebab’ itu dari ir

Tuhan, maka ‘akibat’nya juga dari Tuhan. Jadi titiknya adalah membuat ‘sebab’ itu dari l Akh iu

ab ‘akibat’ tersebut harus kita sambungkan dengan Tuhan. Nabi Muhammad sudah

Tuhan. Gimana caranya? Ketika kita mendapatkan akibat, maka respon kita terhadap

5 memberikan gaman yang luar biasa, mau melakukan apapun pegangannya 1

5 / bismillahirrohmanirrahim, karena Gusti Allah maka saya melakukan ini. Jadi bagaimana

1 0 kita tahu peran kita, ketika mau melakukan apapun kita bismillah maka dalam 2

ari perjalanannya nanti kita tahu mau ditugaskan apa. Karena kita mampu membuat semua

ru sebab itu kita sambungkan dengan Tuhan. Sehingga tidak ada kesedihan disitu,

5 Feb kalaupun nanti susah, susahnya dari Tuhan. Susahnya pasti akan menyiapkanmu untuk – menghadapi sesuatu, susahnya akan membuatmu belajar sesuatu dan menjadi bekal

an untuk masa depan. Selain mebuat semua sebab itu dari Tuhan, kita juga membuat

et semua motif karena ingin mencari ridho dan cintanya Tuhan.” W g

an

b g ***

“Bagaimana dengan forum diskusi membandingkan agama dengan agama. Wes menengno wae, Mas. Tidak usah untuk ikut – ikutan orang lain. Kalau kamu tahu itu tidak baik maka jangan lakukan. Kita tidak punya hak sama sekali untuk ‘ndandani’ orang lain. Alasan yang pertama kita tidak tahu pasti bahwa kita mengarahkan dia ke sesuatu hal yang lebih benar. Siapa tahu dia sedang diperjalankan Tuhan untuk melalui itu mendapatkan kesadaran yang lain. Yang kedua, Nabi ta dewe kok mbenerke wong? Lisensi tidak punya. Lah lisensi apa? Wali bukan, nabi bukan apalagi rasul. Kewajiban terhadap diri sendiri saja. Kalau seseorang salah ya biarkan saja asal kamu tidak ikutan berbuat salah. Kalau orang itu benar ya diikuti tapi kalau salah ya tinggalkan. Kalau konsep terhadap dirimu bagus dan kamu melakukan benar – benar serius orang akan bertanya padamu kenapa kamu melakukan itu? Nah ketika seseorang bertanya padamu berarti pikiran sudah terbuka, wadahnya sudah siap menerima ilmu dari kamu. Maka dari itu dakwah paling baik adalah melakukan apa yang dipahami, bukan woro – woro minta bayaran dengan sedekah,” papar Mas Sabrang

“Itu dijadikan bahan diskusi internal lagi tidak apa – apa Mas. Karena diskusi itu bahan yang luar biasa untuk mengolah pemikiran, mengolah pemahaman, mengolah center of balance nya kita dimana. Karena kita harus selalu tahu diri kita ada di posisi mana agar mampu menghub ungkan sebab akibat motif dari Tuhan tadi. Sekian untuk kali ini” tutup Mas Sabrang pada sesi kali ini.

*** Dini hari Kyai Muzamil datang dari Bantul dan langsung ke atas menuju panggung. Sesi

selanjutnya masih dibuka pertanyaan dari para jamaah. Namun kali ini jamaah yang

6 mendengarkan semakin antusias dan bersemangat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

1 lebih banyak jamaah yang mengajukan pertanyaan. Salah seorang jamaah dari Sidoarjo,

ir Ari mengaku mengenal mas Sabrang sebagai Noe ‘Letto’ mengungkapkan bahwa lirik

l Akh Letto yang selama ini dia dengar tidak ada yang tahu maknanya. Liriknya memang puitis

iu

ab namun maknanya membingungkan. Tapi selama ikut maiyah jadi tahu bahwa mas Letto

5 ini putra dari Cak Nun yang memiliki pemikiran tidak biasa. Jadi mungkin dari lirik lagu

5 Letto ada nilai / – nilai yang tidak sampai di pecinta musik karena pecinta musik tahunya

1 0 tentang cinta. Dan mungkin Mas Letto berkenan menjelaskan liriknya terutama lagu

2 sebelum cahaya dan judul album Lethologica.

