Hari Penaklukan Mekah

2. Hari Penaklukan Mekah

Kemungkinan lainnya adalah bahwa "Pada hari ini "maksudnya adalah hari penaklukan Mekah. Ini juga sekadar kemungkinan karena tak ada bukti yang memperkuatnya. Ada argumen yang menyebutkan bahwa ada hari lain yang sangat penting dalam sejarah Islam, yaitu hari ketika Mekah ditaklukkan, karena pada hari itu turun ayat-ayat ini:

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dasamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kejalan yang lurus. (QS. al-Fath: 1-2)

Tak diragukan lagi bahwa "hari itu" sangat penting. Di Jazirah Arab, secara spiritual, posisi Mekah unik. Sejak serangan terhadap Ka'bah oleh Pasukan Gajah dan kekalahan pasukan itu dengan cara yang mengherankan, semua orang Arab sangat menghormati Ka'bah. Mereka memandang Ka'bah sebagai tempat ibadah yang sangat suci. Setelah peristiwa ini kaum Quraisy jadi merasa bangga diri. Mereka mengatakan bahwa Ka'bah sedemikian suci sehingga tentara hebat yang menyerang Ka'bah mendapat bencana yang datang dari langit dan semuanya musnah. Kaum Quraisy percaya bahwa peristiwa itu memperlihatkan arti penting mereka. Peristiwa itu juga kuat pengaruh psikologisnya pada orang-orang Arab lainnya, yang mulai menghormati dan mematuhi kaum Quraisy.

Sejak saat itu orang Arab mulai percaya bahwa kaum Quraisy tak mungkin terkalahkan, dan bahwa Ka'bah tak mungkin dapat diserang. Namun tak seperti yang mereka perkirakan, Nabi saw berhasil menaklukkan Mekah dengan mudah tanpa adanya pertumpahan darah. Selama penaklukan itu, tak ada seorang pun yang terluka, walau sedikit. Barangkali inilah yang memang dikehendaki Nabi saw, di samping pertimbangan kesucian Mekah, ketika Nabi saw mengambil tindakan khusus menaklukkan Mekah tanpa pertumpahan darah. Kalau di tempat lain terjadi pertempuran, dan seratus Muslim gugur, tentu tak ada orang yang beranggapan bahwa gugurnya seratus Muslim itu adalah akibat alasan khusus. Namun seandainya kaum Muslim mengalami kekalahan pada peristiwa Penaklukan Mekah, tentu kaum kafir akan mengatakan, "Lihat, para sahabat Muhammad nasibnya sama dengan Pasukan Gajah." Karena itu Nabi saw mempersiapkan segala sesuatunya sedemikian rupa sehingga tak ada korban mati atau terluka di pihak mana pun. Hanya Khalid bin Walid, karena niat jahatnya, membunuh dua atau tiga orang di daerah pinggiran Mekah. Di daerah pinggiran ini beberapa orang memperlihatkan perlawanan. Ketika Nabi saw mendengar kabar ini, Nabi saw mencela perbuatan Khalid. Nabi saw berkata, "Ya Allah, aku tidak bertanggung jawab atas perbuatannya. Aku membenci perbuatannya."

Inilah alasan kenapa dari sudut pandang psikologis Penaklukan Mekah luar biasanya pengaruhnya pada masyarakat Arabia. Mereka amat terkesan bahwa ternyata Nabi mampu menaklukkan Mekah tanpa menimbulkan kerugian pada pihak mana pun. Konsekuensinya, penduduk lain Jazirah Arab juga melakukan penyerahan diri. Mereka pun datang ke Madinah dalam jumlah besar untuk memeluk Islam. Al-Qur'an mengatakan:

Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. (QS. al-Hadîd: 10)

Karena sebelum Penaklukan Mekah kaum Muslim sedikit jumlahnya, maka kalau mereka berbuat kebajikan, itu karena iman yang kuat. Namun setelah penaklukan, situasinya jadi lain. Orang pada berbondong'-bondong masuk Islam. Namun Islamnya mereka tak sama nilainya dengan Islamnya orang-orang yang memeluk Islam sebelum penaklukan. Karena itu, tak dapat dipungkiri bahwa Penaklukan Mekah merupakan kemenangan besar Islam. Fakta ini juga tak dapat dibantah.

Seperti telah kami jelaskan, sebagian orang beranggapan bahwa hari yang dipandang begitu penting oleh Islam adalah hari penaklukan. Orang-orang itu mengutip ayat yang mengatakan, "Pada hari ini orang-orang kafir telah kehilangan harapan untuk mengalahkan agamamu. Maka janganlah takut kepada mereka, namun takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu bagimu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Aku pilih Islam sebagai agamamu".

Namun sebagaimana sudah kami jelaskan, dalam teks atau dalam sejarah tak ada sesuatu yang membuktikan bahwa ayat ini berkenaan dengan Penaklukan Mekah. Sebagian dari ayat ini tidak mendukung argumen orang-orang ini. Kata-kata, "Telah Aku sempurnakan agamamu bagimu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu" menunjukkan bahwa pada saat itu segala sesuatu tentang agama telah diwahyukan, dan tak ada yang belum difirmankan, namun kita tahu pasti bahwa banyak petunjuk, perintah atau ajaran agama justru turun setelah Penaklukan Mekah. Posisi ini tidak sesuai dengan kata-kata, "Telah Aku lengkapkan nikmat-Ku atasmu." Kalau seseorahg mengatakan telah lengkap membangun gedung, maka dia tidak merujuk ke sebuah bangunan yang masih belum lengkap. Banyak ayat Al-Qur'an—termasuk ayat-ayat Surah al-Mâ`idah, sebuah Surah yang panjang dan berisi banyak norma hukum—yang turun setelah Penaklukan Mekah. Mana mungkin ayat ini, yang merupakan satu bagian dari Surah al-Mâ`idah, berkenaan dengan Penaklukan Mekah yang terjadi pada tahun kedelapan Hijrah, padahal Surah ini turun menjelang akhir tahun kesepuluh. Sekalipun dikatakan bahwa ayat ini turun ketika Penaklukan Mekah, namun kesempurnaan nikmat Allah SWT tetap saja tidak sesuai dengan peristiwa ini.

Ada kesulitan lain kalau "pada hari ini" ditafsirkan hari Penaklukan Mekah. Ayat ini mengatakan, "Pada hari ini orang-orang kafir telah kehilangan harapan untuk mengalahkan agamamu." Sekarang

pertanyaannya adalah apakah kaum kafir memang kehilangan harapan untuk melawan Islam pada hari Penaklukan Mekah. Penaklukan Mekah memang merupakan kemenangan yang sangat penting efeknya, namun apakah betul kaum kafir pada hari itu kehilangan harapan untuk mengalahkan Islam? Kelihatannya tidak begitu.