RAMSES II FIR'AUN PENINDASAN, MINEPTAH FIR'AUN EXODUS

3. RAMSES II FIR'AUN PENINDASAN, MINEPTAH FIR'AUN EXODUS

P. Montet mengambil dan tradisi asli dari Iskandariyah 23 yang disebutkan oleh Maspero dan yang ditemukan lagi lama

sesudah itu dalam tradisi Islam dan dalam tradisi Kristen Kuno. 24

Teori tersebut ditulis dalam buku "Mesir dan Bibel" karangan Delachaux dan Niestle, serta diperkuatkan dengan dokumen-dokumen tambahan, khususnya yang berhubungan dengan riwayat Qur-an yang tidak pernah disinggung oleh ahli arkeologi besar itu. Sebelum mempelajari teori tersebut marilah kita kembali kepada Bibel.

Kitab Kejadian memuat nama Ramses, walaupun nama Fir'aun tidak disebutkan. Dalam Bibel, Ramses adalah nama salah satu dari dua kota yang dibangun dengan tenaga kerja paksa orang-orang Yahudi. Sekarang kita mengetahui bahwa dua kota tersebut berada di daerah Tanis Qantir, di bagian timur daripada Delta Nil. Di sana, Ramses menyuruh membangun ibukotanya. Sebelum Ramses II di tempat itu sudah ada bangunan-bangunan, tetapi Ramses II lah yang menjadikan tempat itu penting. Dokumen-dokumen yang ditemukan pada puluhan tahun yang akhir ini memberikan satu bukti yang jelas. Untuk pembangunan itu Ramses memakai tenaga orang Yahudi yang dipaksa kerja.

Membaca nama Ramses dalam Bibel tidak mengherankan orang zaman sekarang. Kota itu telah menjadi mashur semenjak Champolion menemukan kunci bahasa hieroglyph (Mesir kuno) 150 tahun yang lalu, dalam mempelajari cin-ciri bahasa tersebut. Jadi sekarang orang sudah terbiasa membacanya dengan mengerti artinya. Tetapi kita perlu mengetahui bahwa bahasa Mesir kuno sudah tidak dikenal orang lagi pada abad

III M, dan nama Ramses hanya terdapat dalam Bibel dan beberapa buku Yunani atau Latin yang merubah bentuknya Tacite, dalam karangannya Annales, menyebut nama Ramses. Bibel telah memelihara bentuk nama itu. Nama itu disebutkan empat kali dalam Pentateuqe atau Taurat (Kejadian, 47, 11; Keluaran 1, 11 dan 12, 37; kitab Bilangan 33, 3 dan 33, 5).

Dalam bahasa Ibrani, nama Ramses ditulis dengan dua cara: RA(E)MSS, atau RAEAMSS. Dalam Bibel cetakan Yunani yang Dalam bahasa Ibrani, nama Ramses ditulis dengan dua cara: RA(E)MSS, atau RAEAMSS. Dalam Bibel cetakan Yunani yang

Dengan begitu maka Bibel telah memelihara nama Ramses dalam bentuk Ibrani, Yunani dan Latin.

Hal tersebut di atas memungkinkan kita untuk mengatakan:

a) Exodus tak dapat digambarkan sebelum seorang Ramses memegang pemerintahan Mesir

b) Musa dilahirkan di masa pemerintahan raja yang membangun kota Ramses dan Pitom, yakni Ramses II.

c) Ketika Musa menetap di negeri Madyan, Fir'aun yang memerintah, yakni Ramses II meninggal. Sejarah Nabi Musa selayaknya terjadi pada zaman pengganti Ramses II, yaitu Mineptah.

Di samping hal-hal tersebut, Bibel menyebutkan suatu unsur yang sangat penting untuk menunjukkan waktu terjadinya Exodus, yaitu bahwa ketika Musa menjalankan perintah Tuhan untuk meminta agar Bani Israil dimerdekakan, ia sudah berumur 80 tahun.