ari ru

Aris, salah seorang jama’ah dari Surabaya ikut menyalurkan uneg – unegnya, “Saya

5 Feb pernah mendengar Mas Sabrang ngomong bahwa ada orang NASA datang ke Yogya

– bahas tentang buku. Saya penasaran, lalu cari di Google sampe elek gak ketemu.

an et

Kenapa? Karena tiba – tiba ada film Interstellar. Saya penasaran apa benar seperti itu.

g W Dan saya pernah bertengkar dengan teman saya gara – gara masalah dinosaurus. an

Bentuk dinosaurus itu seperti apa? Apa ya bentuknya begitu? Sementara Nabi Adam

Ibrahim yang akan menyembelih nabi Ismail yang diganti dengan kambing. Kambingnya seberapa? Hal itu yang membuat saya geger dengan teman saya. Kemudian saya browsing dan menemukan seorang Profesor yang mengatakan bahwa semua kehidupan di bumi ini semakin lama semakin menyusut. Saya ingin bertanya penjelasan secara

ilmiahnya pada Mas Sabrang.” Kemudian salah satu jamaah putri dari Surabaya yang bernama Rani – yang disambut

riuhan jamaah lainnya – melontarkan pertanyaan titipan dari temannya apa ada hubungan antara pernyataan Rene Des Cartez, cogito ergo sum dengan hadits Nabi, man ‘arofa nafsahu faqod ‘arofa Robbahu.

Selanjutnya Luthfi, salah seorang jamaah dari Gresik yang meminta tips kepada Mas Sabrang untuk menghadapi UNAS selain belajar. Jamaah kembali ramai saat tahu Luthfi masih menjadi pelajar SMA kelas 3.

“Saya tinggal di Surabaya sudah lama kerja di Yayasan Kristen. Darisana saya belajar banyak sekali. Saya belajar toleransi dan belajar menjadi kelompok minoritas. Dulu saya terbiasa menjadi mayoritas dalam hal agama. Yang saya tanyakan dalam posisi saya sebagai minoritas. Saya harus belajar segalanya. Saya berada di antara teman – teman kerja yang berbeda keyakinan maka bagaimana cara saya belajar dan hal apa yang harus saya lakukan?” tanya Danang, salah satu jamaah yang berasal dari Blitar.

Setelah itu salah seorang jamaah ikut mengeluarkan suaranya, “Ucapan adalah doa. Seperti kita ketahui bahwa lagu – lagu Indonesia pada umumnya cenderung mendoktrin kita untuk menjadi karakter yang lemah. Kita bisa survei anggota band – terserah band

H apa – yang liriknya seperti itu, cenderung mereka pada posisi mental rumah tangga yang

4 kacau, perceraian ataupun selingkuh. Yang mau saya tanyakan, hal ini akan

1 ir

mendoktrinasi generasi muda kita secara tidak langsung. Contohnya kita bisa tanyakan langsung pada anak TK sekarang lebih hafal lagu balonku ada lima atau sakitnya tuh

l Akh iu

disini. Saya percaya mereka butuh trigger (pemicu) untuk menjadikan mereka generasi –

ab R generasi pembangun yang tadi. Yang jadi permasalahan kita harus menjadi influencer

1 sebagai suatu penyebar kebaikan melalui forum ini. Bagaimana kita yang ada di forum ini

5 / menjadi trigger bagi generasi muda agar tidak menjadi generasi yang lemah.” 1 0

2 ari

Salah seorang jamaah lainnya meminta tanggapan kepada Kyai Muzammil mengenai ru kyai jaman sekarang. Dulu nabi Muhammad tidak mengharap imbalan bahkan beliau

5 Feb ikhlas ketika didholimi. Sementara kyai sekarang punya bandrol. Bila bandrolnya satu

– juta dan ketika disewa di suatu kampung cuma diberi 500 ribu lalu tahun berikutnya

an diundang lagi ke tempat yang sama dia tidak mau kembali kesana. Tolong ditanggapi

et dan dikorelasikan dengan jaman Nabi Muhammad dakwahnya secara ikhlas dan kyai

g W sekarang seperti apa.

