DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Al Ghraibeh, A.M. (2012). “Brain Based Learning and Its Relation with Multiple

Psychological Studies.4(1),103:113.http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijps/article/ view/15458. Diakses tanggal 10 Juni 2012 pukul 12.15 WIB.

Al-Salameh, E.M. (2012). “ Multiple Intelligences of the High Primary Stage

Students”. International Journal of Psychological Studies. 4 (1), 196:204. http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijps/article/view/15461. Diakses tanggal 10 Juni 2012 pukul 14.20 WIB.

Endraswara, S. (2003). Metodologi Penelitian Sastra (Epistimologi, Model, Teori,

dan Aplikasi. . Yoyakarta: Pustaka Widyatama.

Esten, M. (1986). Kritik Sastra Indonesia. Padang: Angkasa Raya

Faruk. (1999). Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Freud, S. (2006). Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Terjemahan

Yustinus Semiun. Yogyakarta: Kanisius

Hardjana, A. (1994). Kritik Sastra : Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Haryadi, D. (2007). Analisis Tokoh Ara Dalam Roman Larasati Karya Pramoedya

Ananta Toer (Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra). Skripsi Tidak Diterbitkan. Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Huda, S. (2010). Aspek Penokohan dalam Cerbung Tembang Katresnan Karya

Atas S. Danusubroto (Tinjauan Psikologi Sastra). Skripsi Tidak Diterbitkan. Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Indirawati, E. (2006). Hubungan Antara Kematangan Beragama Dengan

Kecenderungan Strategi Coping. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro .3(2),69:92.http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/arti cle/view/658. Diakses tanggal 9 Juni 2012 pukul 10.30 WIB.

Jatman, D. (1985). Sastra, Psikologi Umum. Bandung: Mandar maju.

Kartono, K. (1996). Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.

Kusumaningtyas, I. (2002). Religiositas dalam Novel Fatimah Chen Chen Karya

Motinggo Busye (Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra). Skripsi Tidak Diterbitkan. Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Liye, T. (2005). Hafalan Shalat Delisa. Jakarta: Gramedia.

commit to user

108

Miles, B.M dan Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. (Terjemahan

Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press.

Moleong, J.L. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nurgiyantoro, B. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

University Press.

Nurwahyuni. (2011). Psikologi Sastra. http://oeniwahyuni.wordpress.com/2011/12/04/psikologi-sastra/. Diakses pada tanggal 9 Juni 2012 pukul 11.15 WIB.

Pradopo, R.J. (1997). Prinsip-Prinsip Kritik Sastra: Teori dan Penerapannya.

Yogyakarta: Gadjah University Press.

Rohadi. (2007). Konflik Batin. http://rohadieducation.wordpress.com/2007/09/12/konflik-batin/. Diakses pada tanggal 9 Juni 2012 pukul 13.00 WIB.

Salmanpour, H & Issazadegan, A. (2012). “Religiosity Orientations and

Personality Traits with Death Obsession”. International Journal of PsychologicalStudies .4(1),150:157.http://www.ccsenet.org/journal/index.p hp/ijps/article/view/13721. Diakses tanggal 10 Juni 2012 pukul 10.30 WIB.

Sangidu. (2004). Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik dan Kiat.

Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada.

Semi, M.A. (1993). Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Suryabrata, S. (2007). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sujanto, A. (2001). Psikologi Umum. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tarigan, H.G. (1984). Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

(1993). Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Walgito, B. (1989). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset.

Waluyo, H. J & Wardani, N.E. (2009). Pengkajian Prosa Fiksi. Surakarta: UNS

Press.

commit to user

109

Wandani, A.S. (2010). Analisis Tokoh dan Nilai Edukatif Novel Laskar Pelangi

Karya Andrea Hirata serta Relevansinya Terhadap Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Siswa SMP Kelas VII (Kajian Psikologi Sastra). Skripsi Tidak Diterbitkan. Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Westen, D. (1998). “The Scientific Legacy of Sigmund Freud Toward

a Psychodynamically Informed Psychological Science”. International Journal of Psychology . 124 (3), 333-371. http://psycnet.apa.org/?&fa=main.doiLanding&fuseaction=showUIDAbstr

act&ui d=1998-11174-003. Diakses tanggal 10 Juni 2012 pukul 15.15 WIB.