Kitab Keluaran 7, 7: Musa berumur 80 tahun dan Harun berumur

83 tahun ketika mereka berbicara kepada Fir'aun. Di lain pihak, Kitab Keluaran, 2, 23 menyebutkan bahwa Fir'aun yang memerintah ketika Musa dilahirkan, telah meninggal ketika Musa menetap di negeri Madyan; walaupun riwayat Bibel tersebut tidak menunjukkan pergantian nama Raja. Dua ayat dalam Bibel tersebut mengandung arti bahwa jumlah waktu berkuasanya dua Fir'aun yang memerintah Mesir ketika Musa hidup di situ adalah sedikitnya 80 tahun.

Di pihak lain Ramses II memerintah selama 67 tahun (dari tahun 1301 sampai tahun 1235 S.M.) menurut perhitungan Driaton dan Vandier, atau dan tahun 1290 sampai tahun 1224 S.M. menurut perhitungan Rowton. Ahli-ahli sejarah Mesir tak dapat memberikan angka tepat tentang lamanya pemerintahan Mineptah, pengganti Ramses II, tetapi masa itu sedikitnya 10 tahun, karena tahun ke 10 daripada pemerintahannya diperingati oleh beberapa dokumen seperti yang diterangkan oleh R. P. de Vaux. Pengarang Manelhon mengirakan 20 tahun untuk masa pemerintahan Mineptah. Driaton dan Vandier memberikan dua kemungkinan, mungkin hanya 10 tahun dari tahun 1224 sampai tahun 1214 S.M., atau 20 tahun dari tahun 1224 sampai tahun 1204 S.M.; ahli sejarah Mesir tidak tahu secara pasti bagaimana pemerintah Mineptah berakhir. Yang diketahui orang adalah bahwa setelah Mineptah, Mesir mengalami krisis dalam negeri yang berat selama kira-kira Di pihak lain Ramses II memerintah selama 67 tahun (dari tahun 1301 sampai tahun 1235 S.M.) menurut perhitungan Driaton dan Vandier, atau dan tahun 1290 sampai tahun 1224 S.M. menurut perhitungan Rowton. Ahli-ahli sejarah Mesir tak dapat memberikan angka tepat tentang lamanya pemerintahan Mineptah, pengganti Ramses II, tetapi masa itu sedikitnya 10 tahun, karena tahun ke 10 daripada pemerintahannya diperingati oleh beberapa dokumen seperti yang diterangkan oleh R. P. de Vaux. Pengarang Manelhon mengirakan 20 tahun untuk masa pemerintahan Mineptah. Driaton dan Vandier memberikan dua kemungkinan, mungkin hanya 10 tahun dari tahun 1224 sampai tahun 1214 S.M., atau 20 tahun dari tahun 1224 sampai tahun 1204 S.M.; ahli sejarah Mesir tidak tahu secara pasti bagaimana pemerintah Mineptah berakhir. Yang diketahui orang adalah bahwa setelah Mineptah, Mesir mengalami krisis dalam negeri yang berat selama kira-kira

Walaupun kronologi raja-raja Mesir tidak tepat, kita dapat mengatakan bahwa selama Kerajaan Baru tak terdapat dua masa pemerintahan Raja yang berturut-turut yang dapat mencapai atau melebihi 80 tahun kecuali periode Ramses II-Meneptah, Pemberitaan Bibel mengenai umur Musa ketika ia memikirkan pembebasan kaum Yahudi hanya dapat dimasukkan dalam rangka kesinambungan antara Pemerintahan Ramses II dan pemerintahan Mineptah. Dengan begitu kita dapat mengatakan bahwa Musa lahir pada permulaan Pemerintahan Ramses II, berada di Madyan ketika Ramses II meninggal dunia setelah memerintah selama 67 tahun, kemudian Musa menjadi pembela kaum Yahudi dan menghadapi Mineptah anak dan pengganti Ramses II. Hikayat itu mungkin terjadi pada pertengahan kedua daripada pemerintahan Mineptah jika ia memerintah selama 20 tahun, dan hal ini sesuai dengan pendapat Rowton. Kemudian Musa memimpin orang-orang Yahudi keluar dari Mesir pada akhir pemerintahan Mineptah, karena raja itu binasa ketika mengejar orang-orang Yahudi yang meninggalkan Mesir seperti yang diterangkan oleh Qur-an dan Bibel.