an

Terakhir di sesi ini seorang jamaah dari Madura Ahsa kumbolo mengajukan pertanyaan kepada Mas Sabrang, “Yang ingin saya tanyakan yaitu tentang jaman buto cakil, yaitu ada statemen di buku Kyai Fahmi Basya, salah satu kyai yang mengkaji tentang studi islam yang menyebutkan bahwa candi Borobudur merupakan peninggalan nabi Sulaiman sedangkan candi Boko merupakan persembahan nabi Sulaiman kepada ratu Bilqis. Nah, berarti ratu Biqis disini adalah orang Jawa. Yang saya tanyakan seistimewa apa tanah Jawa ini sehingga peninggalan – peninggalan seperti Borobudur, candi Boko dsb kok ada di tanah Jawa. Yang kedua pada era Majapahit. Di era Majapahit perkembangan Majapahit sangat pesat. Bahkan saking pesatnya, negeri yang bernama Nusantara adalah negeri paling maju di dunia. Maka jangan kalian berkecil hati menjadi orang Jawa bahwa kalian orang Jawa pernah jaya di dunia. Lalu mendekati keruntuhannya ketika raja Brawijaya mendengar sabda Palon. Intinya Sabda Palon mengatakan akan kembali dalam waktu 500 tahun. Dan sekarang kira – kira kita sudah mencapai waktu 500 tahun. Pertanyaan saya kenapa peninggalan – peninggalan Majapahit dibumihanguskan seolah – olah tak ada satu peninggalan yang tersisa. Nah, ynag membukakakan peninggalan itu adalah banyaknya teknologi yang menggempur generasi muda sekarang sehingga apa yang ditinggalkan er a Majapahit sedikit demi sedikit terbuka.”

MUSIK LETTO

Kemudian Mas Sabrang diminta menanggapi pertanyaan serta uneg – uneg dari para jamaah “Orang membuat sebuah karya pasti ada keputusannya, lirik lagu banyak konsepnya. Kamu bisa memotret sesuatu, bisa bercerita sesuatu, bisa mereminisance sesuatu, bisa menyatakan gagasan. Banyak keputusan yang diambil untuk mengarahkan

sebuah band ini mau diarahkan kemana. Letto memilih lirik lagu yang mungkin bagi H

3 6 sebagian orang akan susah dipahami. Memang sengaja seperti itu, itu merupakan

1 ir

keputusan sadar, karena konsep kebenaran itu tidak bisa diklaim oleh siapapun. Contohnya begini, ada satu gajah yang dikelilingi oleh lima puluh orang dan

l Akh iu

menggambarnya, gambarnya ada yang sama tidak? Gambar gajah yang benar yang

ab mana? Benar semua walaupun gambarnya tidak ada yang sama semua. Nah, kebenaran

5 disini bermacam-macam. Itupun semirip-miripnya gambar gajah tetap bukan gajah. Untuk 1

5 / mencapai kebenarannya gajah maka kamu harus menjadi gajah. Ketika sudah menjadi

0 1 gajah, kita lupa tahu mencari gajah itu seperti apa. Maka tingkat kebenaran itu berlapis- 2

ari lapis dan bertingkat-tingkat. Letto begini konsepnya, kita menyampaikan sesuatu itu tidak

ru lengkap, memang dia bersayap. Kamu mempunyai potret, mempunyai bahan dari lirik itu,

5 Feb dan arti dari lirik itu bukanlah hanya yang ada dalam lirik itu, tapi konseptual apa yang – ada dalam dirimu dikawinkan dengan apa yang ada di liriknya akan menjadi arti

an tersendiri. Letto konsepnya memang seperti itu, kita tidak membatasi arti lirik itu sendiri.

et

g Karena bisa menjadi efek yang berbeda-beda pada setiap orang. Dan saya ingin setiap W an

orang mempunyai hak terhadap arti lagu itu. Itu konsep pilihan, bukan suatu pilihan yang

b g popular. Kita dihajar sama label, lirik opo ngene iki, ora paham. Tapi kita nggak masalah, b g popular. Kita dihajar sama label, lirik opo ngene iki, ora paham. Tapi kita nggak masalah,

Kemudian mas Sabrang menjelaskan maksud Lethologica dalam albumnya, “Lethologica adalah sebuah keadaan dimana kamu ingin mengatakan sesuatu tapi kamu lupa. Ning ujung ilatmu iki kowe lali. Dalam psikologi namanya mental block. Lethologica kita angkat menjadi sebuah judul karena konsepnya dalam suatu hidup kita kadang mengalami mental block dan kita butuh pelepasan yaitu dengan cara mengikhlaskan mental block tersebut. Dan secara psikologi mental block ini menular, dan bagaimana cara lepas dari mental block itu? Maka butuh ada orang yang menjadi ‘penggagas’, disini konsep lagu kita. Salah satu trik yang sering kita gunakan dalam lagu Letto adalah penempatan subjek. Ketika ngomong ‘aku’, ‘kau’, atau ‘dia’, itu bisa diganti-ganti.

