Pembacaan Surah al-Bara'ah oleh Imam Ali as

3. Pembacaan Surah al-Bara'ah oleh Imam Ali as

Ada hari lain yang dianggap sangat penting, dan memang begitu adanya. Disebutkan bahwa "pada hari ini" kemungkinan artinya adalah hati ketika Surah al-Bara'ah dibacakan oleh Imam Ali as di Mina pada tahun kesembilan Hijrah. Penaklukan Mekah merupakan kemenangan militer. Penaklukan ini menempatkan Islam sebagai kekuatan militer dan bahkan sebagai kekuatan moral. Namun Nabi saw tetap saja menaati Perjanjian Damai yang dibuatnya dengan kaum kafir. Di bawah perjanjian ini kaum kafir berhak memasuki Mekah, tawaf mengelilingi Ka'bah, dan bahkan ikut dalam seremoni haji. Kaum Muslim menjalankan haji menurut hukum Islam, sedangkan kaum kafir menjalankannya menurut ritus mereka sendiri. Pada tahun kesembilan Hijrah, Surah al-Bara'ah turun. Pada saat itu Imam Ali as diputuskan untuk pergi ke Mina untuk membacakan Surah ini, dan di depan publik menyatakan bahwa sejak saat itu kaum kafir tak berhak ikut dalam seremoni haji, yang merupakan hak istimewa kaum Muslim.

Pada umumnya dikatakan bahwa Nabi saw mula-mula mengutus Abu Bakar sebagai kepala kafilah haji. Abu Bakar masih dalam perjalanan ketika turun ayat yang melarang orang kafir berhaji ke Mekah. Ada perselisihan pendapat di kalangan mufasir Al-Qur'an mengenai apakah Abu Bakar membawa Surah al-Bara'ah atau Abu Bakar hanya sebagai kepala kafilah haji saja. Bagaimanapun juga, ini disepakati oleh kaum Syiah dan Sunni dan dianggap sebagai poin keunggulan bagi Imam

All as, yaitu Nabi dengan duduk di atas untanya, mengutus Imam Ali as ke Mina sebagai utusan khususnya. Nabi saw berkata kepada Imam Ali as, "Engkau harus pergi, karena aku telah mendapat perintah dari Allah agar Surah ini hanya di-bacakan olehmu atau oleh seseorang yang berkaitan denganmu." Imam Ali as pergi menemui Abu Bakar yang masih dalam perjalanan. Riwayat itu menyebutkan bahwa Abu Bakar tengah ada di dalam kemah ketika unta khusus Nabi saw bersuara keras. Abu Bakar, yang mengenai suara ini, keluar dan mendapati ternyata yang datang Imam Ali as. Abu Bakar kaget, dan menduga bahwa tentu ada sesuatu yang sangat pen ting. Kata Abu Bakar kepada Imam Ali as, "Apakah ada kabar khusus?" Kata Imam Ali as, "Aku telah diberi tugas khusus untuk membacakan Surah al-Bara'ah kepada umat." Kata Abu Bakar, "Apakah telah turun sesuatu untukku?" "Tidak," kata Imam Ali as.

Di sini sekali lagi ada perbedaan pendapat. Kaum Sunni mengatakan bahwa Imam Ali as melanjutkan perjalanannya dan membacakan Surah itu sesuai dengan rencananya. Sementara itu Abu Bakar melanjutkan perjalanannya, sekalipun salah satu misinya telah dicabut. Namun kaum Syiah percaya, dan begitu pula banyak dari kalangan Sunni seperti disebutkan dalam "al-Mizan", sebuah kitab tafsir Al-Qur'an, bahwa Abu Bakar kemudian pulang, mendatangi Nabi saw. Abu Bakar berkata kepada Nabi saw, "Ya Rasul Allah, apakah telah turun sesuatu dalam Surah ini untukku?" Jawab Nabi saw, "Tidak."

Hari dibacakannya Surah al-Bara'ah merupakan hari yang luar biasa bagi kaum Muslim, karena pada hari itu kaum kafir dilarang ikut seremoni haji dan dilarang memasuki kawasan suci. Dijelaskan kepada mereka bahwa mereka tidak dibolehkan lagi hidup musyrik. Islam tidak membiarkan kemusyrikan. Islam menerima hidup damai berdampingan dengan Yudaisme, Kristianitas dan Zoroastrianisme. Namun Islam tidak bisa hidup bersama paganisme atau kemusyrikan. Sebagian orang mengatakan bahwa mungkin "pada hari ini" maksudnya adalah hari turunnya Surah al-Bara'ah. Untuk men-jawab mereka, dapat dikatakan bahwa anggapan ini tidak sesuai dengan kata-kata Al-Qur'an, "Telah Aku lengkapkan nikmat-Ku atasmu," karena banyak petunjuk keagamaan diterima setelah itu. "Pada hari ini" tentu merupakan salah satu di antara hari- hari terakhir masa hidup Nabi, setelah hari-hari terakhir ini tentu tak akan ada lagi petunjuk

keagamaan yang turun. 30

Penjelasan-penjelasan mengenai "pada hari ini" tak ada indikasi tekstualnya atau pun bukti sejarahnya yang memperkuatnya.