Kerangka berpikir ini sangat sesuai dengan riwayat kitab suci tentang masa kecilnya Musa dan bagaimana ia diambil oleh keluarga Fir'aun. Kita tahu bahwa Ramses II sudah sangat tua waktu ia mati; ada yang mengatakan ia berumur 90 tahun atau 100 tahun; menurut hipotesa ini, pada perrnulaan pemerintahannya, Ramses berumur 23 atau 33 tahun, yakni permulaan masa kekuasaannya yang berlangsung selama 67 tahun. Pada umur muda itu ia mungkin sudah kawin. Tidak ada kontradiksi antara riwayat "Musa ditemukan di sungai oleh keluarga Fir'aun" menurut Qur-an dengan campur tangan isteri Fir'aun yang meminta daripadanya supaya membiarkan anak itu hidup. Bibel mengatakan bahwa yang menemukan Musa di sungai itu anak perempuan Fir'aun. Ramses yang sudah kita ketahui umurnya pada permulaan pemerintahannya, mungkin saja punya anak perempuan yang dapat menemukan Musa, si bayi yang ditingalkan keluarganya. Dengan begitu maka riwayat Qur-an dan nwayat Bibel tidak bertentangan.

Hipotesa yang kita susun di sini adalah secara mutlak, sesuai dengan Qur-an. Tetapi bertentangan dengan suatu paragraf dalam Bibel, yaitu ayat pertama dari fasal 6 dalam Kitab Raja-raja pertama (perlu ditegaskan bahwa paragraf tersebut tidak merupakan bagian dari Taurah). Paragraf tersebut sangat disangsikan dan R.P. de Vaux menolak kronologi daripada fasal ini dalam Perjanjian Lama, yaitu kronologi yang mengatakan bahwa waktu larinya Bani Israil dari Mesir terjadi sesudah dibangunnya Candi Nabi Sulaiman. Bahwa hal tersebut masih menjadi pembahasan menyebabkan kita tidak dapat memberi nilai positif kepadanya, karena bertentangan dengan teori yang kita bicarakan di sini.

KONFRONTASI RIWAYAT KITAB SUCI DENGAN PENGETAHUAN MODERN (3/6) PROBLEMA MENGENAI MONUMEN TAHUN V PEMERINTAHAN MINEPTAH

Mula-mula orang-orang mengira dapat menemukan suatu sangkalan terhadap teori bahwa larinya Bani Israil dari Mesir merupakan kejadian yang terakhir daripada masa pemerintahan Fir'aun tersebut; sangkalan tersebut dikira telah ditemukan dalam teks monumen tahun ke V pemerintahan Mineptah.

Monumen tersebut penting sekali karena merupakan satu-satunya dokumen dalam bahasa Mesir kuno yang mengandung kata "Israil." Monumen tersebut, yang dibikin pada masa pertama dari pemerintahan Mineptah telah ditemukan di Thebes dalam suatu kuburan Fir'aun, monumen tersebut memperingati kemenangan-kemenangan yang diperoleh Mesir terhadap tetangga-tetangganya, khususnya, pada akhir dokumen itu disebutkan: kemenangan terhadap Israil yang sudah dibinasakan dan tak mempunyai benih lagi. Orang mengambil konklusi dari dokumen tersebut bahwa orang-orang Yahudi sudah menetap di Kan'an pada tahun kelima pemerintahan Mineptah dan oleh karena itu keluarnya orang Yahudi dari Mesir telah terjadi sebelum dokumen tersebut dibikin.