Kuteringat hati yang bertabur mimpi Kemana kau pergi cinta …

Lirik itu bisa dimaknai orang bicara kepada orang lain, bisa dimaknai Tuhan bicara kepada manusia, bisa juga dimaknai orang bicara kepada kekasihnya, bisa bermacam- macam. Itu nanti mana yang paling cocok untukmu, yang terpenting adalah konsistensi. Kalau kamu memaknai kamu bicara kepada orang lain tapi kemudian pada lirik selanjutnya ternyata tidak cocok oleh subjeknya, maka subjeknya kamu ganti dengan yang lain. Ketika saya buat lagu Sebelum Cahaya, itu konsepnya adalah Tuhan ngomong

kepada manusia.

4 Perjalan sunyi yang kau tempuh sendiri

1 ir

Kuatkanlah hati, cinta… Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja

l Akh iu

Yang menemanimu sebelum cahaya…

ab R

5 Dalam Bahasa Itali, Letto itu artinya berfikir. Dan saya senang sekali, tanpa sengaja

5 / nama Letto dekat dengan Lotto, yaitu pohon bidara yang tak berduri. Saya dapat nama

1 0 Letto itu bukan tidak sengaja, karena ketika membuat band bersama teman-teman kita

2 ari

belum ada nama, yang kita tahu adalah berkarya. Kita penasaran gimana caranya ru membuat lagu dan kita mencoba memetakannya dengan perhitungan matematis.

5 Feb Ternyata label tertarik, maka harus ada nama bandnya. Iki opo jenenge cah? ‘elek yo

band’ opo ‘Tambal band’ yo? ora ngerti wes. Setelah bangun tidur, tiba-tiba terbesit nama – an Letto. Nek Letto piye? Oleh soko ngendi? Yo ngimpi, ora dong aku. Artine opo? Ora ono

et artine. Lho nek ditakoni filosofine? Ngarang, gampang. Yowes jenenge Letto wae. Apa

g W filosofinya? Letto, adalah sebuah nama yang tak berarti, seperti kertas putih yang kita isi

an an

PEMAKSIMALAN INDERA

“Saya ini orangnya malas, itulah kenapa saya memilih jurusan Matematika dan Fisika karena itu PRnya paling sedikit dan ngapalnya paling sedikit. Asal tahu konsep, selesai. Kalau pelajaran sosial kan menghafal, ini pendapat Frut gimana, pendapat Descartez gimana. Mumet ngapalke pendapate wong, ruwet men uripe, mbok yo duwe konsep dewe ngethoke pendapatmu dewe. Sebenarnya dulu saya ambil jurusan psikologi, tapi saya keluar di tengah jalan. Mergo uripku kok ngapalne pendapate wong terus tho, mosok bayar larang-larang dikongkon ngapalke pendapat. Setelah itu saya keluar dari Psikologi. Bukan berarti psikologi jelek, iku aku wae sing kurang gawean utekku. UNAS adalah efektivitas belajar. Dulu konsep saya ketika belajar itu seperti ini, nomor satu yang harus saya ketahui adalah orangnya siapa yang memberi pelajaran kepada saya. Saya baca profil pengarang bukunya, kelahiran tahun berapa, disitu kita bisa menebak seperti apa tipenya. Kemudian saya membaca daftar isinya, kita bisa mengetahui gambar besarnya sperti apa, petanya seperti apa. Dari daftar isi tersebut pengarang ingin menyampaikan apa, jadi sudah terjadi kotak-kotak dikamar. Jadi ketika saya ingin tahu informasi apa, maka saya sudah tahu mau masuk ke kamar mana, karena saya sudah tahu peta besarnya. Setelah daftar isinya, saya paling membaca rangkumannya saja karena merupakan inti sari dari tiap kotak-kotaknya. Ketika kamu belajar dengan membaca, maka indera yang kamu gunakan adalah mata. Kalau kamu sama menulis, indera yang kamu pakai ada dua, mata dan tangan, lebih besar area di otak yang akan

mengingat. Kalau kamu dengan bicara, membaca dengan bicara, maka otak akan H

3 6 menyerapnya lebih lambat. Indera yang digunakan adalah mata kemudian mulut saat