Wuryanto, R. (2007). Konflik Tokoh Utama dalam Kumpulan Novelet Tulalit

Karya Putu Wijaya: Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra. Skripsi Tidak Diterbitkan. Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

commit to user

110

Lampiran 1: Cover Novel Hafalan Shalat Delisa

commit to user

111

Lampiran 2: Sinopsis Novel Hafalan Shalat Delisa

Sinopsis Novel :

Menceritakan mengenai Delisa, anak berusia 6 tahun yang hidup bersama Ummi dan ketiga kakaknya di Lhok Nga, Aceh. Sedangkan Abinya bekerja di kapal tanker dan hanya pulang tiga bulan sekali. Indah sekali keluarga ini. Ummi yang penyabar dan tegas. Fatimah yang pintar, Zahra yang pendiam, dan juga Aisyah yang suka jahil dan jadi teman berantem Delisa. Setiap pagi, sehabis Shalat subuh, mereka biasa belajar Al-Quran kepada Ummi mereka. Kebiasaan itu dilakukan setiap hari, kecuali pada hari Senin. Karena disaat seperti itulah, Abi mereka yang bekerja di Canada, menelepon.

Delisa merasa kesulitan dengan hafalan Shalatnya. Bahkan Ummi, akan menghadiahkan sebuah kalung manis jika Delisa dapat menghafal semua doa untuk Shalat. Delisa hampir menghafal semuanya ketika Ummi mengajaknya membeli kalung di Koh Acan, seorang Konghuchu yang baik, yang suka memberikan separuh harga, ketika tahu kalung itu untuk hadiah hafalan Shalat.

Delisa yang susah bangun Shalat Subuh, sering diolok oleh Aisyah. Aisyah juga sempat ngambek karena merasa kalung Delisa lebih bagus dari kalungnya. Untung ada Ummi mereka yang bijaksana, yang mampu mengatasi itu semua. Pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember 2004, Delisa ditemani Ummi, berangkat sekolah untuk menguji sejauh mana hafalan shalatnya. Sebegitu khusyu’nya ia mengucapkan bacaan shalat, sampai ia tidak sadar bahwa terjadi tsunami. Tapi Delisa tidak peduli, ia terus membacakan hafalannya. Begitupun ketika air bah datang, Delisa masih tidak sadar, hingga tubuh mungilnya dihempas air.

Mereka semua terhempas. Ummi, teman-temannya, gurunya, semuanya terhempas air bah. Ibu Gurunya – Ibu Nur. Memberikan papan yang ia temukan kepada Delisa, agar Delisa selamat. Ibu Guru Nur memilih untuk menyelamatkan Delisa. Dengan memberikan papan itu, ia sendiri meninggal diterjang air. Selama satu minggu, Delisa terkapar disemak-semak. Tubuhnya penuh luka. Tulangnya patah, ia kelaparan dan kehausan. Selama terkapar itu Delisa mengalami ketakukan karena suasana sekitarnya begitu mencekam. Tak jauh dari tubuhnya,

commit to user

112

jasad Tiur – sahabatnya, terlihat disana. Akhirnya Delisa pun diselamatkan tentara Amerika dan dirawat di rumah sakit kapal induk yang berada di tengah laut. Ia sempat tak sadar beberapa hari. Delisa beruntung karena semua merawatnya dengan baik. Terlebih seorang perawat muslimah keturunan Turki, yang selalu menjaganya setiap saat. Di tempat yang lain, Abi, hanya bisa memasrahkan rumahnya yang hancur, serta kehilangan anak dan istrinya.