Sangkalan tersebut tak dapat diterima karena sangkalan itu berarti bahwa tak ada orang Yahudi di Kan'an ketika ada orang-orang Yahudi di Mesir. Walaupun begitu, orang yang mengatakan bahwa Exodus terjadi pada zaman Ramses II, yaitu R.P. de Vaux menulis dalam buku-bukunya Sejarah Israil Kuno, mengenai penghunian di Kan'an: "Untuk daerah Selatan, waktu menetapnya orang-orang yang masih ada hubungan kerabat dengan Israil di daerah Cades, tak dapat ditentukan, akan tetapi terang sebelum Exodus." Jadi R.P. de Vaux menggambarkan kemungkinan menetapnya kelompok-kelompok yang keluar dari Mesir sebelum terjadinya Exodus yang dipimpin Musa. Apiru atau Habiru yang diidentifilkasikan dengan orang-orang Israil sudah terdapat di Syria, Palestina, lama sebelum Ramses II, jadi sebelum Exodus. Bukankah raja Amenophis II menurut suatu dokumen telah mendatangkan orang-orang tawanan sebanyak 3.600 dan dikerjakan sebagai buruh di Mesir. Pada zaman raja Seti pertama, orang-orang Yahudi menimbulkan keributan-keributan di Kan'an, di daerah Beth-Shean; begitulah disebutkan oleh P. Montet dalam bukunya Mesir dan Bibel. Dengan begitu maka ada kemungkinan besar bahwa Mineptah menindak unsur-unsur pengacau di perbatasan, sedangkan dalam negeri Mesir, terdapat kelompok Yahudi yang pada akhirnya mengikuti Musa untuk keluar dari Mesir. Jadi terdapatnya monumen tahun kelima daripada Pemerintahan Mineptah tidak bertentangan dengan hipotesa kita.

Di lain pihak munculnya kata "Israil" dalam sejarah bangsa Yahudi tidak ada hubungannya dengan menetapnya kelompok pengikut Musa di Kan'an. Asal mula kata itu adalah sebagai berikut:

Menurut Kejadian (32, 29) Israil adalah nama kedua daripada Yakob, anak Ishak cucu Ibrahim, arti nama itu menurut ahli-ahli tafsir Terjemahan Ekumenik daripada Bibel

Perjanjian Lama (1975) adalah: "mudah-mudahan Allah menunjukkan dirinya Jaya." Setelah kata itu dijadikan nama orang, tidak mengherankan jika orang memakainya untuk menunjukkan "kelompok" sambil mengingat-ingat seorang moyang yang besar. Jadi kata Israil itu sudah ada beberapa ratus tahun sebelum Musa. Tidak mengherankan kalau dalam monumen Mineptah kata itu disebutkan. Tetapi disebutkannya kata itu tidak merupakan argumen yang menguatkan terjadinya Exodus Musa sebelum tahun V daripada pemerintahan Mineptah.

Sesungguhnya dengan menunjuk kelompok yang dinamakan "Israil," monumen Mineptah tidak menunjukkan suatu kelompok politik yang sudah berdiri, karena monumen tersebut ditulis pada akhir abad XIII S.M., sedangkan kerajaan Israil didirikan pada abad X S.M. Jadi, monumen tersebut hanya

menunjuk kelompok manusia biasa. 25

Sekarang kita mengetahui bahwa untuk masuk dalam sejarah, Israil memerlukan waktu pembentukan selama 8 atau 9 abad. Dalam periode tersebut terdapat kelompok-kelompok setengah nomad dalam daerah Kan'an, khususnya kelompok Amorites dan Arameans. Dalam periode tersebut muncul pula di tengah-tengah rakyat patriach-patriach (kepala-kepala keluarga) seperti Ibrahim, Ishak dan Ya'kub atau Israil. Nama kedua dari kepala keluarga terakhir, yakni Israil, merupakan bibit pertama daripada kesatuan politik yang akan muncul lama setelah zaman Mineptah, karena kerajaan Israil berlangsung dari tahun 931-930 sampai 721 S.M.