1 ir

mengucap dan telinga yang mendengar suara kita, maka kerja otakpun akan lambat namun ingatan akan lebih menancap di otak. Ada lagi satu trik, misalnya ada suatu bau-

l Akh iu

bauan ketika pelajaran praktek biologi, praktek kimia atau fisika, bau tersebut juga akan

ab menimbulkan suatu ingatan tersendiri dalam kinerja otak. Bau-bauan tersebut

5 mempunyai ruang dalam otak sehingga memunculkan suatu memori tertentu. Trik saya 1

5 / dulu adalah menggunakan kelima indera saya agar saya mudah mengingat. Caranya

1 0 untuk menghadapi UNAS itu adalah bagaimana cara kamu memasukkan informasi ke 2

ari otak, semakin banyak area di otak terekspos pada informasi, maka semakin banyak

ru ruang untuk mengingat.”

5 Feb

EMPATI MAYORITAS

– an

“Belajarlah menjadi minoritas, sebagaimana rasanya menjadi minoritas. Bagaimana kita et bisa mengerti orang lain? senjatanya adalah empati. Ketika kita kecil, orang tua sering

g W an

bilang jangan nyubit orang lain, gimana kalau kamu dicubit orang lain? Itu gimana kita

Jadi ketika kita benar-benar memperjuangkan orang lain atau kita melakukan sesuatu untuk orang lain, itu benar-benar k arena kita ‘merasa’, bukan hanya sekedar konseptual belaka. Di dalam lingkungan minoritas, kamu bisa merasakan menjadi minoritas, tapi di lingkungan yang lebih luas, kamu bisa merasakan menjadi mayoritas dan bisa merasakan empati karena pernah merasakan menjadi minoritas. Pada keadaan itu coba melakukan riset yang kemudian bisa disharingkan di Bangbang Wetan ini, sehingga kita

semua bisa belajar dari pengalamanmu.”

PEMETAAN KEBENARAN

“Peta kebenaran seperti bukan antara hitam atau putih, bukan antara tahu dan tidak tahu, tidak sesederhana itu. Sama seperti kamera yang diputar fokusnya atau lensanya, bagaimana diputar akan semakin blur atau semakin jelas hingga benar-benar jelas. Jangan berharap informasi yang kamu dapatnya akan sampai pada fokus yang kebenarannya jelas. Ada yang limitasinya hanya sampai blur saja dan tidak bisa lagi dikoyak kebenarannya, maka terimalah itu sebagai wacana yang blur, tidak terlalu benar juga tidak terlalu salah. Kalau pertanyaannya Rene Descartez dengan man ‘arofa faqod ‘arofa robbahu ada hubungannya atau tidak, maka jelas ada hubungannya secara konseptual. Sementara kalau pertanyaanya apakah dia dapat dari nabi Muhammad, itu masuk area blur. Saya tidak tahu, dan tidak ada cara untuk mengkonfirmasinya. Kapan mereka bertemu, itu tidak ada catatan sejarahnya. Ada seorang filusuf yang berfikir sebuah konsep yang ternyata sama dengan ayat-ayat al- qur’an, berarti kita bisa saja mencapai kebenaran dengan cara kita berfikir sendiri, kita olah pikir kita untuk mencari sebuah kebenaran, mencari ayat yang ada di alam semesta ini dan ternyata cocok

dengan yang tertulis dalam al- qur’an. Itu menjadi suatu fakta yang menarik untuk digaris

6 3 bawahi.”

1 ir

Mas Sabrang mengkorelasikan teori kebenaran dengan perkembangan teknologi dan ilmu Sains. “Hilangkan anggapan bahwa Google itu Maha Tahu. Banyak informasi yang l Akh

iu ada dalam google, tapi bukan berarti semua informasi ada dalam google. Terutama

ab R Indonesia, sumbangan kita terhadap Wikipedia pun sangat minim. Banyak buku yang

1 tidak ada dalam google. Saya juga tidak tahu kenapa, orang Indonesia ini sedikit sekali

