Perkembangan dan Pengakuan KM di Indonesia
3.4. Perkembangan dan Pengakuan KM di Indonesia
Berdasarkan Renstra Kemenhut 2010-2014, perencanaan KM seluas 7.9 juta ha (diluar kemitraan) dan sudah dicadangkan seluas 1.210.815 ha. Dari yang areal yang dicadangkan sekitar 50% dalam tahap proses verifikasi. Dan yang telah diberikan ijin oleh Bupati/Gubernur baru sekitar 131.209.34 (lihat tabel 3.2.) atau 0,02 % selama tiga tahun sejak SK Menhut tentang HKM,dan HTR diterbitkan tahun 2007 dan HD tahun 2008. Jika kita melihat perkembangan dan capaian saat ini, maka sangat dapat dipastikan target seluas 7,9 juta ha tidak akan tercapai. Disamping itu, proses fasilitasi kedua bentuk KM tersebut belum ada yang murni dari pemerintah walupun aturan tentang HKM dan Hutan Desa telah ditata dan disiapkan dengan baik. Semua inisiatif dan fasilitasi pengembangan HKM dan HD adalah berasal dari desa-desa yang didampingi oleh LSM dan didukung oleh donor. Demikian juga HTR lebih kepada inisiatif masyarakat dan dukungan perusahaan. Terindikasi bahwa ada kebijakan dan kelembagaan KM yang belum berjalan dengan baik. Analisis kebijakan, masalah implementasi kebijakan dan kelembagaannya akan dijelaskan pada bagian 4.
Renstra Kehutanan, Perkembangan KM dan Kebijakan REDD+ di Indonesia 35
Di dalam tabel 3.2, HTR yang dimaksudkan adalah HTR yang dikelola oleh Koperasi, KTH, dan individu. Sedangkan HTR pola kemitraan dengan perusahaan tidak termasuk karena masih perlu verifikasi otoritas pengelolaan hutan dan kelembagaan. Yang kedua belum dimasukkan hutan kemitraan karena masih perlu klarifikasi terhadap kemitraan yang dibangun berdasarkan otoritas pengelolaan sehingga bisa dikategorikan sebagai KM. Untuk itulah, dalam memberikan informasi KM saat ini tidak menyertakan target dan penetapan hutan kemitraan. Lagipula Hutan kemitraan penetapannya bukan SK Menhut, tetapi lebih kepada perjanjian yang dilakukan oleh perusahaan dan masyarakat. Namun di kajian ini akan dijelaskan juga bentuk-bentuk perjanjian seperti apa yang akan dilakukan yang dapat menjaminkan perjanjian tersebut dalam jangka panjang. Kemudian pihak mana saja yang harus dilibatkan dalam perjanjian hutan kemitraan agar lebih menguatkan.
Dari tabel 3.2, total luasan target HKm tersebut cukup besar yaitu 7, 9 juta ha. Kemudian target ini telah secara politik menjadi agenda UKP4 yang diusung oleh Kemenhut. Dari sisi jumlah angka 7,9 juta ha untuk KM sangat fantastis, namun terkesan menjadi taget politik yaitu agar ada kesan bahwa Kemenhut membuka peluang dan pro terhadap kemiskinan. Akan tetapi dengan dengan capaian yang hanya 0,2% selama 3 tahun hal ini patut dipertanyakan. Di sisi lain, proses perijinan masih terlalu rumit dan panjang, aturan operasional tidak diikuti dengan komitmen dari pemerintah pusat- daerah, dan tidak disiapkannya infrastruktur kelembagaan yang memadai untuk mencapai target tersebut.
Tabel 3.2. Pengakuan KM oleh Kementerian Kehutanan hingga Desember 2010
Jenis KM Target hingga
Penetapan Ijin Bupati / 2014 (Ha)
Usulan/
Evaluasi &
Kemenhut (Ha) Gubernur HKM
Pencadangan (Ha) Verifikasi(Ha)
13.351 10.310,00 HA Tidak ada
Tidak ada
Sumber: Subdirektorat HKm, HD dan HTR Kemenhut RI (December 2010)
Dari tabel diatas, dibandingkan dengan total hutan di Indonesia sekitar 136 juta ha, perencanaan KM hanya 7,9 juta, masih jauh yang diharapkan. Menurut Prof. Hasano Simon , 12
12 Statemen Prof. Hasano Simon ke FKKM.
36 Renstra Kehutanan, Perkembangan KM dan Kebijakan REDD+ di Indonesia 36 Renstra Kehutanan, Perkembangan KM dan Kebijakan REDD+ di Indonesia
Pemerintah dalam hal ini Kementrian Kehutanan kemudian merubah capaian KM dalam RKTN (Rencana Kehutanan Tingkat Nasional) 2011-2030 dengan Permenhut No. P49/Menhut- II/2011. Dalam rencananya hingga 2030 hanya dialokasikan 5,6 juta ha untuk HKm, Hutan Desa, dan HTR, hal ini berdasarkan hasil analisis spasial dan skenario rasionalisasi kawasan hutan yang dilakukan Kemenhut. Hal ini juga melihat capaian hingga awal 2011 dimana izin pemanfaatan untuk pengusahaan hutan skala kecil (HKm, HD, dan HTR) baru 0,67 juta ha. Pada sisi lain, hingga awal 2011 sudah 34,47 juta ha yang sudah diberikan izin pemanfaatan hutan untuk skala besar (IUPHHK-HA/HT/RE) dari alokasi 43,6 juta yang dialokasikan.