Pertemuan Delisa dan Abinya sangat mengharukan. Abi tidak sanggup menjawab pertanyaan Delisa yang datang terus menerus. “Mana Umi? Kok kak Fatimah, Kak Zahra dan Kak Aisyah tidak diajak?“ Abi sulit bagaimana menjelaskan kepada putri bungsunya itu. Ia ingin menjelaskan bahwa Zahra dan Aisyah, ditemukan meninggal dalam posisi berpelukan. Begitu juga dengan Fatimah. Sedangkan jasad sang ibu sampai sekarang belum ditemukan. Abi Usman mengalami tekanan batin pasca tsunami terjadi, karena ia harus berperan ganda menjadi ibu, kakak-kakak sekaligus sahabat bagi Delisa. Berulang kali Delisa bertemu dengan Ummi dan kakaknya di dalam mimpi. Ia berteriak keras untuk diajak tinggal disana. Namun, Ummi bertindak tegas. Delisa belum bisa tinggal, ia harus menyelesaikan urusannya yang tertunda. Yakni hafalan-hafalan shalatnya.

commit to user

113

Lampiran 3: Biodata Pengarang

“Tere Liye” merupakan nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa India dengan arti : untuk-Mu. Tampaknya Tere Liye tidak ingin dikenal oleh pembacanya. Hal itu terlihat dari sedikitnya informasi yang pembaca dapatkan melalui bagian “tentang penulis” yang terdapat pada bagian belakang sebuah novel. Agak sulit ketika mencari tahu tentang Tere Liye. Tere Liye lahir pada tanggal 21 Mei 1979 dan telah menghasilkan 14 buah novel. Sedikit mengulas profil sang penulis, lelaki bernama Darwis (mungkin itu nama aslinya, dilihat dari e-mailnya), yang beristrikan Riski Amelia, adalah seorang ayah dari Abdullah Pasai. Lahir dan besar di pedalaman Sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara.

Riwayat pendidikannya adalah: -SDN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan -SMPN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan -SMUN 9 Bandar Lampung -Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Karya-karyanya adalah:

1. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Utama, 2010)

2. Pukat (Penerbit Republika, 2010)

3. Burlian (Penerbit Republika, 2009)

commit to user

114

4. Hafalan Shalat Delisa (Republika, 2005)

5. Moga Bunda Disayang Allah (Republika, 2007)

6. The Gogons Series: James & Incridible Incidents (Gramedia Pustaka Utama, 2006)

7. Bidadari-Bidadari Surga (Republika, 2008)

8. Sang Penandai (Serambi, 2007)

9. Rembulan Tenggelam Di Wajahmu (Grafindo, 2006, Republika 2009)

10. Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (AddPrint, 2005)

11. Cintaku Antara Jakarta & Kuala Lumpur (AddPrint, 2006)

12. Senja Bersama Rosie (Grafindo, 2008)

13. Eliana , serial anak-anak mamak

14. Ayahku Bukan Pembohong (Gramedia Pustaka Utama, 2011) Tere Liye tidak seperti penulis lain yang biasanya memasang foto, contact person, profil lengkap pada setiap bukunya sehingga ketika buku/novel tersebut meledak biasanya langsung membuat penulis tersebut terkenal dan diundang serta melanglangbuana kemana-mana. Padahal novel-novel karya Tere Liye terbilang sukses di pasaran.

Tere Liye ingin menyebarkan pemahaman bahwa hidup ini sederhana melalui tulisannya. Bekerja keras, namun selalu merasa cukup, mencintai berbuat baik dan berbagi, senantiasa bersyukur dan berterima kasih maka Tere Liye percaya, sejatinya kita sudah menggenggam kebahagiaan hidup ini.

Tere mengungkapkan bahwa ia tak berniat menulis novel yang mengharukan. Ia hanya berniat membuat novel yang sederhana, namun sederhana itu dekat sekali dengan kelutusan dan ketulusan itu kunci utama untuk membuka pintu hati. Terlihat tekad Tere Liye yang ingin membuat novel yang sederhana dan menyentuh telah mendarat dengan sukses di setiap hati pembacanya.

Ada banyak cara jika ingin lebih mengenalnya, diantaranya mengunjungi websitenya http://darwisdarwis.multiply.com . Kalau ingin berbicara langsung, kirim email saja ke darwisdarwis@yahoo.com .

commit to user

115

commit to user

116