1 untuk berbagi ilmu, mungkin tidak punya budaya bagi ilmu. Kitabnya bernama

2 Bonakosa, saya tidak tahu kitabnya ada dimana saja, yang saya tahu kitabnya ada di

ari ru

tempat Pak Manu. Kitab itu berbahasa Sansekerta dan bahasa Kawi. Jadi ketika saya ingin belajar tentang buku tersebut, maka saya belajarnya melalui pak Manu, karena

5 Feb saya memiliki limitasi untuk itu. Kemudian saya putuskan untuk percaya dengan orang 0 –

yang punya bukunya, saya tidak punya resources u ntuk mempelajari sendiri.” an et

g “Untuk Teori Menyusut itu berhubungan dengan kandungan oksigen yang ada dalam W udara, sehingga bisa jadi menyusut karena keterbatasannya oksigen di udara. Kita tidak

an

b g bisa mengatakan bahwa nabi Adam pernah naik dinosaurus atau tidak, karena kita tidak b g bisa mengatakan bahwa nabi Adam pernah naik dinosaurus atau tidak, karena kita tidak

banyak yang blur.”

PERAN DIRI SENDIRI

“Bagaimana kita bisa menjadi inspirator orang lain untuk generasi pembangun? Jangan pernah bermimpi. Kita mempunyai prioritas nomor satu, yaitu bertanggungjawab atas diri kita. Jadilah generasi pembangun, berkumpul dengan generasi pembangun, kalau itu menjadi trigger orang lain, maka bersyukurlah kamu bisa bermanfaat untuk lingkungan yang lebih luas, tapi menjadi inspirator bukan sebuah tujuan. Misalnya, kalau kamu mencari istri, jangan cari pacar yang ideal, tapi jadilah pacar yang ideal. Kalau ingin pacar rajin, maka jadilah rajin atau kualitas-kualitas yang ingin kamu capai. Logikanya seperti itu. Semua timbangannya sama, yang terutama adalah kewajiban diri sendiri dulu,

yang diberikan Gusti Alloh adalah kekuasaan absolut atas dirimu sendiri, wadhaq-mu.

6 3 Berkumpulan dengan orang-orang yang mempunyai frekuensi sama. Kalau ingin berbuat

1 sesuatu, maka berbuatlah sesuatu karena keinginan kalian sendiri untuk mencari ridho

ir dan cintanya Tuhan.”

l Akh iu

“Kalau menurut kamu band-band itu membawa kita menjadi manusia yang lemah? Ora, ab R ternyata guna dia untukmu adalah membuatmu sadar bahwa ada orang lemah da nada

1 orang yang kuat, sehingga kamu menghindari menjadi orang yang lemah untuk menjadi

1 orang yang kuat. Dia menjadi inspirator buruk agar kamu tidak menjadi seperti itu.

2 Misalnya cerita Fir’aun yang mengaku dirinya adalah Tuhan dan tidak mengakui Allah,

ari ru

dia menjadi inspirator yang buruk sehingga kita tidak boleh menjadi seperti dia. Kita berprasangka baik saja, semua menjalankan perannya sesuai dengan Tuhan.

5 Feb Bagaimana aku bisa membuat semua yang ada di dunia ini untuk menjadi kaca atas 0 –

diriku sendiri agar aku bisa menemukan diriku sendiri sehingga aku bisa menemukan an et

Tuhanku dan berlaku sesuai Dia untuk melakukan apa yang harus aku lakukan.

g W Menyerahkan semuanya kepada Gusti Allah agar mencapai ketentraman.”

an

PERADABAN TANAH JAWA

“Dalam diskusi martabat itu, nomor satu yang saya masukkan, kamu harus mempunyai rumah di kepalamu. Rumah bagaimana kamu bisa memasukkan informasi. Informasi yang ini jenisnya apa, setiap informasi kamu tahu tempatnya dimana. Jadi jangan memasukkan suatu informasi pada tingkatan yang berbeda. Saya kurang sepakat dengan membenarkan al- qur’an dengan teori Sains yang sekarang, karena teori Sains ini akan terus berkembang, Sains bisa saja berubah menurut perkembangannya. Kalau teori Sains berubah, berarti al- qur’an juga ikut salah bukan? Keduanya memiliki level yang berbeda. Kekhawatiranku terhadap perkara Borobudur dan nabi Sulaiman adalah itu, bagaimana informasi pada tataran yang berbeda disambungkan menjadi sebuah klausal sebab-akibat pada level yang sama sehingga outputnya menjadi tidak reliable. ”

Mas Sabrang kemudian melanjutkan penjelasannya yang mengatakan bahwa ada informasi yang blur dan ada informasi yang tidak bisa dikatakan karena takut nantinya akan menimbulkan asumsi yang tidak benar. Mas Sabrang mecoba menjelaskan satu persatu pertanyaan jamaah.

“Kenapa Tanah Jawa punya peradaban yang tinggi? Saya jawab dengan Sains dan logika dulu. Orang akan punya waktu untuk membangun peradaban ketika urusan perutnya sudah selesei. Kalau sepabjang hari mung golek panganan, dia tidak akan bisa membangun peradaban, waktunya tidak akan cukup. Maka orang yang mampu membangun sebuah peradaban adalah orang yang memiliki punya banyak waktu kosong, sehingga waktu kosongnya diisi dengan membangun peradaban untuk berfikir, berfilosofi. Dan saya yakin, penanam pertama adalah wanita. Karena lelaki lebih banyak menhabiskan waktunya untuk mencari uang, dan wanita menghabiskan waktunya

dirumah untuk menyusui anaknya. Pernyataan ini logis sebenarnya. Lantas kenapa Jawa

3 6 peradabannya tinggi, karena di Jawa itu kita tidak kekurangan, mau makan atau minum

1 kita tidak masalah sehingga banyak waktu kosong untuk mencari ilmu-ilmu diluar ilmu

ir tentang bertahan hidup. Kita mencoba untuk mengkorelasikan dengan data-data yang

l Akh ada. Jawa itu ‘Jatuh dari wilahannya buku’, jadi koordinatnya ilmu pengetahuan adalah

iu

ab Pulau Jawa. Kalau menurut Sejarah, coba kita cari Syaikh-syaikh besar sudah pernah

5 ngamba Jawa belum, kenapa mereka memilih ngamba pulau Jawa, dan seterusnya.

5 / Disini saya tidak berani bicara karena saya takut menjadi kesimpulan, tapi itu menarik

1 0 untuk digali dan mempelajarinya. Kesimpulan otak saya mengatakan bahwa memang

2 ari

Jawa merupakan titik koordinat yang ditanggungi ilmu pengetahuan. Kalau dalam Islam ru ada titik koordinat waktu yang istajabah untuk berdoa, misal pada saat dhuha, sepertiga

Feb malam. Ada juga koordinat tempatnya juga, misal di Hajar Aswat. Dan pasti ada

koordinat lain dengan bidang yang berbeda pula. Di Jawa menjadi titik koordinat ilmu – pengetahuan selama orang itu tahu cara mengaksesnya bagaimana.” an

et

g W “Lantas kenapa Majapahit dibumihanguskan? Terus terang saja saya tidak tahu an alasannya. Ora tahu ngobrol langsung marang Hayam Wuruk opo Gajah Mada. ”

Dokumen yang terkait

PENGARUH DOSIS PUPUK ZA DAN KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH GIBBERELLIC ACID (GA3) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT PINUS (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) UMUR 6 BULAN

0 24 1

PENGARUH TAYANGAN REPORTASE INVESTIGASI TRANS TV TERHADAP MOTIVASI BELAJAR JURNALISME INVESTIGASI (Studi pada Mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik Ilmu KomunikasiUniversitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2005)

0 33 2

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP JASA GADAI UNTUK MENYUSUN STRATEGI PEMASARAN YANG EFEKTIF DI CABANG PERUM PEGADAIAN TANGGUL WETAN

1 7 74

APLIKASI ESDA UNTUK ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL BULAN BASAH DAN BULAN KERING (METODE OLDEMAN) DI JAWA TIMUR

0 22 18

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO OLEH KOPERASI WANITA WETAN KANTOR KELURAHAN JEMBER LOR

4 16 103

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN TERAPI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (SUATU STUDI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS BULAN OKTOBER 2009 DI RSD dr. SOEBANDI, JEMBER)

0 20 17

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA UMUR 25-59 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

1 9 19

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN KUNJUNGAN IBU KE POSYANDU DENGAN PERKEMBANGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 – 23 BULAN (Studi di Desa Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember)

1 26 62

IbM KELOMPOK NELAYAN LEMURU DI DESA PUGER WETAN

0 20 64

PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK NPK MAJEMUK SUSULAN PADA VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING 1 PASCASIMPAN TIGA BULAN

4 56 53